Bab 13

Sementara Mia melepas rindu dengan Bu Ningsih, Pak Baskoro nampak mendekati Haji Hamid. Dev yang takut dicurigai sengaja menjauhkan diri dari Haji Hamid dan membiarkan Pak Baskoro bercerita banyak hal dengan pria yang dicintainya itu.

Berpura-pura memainkan ponsel, Dev menguping apa yang mereka bicarakan. Matanya membulat sempurna saat Pak Baskoro mengajukan pertanyaan yang membuatnya sesak. Bibirnya bergetar, rasanya Dev ingin menampar Pak Baskoro yang sudah bicara seenaknya. Namun Dev harus berusaha sekuat tenaga untuk meredam emosinya. Dev tak mau jika semua rahasinya terbongkar di sana.

Apapun yang terjadi, Dev ingin hanya Mia yang tahu kisah asmaranya dengan Haji Hamid. Dev berusaha sekuat tenaga menahan rasa kesalnya namun sayangnya, stok sabarnya tak cukup untuk mendengarkan ocehan gila dari pak Baskoro.

Dev akhirnya memutuskan untuk menemui Mia dan Bu Ningsih. "Mia, boleh ikut gabung?" tanya Dev saat melihat Mia dan bu Ningsih sedang asyik bercerita.

"Boleh, Dev. Sini!" ucap Mia.

Dev mendekat dan duduk di dekat bu Ningsih.

Mia melanjutkan ceritanya dengan bu Ningsih. Berbeda dengan pak Baskoro, Mia hanya membicarakan tentang sekolahnya. Terlihat raut bahagia dari wajah Mia saat menceritakan bagaimana kisahnya saat mengikuti pembelajaran online. Bahkan Mia menunjukkan beberapa tugas di laptopnya pada bu Ningsih. Meskipun bu Ningsih tidak mengerti, namun fmterkigat mengangguk-angguk seolah paham dengan semua yang diucapkan oleh anaknya.

Dev terharu melihat kedekatan antara ibu dan anak itu. Ah, Dev jadi ingat ponsel baru yang akan diberikan pada ibunya Mia. Dev permisi untuk keluar dulu. Tak lama Dev datang kembali membawa sebuah jinjingan kecil.

"Mia, ini hadiahku buat ibumu." Dev menyerahkan jinjingan itu pada Mia. Malu rasanya jika Dev memberikan ponsel itu pada Bu Ningsih. Meskipun bu Ningsih adalah orang yang baik, tapi Dev belum begitu kenal dengan ibunya Mia.

"Wah, Dev. Terima kasih banyak ya!" ucap Mia dengan sangat girang.

Mia menyerahkan ponsel barunya pada bu Ningsih. Tak lupa ia mengajarkan bagaimana cara untuk melakukan panggilan dan menerima panggilan. Agak lama memang, namun Mia menyadari kalau ibunya sudah tak muda lagi. Susah mungkin untuk mengerti bagaimana cara penggunaan ponsel canggih itu.

Dengan sangat sabar, Mia mengajarkan bu Ningsih. Sampai akhirnya ibunya bisa menelepon dan mengangkat telepon dari Mia.

"Nak Dev, terima kasih banyak ya! Kamu baik sekali sama ibu." Bu Ningsih mengusap bahu Dev.

Tak tahu apa yang terjadi. Namun Dev merasa sentuhan di bahunya mampu menggetarkan hatinya. Perasaan terharu begitu besar menyelimuti dirinya. Tulus, penuh ketulusan. Begitulah rasa yang bisa Dev rasakan dari sentuhan Bu Ningsih.

"Ibu berterima kasih sama Mia saja. Itu hadiah yang Mia minta karena dia berhasil mendapat nilai bagus hasil dari belajarnya." Dev melempar senyum pada Mia.

Wajah cantik Mia membalas senyum Dev dengan sangat tulus. "Dev, kau sangat baik. Semua orang tahu itu," ucap Mia.

Dev tersipu. Ternyata dua wanita ini memiliki hati dan sikap yang sama. Begitu lembut dan sangat tulus. Berbeda dengan Pak Baskoro. Dev jadi ingat cerita Mia.

Pantas saja sifatnya beda. Bibitnya juga beda. Kalau Mia sih bibit unggul. Tapi kok tega ya tuh bule Jerman menyia-nyiakan anak secantik Mia.

Dev memperhatikan Mia dan bu Ningsih kembali. Gelak tawa dari pak Baskoro dan Haji Hamid mengalihkan konsentrasinya. Ia kembali mengingat pertanyaan dan bahasan yang didengarnya tadi. Matanya mendelik tak suka dengan kedekatan mereka berdua. Keakraban yang terjalin antara mertua dan menantu itu sukses membuatnya cemburu.

Waktu yang terasa begitu lama, namun terasa sangat singkat untuk Mia. Hari sudah semakin sore, hujan memang sudah reda. Namun gerimis masih ada.

