Suara langkah kaki membangunkan lexia yang sedang tertidur di sofa, matanya yang masih mengantuk melihat dengan samar-samar pria berjas hitam yang menatapnya, 'dasar pria tua pelit', gumam lexia.
"Pria tua? bisik Daren sambil berdecak.
"Bangun lexia jangan tidur di sini, tidur di kamarmu!" ucap Daren lalu membuka kulkas dan mengambil minuman dingin, dia kemudian duduk di samping lexia yang masih berbaring.
"Aku mau minum coklat hangat", ucap lexia.
Daren membuka dasinya dan melemparkan begitu saja di atas sofa, dia kembali menyesap minumannya sesekali mengerling lexia.
Perlahan lexia bangun dari tidurnya lalu berbalik menatap Daren yang sedang menghabiskan minumannya dengan sekali teguk. 'Pria pemabuk'. ucap lexia sambil Berdiri membawa biodata yang masih di pegangnya. tiba-tiba tangannya ditarik oleh Daren yang terlihat marah.
Mata safirnya menatap tajam Daren, dia menatap tangan yang memegang lengannya. "Lepaskan tanganku sir". ucap lexia.
"Berhenti menggumam, aku bisa mendengarkan semua gumamanmu itu lexia."
Dia sedikit mendesis, baru kali ini seseorang mengatakan padanya 'pria tua, pemabuk dan idiot', "Kau seharusnya menjaga lidahmu lexia, aku ini tuanmu, kau bekerja padaku." Ucapnya dengan nada keras membuat lexia menatapnya tajam.
"Oky, jadi lepaskan tanganmu..sir." ucap lexia.
Daren melepaskan tangannya lalu menatap lexia yang hanya mengenakan hot pant, mata hitamnya menatap tajam gundukan yang ada di hadapannya, Daren cepat-cepat mengalihkan pandangannya, dia masih bocah, dia masih bocah..mantra itu terus berulang di kepalanya hingga dia bisa menguasai dirinya jika melihat lexia berpakaian minim seperti sekarang ini.
~
Pagi itu lexia bangun dan bersiap pagi-pagi sekali, dia akan bertemu dengan nona Lucia lagi dan melanjutkan pelajarannya. Hari ini lexia mengenakan gaun panjang berwarna pink lembut, rambutnya dia gerai begitu saja membuatnya terlihat begitu cantik, dia keluar dari kamarnya sarapan pagi, dia duduk di kursi dekat pantry dan menikmati sarapannya, sesekali melirik bibi yang membuatkan makanan.
"Hari ini aku akan membawamu pergi menemui seseorang". Suara khas baritonnya membuat lexia berbalik mencari asal suara.
"Kemana?" Ucap lexia sambil menggigit sepotong besar sandwich.
"Sebentar lagi kau akan tahu, jadi hari ini Lucia tidak akan datang, perubahan rencana." Kata Daren sambil duduk di samping lexia menunggu sarapannya di siapkan.
Lexia sedikit mengerlingnya, pria ini.. apa yang di rencanakannya? apakah hal yang dilakukannya sesuatu yang buruk? akan membuatnya berakhir di jeruji? lexia lalu menggelengkan kepalanya, tidak ! aku tidak perlu merisaukannya, yang terpenting sekarang adalah perawatan nenek dan aku akan melakukan apapun.
~Pukul 09.15 Manhattan city
Mobil ini melaju kencang menuju ke suatu tempat yang lexia sama sekali tidak ketahui, pria yang ada di sebelahnya ini hanya sibuk pada ponselnya berkutat pada dunianya sendiri, tanpa berkata-kata pada lexia.
Lexia menatap jalanan yang cukup lengang kendaraan yang lewat sini cukup sedikit, hingga tidak perlu waktu yang lama kami akhirnya tiba di sebuah mansion sangat mewah, di beberapa tempat di penuhi para penjaga berseragam hitam, rumah bergaya kastil itu sepertinya satu-satunya bangunan yang mendominasi tempat itu, tidak ada satupun rumah di dekat rumah kastil itu.
Kami akhirnya turun, aku menatap di segala sisi tempat itu, dan langsung tertuju pada bangunan paling atas di sebuah jendela, aku melihat tirai yang tiba-tiba menutup.
"Ikuti aku lexia." Ucap Daren melangkah terlebih dahulu dan aku mengikutinya sambil sesekali mataku memperhatikan tempat mewah ini. Beberapa anak tangga yang mesti kami lewati, serta aula besar yang di dominasi dengan warna gold dan perlengkapan rumah yang juga tidak terlepas dari mewah.
Kami akhirnya tiba di sebuah pintu besar berwarna coklat, Daren mengetuk beberapa kali dan terdengar suara seorang wanita dari dalam. "Masuk".
Lexia mengikuti Daren, suasananya lebih cerah dan feminim dan matanya menangkap sosok wanita cantik berambut pirang yang balas menatapku. Alisnya sedikit mengernyit, senyum di wajahnya sedikit mengembang tetapi masih bertanya-tanya dengan kerutan di alisnya ketika memandang Daren.
