Episode 6

Bulan sudah menampakkan dirinya. Matahari menghilang di barat. Jam menunjukkan pukul 19.00 dan Serena masih berada di kamar mandi berendam di bak mandinya sambil menutup mata.

Serena berendam masih menggunakan pakaian lengkap. Sudah hampir satu jam Serena masuk ke kamar mandi namun tak kunjung keluar. Pelayan di ruangan itu mencoba mengetuk pintu namun tak ada jawaban sekalipun bahkan suara gemercik air pun tak ada.

Pelayan mulai panik. Di kamar Serena ada 3 pelayan Ane, Ruby, dan Lili.

"Ane, Ruby bagaimana ini? Ini sudah hampir satu jam nona masuk kamar mandi tapi tak kunjung keluar." Lili sangat panik.

"Tenang lah Lili. Ruby apa kita panggil tuan dan

nyonya saja?"

"Ane apa kau lupa? Tuan dan nyonya sedang keluar beberapa jam yang lalu."

"Kalau begitu Ruby bagaimana kalau kita panggil Nona Berlin saja?"

"Bukankah nona sedang bersama Tuan muda Alex dan nona Arianda?"

"Biar aku yang panggil." Ane langsung berlari keluar kamar untuk memanggil Berlin.

'Kumohon tidak terjadi sesuatu yang buruk.' Ane berlari di sepanjang koridor.

Sementara itu Ruby dan Lili mencoba membuka pintu yang nyatanya tidak berhasil karena dikunci dari dalam. Kebiasaan Serena kalau mandi tak ingin diganggu. Dia pasti selalu mengunci pintu kamar mandi.

"Nona... nona... apa nona dengar? Ini Lili nona."

Lili masih belum menyerah.

Sementara itu didalam kamar mandi Serena mencoba membuka matanya namun tidak sempurna. Matanya sangat berat hanya untuk sekedar di buka.

'Idrus sialan.'

Serena memaki Arianda dalam hati. Pandangannya perlahan tapi pasti mulai mengabur digantikan warna hitam matanya perlahan lahan tertutup sempurna. Kesadaran Serena kini benar benar menghilang.

Flashback

Berlin, Alex, Arianda dan Serena berkumpul di taman yang letaknya dibelakang mansion. Berlin menyuruh beberapa pelayan mengambilkan makanan.

"Kakak apa boleh aku ikut pelayan mengambil

camilan? Aku ingin mencoba membuatkan teh untuk kalian," ucap Arianda.

"Tentu sayang. Pergilah." Berlin mengijinkan.

'Apa yang sebenarnya dia rencanakan?'

Serena terlarut dalam pikiran negatifnya pada

Arianda. Siapa yang tidak khawatir jika di posisi Serena? Mereka memanglah tidak bermusuhan secara terang terangan namun secara batin dan mental.

"Serena lihatlah. Dia seperti wanita bangsawan

sesungguhnya baik, cantik, rajin dan pintar." Alex mulai menggoda Serena.

"Sudahlah Alex mereka berdua berbeda. Serena juga pintar hanya saja dibagian berbeda dari Ria" Berlin membela sebelum peperangan terjadi.

"Tak usah membelanya Berlin dia saja pakai baju sendiri masih susah."

Dan akhirnya malah terjadi perdebatan antara Alex dan Berlin. Namun tiba tiba mereka terdiam. Mereka baru sadar bahwa sang pihak yang seharusnya merasa kesal kepada Alex malah diam tak bergeming.

"Dia kenapa?"

"Entahlah. Sekarang aku merasa sangat konyol

karna berdebat dengan mu Lex."

Tak lama Arianda datang membawa nampan berisi poci teh bersama beberapa pelayan yang membawa gelas dan beberapa camilan.

Pelayan meletakkan camilan tersebut di atas meja. Tak lupa mereka meletakkan gelas di depan Berlin, Alex, kursi tempat Arianda duduk

dan Serena yang masih melamun.

Arianda menuangkan teh itu kedalam gelas. Saat mengisi gelas Serena, ia tersenyum miring. Hanya saja senyum itu sangat tipis sehingga Berlin dan Alex tak menyadarinya.

"Serena apa kau melamun?"

Serena terkejut karena suara Arianda. Serena melihat Arianda kembali duduk di kursinya."ah! Maaf maaf" Serena hanya tersenyum namun senyum itu luntur saat melihat teh didepannya.

'Aku sungguh tak ingin meminum ini.'

Mereka mengobrol bersama sesekali terdengar tawa dari mereka. Hanya Serena yang memasang wajah datar tak ada niatan membuka pembicaraan bahkan membuka mulut untuk bicara.

Alex yang biasanya sangat suka mengganggu Serena tak jadi menggangunya ketika melihat ekspresi wajahnya yang datar dan tatapan mata

yang dingin dan kosong.

