Episode 5

Sreet.....

Jleeb.....

Anak panah Serena hampir mengenai tengah tengah papan target. Tersisa dua garis untuk anak panah itu tepat mengenai tengah papan

target. Berlin dan Arianda menatap tak percaya.

'Tidak mungkin dia lebih baik dari ku' Arianda

menguatkan pegangannya pada busur panah untuk melampiaskan kekesalannya.

'Ini pasti keberuntungan.' Batin Berlin.

'tapi kenapa dia tak terlihat senang seolah itu hal biasa?'

"Emmm kak aku berhasil." Serena bicara

sekenanya. Itu hal yang mengecewakan dimasa lalunya. Namun tidak untuk

sekarang.

"Bisa kau ulang lagi? Kakak ingin melihatnya

dengan jelas."

Serena hanya mengangguk. Ia melepaskan satu anak panah lagi. Dan hasilnya tada~. Anak itu tepat mengenai tengah tengah papan target.

"Sudah kubilang aku sangat paham teorinya tadi. Tapi tak ku sangka prakteknya akan semudah teorinya."

Serena menatap Arianda dengan tatapan meremehkan. Ia bahkan sempat menunjukkan senyum miringnya pada Arianda yang bahkan Berlin tidak menyadarinya.

"Kau sangat hebat Serena aku sangat iri."

jujur Arianda. Namun Berlin menggap itu candaan.

Jujur Arianda memang iri, namun lebih ke benci karena tersaingi. Arianda benci jika seseorang lebih baik dari dirinya. 'Kau bisa

sombong sekarang Serena. Saat ku rebut tunangan mu kita lihat masih bisakah kau

sombong.' Batin Arianda.

Inilah sifat asli Arianda si heroine 'Lovely Princess' yang sesungguhnya. Penuh dengan benci, dendam dan iri hati. Namun sangat baik

dan lemah lembut saat didepan orang lain hanya saja ia tetap gadis pekerja keras yang ambisius didepan maupun belakang orang lain.

Tiba-tiba saja seorang lelaki muda dengan lambang kesatria kerajaan di mantelnya datang menghampiri Berlin.

"Hey Berlin!" panggilnya.

Berlin dan kedua adiknya itu menoleh mencari sumber suara. "Oh. Alex ada apa kau kesini" tanya berlin ke pemuda tampan berambut merah yang di ketahui bernama Alex itu.

Alex adalah salah satu kesatria kerajaan, teman

Berlin. Alex pribadi yang ceria sepanjang waktu tak pernah sekalipun dirinya terlihat sedih. Perlu digaris bawahi TIDAK PERNAH.

Bahkan saat kejadian tragis yang menimpa keluarganya Alex hanya memasang wajah datar lalu kembali ceria esok harinya.

"Tentu saja menikmati liburanku Berlin. Apa aku

tak boleh mengunjungimu?"

"Tidak. Maksudku tentu saja boleh hanya saja

kurasa sekarang bukan waktu yang pas kau datang."

"Kenapa?"

"Masih tanya kenapa? Apa kak Alex tak melihatku disini?"

Serena berucap sinis. Serena memang mengenal Alex karena Alex memang sering berkunjung. Alex pun mengalihkan pandangannya ke arah Serena.

Sedangkan Arianda kini hanya diam. Dia sama sekali tak mengenal Alex. Arianda bingung harus melakukan apa.

"Ah! Serena dan-" pandangan Alex jatuh pada

Arianda.

"Aduh sampai lupa maaf ya Ria. Alex perkenalkan ini sepupuku Arianda Idrus putri bungsu baron idrus. Dan Ria kenalkan ini kak

Alex Ghou putra ke tiga duke Ghou." Alex dan Arianda saling membungkuk memberi hormat.

"Jadi apa yang kalian lakukan?" Alex kembali bertanya.

"Berlatih tentu saja."

"Kenapa nada bicaramu jadi mengesalkan Serena dan baju apa yang kau pakai itu? Apa kau bosan jadi perempuan? Ha...ha.....ha...."

Alex tertawa melihat Serena yang memakai baju laki laki. Berlin menggelengkan kepalanya. Memang sedari dulu bila Alex dan Serena

bertemu selalu bertengkar.

"Memang karena siapa aku harus berlatih sekarang ha!? Jika bukan karna keluarga kerajaan dan kelurga duke Ghou yang terhormat memindahkan musim salju berhargaku aku sekarang pasti sedang berlibur dengan bermain salju."

