Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, acara pernikahan sepupu Sally akan dimulai. Nuansa Jawa mendominasi di auditorium hotel, tempat pelaksanaan acara. Setelah acara ijab qobul, kemudian dilanjutkan acara resepsi. Terlihat barisan keluarga pengantin memasuki ruangan, diawali penampilan penari cucuk lampah, dibelakangnya ada putri Domas yang cantik-cantik, dilanjutkan kedua pengantin, orang tua kedua mempelai, saudara kandung kedua pengantin dan terakhir adalah barisan pagar ayu dan pagar bagus.
Tampak Risa dan Sally menggunakan pakaian muslimah dan menggunakan kerudung senada dengan warna baju. Kedua gadis itu terlihat sangat cantik, dan sering membuat para undangan terpukau melihatnya terutama para pemuda yang masih jomblo.
Setelah kedua mempelai berada di atas pelaminan dan diapit oleh kedua orang tuanya, para pagar bagus dan pagar ayu berfoto bersama dengan seluruh keluarga besar mereka.
Risa dan Sally begitu senang sekali menjadi pagar ayu, tak jarang mereka foto selfie berdua dengan berbagai gaya dan diunggah di akun sosial media mereka.
"Risa ... kamu sudah terasa lapar ngga?" tanya Sally di samping Risa.
"Kamu sudah lapar Sal? Perutku juga sudah mulai bernyanyi nih ... hihihi," ucap Risa sambil tertawa kecil.
"Yuk, kita ambil makan Sa. Setelah itu kita foto selfie lagi yang banyak ya, nanti kita tunjukkan ke Icha dan Aisyah !" ajak Sally sambil menggandeng tangan Risa menuju meja makan khusus untuk keluarga pengantin.
Belum sempat Risa menjawab, Sally sudah menarik tangan Risa dengan kencang. Akibatnya Risa tersandung kaki meja yang ada di depannya dan hampir terjatuh namun badannya segera ditangkap oleh seseorang.
"Aduh ... " rintih Risa pelan sambil memegang tumitnya yang sedikit sakit.
"Risa, ya ampun maaf ya Sa, aku tadi tidak sengaja menarik tanganmu terlalu kencang," ucap Sally sambil meminta maaf pada Risa.
"Iya, aku tidak apa-apa kok Sal," jawab Risa sambil tersenyum ke arah sahabatnya itu.
"Risa, kamu tidak apa-apa?" tanya seseorang yang tadi menahan badan Risa supaya tidak terjatuh.
Risa dan Sally terkejut mendengar suara yang mereka kenal sebelum, dan mereka berdua mengarahkan pandangannya ke arah orang itu.
"Kak Adit ... ?!" teriak mereka berdua.
Rupanya orang itu adalah Adit. "Hai ... pasti kalian terkejut ya lihat aku ada disini?" tanya Adit sambil tersenyum.
"Eh, iya nih, kakak kok ada disini juga?" tanya Sally penasaran.
"Kak Adit sendirian kesini?" tanya Risa selanjutnya.
"Waduh, waduh, kalian berdua ini seperti wartawan yang sedang mencari informasi saja, hehehe" ucap Adit sambil tertawa ke arah mereka.
"Ih, kami bertanya serius kak," kata Risa sambil bibirnya cemberut.
"Waduh ada yang cemberut nih, kalau cemberut begitu jadi makin cantik lho," canda Adit pada Risa.
"Ehem, eheemm..." Sally juga menggoda Risa hingga wajah Risa sedikit memerah menahan malu.
Belum sempat Adit menjawab pertanyaan dua gadis itu, tiba-tiba ada sepasang dua orang setengah baya mendekati Adit.
"Kamu disini rupanya Dit, tadi mami sama papi cari-cari kamu. Kamu sudah makan?" ternyata itu adalah papi dan mami Adit.
"Eh, siapa mereka Dit, sepertinya mami pernah lihat salah satu dari mereka ini tapi dimana ya?" tanya mami Adit.
