"Oh begitu, berarti nanti kita berdua naik bis ya Sal ?" tanya Risa pada Sally.
"Ya begitulah, karena kalaupun kita ikut rombongan sudah tidak muat mobilnya. Jadi nanti aku dan kamu pulang ke kota C naik bis saja. Apakah kamu keberatan Risa?" Sally balik bertanya pada Risa.
"Oh, tidak sama sekali karena aku sudah terbiasa naik bis ke luar kota. Kalau begitu kita berangkat jam berapa Sal?" tanya Risa kembali.
"Satu jam lagi kita berangkat ya, supaya tidak kemalaman sampai di rumah," jawab Sally.
"Oke, siiip..." balas Risa dengan menunjukkan dua jari jempolnya.
"Risa, Sally, biar aku yang mengantar kalian ya. Kita sama-sama ke kota C, kebetulan aku akan meeting bersama karyawan perusahaan cabang sana," ucap Adit menawarkan bantuan.
"Tapi kak, bukannya hari ini kak Adit harus kerja?" tanya Risa pada Adit.
"Iya Kak, nanti malah merepotkan kak Adit deh," ucap Sally.
"Tidak, aku tidak direpotkan. Kebetulan juga hari ini tidak ada dokumen yang harus aku tanda tangani di perusahaan. Jadi aku bs memimpin rapat dengan karyawan perusahaan cabang," jelas Adit pada Risa dan Sally.
"Terserah kak Adit saja, tapi tidak ada syarat apa-apa kan?" tanya Sally sambil mengerutkan dahi.
"Hahaha... kamu ini ada-ada saja, ya ngga lah. Kalau begitu kalian beres-beres barang kalian dulu ya, aku tunggu di lobby sambil menunggu Bara datang," kata Adit sambil mengambil koran bisnis yang tersedia di ruang lobby hotel.
Risa dan Sally segera ke kamarnya untuk membereskan barang-barang dan pakaian yang akan dibawa pulang. Sedangkan keluarga Sally sudah berangkat ke kota C lebih dahulu.
Akhirnya Risa dan Sally sudah siap dengan barang bawaan mereka dan sudah berada di lobby lagi untuk bertemu dengan Adit. Nampak Adit sedang berbincang dengan Bara diselingi suara tertawa.
"Wah para bidadari baru turun nih," goda Bara pada Risa dan Sally sambil tersenyum.
"Bidadari dari mana?!" tanya Sally sambil melirik ke arah Risa.
"Bidadari turun dari tangga !" celetuk Risa disambut tawa mereka berempat.
"Sudah, sudah, kalian sudah siap? Kita berangkat yuk!" kata Adit sambil melihat jam di tangannya.
"Siaaappp komandan!" jawab Risa dan Sally bersama-sama.
"Nah kan, kompak selalu deh jawabnya," ucap Bara sambil tertawa. Kemudian Adit dan Bara membantu memasukkan barang ke dalam mobil Adit. Sedangkan mobil kantor yang dipakai Adit dibawa ke kantor lagi oleh sopir. Seperti biasa Bara yang menyetir.
Sekitar pukul dua siang mereka telah sampai di kota C, Adit mengantar Risa dan Sally ke kafe milik Risa terlebih dahulu karena Adit dan Bara harus mengikuti rapat dengan para karyawan perusahaan cabang kota C yang letaknya ada di dekat kafe Risa.
Kurang lebih 1,5 jam Adit selesai memimpin rapat, kemudian dia mengajak Bara menemui Risa dan Sally di kafe untuk mengantar mereka pulang. Bara mengikuti langkah Adit hingga di depan kafe.
Risa melihat kedatangan Adit dan Bara langsung menyuruh untuk duduk di bangku dan menawarkan minuman.
"Kak Adit dan Kak Bara mau minum apa?" tanya Risa pada kedua laki-laki tersebut.
