Episode 5. Banyak Pesanan

Tidak terasa sudah sebulan lebih Risa berjualan seblak di rumah, dan langganan Risa juga semakin bertambah membuat Risa semakin senang dengan usahanya ini dan selalu bersyukur pada Allah karena dia bisa menghasilkan uang sendiri dengan jerih payahnya tanpa merepotkan orang tua lagi. Asil dari penjualan seblak digunakan oleh Risa untuk membayar kuliahnya, meskipun orang tuanya masih mampu untuk membiayai dia kuliah, tapi Risa ingin bisa membiayai sendiri kuliahnya.

Pandangan Risa beralih pada mobil mewah yang parkir di dekat rumahnya, kemudian pemilik mobil turun. Sepertinya Risa pernah melihatnya, kemudian pemilik mobil tadi mendekati Risa yang sedang menyiapkan adonan seblak.

“Selamat siang nyonya, silahkan dipilih toping seblak yang diinginkan,” sambut Risa menyapa nyonya pemilik mobil mewah tadi.

“Iya, kenalkan nama saya Lina dan ini anak saya, Anin. Saya sangat suka dengan seblak buatanmu, karena itu saya berniat untuk memesan lagi seblak buatanmu ini sebanyak sepuluh bungkus untuk besok sore karena saya ada acara keluarga besok. Apakah bisa?” ucap wanita paruh baya itu pada Risa.

Seketika Risa ingat jika kedua pembeli itu yang pernah datang untuk membeli seblaknya beberapa waktu lalu. Dan sekarang mereka datang lagi dengan memesan sepuluh bungkus. “Oh, bisa nyonya, bisa … Mau diambil jam berapa besok sore ?” ucap Risa menyanggupi.

“Besok sekitar jam 4 sore ya,” jawab wanita itu.

“Insya Allah bisa nyonya, alhamdulillah … terima kasih nyonya menyukai seblak saya,” kata Risa sambil tersenyum memandang wanita yang bernama Lina itu.

Setelah memesan seblak Risa, kemudian dua wanita tadi pergi meninggalkan Risa berjualan.

Risa tampak bahagia sekali karena dia juga mendapatkan pesanan banyak, berarti semakin banyak pula yang menyukai rasa seblak buatannya.

“Siapa yang datang dan bicara denganmu tadi Nak ?” tiba-tiba terdengar suara bu Yana dari dalam rumah. “Itu bu, nyonya yang pernah kesini membeli seblak dengan anaknya beberapa waktu lalu naik mobil mewah itu,” jawab Risa.

“Oh yang itu… lalu apa yang kalian bicarakan tadi, sepertinya serius sekali?” tanya bu Yana lagi pada anaknya. “Begini bu, beliau senang dengan seblak buatan Risa. Dan memesan sepuluh bungkus seblak untuk dimbil besok sore bu,” ucap Risa sambil tersenyum lebar pada ibunya.

“Alhamdulillah … ibu ikut senang nak. Kalau begitu nanti malam ibu akan bantu kamu menyiapkan bahan-bahannya ya supaya besok bisa segera diambil sesuai dengan pemesanan,” ujar Bu Yana pada anaknya dengan tersenyum senang.

“Terima kasih ya bu,” kata Risa memeluk ibunya.

Malam harinya Risa dibantu oleh ibunya menyiapkan segala bahan untuk membuat pesanan seblak dari bu Lina. Mereka tampak bekerja keras malam ini supaya tidak mengecewakan pelanggannya. Setelah larut malam mereka istirahat tidur supaya besok tubuh mereka bisa segar kembali.

Keesokan harinya menjelang sore, Risa mulai mengemas seblak yang dipesan oleh bu Lina. Dia memasukkan adonan seblak ke dalam kemasan yang aman, tidak lupa juga dia memasukkan seblak sesuai dengan paket yang dipilih oleh bu Lina kemarin.

***

 

Sore ini Bu Lina dan keluarga besarnya masih melakukan kunjungan ke rumah adik Bu Lina karena ada acara keluarga, tepatnya acara arisan keluarga. Dan bulan ini bertempat di rumah adik bu Lina, yaitu Bu Wulan di kota C.

“Anin … sini sebentar !” perintah bu Lina pada anak gadisnya. Saat ini mereka sedang menyiapkan masakan untuk acara arisan keluarga.

"Ada apa Mi ?” tanya Anin sambil mendekati maminya.

