Ane yang awalnya akan melangkah menghentikan langkahnya. Hatinya memanas mengingat semua kenangan dimasa lalunya. Dari luar jendela Jesica sangat panik melihat adegan itu.
Jesica kini sedang meramalkan segala doa yang ia tau dan hafal. Doa doa itu di tujukan untuk Ane agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
'Tuhan jika engkau memang menyayangi umatmu tolonglah jaga Ane tuhan aku mohon.'
"Apa derajat keluarga kita sudah turun begitunya."
"Bagaimana jika orang lain tau identitas mu ha?!"
Valendra membentak di akhir kalimatnya. Benar. Ane adalah anggota keluarga duke Magrita sebagai anak bungsu. Namun kehadiran Ane tak terlalu diharapkan keluarga Magrita karena mereka telah memiliki anak perempuan sebelum Ane yaitu Sandy Magrita.
Hal itu membuat Ane tak terlalu diperhatikan keluarganya. Namun di sisi lain orang tuanya selalu menuntut Ane menjadi yang terbaik untuk kakaknya. Singkatnya ia adalah batu injakan kaka perempuannya.
Hal itu banyak membuat ia terkena siksaan-siksaan yang kejam dari berbagai pihak tak terkecuali kakak laki-lakinya yang satu ini. Valendra kerap memarahi Ane jika ia tak membuatkan teh sesuai selera Valendra.
Tak jarang air panas dari teh ataupun dari minuman lain yang dia siapkan untuk kakaknya menyapa tangan kecilnya. Hal itu ia alami sampai ia berusia sepuluh tahun.
Di usia sepuluh tahun ia memutuskan kabur dari rumah dan mulai belajar beladiri dengan para pembunuh bayaran. Diusia lima belas tepatnya tiga tahun lalu ia bergabung dengan Silver Moon.
Ane sangat takut untuk kembali ke rumah. Dirinya takut akan mengalami penyiksaan lagi walau dirinya sudah sangat lihai berkelahi. Namun siksaan dimasa kecil menorehkan luka dan meninggalkan trauma tersendiri untuknya.
"Tuan kita harus cepat nona sudah menunggu."
"Sebegitu rendahnya harga dirimu sampai kau menjadi pelayan di kediaman orang lain?"
"Tuan. Ini tak ada sangkut pautnya dengan anda."
"Tentu saja ada kau adalah anggota keluarga Mag...."
"SEJAK KAPAN. Bukankah aku memang di besarkan menjadi pelayan. Bukankah itu yang kalian inginkan.
Aku selalu diperlakukan seperti aku ini pelayan kalian. Sekarang kau datang ingin aku menjadi pelayan di kediaman kalian? Tidak sudi."
"ANE!"
"Apa. Aku benarkan karena aku tidak secantik kak Sandy, tak sehebat kak Hendry dan tak sepintar dirimu kak Valendra. Aku hanya lah sampah jika dibandingkan kalian semua."
"Tapi Ane. Sekarang ayah dan ibu...."
"Cukup. Aku tetap tidak akan pernah kembali. Mungkin aku akan dengan sangat senang hati datang ketika pemakaman kedua orang tuaku."
Ane berjalan tanpa menoleh ke belakang lagi.
"Kurasa tuan cukup jenius untuk mengikuti saya." Ane berujar dingin.
'Maafkan kakak Ane. Kakak sangat bodoh dan mengabaikan mu dimasa lalu.'
Valendra mengikuti Ane dari belakang. Dilihatnya punggung rapuh sang adik itu. Rasa penyesalan yang amat mendalam menggerayangi lubuk hatinya. Kedua orang tuanya pun juga sama menyesalnya.
Selama lebih dari tujuh tahun mereka mencari Ane. Namun ketika bertemu Ane sudah terlanjur membawa dendam yang mendalam untuk keluarga Magrita. Dendam yang sangat mungkin mustahil menghilangkannya.
"Kami sungguh menyesal." Valendra berujar lirih namun entah pendengaran Ane yang terlalu tajam atau Valendra yang terlalu keras mengatakannya yang pasti Ane mendengarnya.
"Tuhan memang menciptakan penyesalan untuk manusia diakhir untuk memberikan mereka penderitaan Dan dendam untuk orang yang disakiti untuk merasakan akhir yang bahagia atau semakin menderita."
Pupus sudah harapan Valendra untuk mendapat maaf dari adik satu satunya. Benar kata Ane mungkin jika tuhan memberikan penyesalan di awal tiada yang namanya kegagalan.
Mereka sampai dikamar Serena. Alex amat terkejut melihat siapa yang datang dengan Ane. Namun dirinya menutupinya dengan sangat baik.
'Apa Ane baik-baik saja?'
Valendra langsung memeriksa keadaan Serena. Ia sampai harus menggunakan kekuatan sihirnya. Tak lama setelahnya duchess Charon dan Arianda memasuki ruangan.
"Bagaimana dengan keadaan Serena?"
"Seharusnya semuanya normal Duchess."
"Apa maksudmu seharusnya?"
"Begini tuan muda Ghou. Semua bagian fisik darinya normal. Bunganya juga normal.
Hanya saja ada yang menahan jiwanya untuk kembali."
"Apa itu Valen?"
"Aku tak tau apa itu nona Berlin hanya saja mungkin dia terlalu nyaman di sana. Ada kemungkinan jiwanya tidak akan kembali."
"Tidak!!" Berlin langsung berlari menuju Serena.
"Serena ini kakak. Kau dengar kakak. Serena. Serena."
Berlin terus memanggil manggil nama Seren. Duchess Charon lemas mendengar penuturan Valendra.
'Kuharap kau tak kembali.'
Namun sepertinya doa itu tidak terkabul. Bunga Lotus kembar sepenuhnya layu. Perlahan Serena memberikan respon pada Berlin. Matanya perlahan tapi pasti terbuka.
"Ka..kak."
Berlin langsung mendongakkan kepalanya. Semua langsung melihat Serena yang ternyata sudah siuman. Duchess dan Berlin langsung memeluk Serena.
Alex menghela nafas Lega. Ane menangis ditempat. Jesica pun yang berada di luar menangis. Tak sia-sia perjuangan mereka. Sedangkan Arianda mengumpat dalam hati. Valendra ingin menenangkan Ane tapi dia sadar ia sangat dibenci sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Kagura Shizuhime
gw berharap kalo Dean yang bakalan bikin si serena bangun
2020-07-27
1
Taccaras (ig: bunga.z_)
lah gue berharap bangunnya karena Dean, Thor jgn bnyk love diantara sesama wanita dong walaupun sahabat atau kakak adik, geli hehehe✌🏻
2020-04-17
1
Secret Admirers
gua malah berharap Selena bilang laper wkwkkw
2020-04-13
5