Serena sangat kesal melihat wajah Alex. Pasalnya baru setengah hari entah genap entah tidak musim salju tiba, keluarga kerajaan

menyingkirkan musim salju dan menggantinya dengan pertengahan musim semi.

yang sialnya Alex ikut andil penyingkiran musim salju itu. Keluarga Ghou memang pengendali musim dan cuaca. Saat itu raja bilang jika salju turun di negara Mediteran untuk sekarang ini maka kerajaan tak bisa

menguji coba bibit bahan pangan yang akan dibagikan kepada rakyat negara

Mediteran.

Alhasil Serena gagal menikmati salju dan berakhir percepatan jadwal latihannya dengan kakaknya itu.

"Ya ampun itu bukan keputusan kakak Serena. Kakak hanya menjalankan perintah raja saja."

Serena sebenarnya tau kejadian penyingkiran musim itu karena itu tertulis dalam part pembahasan kerajaan hanya saja dia lupa.

Kerajaan Mediteran sangat makmur berkat uji coba bibit berhasil.

Bibit bibit tanaman itu mampu hidup di segala musim dan mengakibatkan mereka tak kekurangan bahan pangan. Tapi tetap saja Serena Dongkol.

"Ayo lah Serena rumput hijau juga tak begitu

buruk."

Alex kini tengah membujuk Serena. Serena dalam novel memang dekat dengan Alex dan kini dirinyapun dekat dengan Alex. Bagi Serena

Alex adalah kakak laki lakinya dan Alex-pun menganggap Serena itu adiknya.

Berlin kembali terheran dengan sikap kedua makhluk berbeda segalanya itu. Sebentar sebentar ribut sebentar sebentar akur. Dan

mengapa mereka bisa akur setelah bertengkar?

Tentu saja karna Alex akan mengalah dan minta maaf walaupun Serena yang salah." Baiklah saat musim salju berikutnya kakak

akan menemani Serena kemanapun Serena mau pergi". Serena terpancing.

"Janji?"

"Janji."

Serena mengulurkan jari kelingkingnya dan dibalas tautan jari kelingking oleh Alex. Berlin tersenyum melihat adegan itu. Tak tau

saja mereka Arianda memandang Serena dan Alex dengan tatapan iri dan benci.

Iri karena Serena mendapat perlakuan hangat

dari Alex. Dan benci karena Kenapa harus Serena yang mendapat semua kasih sayang itu bukan dirinya? Arianda itu haus perhatian dan kasih sayang.

"Sudahlah kalian berdua. Ayo masuk kita lanjutkan latihannya besok."

"Baik." ucap Arianda

"Gendong." Serena membentangkan tangannya di depan Alex.

"Ya ampun Serena berapa umurmu sebenarnya."

Alex protes namun tetap mengambil Serena dan menggendongnya. Berlin apa kabar? Dirinya hanya menepuk dahinya pelan melihat kelakuan Serena yang seperti bocah tiga tahun di depan Alex. Anehnya Alex akan dengan senang hati menggendong Serena walau awalnya protes.

Akhirnya mereka masuk kedalam mansion. Arianda mengepalkan tangannya kuat kuat menahan iri hingga buku jarinya memutih.

'Kenapa Serena sangat beruntung?'

'Semoga kakak tetap melihatmu terus tersenyum seperti ini. Jujur kakak iri karena senyuman itu bukan karena kakak tapi karena Alex. Tapi selagi dirimu bahagia itu tak masalah.'

'Aku senang jika dirimu senang. Walau ini hanya 'tugas' entah kenapa aku sangat senang.'

Serena kini tengah tertawa karena cerita yang

diceritakan Alex. Sesekali Serena mencubit hidung Alex karena kesal dan hanya

saat dirinya digendong dia dapat menggapai hidung Alex karena perbedaan tinggi.

Terselip sedikit rasa iri di hati Berlin karena Serena tampak lebih ceria bersama Alex dibandingkan dirinya. Namun selagi Serena

bahagia dirinya akan mengalah karena dirinya terlalu sayang pada Serena.

Arianda apa kabar? Arianda masih menatap Serena dan Alex dengan tatapan yang sulit diartikan. ' Akan ku pastikan Serena. Semua orang yang menyayangimu akan beralih menyayangiku. Dari tunangan mu, orang yang dekat denganmu, bahkan keluargamu' batin Arianda.

Kemudian mereka masuk kedalam mansion keluarga Lexus dengan dengan membawa pikiran masing masing yang entah melayang kemana.

Terpopuler

Comments

Sri Wagini

Sri Wagini

lanjut

2020-01-18

2

Lenha oks

Lenha oks

crazy up thor

2020-01-12

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!