Sudah dua jam lexia berada di ruangan pribadi daren, meskipun ruangan lexia tidak jauh dari ruangan daren tapi berada begitu lama bersama pria ini membuat lexia menjadi bosan dan ingin mencari masalah dengannya.
"Kau menyuruhku mengerjakan soal ini, memangnya kau ini guru ya?" Ucap lexia sambil menggeleng menatap kertas putih berisikan pelajaran matematika dengan banyak hitung-hitungan di atas kertas itu.
"Itu mudah, jawab dengan benar dan hentikan dengusanmu itu." Ucap daren yang duduk dihadapannya sambil mengerjakan pekerjaannya.
'Pria tua, tukang perintah, egois.' Gumam lexia sambil menatap kertas yang masih kosong di tangannya.
"Aku bisa mendengar semua ucapanmu lexia sayang." Ucap daren tanpa memandangnya, dia masih sibuk mengetik di depan laptopnya.
"Sayang?" Jangan memanggilku seperti itu, telingaku gatal mendengarnya."
Daren tersenyum, "Oh ya, tapi kenapa aku menyukainya memanggilmu seperti itu?" daren berdecak lalu memainkan pulpen di tangannya.
"Ukh, kau membuatku merinding." Dengus lexia, lalu kembali fokus dengan kertas dan coretan dihadapannya.
Daren tertawa, pertama kali bagi lexia melihatnya tertawa seperti itu. Ketukan dari pintu membuat daren dan lexia berbalik.
"Masuk!"
William Luther membuka pintu ruangan dan matanya tertuju pada lexia yang duduk di sana di hadapan daren.
"Ada apa Luther?"
"Nona Nency sedang menunggu anda di ruang tunggu sir." Ucapnya.
"Ok, aku akan segera ke sana."
Daren berdiri dari tempat duduknya dan menatap lexia yang masih membolak-balik tugasnya.
"Tetap di sini dan kerjakan semua sampai selesai." Ucap daren, dia kemudian berjalan dan meninggalkan ruangannya. Mata tajamnya menatap daren sampai pintu menutup.
'Tetap di sini dan kerjakan semua sampai selesai', sial ! Pecundang." Umpat lexia setelah daren pergi.
"Aku mendengar ucapanmu!" Suara itu mengagetkan lexia dia berbalik dan melihat William masih ada di sana, dia kemudian menghampiri dan duduk di samping lexia.
"Hem matematika?" Ucapnya.
"Ya, kau tahu cara mengerjakannya?" Mata safirnya menatap lekat mata biru yang balas memandangnya.
"Cukup mudah."
"Bantu aku menjawabnya." Perintah lexia.
"Tuan Daren akan mengetahuinya lexia." Senyum mengejek terlihat di wajah William.
"Kalau begitu pergilah, kau tidak perlu ada di sini dan mengejekku, itu tidak membantuku sama sekali." Ungkapnya.
"Tidak, aku penjagamu dan aku suka di sini bersamamu." Dia menyandarkan tubuhnya di kursi sebelah lexia.
"Terserah."
Lexia menatap kertas di tangannya tetapi sesuatu membuatnya tidak nyaman, dia mengerling dan menatap pria yang duduk di sebelahnya dan menangkap mata biru itu sedang memperhatikannya dan matanya jatuh di belahan dada lexia yang sedikit menonjol.
"Apa yang kau lihat?"
Ucap lexia menghadap ke William yang kini terang-terangan menatap tubuh lexia.
"Kau."
Lexia mengernyitkan alisnya.
"Pria gila."
Lexia berdiri dan ingin meninggalkan William di sana tetapi tangannya di tarik kembali oleh William sehingga lexia kembali duduk di sampingnya.
"Apa yang kau lakukan?" Bentak lexia.
"Hanya menyakinkanmu agar pekerjaanmu selesai sesuai yang dikatakan tuan daren." Senyumnya terpatri di wajahnya.
"Pria brengsek."
