Cahaya sinar matahari pagi menyapanya, dia sedikit mengernyit menahan sinar indah yang menyinari dari jendela besar di sampingnya, dia mencoba membuka kelopak matanya. Sesuatu menghantam kesadarannya sehingga dengan terkejut dia bangun dan menatap ruangan besar dengan nuansa gold di setiap sudutnya.
"Ck sial aku ketiduran, nenek pasti mengkhawatirkanku, aku harus pulang dulu." Ucapnya.
Lexia berdiri, menatap ruangan besar itu lalu mengintip dari pintu kamar mandi yang juga terlihat besar.
"Ugh, kamar mandinya lebih besar dibandingkan rumah nenek Rossie". Lexia membuka begitu saja gaunnya hanya mengenakan hot pant berwarna putih dan masuk ke kamar mandi setelah merasa segar, lexia mengambil handuk putih yang tergulung di dalam lemari kecil di kamar mandi, dia keluar lalu tatapannya jatuh pada pria yang duduk di atas kursi sambil menyilangkan kedua kakinya.
Daren duduk dengan santainya kedua tangannya bersedekap lalu menatapnya, tangan panjangnya berada di bibirnya.
"Cepatlah berpakaian seseorang menunggumu di luar". sambil berdiri dia sedikit mengerling lexia yang mengeringkan rambut basahnya dengan handuk.
'Apa dia tidak bisa mengetuk? dasar pria tua! gumam lexia jengkel. "Aku mendengarnya lexia Berhenti menggumamkan sesuatu dan segera keluar!" bentak daren membanting pintu.
Lexia menatap dirinya di depan cermin, handuk kecil yang melekat ketat ditubuhnya membuat dadanya sedikit menyembul keluar. Setelah mengenakan pakaian yang telah di sediakan, lexia keluar dari kamar dan menemukan seorang wanita cantik sedang menatapnya raut wajahnya yang cantik menilai memandang lexia.
"Hai apa kabar, namamu lexia?" tanyanya.
"Ya, namaku Lexia."
Wanita sopan nan anggun dengan sedikit garis halus diwajahnya dia memberikan senyum seperempatnya seperti seorang profesional.
"Lexia aku di sini akan mengajarimu, kau siap?" tanyanya.
"Mengajariku? mengajari apa?"
"Etika, aku akan mengajarimu bagaimana seharusnya bersikap di hadapan sebuah keluarga terpandang dan terhormat, ini akan menjadi mudah jika kita bisa bekerja sama, tuan Daren memintaku agar kita bertemu setiap hari setidaknya 2 jam sehari, aku yakin kau bisa lexia."
Lexia sedikit ternganga, etika? itu berita burukkan? tapi oke aku akan melakukannya, sejak lexia menyetujuinya, tentu dia harus menjalani semua, "Oke mam". Ucap lexia menunduk, wajahnya seakan mengatakan, aku tidak akan punya pilihan kan!!
"Good dear." Senyumnya.
"Hari ini kita akan memulai dengan menyapa lexia, berikan aku contoh bagaimana ketika kau menyapa seseorang." ucap wanita itu.
Dengan sedikit kikuk lexia menarik gaun berwarna karamelnya lalu berdiri dengan kaku. Dia mengerling ke samping ternyata pria itu sejak tadi duduk di dekat pantry sedang menikmati sarapannya.
Lexia berkedip beberapa kali, "menyapa? ok, itu gampang."
"Woi, pa..pagi", Ucapnya terbata-bata. Wanita itu menggeleng. Dia terlihat ingin mendengus tetapi di tahannya, dia berdiri tegak lalu berdiri di samping lexia, "Lexia perhatikan gerak tubuhku, bagaimana ketika kita menyapa seseorang.
"Selamat pagi ayah, ibu..aku senang kalian terlihat cerah pagi ini". Ucapnya sambil matanya berbinar.
"Ayo cobalah". Matanya berkilat menginginkan lexia berhasil ini adalah hal yang paling standar.
Lexia kembali berdiri kikuk, matanya kembali mengerling pria itu, "Berikan mata berbinar-binarmu lexia." Ucapnya.
"Selamat pagi..ayah..i..ibu aku senang kalian terlihat..cerah pagi ini", suara lexia mengikuti suara wanita itu sehingga kedengaran aneh.
Lexia mengerling pria itu yang lagi menyesap kopinya, tetapi ada sedikit tarikan dari bibirnya, apakah dia sedang tertawa? pikir lexia ingin menghentikan omong kosong ini, tapi itu tidak mungkinkan.
Setelah beberapa jam yang melelahkan, terdengar suara perut lexia berbunyi, "Aku lapar."
"Untuk saat ini sampai di sini dulu, kau akan melanjutkan latihanmu besok pagi." Ucap Daren melangkah mendekat kepada mereka berdua..
"Saya yakin kau bisa mengubahnya Lucia". Ucap Daren dengan mata tajam bersinar menatapnya.
"Ya sir, aku akan berusaha."
Akhirnya wanita itu pergi, lexia sedang duduk sarapan seorang diri, wajahnya menengok kanan dan kiri, lalu mencomot makanan dengan cepat. "Sial ! aku lapar sekali." Ucapnya dengan pipi menggembung.
