Episode 2

Setelah puas bermain salju Serena dan Berlin masuk ke dalam rumah. Saat makan malam nanti Serena bermaksud mengutarakan maksudnya kepada kedua orang tuannya.

Dan kini hal yang ditunggu tunggu Serena tiba.

Matahari sudah lelah bertahta digantikan bulan dan bintang yang tertutup tebalnya awan salju. Dan di sinilah Serena duduk dimeja makan bersama keluarga barunya itu.Beberapa saat hanya keheningan yang ada hanya ada suara dentingan sendok yang beradu dengan piring keramik hingga Serena membuka suara.

"Ayah, Serena mau berhenti belajar tata krama."

Duke yang sedang makan tersedak, duchess yang sedang minum menyemburkan minumannya sedangkan Berlin terlihat santai karna sudah mengetahui ini akan terjadi.

"Serena apa maksudmu?"Dukes bertanya kepada Serena dengan tatapan horor pada Serena.

“ Serena mau berhenti belajar tata krama ayah. Serena mau belajar bertarung dengan kak Berlin saja bolehkan?"

Serena menggunakan senjata paling ampuhnya yaitu memasang wajah se imut mungkin dengan nada memohon. Sedangkan ke dua orang tuanya memandang Berlin dengan tatapan membunuh sedangkan yang ditatap menggelengkan kepala seolah berkata 'Bukan aku'.

"Serena sayang medan pertempuran bukan sesuatu yang lucu. Ini bukan permainan. Resikonya sangat besar sayang." Duke Lexus

mencoba membujuk Serena.

"Itu benar. Bagaimana kalau kamu terluka?"

"Ayah, ibu Serena udah besar. Serena ingin bisa

jaga diri Serena sendiri gak harus dikawal kemana mana 'karna aku juga ingin

melakukan banyak hal rahasia gak mungkinkan aku bawa bawa pengawal yang ada

nanti kacau'. "Dan kalimat terakhir hanya terucap di pikiran Serena.

"Kalau aku sih bu setuju aja dengan Serena, sudah saatnya mengambil jalan yang dia mau. Bukan hanya kesenangan sesaat saja tapi

juga untuk kebahagian jangka panjang."

"Tapi Berlin kasus Serena ini berbeda. Serena itu masih suka main-main."

"Serena janji ayah. Kali ini Serena gak akan main main lagi."

Terdengar nada keseriusan saat Serena bicara. Duke menatap Serena berusaha mencari kebohongan dari tatapan Serena namun nihil.

Duke hanya bisa menghela nafas. jika sudah begini ia akan kalah telak.

"Baiklah Serena. Ayah izinkan. tapi... dengan

syarat patuhi semua kata- kata kakakmu."

"Baiklah, kalau sudah begini ya sudahlah ibu ikut saja."

"Terimakasih ayah, ibu!"

Serena turun dari tempat duduknya dan berlari kearah ayah dan ibunya di ciumnya pipi kedua orang tuanya. Lalu memutar meja ke arah

Berlin dan di cium juga pipi kakaknya itu.

"Kak Lin juga. Terimakasih!"

"Baiklah Serena habiskan makanan mu," ucap

duchess.

Serena kembali ke kursinya dan makan dengan lahap. Keluarganya bersyukur bisa melihat wajah ceria Serena lagi setelah seminggu di

gantikan wajah dingin dan murungnya itu. Setelah makan malam Serena kembali

ke kamarnya dan mengambil sebuah buku dan alat tulis.

"Rencana awal ku sudah berhasil. Sekarang aku

tinggal mengingat-ingat seluruh alur dan isi cerita." Monolog Serena.

Ia mengetuk ngetuk meja dengan degan alat tulis yang ia pegang sambil mengingat ingat part mana saja yang penting untuk kelangsungan hidup dirinya.

"Ah! Aku ingat dalam kilas balik cerita Arianda

dari umur 10 tahun belajar bertarung di kediaman pamannya bersama putri pertama

pamannya. Hal itu membuat iri putri kedua karena kedekatan Arianda dengan kakaknya,"ucap Serena sambil menulisnya di buku yang ia siapkan.

"Bukannya yang dimaksud itu keluarga Lexus?

Jadi kurasa aku akan punya teman tidak lama lagi."

Ucap Serena sambil tersenyum namun terdengar jelas nada dingin dan tak bersahabat dari ucapannya. Tiba tiba pintu kamar Serena

terbuka menampakkan Berlin dan seorang gadis pelayan yang pertama kali di temui

Serena.

"Kakak, Ane ada apa?"

Berlin masuk dan duduk berhadapan dengan Serena.  Dengan secepat kilat Serena langsung menutup bukunya.

"Apa yang kau tulis?"

"Tidak ada. Hanya kegiatanku hari ini saja. Jadi

ada apa kak?"

"Kakak cuma mau bilang besok Ria akan datang dan belajar bela diri bersamamu. Ayah Ria Baron Idrus sudah meminta kakak untuk

melatihnya dan ayah menyetujuinya. Kamu tidak keberatan kan?"

'Sudah kuduga.'

"Tidak. Mungkin kalau aku berlatih sendiri akan

membosankan aku senang kalau aku punya teman berlatih." Lain di hati lain di lidah itu yang Serena rasakan sekarang. Hatinya menolak tapi keadaan tidak memungkinkan.