Sepertinya aku pernah melihat wanita ini, pikir lexia. Wanita itu melangkah dan berdiri di hadapan lexia, masih dengan matanya yang memandang lexia.
"Hay, senang bertemu denganmu". Ucapnya.
Aku mengangguk sopan, "Er, em ya senang bertemu denganmu juga nyonya". Ucap lexia.
"Dia lexia Kenzo kak, dia sudah setuju untuk melakukan rencana yang akan kita lakukan." Ucap Daren sambil bersandar dimeja.
"Sepertinya aku pernah melihatmu?" ucapnya.
"Kau cantik lexia". Ucapnya lagi sambil menilai penampilan lexia.
"Mengapa kau ingin Melakukan ini lexia?" tanyanya.
Pertanyaan ini tentu saja sudah berputar-putar di kepala lexia, mengapa melakukan ini? tentu saja karena lexia ingin merubah hidupnya dari jeratan sampah, apalagi neneknya sekarang di rawat di rumah sakit dan itu membutuhkan uang yang sangat banyak.
"Karena aku membutuhkan pekerjaan ini." Ucap lexia lantang.
"Membutuhkan? mengapa? tanyanya lagi. "Kau terlihat cantik dan kelihatan baik-baik saja, kau tahukan apa yang akan kau lakukan ketika kau dibawa ke sini?"
"Ya aku membutuhkannya, cantik? hanya dengan cantik tidak akan merubah hidupku aku perlu bekerja, dan aku tahu apa yang kulakukan." Ucap lexia tegas.
Daren bersandar dan matanya tidak terlepas dari lexia, bibirnya membentuk senyuman.
"Mulai hari ini aku juga akan tinggal di rumahmu Barbara." ucap Daren, aku tidak mau mengambil resiko jika suatu saat semuanya menjadi kacau.
"Oke, tidak masalah, lalu bagaimana dengan tuan Juan? kapan dia akan tiba di Manhattan?
"Perubahan rencana, Minggu ini kakek tua itu akan tiba, jadi kita perlu rencana yang matang bukan? Kita harus berhati-hati Juan Robert bukan orang yang mudah di kelabui, jadi lexia kau harus bekerja keras menjadi lovelia."
Lexia menatap Daren dengan mata safirnya yang tajam, aku akan melakukan yang terbaik, bodoh ! tanpa kau perlu mengingatkanku.
"Namaku Barbara Burchard Robert, mulai hari ini kau harus belajar memanggilku erm...mom". Ucap wanita itu.
"Mom? ucap lexia.
"Ya, mulai hari ini aku adalah ibumu jadi kau harus terbiasa, kau pasti tidak akan merasa kesusahan bukan?" senyum Barbara mengembang, dia menatap lexia dan tahu bagaimana hidup gadis ini, berkutat dengan sampah hanya di temani oleh kakek dan neneknya, tanpa mengetahui asal usulnya sendiri.
Daren sudah mencari informasi tentang gadis ini, sama sekali Tidak memiliki seorang family, hanya seorang nenek yang sakit-sakitan dan kakeknya bulan yang lalu telah wafat.
"Baiklah lexia kau harus terbiasa memanggil Barbara ibu, kau mengerti?" kata Daren tegas.
"Ya, aku mengerti." Ucap lexia langsung menatap mata Daren yang berwarna hitam kecoklatan.
"Aku akan menunjukkan di mana kamarmu, ikut aku." Kata Daren berjalan melewatinya dan menuju pintu keluar.
"Oh ya Barbara, jangan pernah memberitahukan kepada lovelia tentang ini." kata Daren yang menatap kakaknya.
"Tentu Daren, dia tidak akan tahu."
"Bagus."
Jadi lovelia tinggal di rumah ini juga? tapi kenapa? kenapa bukan dia saja yang bertemu dengan pria bernama Juan. pikir lexia heran, dia berjalan dan menunggu lift berdentang ketika lift terbuka lexia mengikuti Daren masuk ke dalam lift.
"Aku akan memberitahukanmu beberapa peraturan ketika kau akan tinggal di rumah ini lexia dan kau harus mematuhinya, ini juga ada dalam kontrak." Kata Daren tanpa memandang lexia.
"Baik."
Ketika lift berdentang lexia mengikuti Daren lalu berhenti di depan pintu kamar berwarna coklat tua, dia lalu berbalik dan menatap wajah lexia lekat-lekat, "Dan kalau di perlukan atau kuprintahkan kau harus memanggilku paman Daren." Matanya menyala seolah-olah menunggu reaksiku.
"Oke paman Daren." Ucapku sambil menatapnya tanpa senyum di wajahku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Riri
Masi bocah 😅😅😅
bocah yg bikin panas ya kan Daren
2022-06-03
0
Anti@
pria tua berubah jadi paman 🤭
2021-08-12
0
Besse Sulfiani
thor. aku baru nemu loh ceritanya. Baguss.. pemilihan kosa kata nya tepat dan terarah jadi enak bacanya. Semoga banyak yg suka yaa. suskes sllu
2020-08-13
3