~Manhattan city 13.15
"Perfecto darling, lihat dirimu sayang ! ucap pria itu menatap lexia dengan senyum sumringah, "aku tidak tahu dari mana asalmu tapi look at you honey, kau sungguh luar biasa". Dia mengelilingi lexia dan tidak berhenti memuji-mujinya.
Lexia sempat terperangah ketika melihat dirinya sendiri di cermin, seorang gadis cantik dengan mata safir tajam dengan kulit pucat bening dan warna rambut coklat karamel sangat kontras dengan wajahnya yang cantik. Diapun sempat terperangah dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Bagaimana manisku? kau suka dengan tampilan barumu?" ucap pria berkepala botak itu. Aku segera menguasai diriku, lalu memasang wajah datar tidak ada coment terhadap apa yang dilakukannya.
"Yah, kau berbakat". Ucapku sambil mengangkat bahuku seperti tidak perduli.
Dia mengerucutkan bibirnya, "Ok sayang, pekerjaanku sudah selesai tinggal membawamu kepada tuan Burchard." Ucapnya.
"Burchard? Gumamku pelan tetapi bisa di dengar olehnya, "Kau tidak tahu tuan Burchard?" oh please, kau mau bekerja dengannya dan kau tidak tahu siapa dia, baca ini honey dan kau akan tahu siapa dia". Dia mengedip kepadaku sambil menyerahkan majalah Forbes new York Times.
Wajah lelaki tampan yang memakai kemeja flanel sambil menyilangkan kedua tangannya balas menatapku dari sebuah majalah.
Daren Burchard merupakan salah satu CEO terkemuka di Manhattan, beberapa perusahaan terkemuka di new york berada di bawah pimpinannya, pria berusia 27 tahun ini berhasil mengambil alih resort-resort di Amerika di bawah kepemimpinannya perusahaannya telah berkembang pesat, pria lajang berwajah tampan ini mendominasi majalah populer di new York Times dengan ketampanannya. Kali ini pria tampan ini mulai mengembangkan sayapnya di perusahaan transportasi atau dikenal dengan nama UPR. UPR adalah perusahaan internasional dalam bidang transportasi yang bermarkas di San diego Springs, Georgia, Amerika Serikat.
Lexia melempar majalah ini dengan asal diatas kursi.
"Merepotkan mengenakan pakaian ini, apakah aku terlihat aneh?" gumamnya di depan cermin, gaun biru cerah panjang hingga lutut dengan sepatu senada, rambut coklatnya di gerai bergelombang dan jatuh dengan lembut. Wajahnya yang di poles dengan makeup minimalis memberikan kesan elegan nan cantik seperti seorang gadis terdidik dari keluarga terpandang.
"Aneh? bagimu, tapi bagiku tidak, kau sangat sesuai". Katanya sambil bersandar di pintu memandang lexia sambil tersenyum miring.
Sorot matanya yang begitu tajam sedikit membuat lexia bergidik, apakah tindakan yang lexia lakukan ini benar? pikiran itu membuatnya sedikit takut.
Pria itu berjalan perlahan wajahnya seperti menilai, dia memandang lexia dari ujung kaki sampai ujung rambut, "berdirilah". perintahnya.
Lexia lalu berdiri kaku, matanya yang cantik berusaha tidak memandang pria ini. "saatnya belajar bagaimana bersikap lexia". ucap pria itu.
"Bersikap? apa yang harus aku lakukan?"
Dia menyeringai, "Kau..hanya perlu menjadi seseorang, aku akan memberikan biodata lengkapnya dan kau harus menjadi dirinya, mudah bukan?"
Lexia sedikit mengernyit, "Menjadi siapa?" tanya lexia.
"Sebentar lagi kau akan mengetahuinya lexia."
~
Edo berjongkok di sudut gang dengan rokok menghembus dari mulutnya, wajahnya selalu menatap sudut gang dan seperti terlihat khawatir, setelah itu dia berdiri dia tidak tahan lagi, dia lalu kembali ke rumah nenek Rossie untuk menanyakan dimana lexia, itu sudah ke 5 kalinya Edo bolak balik mencarinya.
Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Sial ! dimana gadis itu"? ucap Edo yang begitu mengkhawatirkan lexia. Dia lalu berlari di sudut gang berkeliling di antara tumpukan sampah tapi dia tidak kunjung menemukannya.
~ Daren Burchard
Aku tidak ingin memperlihatkan wajah terkejutku pada gadis itu, tetapi setelah Ken mendandaninya dia betul-betul berubah, wajah kusam dan kotor telah menutupi kecantikannya, usianya masih sangat belia, meskipun umurnya masih 17 tahun entah mengapa tubuhnya seperti usia 20 tahun keatas? meskipun tubuh padat dan berisi dihadapannya membuat orang-orang mengira dia sudah matang tapi dia masih bocah, gadis ingusan, usianya sama seperti keponakannya lovelia, dan anak ini harus bermain peran agar kehidupan keluarga Burchard dapat di selamatkan.