"Ya sudah kalau begitu istirahatlah mungkin dia

akan tiba esok pagi."

Berlin keluar kamar diikuti Ane namun sebelum itu Serena menahan Ane.

"Ane bisa tinggal sebentar?" Ane berbalik dan menghampiri Serena.

"Ya nona ada apa?"

"Bisa kulakukan sesuatu untukku?"

"Tentu nona." Serena mengkode Ane mendekat dan membisikkan sesuatu.

"Bisakan Ane?"

"Tapi nona untuk apa? Apakah ini perlu dilakukan? Ini cukup berbahaya untuk berhubungan degan mereka nona." Raut cemas

tergambar di wajah Ane.

"Percaya padaku. Kirimkan saja ini."

Serena menyerahkan sebuah surat pada Ane. Surat ber amplop coklat itu tampak sedikit lusuh namun tercium wangi parfum Serena

yang lumayan pekat.

"Baik nona akan saya laksanakan."

Ane keluar dari kamar Serena. "Mereka sangat

mudah ku mengerti karena aku berasal dari luar dunia ini. Asal aku sedikit bersabar dan mungkin sedikit pemaksaan jika diperlukan semua akan berjalan mudah. Aku tak boleh Sampai lengah sedikitpun."

"Tapi aku sungguh tak menyangka Arianda datang secepat ini. Aku harus memikirkan cara lagi menghadapi karakter utama ini."

Pagi telah tiba sebuah kereta kuda berlambang keluarga Baron Idrus memasuki pekarangan rumah Duke Lexus. Di depan pintu duke dan duchess Lexus sudah menunggu.

Dari dalam kereta kuda turun seorang gadis cantik di ikuti 2 orang pelayan wanita. Gadis itu berambut coklat lurus panjang, mata gadis itu berwarna biru langit yang indah, bibir gadis itu dilapisi perona bibir berwarna pink yang membuat wajahnya tampak sangat manis.

"Arianda memberi salam pada duke dan duchess," Ucap gadis itu membungkuk diikuti dua pelayan tadi.

"Tidak usah terlalu formal Ria kita keluarga panggil saja aku bibi Charon."

"Yasudah kita lanjutkan di dalam ayo Ria masuk."

"Terimakasih paman."

Merekapun masuk kedalam rumah. Serena memperhatikan kejadian itu dengan poker face miliknya dari jendela lantai dua 'memang benar-benar heroine, dia sangat cantik' batin Serena.

"Serena ayo turun sepupu kita sudah datang."

Berlin menepuk pundak Serena.

Serena langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi ceria lalu mengangguk. Berlin berjalan terlebih dahulu sedangkan Serena mengekor di belakang. Ekspresi wajah Serena kembali datar dan tatapannya penuh kebencian.

'Tak kan kubiarkan kau menghancurkan keluargaku Idrus.'

Flashback

Sepeninggalan Ane Serena menyimpan bukunya dan bersiap tidur. Ia merebahkan

badan di ranjang lalu menatap langit.

"Sebenarnya apa tujuan Baron Idrus meminta

putrinya berlatih di kediaman ini?"

Serena menutup matanya sejenak. Pikirannya melayang entah kemana hingga otaknya mengingat sesuatu yang janggal. Serena langsung terduduk.

"Tunggu. Aku ingat saat part kilas balik. Setelah

kedatangan Arianda di ibu kota bukankah keluarga Lexus selalu dalam keadaan genting mulai dari bocornya rencana pembangunan kerajaan yang di percayakan kepada ayah. Itulah awal mula Serena membenci Arianda sampai turunnya pangkat kak Berlin.

Saat itu kakak gagal memberikan intel lokasi perang. Kenapa bisa ya?"

Serena berfikir keras "tunggu saat itu kakak

bukanlah gagal hanya saja putra pertama keluarga Idrus Raphael idrus lebih

dulu datang memberi intel.

Saat itu Raphael lah yang di pilih menggantikan kakak dan Baron idrus naik pangkat. Jadi mengirim Arianda kemari adalah rencana Baron Idrus."

Serena memasang wajah mengerikan " Jadi sedari awal Arianda bukanlah heroine protagonis melainkan antagonis. Jadi kalaupun Serena dalam Novel membencinya itu bukan sesuatu yang salah. Salahnya sekarang kau

bermain kotor dengan ku Baron Idrus maka akan ku ikuti permainanmu Alphe Idrus.

Dan akan ku tunjukkan bagaimana cara menjadi antagonis yang sesungguhnya."

Serena menyeringai.

Flashback off

Terpopuler

Comments

onalia Sukatendel

onalia Sukatendel

Dia mengubah jalan cerita di novel hm menarik

2020-08-25

3

ZalikaAngel 🤧🥀❣️

ZalikaAngel 🤧🥀❣️

Hallo like dan vote 5 bintang Uda mendarat🤧
jadi jangan lupa tinggalkan like dan vote 5 bintang di “playboy maniak sexx"

2020-06-10

0

Secret Admirers

Secret Admirers

Thor, setau saya yang benar tulisannya duchess buka dukes, semoga kritiknya diterima

2020-04-13

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!