Malam itu lexia begitu gelisah, dia berjalan ke sana kemari memikirkan sesuatu, mengapa sikap daren padanya begitu berubah dan mengapa dia melakukan itu padaku? Pikir lexia, dia mengingat ketika daren masuk ke dalam ruangannya, dia berbicara sesuatu yang tidak di mengerti oleh lexia.
Siang itu...
Daren sedang duduk sambil menatap lexia yang sedang tertidur di sofa seperti biasanya, tangannya seketika mengusap lembut kepala lexia.
"Bagaimana kau bisa berakhir di tempat seperti itu lexia, kau gadis yang sangat cantik tapi mengapa kau bisa terperangkap dan hidup di tengah-tengah sampah di kota besar ini, jangan salahkan aku atas apa yang kulakukan, aku memang egois tapi ini adalah pilihanmu." Bisiknya.
Wajah itu menunduk dihadapan wajah lexia dan semakin mendekat hingga bibirnya melekat erat di bibir lexia, dia memainkan bibir lexia di mulutnya, lidahnya ingin menerobos masuk ke dalam, dia bermain-main dengan bibir lexia yang selalu hadir di kepalanya, bunyi kecupan terdengar di kamar itu, setelah beberapa lama daren menghentikan ciumannya dan menatap lexia lalu mengecup keningnya, dia kemudian beranjak dan keluar dari kamar lexia.
Lexia membuka matanya, sebenarnya dia tidak tidur, hanya saja ketika mendengar langkah sepatu daren dia berpura-pura terlelap, lexia tidak ingin mengerjakan matematika membosankan itu lagi, tapi kejadian itu membuat lexia begitu terkejut, dia memegang bibirnya dan masih merasakan kehangatan dari ciuman daren kepadanya.
"Mengapa dia melakukan itu padaku?" Ucap lexia. Meskipun begitu ciuman daren lebih lembut dibandingkan ciuman kasar dari William. Lexia memukul kepalanya, "Sial ! Apa yang kupikirkan? Mereka semua brengsek." Ucapnya.
~
Suara ketukan terdengar dari pintu kamarnya, lexia lalu membukanya dan melihat seorang pelayan berdiri dihadapannya.
"Tuan Daren ingin agar nona segera bersiap-siap, dia menunggu anda di bawah." Ucap pelayan itu.
"Bersiap-siap kemana?" Tanya lexia.
"Saya tidak tahu nona, tapi anda harus bersiap-siap sekarang."
"Baiklah."
Pelayan itu masuk dan membantu lexia untuk bersiap, dia mengenakan gaun malam berwarna pastel yang melekat ketat di tubuhnya, rambutnya di sanggul indah dengan make up alami sehingga nampak kecantikan lexia terpancar begitu menawan.
"Tidak mengenakan soft lens?" Tanyanya.
"Tidak nona." Jawabnya.
Lexia telah selesai dan akan segera turun menemui daren.
"Ugh jangan bilang aku bersiap-siap konyol seperti ini hanya untuk makan malam di bawah?" Ucap lexia segera keluar dari kamarnya dan masuk ke dalam lift.
Lexia keluar dari dalam lift, di sana sudah menunggu Daren yang mengenakan jas hitam yang begitu pas di tubuhnya, sedangkan William berdiri jauh di belakang daren matanya yang biru menatap lexia tajam.
Daren mengamati lexia, senyum tipis menghias di wajahnya, dia memberikan lengannya kepada lexia.
Lexia hanya menatapnya dan sama sekali tidak menyentuh lengan daren, dia masih mengingat kejadian tadi siang dan menatap bibir daren sehingga rona kemerahan muncul di pipinya.
'Sial, apa yang kupikirkan?' gumam lexia.
"Ya, apa yang kau pikirkan." Daren berdecak dia segera mengambil tangan lexia dan menaruhnya di pergelangan tangannya kemudian mereka berjalan melewati William.
Lexia mengerlingnya, mereka saling bertatapan, William membentuk senyuman kilasan di wajahnya, sedangkan lexia menampiknya dan segera masuk ke dalam mobil yang sedang menunggu mereka.
"Kita akan kemana?" Tanya lexia ketika mobil sudah melaju.
"Kita akan makan malam." Jawabnya.
"Makan malam? Dengan siapa?" Tanyanya.
"Denganku tentu saja." Daren menjawabnya sambil memainkan ponselnya meskipun begitu matanya mengerling Sebentar ke arah lexia dan memperhatikan gaun yang dikenakan lexia, dia nampak begitu cantik dan membuat sisi liar di kepala daren muncul kembali ke permukaan.
Daren mengingat ciumannya siang itu kepada lexia membuat daren menelan ludahnya, dia tahu tubuhnya menginginkan gadis yang ada di sebelahnya itu tapi dia menampiknya karena dia tidak boleh membiarkan lexia tahu apa yang diinginkan daren kepadanya, bisa-bisa gadis itu lari dan menghancurkan segala rencananya.
"Mengapa kau mengenakan gaun itu?" Tanyanya.
Lexia memutar matanya, "kau tanyakan saja kepada pelayan tadi, dia yang membawa gaun ini kepadaku."