Dia tertawa keras. Dia lalu menarik tangan lexia hingga terduduk di sampingnya dan tanpa ragu dia mencium lexia.
Lexia yang terkejut kemudian mendorong dan memukul-mukul tubuh William yang menjulang diatasnya, ciumannya yang kasar membuat lexia kesulitan bernapas, akhirnya dia melepaskannya.
Lexia berdiri dengan cepat dan tamparan cukup keras melayang di wajah William, dia masih duduk di sana dan tersenyum dengan tamparan yang telah di layangkan lexia di wajahnya.
"Kau ! Kau pria brengsek !" Geram lexia. Matanya menyala menatap mata biru yang masih tersenyum di hadapannya.
Apakah daren yakin dia adalah penjagaku, pria brengsek ini sepertinya bermuka dua. Pikir lexia masih menatapnya tajam.
"Sifat angkuhmu itu lexia akan segera ku tundukkan, kau akan segera belajar bagaimana menghadapiku." Dia melengkungkan bibirnya dan melangkah perlahan ke arah lexia yang berjalan mundur.
"Aku akan teriak jika kau macam-macam padaku, dan aku akan melaporkan semua sikap busukmu pada Daren." Ancamnya.
"Kau yakin lexia?" Ucap William sambil memegang bibirnya.
"Apakah kau yakin daren tidak menyembunyikan sesuatu yang penting darimu? Dia mungkin lebih brengsek dariku." Ungkapnya.
"Apa maksudmu?" Wajah lexia yang penasaran membuat William tersenyum.
"Kau mau tahu? Kalau begitu biarkan aku datang malam ini ke kamarmu dan aku akan menceritakan semuanya."
"Lebih baik kau pergi ke neraka, pria brengsek !" Umpat lexia.
Lexia berjalan meninggalkannya, setelah sampai di pintu dia berbalik dan memandang william yang tersenyum padanya.
"Jangan pernah mendekati kamarku, atau kau akan menyesal." Bentak lexia. Dia berjalan sambil mengehentakkan kakinya di lantai setelah itu dia masuk ke kamarnya dan buru-buru menguncinya.
"William Luther, pria brengsek itu berani sekali dia menciumku." Lexia memegang bibirnya, dia lalu mengingat sesuatu.
"Luther? Sepertinya aku pernah mendengar nama Luther, di mana ya? ya aku pernah mendengar nama itu ! Ugh terserah aku tidak ingin mengingatnya." Lexia masuk ke kamarnya dan segera masuk ke kamar mandi untuk mencuci bibirnya.
~
Daren masuk di ruangannya dan melihat lexia tidak ada di sana, "gadis itu sama sekali tidak mendengarkan aku." Dia mengambil kertas matematika milik lexia yang jatuh di lantai ruangannya.
"Kali ini aku akan membiarkanmu lexia." Daren mengambil ponselnya dan menghubungi Evan.
"Bagaimana? Semua sudah beres?" Tanyanya.
"Ya sir, nenek lexia sudah di makamkan, em bagaimana dengan gadis itu? Apakah anda berniat memberitahunya?"
"Sepertinya itu tidak perlu, jika dia tahu neneknya sudah wafat, dia bisa merusak semua rencanaku." Ucapnya.
"Kau hanya perlu membereskan segalanya."
"Baik Sir."
Daren menatap pintu dan segera berjalan keluar dari ruangannya. Seseorang yang dari tadi sembunyi di tempat itu akhirnya keluar dari sana, senyum William membingkai di wajahnya.
"Aku akan menghancurkan rencanamu daren, dan seluruh keluarga Burchard." Ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Anti@
Daren..coba jujur aja😔
2021-08-13
0
👑 ☘s͠ᴀᴍʙᴇʟ͢ ᴍᴀᴛᴀʜ💣
kasian jg y, lovelia asli. mgkinkah d part berikutNa lexia bs bersahabat dg akur sm lovelia.
2020-09-06
5
Avdev Chan
siapa ya si William..
2020-06-29
1