Episode 18

Berlin sampai di gerbang rumahnya. Ketika sampai dirinya berpapasan dengan Dean. Dean baru akan memasuki pekarangan kediaman Lexus.

"Pangeran ke-tiga."

"Berlin. Kau dari mana?"

"Mengantarkan ibu saya pangeran. Apa pangeran datang untuk Serena?"

Dean hanya mengangguk. Memang akhir-akhir ini Dean sering memperhatikan dan mengunjungi Serena. Minimal tiga hari sekali. Kalaupun dia tidak bisa datang, Dean pasti mengutus seseorang mengirimkan sesuatu untuk Serena.

Berlin turun dari kuda diikuti Dean yang turun dari kudanya. Dua orang pengurus kuda mengambil alih tali kuda Berlin juga Dean dan membawa kuda-kuda itu ke kandangnya.

"Dimana Serena sekarang Berlin?"

"Serena sedang ada di taman bersama Alex pangeran. Mari ikuti saya."

Berlin memandu Dean ke taman mawar dimana Serena dan Alex berada. Selama di perjalanan Dean tak henti hentinya berfikir ada apa dengan dirinya?. Kenapa bisa dia merasa se kehilangan ini ketika Serena sama sekali tak menghubunginya.

'Apa aku benar-benar menyukainya. Ini konyol. Benar-benar konyol.'

...☆☆☆...

Arianda menatap kepergian Berlin dan Dean dari jendela kamarnya yang memang menghadap jalan yang sedang dilewati Berlin juga Dean. Sorot matanya penuh kebencian apa lagi saat sekilas gendang telinganya mendengar Dean tak henti hentinya bertanya kepada Berlin tentang keadaan Serena.

"Sialan!!!"

Arianda berbalik menuju meja riasnya. Di tatapnya meja rias itu. "Aku ini cantik. Lebih cantik dari Serena. Apa kurangnya aku?" Arianda bermonolog pada dirinya sendiri sambil menatap cermin.

"Aku lebih terdidik. Pengetahuanku lebih luas. Tata krama ku lebih bagus. Reputasi ku juga lebih bagus dari Serena. Banyak laki-laki dari kalangan orang biasa hingga bangsawan yang mengagumi ku karena aku cantik dan diramal memiliki masa depan yang sangat cerah.

Satu satunya kelebihan Serena dari diriku hanya statusnya lebih tinggi dariku. Kenapa dia selalu mendapat kasih sayang dari semua orang? Kenapa dia dicintai pangeran kerajaan?kenapa harus dia?"

PRANG

BRAK

Arianda melempar vas bunga di meja riasnya ke cermin sampai cermin itu pecah. Ia juga menyingkirkan semua benda dimeja riasnya dengan kasar.

"Aku tidak terima. Tidak terima."

"Ya ampun nona!"

Seorang pelayan masuk karena mendengar kegaduhan dikamar Arinda. Arianda langsung terduduk sambil menangis.

"Lili. Ibuku Lili. Ibuku."

"Nona tenanglah nona. Ada Lili disini."

Lili memeluk Arianda dengan kasih sayang. Benar. Yang masuk kamar Arianda adalah Lili pelayan Serena. Lili kebetulan melintas dikamar Arianda saat keributan terdengar.

Lili mendudukkan Arianda di kursi. Arianda menangis terisak isak. "Nona tunggu disini dulu. Tenangkan diri dulu. Lili ambilkan minum dulu." Lili keluar kamar sambil sedikit berlari.

Sepeninggalan Lili Arianda memandang pintu dengan tatapan dingin.

'Sialan kenapa dia kemari sih bikin ribet aja.' Arianda memandang dirinya di sisa sisa cermin yang pecah.

'Untung reflek ku cepat.'

...☆☆☆...

Dean dan Berlin menghampiri Serena dan Alex. "Alex." Berlin memanggil Alex. Yang dipanggil otomatis menolehkan kepalanya.

