Terlahir dari keluarga yang sederhana, namun serba berkecukupan. Apapun yang Rafkha butuhkan selalu dipenuhi oleh kedua orang tuanya, tak terkecuali kasih sayang. Tumbuh di keluarga yang penuh cinta membuat Rafkha memiliki sifat penyayang dan lembut, tapi tetap tegas dalam mengambil sikap. Sifat ini tak lain ia warisi dari sang Papa, Panji Ariesta Akbar.
Berbeda dari kedua orang tuanya yang berlatar pendidikan Hukum, Rafkha memilih jalan berbeda dengan memilih jurusan Teknik Arsitek sebagai jalan masa depannya.
Hari ini, adalah hari yang dinanti oleh Rafkha, kembali ke Indonesia setelah hidup di Singapura selama dua tahun. Tentu ini adalah hasil dari kerja kerasnya selama di Singapura. Rafkha diberi izin dan rekomendasi oleh Pemilik perusahaan tempat ia bekerja jika berhasil menyelesaikan sebuah proyek terbesar. Dan Rafkha berhasil sehingga ia dipindahkan ke Indonesia, sesuai dengan permintaannya. Ini ia lakukan demi dekat dengan Mama-Papa dan adik perempuan satu-satunya yang begitu ia cintai.
Pesawat yang ia tumpangi landing tepat pukul enam sore. Kabar baik ini tak ia beritahu kepada siapapun. Lelaki itu ingin memberi kejutan pada keluarganya khususnya Mama tercinta.
“Ma… sehat ‘kan?” saat masuk kedalam rumah, orang pertama yang ia sentuh adalah sang Mama, Alifa Rizka Claudia. Tanpa Rizka sadari, ia menitikan air mata saat menyambut pelukan putra kesayangannya yang baru saja tiba dari Singapura.
“Rafkha? benar ini kamu? Sehat sayang, kamu gimana?” Rizka mencium kening Rafkha dengan penuh sayang. Masih sedikit terpukau tak percaya akan kehadiran putranya yang sangat ia rindukan. Meski usia Putranya itu kini sudah menginjak dua puluh delapan tahun, tapi Rizka tetap memperlakukannya seperti Rafkha yang dulu.
“Liat dong Ma, aku tumbuh sehat semua karena kasih sayang Mama dan Papa,” ucapnya. “Pa… liat deh si Mama, pas aku mau berangkat nangis, ini aku udah nyampe rumah juga nangis,” ujar Rafkha sambil mengahpus air mata dipipi Mamanya.
“Kamu kayak nggak tau Mama aja gimana. Makin ganteng ya kamu,” Panji juga menyambut pelukan Rafkha dengan rasa bangga. Bisa membesarkan putranya seperti sekarang tentu tidaklah mudah, karena menurutnya seorang anak bukan hanya membutuhkan asupan materi saja untuk bisa sukses, tapi juga dukungan moral, perhatian dan kasih sayang.
“Ya jelas dong Pa, kita kan bagai pinang dibelah dua, Cuma beda generasi aja.”
“Si tengil mana Ma?” Si tengil yang dimaksud Rafkha adalah adik perempuannya yang bernama Rafiqa Nadhirah dan kini akrab dipanggil Fiqa.
“Dirumah sakit,” jawab Rizka. Rafkha mengangguk.
“Fiqa udah punya pacar Ma? Atau Papa masih ngelarang dia buat pacaran?” Rafkha mendaratkan tubuhnya disofa, tepat berseberangan dengan kedua orang tuanya.
“Kamu nggak perlu khawatirkan Fiqa. Kamu sendiri gimana? Apa mungkin tahun ini, tahun depan Mama Papa bakal punya menantu?” Pernyataan dan pertanyaan dari sang Mama membuatnya menyimpul senyum tipis.
“Ma, aku udah bilang ‘kan? Aku bakal nikah diusia tiga puluh tahun,” jawabnya mantap.
“Kelamaan!” kedua orang tuanya kompak menjawab.
“Nggak lah Ma, Pa. dua tahun lagi. Oke?” Rafkha tetap pada prinsipnya, bahwa ia akan menikah pada usia tiga puluh tahun. Karena menurutnya, pada usia itu adalah waktu yang tepat untuk memikul tanggung jawab, karena memiliki seorang istri apalagi menjadi kepala keluarga bukanlah hal yang mudah. Pertanggung jawabannya tidak hanya didunia, tapi juga diakhirat kelak.
🌸🌸🌸
Kalau mau lanjut jangan lupa like dan komennya uwuuu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
Hadir thor
2023-08-07
0
Sunarti
Rafkha mungkin akan jadi suami yg punya kasih dan sayang yg besar serta pengertian
2023-04-21
0
Memyr 67
wah, ceritanya bagus ya? alhamdulillah aq menemukannya
2023-02-26
0