" Oh iya Mi, ini Risa Mi, dulu mami kan pernah beli seblak di tempat Risa di kota C itu lho Mi," kata Adit sambil memandang Risa.
"Oh, ini neng Risa yang berjualan seblak itu ya? Ya ampun kok bisa bertemu lagi dengan kamu Nak Ayu," ucap mami Adit sambil memeluk Risa.
Kemudian pandangan mami Adit berpindah ke arah Sally, "Kalau yang ini siapa?"
"Ini namanya Sally, sahabat Risa Mi. Sally ini sepupu dari pengantin wanita itu Mi," tutur Adit menjelaskan pada mami dan papinya.
"Oh nak Sally ini keponakan Pak Bharata rupanya. Pak Bharata itu rekan bisnis papi yang sukses di bidang Properti Dit, nanti kamu juga bisa kerja sama dengan beliau," Adit mendengarkan ucapan papinya sambil menganggukkan kepalanya berulang-ulang.
"Papi sama Mami makan saja dulu, nanti Adit menyusul ya. Adit masih mau ngobrol dulu dengan Risa dan Sally," ucap Adit pada kedua orang tuanya dan Adit melanjutkan obrolannya dengan Risa dan Sally.
"Sal, kamu ambil makan aja dulu ya. Kakiku masih sedikit nyeri nih, nanti aku menyusul kamu," perintah Risa pada Sally karena tidak tega melihat sahabatnya itu sudah merasa lapar.
"Iya Sally, kamu makan dulu saja, nanti biar Risa kutemani makannya," kata Adit.
"Baiklah kalau begitu aku akan ambil makan dulu dan berkumpul bersama keluarga ya Sa. Kalau kamu perlu apa-apa telpon saja aku ya," jawab Sally sambil meninggalkan Risa dan Adit di ujung ruangan.
"Risa ..." panggil Adit pelan dekat telinga Risa.
"Eh, iya, ada apa kak Adit?" tanya Risa malu-malu.
"Kok kita bisa bertemu lagi ya Sa?" tanya Adit.
"Risa juga tidak tahu kak. Semua serba kebetulan ya kak, " jawab Risa.
"Iya Sa. Eh, kita makan dulu yuk!" ajak Adit sambil menggandeng tangan Risa dan tersenyum pada Risa.
"Ayo Kak," ucap Risa singkat dan mengikuti langkah Adit menuju tempat piring. Mereka berdua mengambil makanan prasmanan yang sudah disediakan dan memilih makan di kursi paling ujung karena terlihat kosong.
Sesekali Adit mengajak foto berdua dengan Risa, terkadang minta tolong pada Sally untuk ambil foto mereka berdua.
Nampak di wajah Risa dan Adit begitu bahagia malam itu di acara pernikahan sepupu Sally.
Pada akhirnya Adit dan kedua orangtuanya berpamitan pada keluarga pak Bharata, Om Sally, karena mereka harus segera kembali pulang.
Adit juga berpamitan pada Risa dan Sally. Adit memandang Risa begitu dalam seolah-olah tidak mau berpisah malam itu, masih ingin mengobrol dengan Risa sepuasnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Acara sudah berakhir, semua anggota keluarga Sally sudah masuk ke dalam kamar masing-masing, begitu juga dengan Risa dan Sally.
Risa foto bersama Sally dan keluarga Sally.
******
Drrrtt ... drrrtt... drrrtt ...
Ponsel Risa yang terletak di atas meja nakas bergetar, ada pesan baru masuk. Risa yang sedang menikmati tidurnya karena kecapekan akhirnya membuka mata dan membuka pesan dari ponselnya. Jam di ponsel Risa menunjukkan pukul setengah dua belas malam.
"Assalamualaikum Risa... " ternyata Adit yang mengirim pesan itu.
"Waalaikumsalam Kak... ada apa kak Adit?" tanya Risa.
"Kamu sudah tidur ya, maaf jadi terganggu tidurnya," jawab Adit.
"Tidak apa-apa kok, ada sesuatu yang ingin dibicarakan dengan Risa kak?" tanya Risa penasaran.