"Aku ingin Cofee Latte buatanmu," kata Adit sambil tersenyum pada Risa. Dan Risa menyambut senyuman dengan balik tersenyum pada Adit.
"Ehem eheemm..." tiba-tiba Bara pura-pura batuk.
"Bara, kamu kenapa tiba-tiba batuk?" tanya Adit sambil pasang muka bingung.
"Tidak, tidak apa-apa kok. Risa, jangan mau dirayu sama dia ya ... " bisik Bara ke arah Risa.
"Hei siapa juga yang merayu? Bukannya kamu yang suka merayu Sally diam-diam lewat pesan yang kau kirim di ponsel kamu?" seloroh Adit tidak terima dengan ucapan sepupunya itu.
"Wah, kak Bara ternyata suka merayu Sally ya? Kok Sally tidak pernah bilang ke aku ya? hehehe..." ucap Risa sambil tertawa ke arah Bara.
"Duh, jangan dengarkan kata kakakku ini Sa, jangan percaya ya!" kata Bara sambil memainkan sebelah matanya ke arah Risa.
"Siapa yang bohong, tanyakan saja pada Sally tuh," ucap Adit pada Risa.
Risa hanya tertawa kecil melihat tingkah laku kedua laki-laki yang dia kenal baik itu. "Jadinya kak Bara mau minum apa nih?" tanya Risa pada Bara.
"Hmmm aku mau dibuatkan hot chocolate buatan Sally ya ... " bisik Bara ke arah telinga Risa.
"Oke, siap bos!" jawab Risa singkat.
Risa pun balik badan masuk ke dalam untuk membuat kopi pesanan Adit dan menyampaikan pesan Bara pada Sally. Sekitar 5 menit kemudian Risa dan Sally keluar dan saling menyuguhkan minuman yang sudah dipesan oleh Adit dan Bara.
"Kak Bara, kenapa minumannya harus aku yang buat?" tanya Sally pada Bara. Pertanyaan Sally ini membuat Bara jadi tersedak oleh minumannya, "Hmmm karena kalau buatan tanganmu pasti rasanya enak dan mantap, terasa sensasinya..." jawab Bara dengan gaya puitisnya.
Ketiga temannya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Bara. Mereka nampak sangat akrab dalam setiap obrolan.
Setelah Adit dan Bara selesai menghabiskan minumannya, mereka segera mengantarkan Risa dan Sally pulang ke rumah masing-masing. Pertama yang diantar adalah Risa, karena rumahnya lebih dekat jaraknya dari Kafe. Setelah mengantar Risa kemudian Adit dan Bara mengantar Sally menuju ke rumahnya, setelah itu barulah melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta.
*************
Pada malam hari di rumah Adit, nampak Adit tidak dapat memejamkan matanya. Dia masih bimbang dengan apa yang dirasakan saat ini, mengapa dia selalu merasa nyaman jika dirinya sedang berdekatan maupun bicara dengan Risa.
Adit semakin tak dapat tidur, setiap matanya terpejam. namun pikirannya selalu menuju pada sosok Risa. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, dia ingin telpon Risa tapi takut mengganggu tidur Risa, maka niatnya untuk menelpon diurungkan.
Dia kembali memandang foto dirinya dengan Risa saat di pesta pernikahan sepupu Sally. Adit nampak tersenyum sendiri memandang kecantikan wajah Risa, dadanya terasa seperti bergemuruh tidak karuan. Tiba-tiba ada perasaan rindu yang tak bisa ditahan, dia ingin bertemu Risa lagi dan mendengarkan suaranya. Padahal tadi seharian mereka sudah bertemu bahkan Adit mengantar Risa ke rumah Risa di kota C.
Akhirnya Adit mengetik sebuah puisi dan dikirim nomor ponsel Risa ...