Sesekali Serena melirik kearah tiga orang itu. Dia melihat gelas teh ketiganya hampir kosoang. 'Kurasa tidak ada masalah dengan

tehnya.' Serena pun mengambil gelasnya dan meminum isinya sampai habis. Arianda melihat itu tertawa penuh kemenangan dalam hati.

Tiba tiba saja pandangan Serena mengabur sebentar. Badannya terasa panas dan wajahnya memucat. Alex tak sengaja melihat pun

terkejut.

"Serena kau sakit?" Berlin dan Arianda langsung menatap Serena.

"Tidak," ucapnya datar. Serena bangkit dari duduknya.

" Aku duluan. Aku ingin membersihkan badan ku."

Serena berlalu begitu saja menyisakan tanda tanya di kepala Berlin dan Alex dan senyum miring di bibir Arianda.

Serena cepat cepat menuju kamarnya. Di dalam kamarnya ternyata ada Ane, Ruby dan Lili. Serena langsung menuju kamar mandi.

"Aku mau mandi jangan diganggu."

Serena menjawab sebelum ke tiga pelayan itu bertanya. Nada bicara Seren yang dingin membuat ketiganya mengurungkan niat untuk

bertanya lagi.

Brak

Cklek

Serena menutup pintu dengan keras dan menguncinya dari dalam. Serena bersandar pada pintu dan langsung merosot tak kuat menopang tubuhnya sendiri.

'Sialan aku tertipu.'

Serena berusaha berdiri dengan dibantu dinding. Ia berjalan sempoyongan kearah bak mandinya. Serena langsung masuk kedalam baktanpa melepas pakaian bahkan sepatu yang digunakannya.

Badannya terasa panas, matanya terasa berat dan kepalanya terasa berdenyut sangat menyiksa. Entah berapa lama Serena berendam

yang pasti sudah cukup lama dirinya berada di dalam bak mandi terdengar ketukan

pintu bersama dengan panggilan.

Namun dirinya tak bisa bicara. Lidahnya terasa kelu. Dibuka matanya perlahan 'Idrus sialan' Serena mengumpat sebelum kesadarannya

benar benar menghilang.

Flashback of

Diruang tamu, Berlin dan Alex sedang bicara cukup serius.

"Kau tau Berlin ini cukup sulit untuk menghadang tentara Perzia dari lembah lili merah."

"Aku tau. Tapi hanya jalur ini saja yang cukup

menguntungkan kita dan pasti tidak terbaca."

"Tapi resikonya juga besar. Racun dari bunga itu bisa juga...."

Tok

Tok

Tok

Alex tak jadi melanjutkan kalimatnya karna pintu diketuk. "Siapa?" Alex bertanya pada seseorang di balik pintu.

"Ini Arianda. Apa saya boleh masuk?"

"Masuklah Ria."

Arianda masuk kedalam ruangan sendirian membuat Berlin dan Alex menautkan Alisnya. "Kau sendirian Ria?"

"Iya kak. Memang kenapa?"

"Serena mana?"

"Entahlah kak Alex mungkin dia masih mandi."

"Lama sekali padahal dia masuk kedalam mansion duluan."

Berlin semakin di buat heran. Memang Serena kalau mandi lama tapi tak selama ini. Berlin masih memikirkan hal itu hingga dirinya

terkejut karena seseorang membuka pintu dengan cara didobrak.

Alex dan Arianda pun ikut terkejut. Alex akan memarahi si pendobrak namun diurungkan niatnya melihat yang mendobrak adalah Ane. Ane tampak kacau wajah dan rambutnya sebagian basah karna keringat dan nafasnya

memburu jangan lupakan raut panik di wajahnya.

"Ane ada apa?"

Berlin bertanya. Entah kenapa firasat buruknya kian memburuk karena melihat Ane yang seperti akan menyampaikan berita buruk.

"Nona gawat. Nona Serena dia..."

Alex dan Berlin terkejut karna mendengar penjelasan Ane. Tanpa pikir panjang Alex berlari keluar ruangan.

"Ria kau kembalilah ke kamarmu kakak akan menyusul kak Alex."

"Baik kak."

"Ane ayo."

Berlin dan Ane berlari menyusul Alex ke kamar Serena. Sepeninggalan Berlin dan Ane, Arianda tersenyum sambil tertawa pelan.

"Ha... ha... kuharap kau tak mati sepupuku

tersayang ini baru awal permainan."

Serena melenggang keluar ruangan tanpa sadar seseorang keluar dari balik tirai jendela yang tebal. Sosok itu mengenakan jubah lagi.

"Kau benar benar cari masalah Idrus."

Suaranya masih sama dengan sosok di atas dan di balik pohon tempo hari. Sosok itu berbalik lalu keluar lewat jendela ruangan itu.

Terpopuler

Comments

Mas Bey

Mas Bey

MC bodoh sok pinter greget dih

2020-05-10

5

Lala

Lala

masih banyak typo,, semangat

2020-03-14

0

yoga w

yoga w

thor, pas kalimat " Serena melenggang keluar...", itu Serena apa Arianda

2020-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!