Tidak terasa sudah sebulan lebih Risa berjualan seblak di rumah, dan langganan Risa juga semakin bertambah membuat Risa semakin senang dengan usahanya ini dan selalu bersyukur pada Allah karena dia bisa menghasilkan uang sendiri dengan jerih payahnya tanpa merepotkan orang tua lagi. Asil dari penjualan seblak digunakan oleh Risa untuk membayar kuliahnya, meskipun orang tuanya masih mampu untuk membiayai dia kuliah, tapi Risa ingin bisa membiayai sendiri kuliahnya.
Pandangan Risa beralih pada mobil mewah yang parkir di dekat rumahnya, kemudian pemilik mobil turun. Sepertinya Risa pernah melihatnya, kemudian pemilik mobil tadi mendekati Risa yang sedang menyiapkan adonan seblak.
“Selamat siang nyonya, silahkan dipilih toping seblak yang diinginkan,” sambut Risa menyapa nyonya pemilik mobil mewah tadi.
“Iya, kenalkan nama saya Lina dan ini anak saya, Anin. Saya sangat suka dengan seblak buatanmu, karena itu saya berniat untuk memesan lagi seblak buatanmu ini sebanyak sepuluh bungkus untuk besok sore karena saya ada acara keluarga besok. Apakah bisa?” ucap wanita paruh baya itu pada Risa.
Seketika Risa ingat jika kedua pembeli itu yang pernah datang untuk membeli seblaknya beberapa waktu lalu. Dan sekarang mereka datang lagi dengan memesan sepuluh bungkus. “Oh, bisa nyonya, bisa … Mau diambil jam berapa besok sore ?” ucap Risa menyanggupi.
“Besok sekitar jam 4 sore ya,” jawab wanita itu.
“Insya Allah bisa nyonya, alhamdulillah … terima kasih nyonya menyukai seblak saya,” kata Risa sambil tersenyum memandang wanita yang bernama Lina itu.
Setelah memesan seblak Risa, kemudian dua wanita tadi pergi meninggalkan Risa berjualan.
Risa tampak bahagia sekali karena dia juga mendapatkan pesanan banyak, berarti semakin banyak pula yang menyukai rasa seblak buatannya.
“Siapa yang datang dan bicara denganmu tadi Nak ?” tiba-tiba terdengar suara bu Yana dari dalam rumah. “Itu bu, nyonya yang pernah kesini membeli seblak dengan anaknya beberapa waktu lalu naik mobil mewah itu,” jawab Risa.
“Oh yang itu… lalu apa yang kalian bicarakan tadi, sepertinya serius sekali?” tanya bu Yana lagi pada anaknya. “Begini bu, beliau senang dengan seblak buatan Risa. Dan memesan sepuluh bungkus seblak untuk dimbil besok sore bu,” ucap Risa sambil tersenyum lebar pada ibunya.
“Alhamdulillah … ibu ikut senang nak. Kalau begitu nanti malam ibu akan bantu kamu menyiapkan bahan-bahannya ya supaya besok bisa segera diambil sesuai dengan pemesanan,” ujar Bu Yana pada anaknya dengan tersenyum senang.
“Terima kasih ya bu,” kata Risa memeluk ibunya.
Malam harinya Risa dibantu oleh ibunya menyiapkan segala bahan untuk membuat pesanan seblak dari bu Lina. Mereka tampak bekerja keras malam ini supaya tidak mengecewakan pelanggannya. Setelah larut malam mereka istirahat tidur supaya besok tubuh mereka bisa segar kembali.
Keesokan harinya menjelang sore, Risa mulai mengemas seblak yang dipesan oleh bu Lina. Dia memasukkan adonan seblak ke dalam kemasan yang aman, tidak lupa juga dia memasukkan seblak sesuai dengan paket yang dipilih oleh bu Lina kemarin.
***
Sore ini Bu Lina dan keluarga besarnya masih melakukan kunjungan ke rumah adik Bu Lina karena ada acara keluarga, tepatnya acara arisan keluarga. Dan bulan ini bertempat di rumah adik bu Lina, yaitu Bu Wulan di kota C.
“Anin … sini sebentar !” perintah bu Lina pada anak gadisnya. Saat ini mereka sedang menyiapkan masakan untuk acara arisan keluarga.
"Ada apa Mi ?” tanya Anin sambil mendekati maminya.
“Mami minta tolong ambilkan pesanan seblak mami kemarin di tempatnya Neng Risa ya” Bu Lina memerintah Anin yang saat itu sedang menghias kue bersama tantenya.
“Tapi Anin masih bantu Tante Wulan menghias kue Mi, ini masih banyak yang belum dihias. Biar Kak Adit saja Mi yang ambil seblaknya,” ucap Anin.
“Kak Adit …. Kak … Dipanggil mami kak, cepatlah kesini !” teriak Anin memanggil kakaknya, Adit.
“Apa sih bawel … sukanya teiak-teriak deh, kakakmu ini ngga tuli !” jawab Adit sambil memandang adiknya dengan sorot mata yang tajam karena hatinya kesal sedang sibuk membuka laptop di kamar tiba-tiba dipanggil oleh Anin.
“Adit, kamu tuh ya sudah tahu disini mau ada acara keluarga, bukannya bantu-bantu papi sama Om kamu malah ngurusi kerjaan melulu. Sini, mami butuh bantuanmu !” ucap Bu Lina sambil menjewer telinga Adit.