Daren menghindari berlama-lama menatap lexia dia kemudian mengalihkan matanya menatap pemandangan dari luar mobilnya.
Gaun yang dikenakan lexia begitu ketat melekat di tubuhnya, hingga payudara lexia yang terbilang cukup besar dari usia lexia terlihat menggoda serta lekukan di tubuhnya membuat siapa saja dapat berbalik dan menatapnya.
Daren menggertakkan giginya, dia berdesis, membuat telinganya menjadi merah.
"Kau kenapa?" Tanya lexia memperhatikan daren Karena suara-suara aneh yang keluar dari mulutnya.
"Jangan kau perdulikan." Ucapnya.
"Terserah!" Ucap lexia memutar matanya dan kembali menatap cahaya-cahaya dari luar mobilnya.
Mereka tiba di sebuah restoran klasik, bangunan besar dengan desain indah, mereka masuk ke dalam, beberapa pelayan sudah menunggu kedatangan mereka dan menyambutnya lalu membawa mereka di salah satu meja yang sudah di siapkan.
Lexia duduk, matanya menerawang menatap tempat itu, di ruangan besar itu tidak begitu banyak orang, hanya segelintir orang saja dengan pasangannya.
Pelayan menuangkan air ke dalam gelas di hadapan mereka dan membawakan makanan pembuka.
"Cobalah lexia." Ujar daren yang mulai menyantap makanannya setelah menyesap wine yang di tuangkan untuknya. Lexia memperhatikan minuman yang di minum daren, tatapannya jatuh ke mata safir lexia.
"Kau tidak boleh minum ini, jika kau mabuk aku tidak mau mengurusmu." Ucap Daren.
Lexia memutar bola matanya, "aku juga tidak menginginkannya." Ucapnya, dia mulai menghabiskan makanan pembuka yang di sajikan, setelah selesai makanan utama pun hadir dengan kelihatan menggiurkan, lexia yang sudah mempelajari cara menggunakan peralatan makan tentu saja tergiur ingin mengiris steak di hadapannya.
"Kau suka?" Tanya daren menatap lexia yang mengunyah makanannya sambil tersenyum.
"Ya, aku sangat menyukainya." Ucap lexia.
"Jadi, bagaimana? Kau akan mengizinkanku bertemu dengan nenekku? Aku sudah memberi tahumu hal ini." Ucap lexia sambil mengiris steaknya.
"Jangan sekarang lexia, orang-orang Juan terlihat di beberapa tempat, dia pasti memantaumu, aku tidak ingin kau menghancurkan segalanya."
"Kenapa mereka memantauku?" Tanyanya.
"Entah, sikap tuan Robert memang seperti itu mereka penuh kewaspadaan, tidak ada seorangpun yang boleh merugikannya." Ucap Daren.
"Ck, baiklah tapi biar bagaimanapun aku harus menjenguk nenekku nanti dan kau harus mengizinkannya." Ucap lexia kepada daren.
"Sudahlah, cepat habiskan makananmu, setelah itu kita pulang." Ucapnya.
Lexia berdiri dari tempatnya duduk.
"Kau mau kemana?" Tanya daren.
"Ke kamar mandi." Ucapnya cuek dia lalu bergegas berjalan menuju kamar mandi, Daren tidak berhenti memandang lexia hingga menghilang dari kejauhan.
"Sial ! Apa aku gila!" Ucapnya sambil meneguk sekaligus minumannya.
Lexia masuk ke kamar mandi yang kebetulan kosong lalu mencuci tangannya, matanya menatap pantulan wajahnya di cermin, Nampak seorang gadis cantik bermata safir terang balas memandangnya.
Lexia memegang cermin di hadapannya dia begitu larut dengan perubahan dirinya seperti dia tidak mengenal wajahnya sendiri.
Lexia menggeleng dan akan segera keluar dari kamar mandi tetapi seseorang menghalangi jalannya, lexia begitu terkejut karena pria ini ada di dalam kamar mandi wanita.
"Kau ! Apa yang kau lakukan di sini?" Ucap lexia dengan suara keras menatap William yang berdiri di depan pintu kamar mandi dan menghalangi langkah lexia.
"Apa yang kulakukan di sini? Kau pasti tahu jawabannya lexia, gaun itu..kau bermaksud menggoda daren dengan mengenakan gaun seksi itu?" Ucapnya.
"Aku memakai gaun apapun itu urusanku, minggir ! Aku ingin keluar." Bentak lexia.
"Jika kau bisa menyingkirkanku lexia." Tantangnya. Dia tersenyum senang menatap wajah gusar lexia di hadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Anti@
Will ni dak kena gampar lagi kyknya
2021-08-13
0
🌹Milea 🖤
yg pling bkin aq bingung sbnernya yg bkal jd pndamping nya si lexia itu spa.? g, mgkin kan klo stiap ada cwok gnteng bkal gntian nyosor bibir atau tbuh lexia.. kan jd nya trkesan murahan 🙄 maaf thor skdar pndpat aq aja sih.?🙏🤭
2020-08-15
2
Avdev Chan
sebenarnya siapa sih si wiliam itu,knp selalu protect sama lexia...aduhhh jd Taka teki deh..
2020-06-29
2