"Tidak ada yang penting sih, cuma kalau tidak kirim pesan ke kamu sebelum tidur, seperti ada yang kurang, hehehe..." jawab Adit sambil diberi emoticon tersenyum.
"Ih, Risa pikir ada apa kak ... kak Adit ini ada-ada saja," balas Risa dalam pesannya.
"Risa besok pulang ke kota C jam berapa?" tanya Adit.
"Hmmm besok Risa berangkat siang kak, bersama-sama dengan orang tua Sally," jawab Risa.
"Terus kafe kamu bagaimana, tutup dong Sa?" tanya Adit lagi.
"Iya kak, hanya sehari saja kok, sekalian biar teman-teman yang lain juga beristirahat dulu kak," kata Risa.
"Oh begitu, baiklah sekarang kamu tidur ya, semoga mimpi yang indah," ucap Adit.
"Baik kak, kak Adit juga harus segera tidur karena besok kan harus kerja lagi. Selamat malam kak Adit, selamat beristirahat," tulis Risa dalam isi pesannya dan menambahkan emoticon bunga mawar.
"Terima kasih Risa, Assalamualaikum," kata Adit yang juga menambahkan emoticon bunga mawar.
"Waalaikumsalam Kak Adit," jawab Risa.
Kedua insan yang sedang bingung dengan perasaan mereka masing-masing itupun menutup layar ponselnya dan kembali tidur.
Keesokan harinya Risa dan Sally sudah bangun dan mandi, kemudian mereka berencana untuk jalan-jalan ke Kota Tua dan mencoba naik Busway. Risa nampak gembira sekali karena keinginannya naik busway akhirnya tercapai.
Setelah dirasa cukup jalan-jalan ke Kota Tua dan membeli beberapa souvenir yang menggambarkan kota Jakarta sebagai oleh-oleh, akhirnya Risa dan Sally balik ke hotel tempat mereka menginap.
Dan sesampainya di hotel, Risa melihat sosok Adit di lobby hotel. Risa dan Sally mendekati Adit, Risa akhirnya mengobral dengan Adit sedangkan Sally kembali ke kamarnya.
"Assalamualaikum kak Adit, ada apa kak kok kesini, apa kak Adit tidak berangkat kerja?" tanya Risa pada Adit.
"Ini Sa, mami menitipkan sedikit oleh-oleh untuk keluargamu di rumah. Nanti dibawa ya Sa, mami senang semalam bisa bertemu lagi denganmu. Aku sudah cerita ke mami dan papi tentang perjalanan bisnis kamu selama ini. Mereka mengatakan bangga padamu Sa," tutur Adit pada Risa.
Risa menerima bingkisan dari Adit, "Sampaikan terima kasih pada kedua orang tua Kak Adit ya, tidak perlu repot-repot membawakan oleh-oleh segala."
"Tidak apa-apa Sa, tidak banyak kok," jawab Adit.
Tiba-tiba Sally datang menuju ke arah Risa dan Adit dengan wajah serius.
"Sa, Risa ... !" panggil Sally pada Risa
"Ada apa Sal, kenapa wajahmu serius sekali. Ada apa?" tanya Risa penasaran.
"Begini Sa, sepertinya mobil papaku tidak cukup kalau kita ikut mereka. Karena nenekku mau ikut berkunjung dan menginap di rumah kami," kata Sally menjelaskan pada Risa.
Risa terdiam dan dia sepertinya mulai berpikir naik apa kalau ke kota C, karena dia memang belum pernah naik transportasi umum dari kotanya ke kota Jakarta.
###############
Nah teman-teman, kira-kira Risa akan naik kendaraan apa ya ke kota C ?
Penasaran ya, tunggu episode berikutnya ya. Jangan lupa klik like, berikan komentar dan vote ya teman-teman 🙏🙏🤗👍🌹🌹
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
mungkin Adit yang mengantarkan Risya ke kota C
2023-11-04
2
Har Tini
lanjutt
2021-09-27
1