“Aduh, aduh … sakit Mi, kenapa pakai acara menjewer telinga Adit segala sih Mi ?” kata Adit sambil meringis menahan sakit, tapi maminya tidak mempedulikannya. Terdengar suara tertawa dari mulut Anin dan Bu Wulan, tantenya.
“Sukurin, jewer yang kencang Mi, hahaha … “ ucap Anin tertawa sambil memandang ke arah Adit yang kesakitan.
“Ada apa Mi?”tanya Adit lagi pada bu Lina.
“Mami minta tolong kamu ambilkan seblak pesanan Mami, ada sepuluh bungkus. Nih alamat penjualnya,” perintah bu Lina pada Adit.
“Kok Adit sih Mi, kan ada Anin. Adit kan laki-laki Mi, masa sih beli makanan di warung, itu kan tugasnya anak perempuan Mi.” ujar Adit protes pada maminya.
“Sudah, jangan protes sama Mami. Cepat sana pergi ambil pesanan Mami, sebentar lagi acara akan dimulai,” ucap Bu Lina sambil mengarahkan tangannya akan menjewer telinga Adit yang satu lagi.
Sontak tangan Adit memegang tangan maminya, “Iya, iya … Adit akan ambil Mi, “ ucap Adit melangkahkan kakinya menuju mobilnya sambil mengepalkan tangannya ke arah Anin, kemudian dibalas oleh Anin dengan menjulurkan lidahnya pada Adit.
Bu Lina dan Bu Wulan hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Adit dan Anin yang terkadang masih seperti anak kecil, padahal usia mereka sudah sama-sama dewasa.
Akhirnya Adit telah menemukan alamat yang diberikan oleh maminya. Adit turun dari mobil dan mendekati tempat Ria berjualan.
“Permisi …” ucap Adit pada Bu Yana. “Silahkan, ada yang bisa dibantu nak ?” tanya Bu Yana pada Adit.
“Saya mau mengambil seblak yang sudah dipesan oleh mami saya kemarin, ada sepuluh bungkus,” kata Adit.
“Oh, pesanan ibu Lina ya? “ tiba-tiba terdengar suara Risa dari dalam rumah.
Adit mencari arah suara tadi, dan dia begitu terpesona melihat kecantikan wajah Risa. “ Ini kak, pesanan ibu Lina.” Risa menyerahkan sepuluh bungkus seblak pada Adit.
“Oh I … iya … “ jawab Adit gugup. “Oh ya kak, jadi total semuanya dua ratu lima puluh ribu rupiah kak,” ucap Risa sambil memberikan nota pembelian pada Adit. Kemudian Adit mengambil uang di dompetnya dan memberikannya pada Risa.
“Terima kasih kak, ditunggu pesanan selanjutnya ya kak. Sampaikan salam hangat kami untuk ibu Lina,” ucap Risa sambil kepalanya mengangguk dan tersenyum pada Adit. Kemudian Adit masuk kembali ke dalam mobilnya sambil menggerutu “Mami ini, sudah nyuruh aku ambil makanan, eh disuruh bayarin pula.”
Kedatangan Adit ternyata sudah ditunggu-tunggu oleh maminya. “Mi, ini Mi seblaknya,” kata Adit sambil berteriak mencari maminya.
“Adit, lama sekali sih kamu. Acaranya sudah hampir dimulai ini. Tadi kamu mampir dari mana sih? Ditunggu-tunggu sama mami dari tadi, kasihan kan saudara-saudara yang lain sudah ingin mencicipi seblak. Letakkan di atas meja makan sana seblaknya!” ucap Bu Lina pada Adit sambil sibuk menata kembali makanan di atas meja.
“Duh mami ini seperti reporter televisi saja deh, bicaranya tidak ada titik komanya. Bukannya berterima kasih sama anaknya yang tampan ini, Adit kan sudah mengambilkan makanan itu Mi, ditambah lagi Adit yang bayar semuanya.” kata Adit memandang maminya dengan perasaan kesal.
“Oh iya Dit, mami baru ingat, kemarin mami lupa belum beri uang ke penjualnya. Terima kaih ya anak mami yang paling tampan,” Bu Lina pun terkekeh-kekeh.
Adit sontak terkejut dengan perkataan maminya, kemudian dia menepuk dahinya dengan telapak tangan dan melangkahkan kaki ke arah papinya yang sedang mengobrol dengan Omnya di teras depan rumah.
Namun sejenak Adit masih teringat wajah Risa yang cantik alami tanpa polesan, tidak seperti Maya, kekasihnya yang selalu menggunakan make up tebal kemanapun dirinya pergi. Mungkin karena Maya adalah seorang model jadi dia harus menyesuaikan dengan profesinya, begitu yang ada di dalam pikiran Adit. Adit pun jadi merasa rindu kekasihnya itu yang kini sedang melakukan pemotretan di Australia.
Tak lama kemudian acara arisan pun dimulai, dan ternyata banyak saudara dari keluarga Bu Lina yang menyukai seblak buatan Risa.
#############
Teman-teman, jangan lupa like ya kalau kalian suka dengan ceritanya. Tambahkan komentarmu untuk memberikan semangat padaku ...**berikan juga vote untuk author ya bila kalian berkenan.**
Happy reading, semoga indah harimu ... :-)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Sudarto Juwana14
gaskeun thor
2025-04-10
1
HARTIN MARLIN
lanjut lagi thor
2023-11-03
1
Har Tini
thor kasih visual riska ny dong
2021-09-27
1