“Mami minta tolong ambilkan pesanan seblak mami kemarin di tempatnya Neng Risa ya” Bu Lina memerintah Anin yang saat itu sedang menghias kue bersama tantenya.

“Tapi Anin masih bantu Tante Wulan menghias kue Mi, ini masih banyak yang belum dihias. Biar Kak Adit saja Mi yang ambil seblaknya,” ucap Anin.

“Kak Adit …. Kak … Dipanggil mami kak, cepatlah kesini !” teriak Anin memanggil kakaknya, Adit.

“Apa sih bawel … sukanya teiak-teriak deh, kakakmu ini ngga tuli !” jawab Adit sambil memandang adiknya dengan sorot mata yang tajam karena hatinya kesal sedang sibuk membuka laptop di kamar tiba-tiba dipanggil oleh Anin.

“Adit, kamu tuh ya sudah tahu disini mau ada acara keluarga, bukannya bantu-bantu papi sama Om kamu malah ngurusi kerjaan melulu. Sini, mami butuh bantuanmu !” ucap Bu Lina sambil menjewer telinga Adit.

“Aduh, aduh … sakit Mi, kenapa pakai acara menjewer telinga Adit segala sih Mi ?” kata Adit sambil meringis menahan sakit, tapi maminya tidak mempedulikannya. Terdengar suara tertawa dari mulut Anin dan Bu Wulan, tantenya.

“Sukurin, jewer yang kencang Mi, hahaha … “ ucap Anin tertawa sambil memandang ke arah Adit yang kesakitan.

“Ada apa Mi?”tanya Adit lagi pada bu Lina.

“Mami minta tolong kamu ambilkan seblak pesanan Mami, ada sepuluh bungkus. Nih alamat penjualnya,” perintah bu Lina pada Adit.

“Kok Adit sih Mi, kan ada Anin. Adit kan laki-laki Mi, masa sih beli makanan di warung, itu kan tugasnya anak perempuan Mi.” ujar Adit protes pada maminya.

“Sudah, jangan protes sama Mami. Cepat sana pergi ambil pesanan Mami, sebentar lagi acara akan dimulai,” ucap Bu Lina sambil mengarahkan tangannya akan menjewer telinga Adit yang satu lagi.

Sontak  tangan  Adit memegang tangan maminya, “Iya, iya …  Adit akan ambil Mi, “  ucap Adit melangkahkan kakinya menuju mobilnya sambil mengepalkan tangannya ke arah Anin, kemudian dibalas oleh Anin dengan menjulurkan lidahnya pada Adit.

Bu Lina dan Bu Wulan hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Adit dan Anin yang terkadang masih seperti anak kecil, padahal usia mereka sudah sama-sama dewasa.

Akhirnya Adit telah menemukan alamat yang diberikan oleh maminya. Adit turun dari mobil dan mendekati tempat Ria berjualan.

“Permisi …” ucap Adit pada Bu Yana. “Silahkan, ada yang bisa dibantu nak ?” tanya Bu Yana pada Adit.

“Saya mau mengambil seblak yang sudah dipesan oleh mami saya kemarin, ada sepuluh bungkus,” kata Adit.

“Oh, pesanan ibu Lina ya? “ tiba-tiba terdengar suara Risa dari dalam rumah.

Adit mencari arah suara tadi, dan dia begitu terpesona melihat kecantikan wajah Risa. “ Ini kak, pesanan ibu Lina.” Risa menyerahkan sepuluh bungkus seblak pada Adit.

“Oh I … iya … “ jawab Adit gugup. “Oh ya kak, jadi total semuanya dua ratu lima puluh ribu rupiah kak,” ucap Risa sambil memberikan nota pembelian pada Adit. Kemudian Adit mengambil uang di dompetnya dan memberikannya pada Risa.

“Terima kasih kak, ditunggu pesanan selanjutnya ya kak. Sampaikan salam hangat kami untuk ibu Lina,” ucap Risa sambil kepalanya mengangguk dan tersenyum pada Adit. Kemudian Adit masuk kembali ke dalam mobilnya sambil menggerutu “Mami ini, sudah nyuruh aku ambil makanan, eh disuruh bayarin pula.”

Kedatangan Adit ternyata sudah ditunggu-tunggu oleh maminya. “Mi, ini Mi seblaknya,” kata Adit sambil berteriak mencari maminya.

“Adit, lama sekali sih kamu. Acaranya sudah hampir dimulai ini. Tadi kamu mampir dari mana sih?  Ditunggu-tunggu sama mami dari tadi, kasihan kan saudara-saudara yang lain sudah ingin mencicipi seblak. Letakkan di atas meja makan sana seblaknya!” ucap Bu Lina pada Adit sambil sibuk menata kembali makanan di atas meja.