Daren masih bersedekap menilai lexia yang masih Berdiri di hadapannya.
"Sir? hei sir aku lapar sejak tadi pagi aku belum makan." Ucap lexia yang merasakan perutnya mulai berbunyi nyaring.
Daren Berhenti dari lamunannya, dia tersadar dengan suara gadis di hadapannya, dia memiringkan sedikit kepalanya lalu berdecak dan menggumamkan sesuatu. 'Tingkah lakunya yang menjadi masalah'.
Lexia mengerlingnya sudut mulutnya terangkat begitupun satu tangannya seakan-akan mengingatkan Daren bahwa dia harus kembali ke bumi. "Sir, aku lapar!" suaranya sedikit keras.
Daren kemudian menggeleng, Dia lalu memencet ponselnya. "Siapkan makan siang." Tidak lama kemudian, beberapa sajian mewah telah terpampang di hadapan lexia membuatnya menganga takjub. Air liurnya seakan menetes seumur hidupnya baru kali ini dia melihat makanan semewah dan sebanyak ini di hadapannya.
Dia lalu duduk, matanya seperti hendak menerkam apa saja yang ada di hadapannya.
Ketika lexia mulai memegang sepotong ayam dengan tangannya, tiba-tiba suara seseorang Membuatnya tersadar.
"Apakah begitu caramu makan?" tanyanya.
Lexia mengangguk, "Ya, aku lapar dan Sebentar lagi aku akan pingsan karena terlalu lapar". jawabnya sambil memutar kedua matanya.
"Gunakan ini." Kata Daren menunjuk pisau dan garpu di kedua tangannya.
Lexia ingin sekali menonjok pria tua ini, tetapi berhubung dia akan bekerja padanya dia akan menahan keinginannya itu.
Dengan kaku lexia mengambil garpu dan pisau mengikuti apa yang di lakukan oleh pria di hadapannya.
"Gunakan seperti ini", Kata pria itu.
Lexia mengikuti apa yang dilakukannya, memotong dengan pisau dan mengambil sepotong daging itu dengan garpu, setelah itu dimasukkan perlahan di dalam mulut.
'Oh Sial ! melelahkan kapan aku akan kenyang kalau begini'. gumamnya pelan.
"Berhenti bergumam aku bisa mendengar semua apa yang kau katakan". Ucap Daren tajam.
'Ck dasar pria tua'. Gumamnya lagi.
Daren lalu menyipitkan kedua matanya, "Apa? pria tua kau bilang?" bibirnya menipis Tiba-tiba dia berhenti dan menyimpan pisau dan garpunya di atas piring, kemudian dia Berdiri lalu bergumam kepada lexia, 'Kau makan saja sendiri aku tidak berselera'. Tentu saja lexia bersorak gembira, dengan lahap dia memakan semua santapan lezat yang ada dihadapannya tidak perduli dengan Daren yang duduk di atas sofa yang menggeleng menatapnya.
"Dasar bocah". Ucap Daren sambil menggeleng.
~
Waktu menunjukkan tepat pukul 7 malam dan itu membuat lexia gelisah setengah mati, matanya masih menatap biodata lengkap seorang gadis bernama lovelia Burchard, lexia memiringkan kepalanya lalu sedikit mengernyit 'lovelia? nama yang aneh'. Usia mereka sama, gadis yang bernama lovelia hanya berada di rumahnya, sekolah? di sini tertulis home schooling. Dengan bosan lexia melempar kertas-kertas itu, dia berbaring sebentar karena punggungnya begitu lelah baru kali ini dia membaca begitu lama seumur hidupnya.
"Nenek pasti mengkhawatirkanku". Ucapnya sambil memandang langit malam, tanpa sadar lexia tertidur pulas.
Langkah kaki Daren berhenti di depan gadis yang sedang tertidur, wajah polos nan cantik membingkai wajahnya yang tertidur lelap.
"Ck, gadis ini apakah dia tidak membaca biodata yang kuberikan kepadanya?" matanya menangkap kertas yang masih berada di atas kursi. "Aku harus menghubungi Lucia mengajari bagaimana bocah ini bersikap."
Dia menatap tajam pada gadis yang sedang tertidur dengan roknya yang setengah terangkat. Daren kembali ke kamarnya mengambil selimut lalu menyelimutinya, "Sebulan, hanya sebulan waktuku merubah tingkah lakumu lexia, bisa dibilang Nama besar Burchard berada di genggamanmu".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Anti@
pria tua🤭
2021-08-12
0
Zuch
Ini novel ke-4 kak Ayzani yg aku baca. Emang keren-keren novelnya. Sebenarnya ada beberapa masalah di teknis penulisannya (biasanya aku selalu agak terganggu dengan itu), tp gak masalah karena ceritanya menarik jd ttp ku baca sampe akhir.
2020-09-10
1
Avdev Chan
bagus...
2020-06-29
1