Pagi ini cuaca cukup cerah, meskipun semalam terlihat mendung menyelimuti langit di kota C. Risa sudah siap dengan aktivitasnya, dia sedang menunggu Sally datang menjemputnya. Kedua orang tua Risa sudah berangkat bekerja.
Tidak berapa lama akhirnya Sally datang dan Risa segera masuk ke dalam mobil Sally. Mereka berangkat menuju ke kafe sambil mendengarkan musik di dalam mobil, terdengar lagu dari Andmesh.
"Waktu pertama kali ku lihat dirimu hadir
Rasa hati ini inginkan dirimu
Hati tenang mendengar suara indah menyapa
Geloranya hati ini tak ku sangka"
"Rasa ini tak tertahan
Hati ini slalu untukmu"
"Terimalah lagu ini dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga aku tak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia
Tulus padamu"
"Hari hari berganti kini cinta pun hadir
Melihatmu memandangmu bagaikan bidadari
Lentik indah matamu manis senyum bibirmu
Hitam panjang rambutmu anggun terikat"
"Rasa ini tak tertahan
Hati ini slalu untukmu"
"Terimalah lagu ini dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga aku tak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia
Tulus padamu"
"Terimalah lagu ini dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga aku tak punya harta
Yang kupunya hanyalah hati yang setia
Tulus padamu"
Mereka berdua bernyanyi bersama di dalam mobil. Akhirnya sampailah mereka di depan kafe. Sally dan Risa segera membuka pintu kafenya dan mulai menyiapkan bahan-bahan yang akan disajikan nanti. Dua asisten Risa juga sudah datang, mereka membantu Risa menyiapkan bangku untuk para pengunjung.
Sambil mendengarkan musik dari sound yang ada di kafe, Risa mulai membuka situs tentang masakan dari ponselnya. Tiba-tiba dia berteriak hingga teman-temannya terkejut.
"Aha ... aku punya ide baru !" seru Risa sambil bergoyang-goyang badannya mengikuti irama musik.
"Apa sih, kenapa teriak-teriak begitu sih Sa ?" tanya Sally heran.
"Iya nih Teh Risa, saya kan jadi kaget. Untung saja piring-piring ini tidak pecah terlempar dari tangan," sahut Icha, salah satu asisten Risa.
"Hehehe ... kalian belum tahu kan, aku punya ide menu Seblak baru !" ucap Risa sambil mendekat pada Sally dan dua asistennya.
"Ide apa ?" tanya Sally.
"Hmm ... aku akan membuat Seblak dari tulang ayam ! Yess !!" seru Risa lagi.
"Bukannya tulang itu keras, masa orang-orang disuruh makan tulang sih Sa ?" Sally terlihat penasaran.
"Nah yang kita gunakan adalah tulang lunaknya Sal, jadi kan tidak keras kalau dimakan. Apalagi banyak juga lho yang menyukai tulang ayam, biasanya sih seperti saat makan sayap, kepala, ceker atau tulang-tulang yang terasa lunak jika digigit," ucap Risa meyakinkan timnya.
"Bagus juga tuh idenya Teh, saya sendiri kalau lagi makan ayam, pasti cari yang banyak tulangnya. hehehe, " kata Icha.
"Tuh kan, benar kan. Pasti banyak peminatnya," kata Risa lagi.
"Baiklah, lalu kapan akan kita mulai menggunakan menu baru itu ?" tanya Sally pada Risa.
" Secepatnya, kalau bisa sih dalam Minggu ini, bagaimana?" Bulan menawarkan idenya.
"Baiklah kalau begitu, dua hari lagi kita coba ya," jawab Sally.
"Ya, aku setuju !" seru Risa dengan semangat.
"Kami juga setuju," kata kedua asisten Risa.
Setelah perbincangan yang seru tadi kemudian mereka melanjutkan pekerjaannya. Pukul 10.00 tepat kafe sudah dibuka.
Sudah mulai ada pengunjung yang datang. Biasanya kalau masih pagi, pengunjung yang datang suka membeli minuman saja, seperti aneka jus ataupun aneka sajian kopi. Tapi kalau sudah menjelang siang, pengunjung banyak yang beli makanan selain minuman.
Letak kafe Risa memang bisa dikatakan cukup strategis, karena dekat dengan kantor dan kampus perguruan tinggi.
"Sa, tumben ya pengunjung kafe kita kali ini kebanyakan orang kantoran ya?" tanya Sally pada Risa.
"Oh, itu karena saat ini mahasiswa sedang libur semester Sal," kata Risa .
"Pantas saja dari tadi tidak melihat genknya si Doni, biasanya kan mereka paling ramai dan berisik kalau makan disini," ucap Sally.
"Iya ya, jadi sepi ya kalau tidak ada mereka, hehehe ... " kata Risa sambil tertawa.
Kemudian mereka melanjutkan pekerjaannya, Risa kembali melayani pengunjung yang baru datang untuk memesan menu yang disajikan di kafe Risa.