“Duh mami ini seperti reporter televisi saja deh, bicaranya tidak ada titik komanya. Bukannya berterima kasih sama anaknya yang tampan ini, Adit kan sudah mengambilkan makanan itu Mi, ditambah lagi Adit yang bayar semuanya.” kata Adit memandang maminya dengan perasaan kesal.

“Oh iya Dit, mami baru ingat, kemarin mami lupa belum beri uang ke penjualnya. Terima kaih ya anak mami yang paling tampan,” Bu Lina pun terkekeh-kekeh.

Adit sontak terkejut dengan perkataan maminya, kemudian dia menepuk dahinya dengan telapak tangan dan melangkahkan kaki ke arah papinya yang sedang mengobrol dengan Omnya di teras depan rumah.

Namun sejenak Adit masih teringat wajah Risa yang cantik alami tanpa polesan, tidak seperti Maya, kekasihnya yang selalu menggunakan make up tebal kemanapun dirinya pergi. Mungkin karena Maya adalah seorang model jadi dia harus menyesuaikan dengan profesinya, begitu yang ada di dalam pikiran Adit. Adit pun jadi merasa rindu kekasihnya itu yang kini sedang melakukan pemotretan di Australia.

Tak lama kemudian acara arisan pun dimulai, dan ternyata banyak saudara dari keluarga Bu Lina yang menyukai seblak buatan Risa.

 

#############

Teman-teman, jangan lupa like ya kalau kalian suka dengan ceritanya. Tambahkan komentarmu  untuk memberikan semangat padaku ...**berikan juga vote untuk author ya bila kalian berkenan.**

Happy reading, semoga indah harimu ... :-)

