"Cepat siapkan aku kuda."
Dean bergegas mengganti pakaian berlatihnya dengan pakaian yang lebih formal. Dia berjalan dengan tergesa gesa. 'Apa yang dia
pikirkan?' Pikiran Dean kini sedang kacau setelah membaca surat dari kediaman
duke Gustar Lexus.
...Yang terhormat ...
...pangeran ketiga saya ingin menyampaikan pangeran tak perlu lagi datang...
...mengunjungi saya. Saya masih bisa bahagia tanpa anda di sisi saya. Jadi saya...
...mohon kepada pangeran untuk tak mengganggu saya lagi....
...Serena Lexus....
'Apa dia serius menulis itu? Atau aku yang sudah salah menilai dia selama ini?'
Ketika berjalan di lorong istana Dean bertemu dengan wanita cantik yang di ikuti beberapa pelayan. Wanita itu berambut biru dan
menggunakan gaun indah dengan berbagai macam perhiasan dari ujung kepala hingga
ujung kaki. Wanita itu adalah permaisuri negri Mediteran yang sekarang dan ibu
dari Dean ratu Ailen Phanes.
"Dean kamu mau kemana?" Dean menghentikan langkahnya dan memberi hormat kepada ibunya itu.
"Ke kediaman Duke Lexus."
"Apa kau ingin menemui Serena?"
"Ya begitulah ibunda ratu. Aku undur diri dulu."
"Tunggu Dean. Tapi beberapa hari kedepan kau dan kakak mu akan menghadiri pesta untuk menyambut kelahiran putri pertama kerajaan
Muse.
Jadi, bisa kau mengunjunginya setelah acara. Ibunda sudah bilang dengan yang mulia untuk membawamu juga." Dean menghela nafas.
"Baik ibunda."
"Bersiap siaplah sore nanti kita berangkat." Ratu Ailen meninggalkan Dean yang masih menunduk.
'Sial.' Batin Dean, dia tak mungkin untuk melawan ibunya dan yang mulia raja.
☆☆☆
Di sebuah ruangan yang entah ada di mana seseorang duduk di sebuah kursi membelakangi meja. Ruangan itu tertutup rapat dan hanya diterangi beberapa batang lilin saja membuat ruangan itu gelap dan cukup
mencekam padahal hari masih siang.
Hanya ada satu pintu di ruangan itu pintu yang
digunakan untuk akses keluar masuk ruangan.
Tok
Tok
Tok
Setelah pintu di ketuk pintu itu terbuka dengan
sendirinya menampakkan seorang berjubah yang ada di kediaman Lexus beberapa
waktu lalu.
"Kau sudah kembali?" seorang dari balik
kursi berbicara. Nada dingin dan suara berat itu sangat kentara itu suara laki
laki.
"I..iya ketua."
"Ada apa? Apa ada masalah?"
"Itu tuan nona Serena..."
"Serena kenapa?”
"Dia terkena racun akar Lotus kembar hanya bisa di obati dengan bunga dari Lotus kembar itu sendiri."
"........."
"Maafkan kami ketua kami lalai. Kami benar benar tak berguna kami siap menerima hukuman dari ketua."
Wanita itu berucap sambil bersujud di depan meja seorang yang dipanggil ketua tadi. Jelas sekali suara wanita itu bergetar ketakutan
walaupun dia mengatakannya dengan jelas dan lancar.
"Bagaimana dengan kau ambilkan aku penawarnya dan aku akan mengampuni nyawa kalian?"
"Baik ketua akan segera ‘kami’ laksanakan."
Gadis itu melesat pergi bagai angin sungguh tipe tipe yang mengerjakan sesuatu dengan bersih. Hal itu dapat dilihat dengan jelas
karena dia sangat handal menghilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Sangat
cocok untuk pekerjaan sebagai mata mata.
"Ini sedikit rumit."
☆☆☆
Berlin sedang duduk di tepi ranjang kamar Serena dan Alex sedang bersandar di pinggir jendela sambil menatap kearah luar.
Sudah empat hari berlalu sejak Serena tak sadarkan diri. Dan Sejak saat itu Alex selalu datang ke kediaman Duke Lexus dan
bergantian dengan Berlin untuk menjaga Serena.
Awalnya hanya Berlin dan ibunya duchess Charon saja yang menjaga Serena, hanya saja akhir-akhir ini terlalu banyak pekerjaan yang
harus di lakukan oleh duchess. Bahkan tak jarang duchess mengerjakan tugasnya di
kamar Serena guna menjaga putri bungsunya itu.
Sedangkan duke Gustar beberapa hari lalu harus berangkat ke perbatasan untuk ikut mengatur strategi perang bersama panglima
dan beberapa jendral yaang bertugas. Karena Berlin tidak tega melihat ibunya jadi dia meminta bantuan Alex. Tentu saja duchess langsung setuju karna beliau juga sudah mengenal Alex dengan baik.
"Hey! Apa kau tak lelah tertidur? Kakak ingin
bercerita tentang pekerjaan kakak di kerajaan. Biasanya kau sangat senang mendengarnya."
Berlin masih memandang wajah teduh Serena. Dirinya kini sungguh sungguh tengah merindukan Serena. Sifatnya yang selalu berubah ubah. Serena yang selalu bertengkar jika bertemu Alex. Serena yang tingkahnya
sulit di tebak dan semua tentang Serena.
"Berlin kurasa waktumu berangkat ke istana.
Serena biar aku yang jaga."
Berlin berdiri "Jaga dia untukku Alex."
Berlin meninggalkan kamar dan bertepatan dengan Ane yang hendak masuk ke dalam
kamar. Ane buru buru menunduk hormat pada Berlin dan di balas dengan anggukan.
Berlin benar benar menghilang di ujung lorong.
"Alex aku sudah dapat pesan dari ketua."
"Aku juga Ane. Kita bertiga akan benar-benar
dihukum oleh ketua."
Baru selesai Alex bicara jendela di samping dia
bersandar terbuka. Dua orang berjubah memasuki ruangan. Yang satu wanita yang
biasanya mengintai dan yang satu lagi bertubuh tinggi dan berbadan lebih besar
dari sang wanita. Kira-kira seperti Alex dari posturnya dia pasti seorang laki-laki.
Alex dan Ane tercengang melihat kedatangan dua orang itu dari jendela. Angin bertiup cukup kencang membuat gorden dan jubah kedua
orang itu berkibar.
"Ke... ke... ketua dan Jesica"
"Ke... kenapa anda sampai datang kemari ketua."
"Untuk melihat hasil kerja kacau kalian bertiga."
Alex, Ane dan gadis bernama Jesica itu menunduk takut takut. Mereka bertiga benar benar dalam masalah besar sekarang. Sungguh mereka menyesal kenapa dari dulu mereka tak mengerjakan pekerjaan mereka sepenuh hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Sri Wagini
wow pelindungnya orang hebat rupanya...
2020-01-18
18
Rossa Linna
up yg bnyak thor
2020-01-18
1
❖ᴬˢˢᴬˢˢᶦᶰ°Seภթสi先輩
knpa blm up
2020-01-17
1