"Rindu bukan milikmu saja
Pejamlah, lihat yang lesat dari mataku
Mencerabut denyut hati tanpa permisi
Menarik kata dari puisi
Hampir-hampir kehilangan arti
Dalam ketidakrelaan ketiadaan
Membilang detik-detik hampa
Mengukur waktu kian berdebu
Masih dengan rindu yang sama
Setiap yang kutemui merupa dirimu
Impian utuh memanggil dari jauh
Melambai tanpa angin labuh
Tersangkut di ujung doa"
Setelah mengirimkan puisi pada Risa melalui pesan ponsel, Adit mulai tidur pulas dan terbuai dengan mimpi indahnya.
Tak terasa hari telah berganti pagi. Adit membuka matanya perlahan dan menatap sinar matahari yang masuk ke dalam kamar. Rupanya Adit bangun kesiangan, jam menunjukkan pukul enam pagi. Dia langsung bergegas mengambil handuk dan segera mandi, karena dia harus berangkat ke kantor pagi-pagi. Agenda kegiatan hari ini adalah menemani tamu dari perusahaan asing yang berkunjung ke perusahaan milik papinya.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Adit mengambil ponselnya dan nampak ada pesan masuk. Dilihatnya pesan itu, rupanya dia mendapat balasan dari Risa.
"Terima Kasih Ya ..." kata Risa melalui pesan itu.
"Terima kasih apa ?" tanya Adit pada Risa.
"Puisinya kak, indah sekali puisinya. Terima kasih juga kemarin sudah mengantarkan Risa," balas Risa lagi.
"Sama-sama Risa, oh iya hari ini kafe kamu masih tutup atau sudah buka ?" Adit bertanya kembali.
"Insya Allah hari ini kafe buka kak. Kak Adit hati-hati ya berangkat kerjanya," balas Risa sambil memberi emoticon tersenyum.
"Terima kasih ya ..." jawab Adit dan diberi emoticon tersenyum juga bunga mawar.
"Sama-sama kak," balas Risa.
"Baiklah aku berangkat kerja dulu ya Risa, Assalamualaikum..." kata Adit, dan dibalas oleh Risa "Waalaikumsalam".
Kemudian Adit mengambil tas kerjanya dan keluar kamar. Dia segera berpamitan pada kedua orang tuanya dan melangkahkan kakinya menuju mobil pribadinya di garasi.
Tak lama kemudian Adit melajukan mobilnya menuju jalanan ke tempat kerjanya. Sayup-sayup terdengar suara lagu Tanpa Batas Waktu milik Amanda Manoppo dari tape mobil Adit.
Saat berhenti di lampu merah, Adit kembali memeriksa ponselnya berharap ada pesan masuk dari Risa. Namun yang diharapkan tidak terjadi, yang ada hanyalah pesan dari Bara dan sekretaris kantor yang isinya hampir sama yaitu menanyakan keberadaan Adit karena tamu dari perusahaan asing sebentar lagi akan tiba di kantor Adit.
Adit menambah lagi kecepatan mobilnya agar tidak terlambat. Jika dipikir akan terasa malu jika tamunya tiba lebih dahulu daripada dirinya.
Akhirnya sampai juga Adit di depan kantor megahnya, mobil diserahkan pada sekuriti untuk diparkir dan dia segera menuju ke ruangannya dengan sedikit berlari. Adit pun bernafas lega karena dia belum terlambat untuk menyambut tamu pentingnya itu.
################
Wow rupanya antara Risa dengan Adit ada perasaan yang sama namun mereka belum mau jujur dengan perasaan masing-masing.
Mau tahu kelanjutan ceritanya? Simak terus ya kisah mereka dan jangan lupa like, komentar, vote dan jadikan Risa sebagai favorit kalian 🤗🙏🌹🌹
Happy reading gaeess... Jangan lupa lakukan Prokes juga ya di manapun kalian berada.
Jaga kesehatan ya 💪💪💪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Mutia Rahma
Semangat terus 💪💪💪
2022-10-12
1
Har Tini
semangat adit katakan cinta s risa😍
2021-09-27
1
Lasmi Kasman
semangat Kk
2021-07-31
1