Saat pengunjung sudah mulai ramai, kemudian Risa berbicara di depan pada para pengunjung yang sedang menikmati hidangan.
"Selamat siang bapak-bapak, ibu-ibu, Aa', teteh, dan semua pengunjung kafe Neng Risa. Saya ucapkan terima kasih karena telah setia untuk menikmati menu yang disajikan di kafe ini. Dan pada saat ini kami ingin memberitahukan kepada semuanya bahwa Insya Allah dua hari lagi kami akan launching menu baru lagi... " Risa dengan semangat memberikan informasi pada para pengunjung.
Kemudian terdengar kasak kusuk dan bisik-bisik antar pengunjung, sepertinya mereka penasaran dengan menu baru itu.
"Menu baru apa itu Neng Risa?" tanya salah satu pengunjung.
"Menu barunya adalah ... Seblak Tulang Ayam," seru Risa.
"Wah, tulang ayam ... aku suka sekali itu!" seru beberapa pengunjung perempuan yang duduk di bangku paling ujung.
Akhirnya pengumuman mengenai menu baru mendapatkan sambutan baik dari pengunjung, mereka bertepuk tangan antusias sekali.
***
Hari yang telah dinantikan telah tiba, hari ini kafe Risa akan menyajikan makanan baru yaitu Seblak Tulang Ayam. Ternyata peminatnya banyak sekali, terutama dari kalangan pengunjung perempuan yang menyukainya.
"Selamat siang kak, mau pesan menu apa?" tanya Risa pada salah satu pengunjung yang baru saja datang.
"Saya pesan Seblak Tulang Ayam seporsi level 5 ya, minumnya jus alpukat jumbo." kata pengunjung itu dan sudah dicatat oleh Risa.
Asisten Risa segera menyiapkan pesanan tadi, semangkuk Seblak Tulang Ayam dengan isi Mie, kerupuk, ayam suwir dan tulang ayam.
***
Sudah seminggu kafe Risa mempromosikan menu Seblak baru dan diluar dugaan ternyata peminatnya banyak sekali. Tidak hanya pembeli yang makan di tempat, tapi juga pembeli yang melalui pemesanan online.
Ada juga yang pesan dalam jumlah banyak, biasanya jika jumlahnya lebih dari lima porsi harus daftar dulu dua hari sebelumnya, dan Risa selalu dibantu oleh ibunya untuk menyiapkan.
Ibu Risa terkadang ikut juga membantu Risa menyiapkan pesanan Seblak jika ada yang memesan banyak.
"Bu, kalau ibu capek istirahat dulu saja ya," kata Risa pada ibunya.
"Iya nanti saja, ibu belum capek Sa. Ibu kan sudah biasa berjualan di kantin sekolah," jawab ibu Risa.
"Ibuku memang baik sedunia," ucap Risa sambil memeluk ibunya.
"Kamu ini seperti aneka kecil, peluk-peluk ibu terus deh. Tuh dilihat sama neng Sally, neng Icha sama neng Aisyah," kata ibu Risa sambil tangannya menunjuk ke arah teman-teman Risa. Lalu mereka tertawa bersama-sama.
Bagi mereka ibunya Risa sudah seperti ibunya sendiri, begitu juga sebaliknya, teman-teman Risa sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Bu Yana. Sehingga hubungan mereka sangat dekat sekali.
"Risa, tuh ada yang datang lagi, " kata Bu Yana pada anaknya. Kemudian dengan sigap Risa mendekati pengunjung yang baru datang dan menanyakan menu yang akan dipesan.
Bu Yana sangat senang melihat kesuksesan anak perempuan satu-satunya itu, meskipun usia masih muda tapi dia bisa membuka usaha sendiri bersama sahabatnya dan sudah mampu menggaji para asistennya.
Tak jarang pula ayah Risa pulang dari bekerja mampir dulu ke kafe hanya untuk sekedar minum kopi atau makan makanan ringan. Beliau juga tidak kalah bangga dengan kesuksesan Risa, anak semata wayangnya itu yang tidak pernah merepotkan kedua orang tuanya. Do'a dari kedua orang tua sangat diharapkan oleh Risa agar dia bisa berkembang lebih baik lagi.
###################
Ada yang mau Seblak buatan Risa? hehehe ...
Nah, yang ingin supaya Seblak buatan Risa semakin tinggi ratingnya, jangan lupa sertakan like, vote dan juga rate ya teman-teman.
Jika berkenan silahkan berikan tambahan poin juga dan komentar kalian masih ditunggu lho oleh Risa.
Happy reading all
Semoga indah hari kalian 🤗😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Har Tini
mau dong seblak risa
2021-09-27
1
Lasmi Kasman
Semangat Kk
2021-07-31
1
ptr_25
like💙💙💙
lanjut kk💪💪🥰
- My Teacher Is Mine -
2020-10-20
1