Pria itu keluar dari ruangannya dengan jas yang begitu pas di tubuhnya, dia melipat kedua tangannya, matanya menyipit memandang lexia sambil menunggu makanan habis dimulutnya.
"Kau tidak belajar lexia?! gunakan garpu dan pisau, sekarang!" ucapnya.
Lexia meminum susu terburu-buru lalu menepuk sedikit dadanya karena terkejut melihat Daren berdiri dihadapannya. 'Sial, sejak kapan dia berdiri di situ'? gumam lexia.
"Aku mendengar setiap gumamanmu, jadi gunakan garpu dan pisau sekarang!" ucapnya.
"Fine". Ucapnya sedikit keras, Lexia mengambil garpu dan pisau lalu memotong sedikit demi sedikit makanan yang ada di piringnya, lalu perlahan dia masukkan ke dalam mulutnya.
"Bagus!" Katanya. "Aku akan pergi, Rude akan mengurus semua kebutuhanmu". Dia berbalik begitu saja meninggalkan lexia.
"Sir? teriak lexia, Daren berbalik menatapnya.
"Aku...bolehkah aku pulang sebentar? erm..aku hanya ingin mengatakan kepada nenekku aku baik-baik saja, dia pasti khawatir".
Mata Daren menyipit dia sedikit berpikir, bagaimana jika gadis ini kabur? "Tidak ! bagaimana aku bisa mempercayaimu lexia?"
'Pria tua ini'! ucapnya. "Biarkan aku pergi sebentar saja, aku akan kembali secepatnya". ucap lexia sungguh-sungguh.
"Jordan akan membawamu kesana waktumu hanya sejam". Ucapnya, tanpa berbicara lagi dia akhirnya pergi.
Lexia menggeram menatap punggung pria itu, kalau begitu aku harus mengganti pakaian konyol ini dan segera menemui nenek Rossie.
~
Pria tua itu sedang bersandar di kursinya sambil memandang foto seorang pria, wajah keriputnya menatap rindu anaknya yang telah tiada, dia kembali menerawang memikirkannya.
"Evan siapkan semuanya kita akan kembali ke Manhattan, biarkan Nathan menetap di Milan..jangan memberitahunya jika aku ke Manhattan."
Garis-garis tegas terbingkai di wajah tuanya yang keriput rambutnya yang memutih tidak menghalangi upayanya untuk lebih memperlebar kekaisaran Juan Robert di mata para pengusaha-pengusaha dunia.
"Lovelia? namanya lovelia Robert cucuku dari anakku Jack Robert, sampai sekarang aku tidak tahu bagaimana rupa cucuku sendiri, tentu saja dia harus seperti keturunan Robert cemerlang, hebat dan tanpa cela, aku tidak sabar lagi ingin menemuinya.
~
Lexia sekarang ini berada dalam mobil Audi mewah yang akan mengantarnya ke rumah nenek Rossie, dia sedikit senang dan sangat merindukannya.
"Berhenti ! aku turun di sini", ucapnya. "Erm..dua..er tidak tiga jam lagi kau bisa datang menjemputku." Lexia membuka mobil itu dengan terburu-buru, dia berlari kencang menuju rumahnya, dia singgah sebentar di tempat pembuangan sampah membuat wajahnya sekotor mungkin sehingga dia tidak kesusahan jika pertanyaan menderanya.
"Nenek..nenek ! teriak lexia.
Suara batuk-batuk terdengar dari dalam rumah, lexia menghambur dan menatap terpaku nenek Rossie yang terbatuk lemah di pembaringannya.
"Lexia??? uhukk..uhukk..
"Kau dari mana saja lexia?" tanyanya dengan air mata menggenang di pelupuk matanya.
Lexia menunduk dan mendekat ke tepi tempat tidur nenek Rossie, dia menatap sekelilingnya, bau tengik roti di atas piring dan air di dalam gelas yang tidak jernih.
"Nenek aku..aku akan membeli obat untukmu, tunggu aku". Kata lexia tegas.
Tangan rapuh itu menariknya menyuruhnya duduk di sebelahnya.
"Jangan pergi lexia, aku ingin melihatmu hanya kau satu-satunya yang ada di hidup nenek sekarang". Air matanya menggenang di pipinya.
Lexia menatap neneknya, seketika pikirannya melayang kepada pria itu, dia mengatakan kepadaku akan melakukan apapun permintaanku, dan...inilah saatnya aku meminta padanya aku tidak akan membiarkan nenek berada di sini dia harus dibawa kerumah sakit.
"Aku akan membuatmu sembuh...aku tidak kan membiarkanmu pergi seperti kakek Jecky." ucap lexia dengan mata safirnya yang tajam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Martini Martini
aq ketagihan sama novelmu kak ...langsung dibaca semua
2020-12-25
1
👑 ☘s͠ᴀᴍʙᴇʟ͢ ᴍᴀᴛᴀʜ💣
baru dua kali baca novel mu.. dua kali jg sy bertemu perempuan super. syukaa.
semangat, tor...😘
2020-09-06
4
Sisilia Jho
Lexia lucu..apa ada nya..aku suka sekali ketika Thor menulis "Lexia menatap dengan tajam"..
2020-03-13
3