Terpopuler

Comments

Sudarto Juwana14

Sudarto Juwana14

gaskeun thor

2025-04-10

1

HARTIN MARLIN

HARTIN MARLIN

lanjut lagi thor

2023-11-03

1

Har Tini

Har Tini

thor kasih visual riska ny dong

2021-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1. Pengenalan Tokoh
2 Episode 2. Semangat Pagi Hari
3 Episode 3. Bapak Sakit
4 Episode 4. Liburan Semester
5 Episode 5. Banyak Pesanan
6 Episode 6. Menjadi Pengusaha Kuliner
7 Episode 7. Kecewa Lagi
8 Episode 8. Bertemu Orang Ganteng
9 Episode 9. Dompet, Oh Dompet
10 Episode 10. Kejutan di London
11 Episode 11. Seblak Tulang Ayam
12 Episode 12. Seblak Cinta
13 Episode 13. Refreshing
14 14. Pernah lihat
15 Episode 15. Jadi Malu
16 Episode 16. Apa ini namanya jatuh cinta?
17 Episode 17. Merindukanmu
18 Episode 18. Kembali ke kota Jakarta
19 Episode 19. Disini Juga
20 Episode 20. Terima Kasih Ya ...
21 Episode 21. Seblak Kuah Jeletot
22 Episode 22. Bukan Jaman Siti Nurbaya Lagi
23 Episode 23. Terpaksa (1)
24 Episode 24. Terpaksa (2)
25 Episode 25. Rasanya Aneh
26 Episode 26. Bisa Masak
27 Episode 27. I Miss You
28 Episode 28. Badai
29 Episode 29. Pertemuan Tak Disangka
30 Episode 30. Mundur
31 Episode 31. Saatnya Untuk Jujur
32 Episode 32. Lega
33 Episode 33. Ayah Yang Keras Kepala
34 Episode 34. Restu Ayah
35 Episode 35. Level Satu Saja Ya
36 Episode 36. Kejutan Untuk Mami
37 Episode 37. Melayang
38 Episode 38. Deg-deg Serrr
39 Episode 39. Planning Risa
40 Episode 40. Happy Wedding (1)
41 Episode 41. Happy Wedding (2)
42 Episode 42. Aaawww ...
43 Episode 43. Gunung Bromo
44 Episode 44. Wisata Honeymoon
45 Episode 45. Wisata Honeymoon #2
46 Episode 46. Kembali ke Jakarta
47 Episode 47. Bersamamu
48 Episode 48. Saran Dari Mertua
49 Episode 49. Butuh Proses
50 Episode 50. Siap ... Mulai !!
51 Episode 51. Grand Opening
52 Episode 52. Ramai
53 Episode 53. Kejutan Terindah
54 Episode 54. Menggemaskan
55 Episode 55. Mangga Manalagi
56 Episode 56. Bertemu Bapak dan Ibu
57 Episode 57. Seblak Buatan Mertua
58 Episode 58. Kerja Lagi
59 Episode 59. Keributan di Kafe
60 Episode 60. Penyelidikan
61 Episode 61. Titik Terang
62 Episode 62. Kabar Baik
63 Episode 63. Kafe Mulai Ramai Pengunjung
64 Episode 64. Ada Yang Kangen
65 Episode 65. Ada Apa Dengan Jantungku?
66 Episode 66. Sudah Tujuh Bulan
67 Episode 67. Bumil yang Sensitif
68 Episode 68. Mami Mertua Rasa Ibu Kandung
69 Episode 69. Persiapan Melahirkan
70 Episode 70. Hello Boy
71 Episode 71. Anggota Baru
72 Episode 72. Matahari Papa dan Bunda
73 Episode 73. Anugerah Terindah
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Episode 1. Pengenalan Tokoh
2
Episode 2. Semangat Pagi Hari
3
Episode 3. Bapak Sakit
4
Episode 4. Liburan Semester
5
Episode 5. Banyak Pesanan
6
Episode 6. Menjadi Pengusaha Kuliner
7
Episode 7. Kecewa Lagi
8
Episode 8. Bertemu Orang Ganteng
9
Episode 9. Dompet, Oh Dompet
10
Episode 10. Kejutan di London
11
Episode 11. Seblak Tulang Ayam
12
Episode 12. Seblak Cinta
13
Episode 13. Refreshing
14
14. Pernah lihat
15
Episode 15. Jadi Malu
16
Episode 16. Apa ini namanya jatuh cinta?
17
Episode 17. Merindukanmu
18
Episode 18. Kembali ke kota Jakarta
19
Episode 19. Disini Juga
20
Episode 20. Terima Kasih Ya ...
21
Episode 21. Seblak Kuah Jeletot
22
Episode 22. Bukan Jaman Siti Nurbaya Lagi
23
Episode 23. Terpaksa (1)
24
Episode 24. Terpaksa (2)
25
Episode 25. Rasanya Aneh
26
Episode 26. Bisa Masak
27
Episode 27. I Miss You
28
Episode 28. Badai
29
Episode 29. Pertemuan Tak Disangka
30
Episode 30. Mundur
31
Episode 31. Saatnya Untuk Jujur
32
Episode 32. Lega
33
Episode 33. Ayah Yang Keras Kepala
34
Episode 34. Restu Ayah
35
Episode 35. Level Satu Saja Ya
36
Episode 36. Kejutan Untuk Mami
37
Episode 37. Melayang
38
Episode 38. Deg-deg Serrr
39
Episode 39. Planning Risa
40
Episode 40. Happy Wedding (1)
41
Episode 41. Happy Wedding (2)
42
Episode 42. Aaawww ...
43
Episode 43. Gunung Bromo
44
Episode 44. Wisata Honeymoon
45
Episode 45. Wisata Honeymoon #2
46
Episode 46. Kembali ke Jakarta
47
Episode 47. Bersamamu
48
Episode 48. Saran Dari Mertua
49
Episode 49. Butuh Proses
50
Episode 50. Siap ... Mulai !!
51
Episode 51. Grand Opening
52
Episode 52. Ramai
53
Episode 53. Kejutan Terindah
54
Episode 54. Menggemaskan
55
Episode 55. Mangga Manalagi
56
Episode 56. Bertemu Bapak dan Ibu
57
Episode 57. Seblak Buatan Mertua
58
Episode 58. Kerja Lagi
59
Episode 59. Keributan di Kafe
60
Episode 60. Penyelidikan
61
Episode 61. Titik Terang
62
Episode 62. Kabar Baik
63
Episode 63. Kafe Mulai Ramai Pengunjung
64
Episode 64. Ada Yang Kangen
65
Episode 65. Ada Apa Dengan Jantungku?
66
Episode 66. Sudah Tujuh Bulan
67
Episode 67. Bumil yang Sensitif
68
Episode 68. Mami Mertua Rasa Ibu Kandung
69
Episode 69. Persiapan Melahirkan
70
Episode 70. Hello Boy
71
Episode 71. Anggota Baru
72
Episode 72. Matahari Papa dan Bunda
73
Episode 73. Anugerah Terindah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!