"Berlin dan pangeran ke tiga."

Menyadari siapa yang datang Alex buru buru berdiri dari duduknya.Alex baru akan membungkukkan badannya tapi Dean lebih dulu menahannya.

"Ini bukan kunjungan resmi Alex."

"Tapi tetap saja...."

"Alex beri aku waktu bersama Serena tolong."

"Baik lah pangeran."

Alex diikuti Berlin meninggalkan taman. Dean mendekati kursi roda Serena. Dean mengusap rambut Serena sebentar lalu duduk di kursi dekat kursi roda Serena tempat Alex duduk tadi.

"Hey! Aku mengunjungimu lagi. Kuharap kau tidak bosan."

'Jika kau mengunjungi dia beberapa waktu lalu mungkin dia akan sangat senang.'

"Kembalilah. Semua orang menunggumu dan aku termasuk kedalamnya."

'Dia sudah mati jadi dia tidak akan pernah kembali.'

"Aku sungguh merindukan dimana kau selalu mengirim surat padaku. Kau selalu mengkhawatirkan ku."

'Itu takkan pernah terjadi lagi. Serena tidak akan mengirimnya lagi.'

"Entah mengapa aku tak ingin berpisah darimu"

'Maaf tapi aku ingin dan aku mau. Karena itu tujuanku sekarang.'

...☆☆☆...

Lili membawa segelas teh hijau hangat untuk Arianda. Ia sedikit terburu-buru tapi tetap berhati-hati. Ia mengetuk pintu kamar dan membukanya. Arianda terlihat sangat kacau.

Mata sembab sehabis menangis dan rambut sedikit acak acakan. Sesekali masih terdengar isa kan kecil dari bibir plum nya.

"Minumlah dulu nona."

Arianda menerima uluran teh dari Lili. Ia meminumnya hingga tersisa separuhnya saja. Kemudian ia meletakkan gelasnya di meja yang bersih namun dibawah meja tercecer banyak benda.

"Nona bisa cerita jika nona mau."

"Terima kasih Lili. Tadi aku hanya terkejut saja mendengar kabar dari rumahku. Ibuku sedang dalam kondisi tidak baik jadi aku sedikit syok." Arianda menampilkan wajah se menyedihkan mungkin untuk menarik simpati.

"Tidak apa apa nona. Jika nona khawatir kami bisa mengantar nona pulang dan menjemput nona kembali."

"Tidak usah Lili aku tak mau merepotkan duke dan duchess lagi"

"Kalau begitu jika ada yang nona inginkan nona bisa memanggil saya atau pelayan lainnya tidak perlu sungkan."

Lili memunguti peralatan rias yang berceceran dilantai dan menyusunnya kembali. Selama Lili menyusun Arianda memandanginya dengan tatapan dingin miliknya.

'Pelayan bodoh yang menyusahkan. Membuat aku melakukan hal tidak berguna seperti ini.'

Jesica memperhatikan kejadian itu dari kejauhan. Dirinya yang sudah kesal karena masalah Valendra bertambah kesal dengan sikap Arianda.

"Aktingnya sangat bagus sayang sekali dia tidak menjadi pemain opera."

Terpopuler

Comments

Inyh05ts _

Inyh05ts _

ini pemeran utama serena atau ane ya?😅
bingung sumpah banyak teka-tekinya

2020-11-16

0

Taccaras (ig: bunga.z_)

Taccaras (ig: bunga.z_)

ha jesica udh tahu Ariandra yg jahat, Alex jg udh tau dong harusnya, trs gmn dong? gue baru aja mau dukung arianda

2020-04-17

1

Taccaras (ig: bunga.z_)

Taccaras (ig: bunga.z_)

masa ga ada yg bertanya2 Serena keracunan kenapa, ga ada yg nyari gitu dalangnya siapa, cepet bgt Ariandra menangnya, gue dukung Ariandra kalo gitu

2020-04-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!