"Bu, sudah sore. Mia mau pulang dulu ya!" Mia izin pulang pada bu Ningsih. Raut wajah sedih bu Ningsih membuat Mia harus menenangkan ibunya. "Nanti aku ke sini lagi ya bu! Pokoknya Mia akan lebih sering mengunjungi ibu. Lagipula ibu kan punya itu," ucap Mia menunjuk ponsel yang ada di genggaman tangan ibunya.

Bu Ningsih melihat ponselnya dan tersenyum. Mia sangat bahagia melihat senyuman ibunya. Tak lama pelukan hangat menjadi pemandangan yang sangat menyejukkan hati Dev.

"Mia, kau boleh menginap di sini dulu sementara waktu. Bukan begitu, Hamid?" tanya Dev pada Hamid.

Sebenarnya Haji Hamid tak ingin Mia menginap di rumah orang tuanya. Ada rasa takut dalam hati Haji Hamid, jika saja Mia bercerita pada bu Ningsih tentang apa yanv terjadi sebenarnya. Namun Dev yang terus mendesak dan tak tega melihat Mia yang masih rindu pada bu Ningsih, membuat Haji Hamid mengiyakan keinginan Mia.

Haji Hamid dan Dev pulang. Langkah Haji Hamid yang berat karena ketakutan itu tak lantas sirna, berbanding terbalik dengan perasaan Dev. Langkahnya sangat ringan dan terlihat sangat Bahagia. Akhirnya Dev punya waktu leluasa dengan Haji Hamid. Ada banyak hal yang harus Dev bahas.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, Dev bisa lebih santai untuk bercerita pada Haji Hamid. "Aku tidak suka dengan pak Baskoro," ucap Dev memulai percakapan.

"Sama. Tak ada yang suka pada pria itu. Bapak macam apa yang bisa menjual anaknya sendiri. Ya, meskipun aku tahu kalau Mia bukan anak kandungnya. Tapi semua kelakuannya pada Mia itu benar-benar keterlaluan. Mia tidak sekolah dan harus bekerja dari pagi sampai si--" ucapan Haji Hamid terhenti saat Dev memotong.

"Cukup Hamid. Kau keterlaluan. Kau sudah janji akan menjadikan Mia hanya sebagai alat untuk menutupi hubungan kita," ucap Dev dengan nada yang cukup tinggi.

"Iya, memang itu kenyataannya. Apa yang salah?" tanya Haji Hamid.

"Yang salah adalah mulutmu yang selalu memuji dan memuja Mia. Aku tahu Mia itu anak naik. Aku tahu tanpa kau ceritakan semua itu padaku. Aku membaca catatan Mia yang ingin mengubah perasaan kita. Apa maksudnya, coba? Dan sekarang, aku dengar dari bapaknya yang songong itu. Dia minta cucu. Permintaan macam itu?" Dev berapi-api mengungkapkan semua kekecewaan dalam hatinya.

"Tolong, Dev. Mengertilah. Kau tahu apa maksudnya. Dia hanya ingin warisan. Dia butuh hartaku. Kau tahu dia matrenya sudah tingkat internasional." Haji Hamid berusaha menenangkan Dev.

Namun nyatanya Dev belum mereda. Aku jijik mendengar pak Baskoro bertanya bagaimana rasa anak gadisnya? Sudah sampai mana? Ah, aku menyesal mendengar semua itu. Aku benci pak Baskoro." Dev memlingkan wajahnya menatap jalan yang dilaluinya saat gerimis.

Dev sedih, biasanya ketika suasana seperti ini menjadi sangat romantis. Tapi kali ini, rasa kecewa membuat romantis itu beruba menjadi dramatis. Dev sakit hati ketika mengingat semua obrolan pak Baskoro dan Haji Hamid.

Haji Hamid yang paham bagaimana sifat Dev, tak ingin berdebat. Tangan kirinya memegang lembut tangan Dev. Melihat tak ada reaksi, Haji Hamid merengkuh bahu Dev. Layaknya gadis yang sedang marah dan berhasil di bujuk, Dev akhirnya menyandarkan kepalanya pada bahu Haji Hamid.

Mereka berani melakukan semua itu dengan bebas karena kaca mobilnya gelap. Jadi tak ada yang bisa melihat perbuatan mereka yang menjijikkan itu.

#############

Monmaaf, jangan bully mimin ya! Mimin juga nulisnya sambil bergidik bekalikaliii... 😂😂😂

Terpopuler

Comments

Mbu'na Denok

Mbu'na Denok

Aku sih pengen ktwa plus pengen muntah bacanya 🤣🤣🤣 tp bagus thorr 👍👍👍

2023-01-07

0

Imam Aja

Imam Aja

Geli sih tpi dulu ada juga itu 4 q om" sama om🤦🤢😅😅

2021-11-12

0

Irma Yani

Irma Yani

ko w yg geli ya 😂😂😂😂

2021-07-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bisa naik lift
16 Kartu ATM adiknya kartu Telkomsel
17 Sayang Dev
18 Dadah Dev, dadaaaaaah
19 Ketiduran
20 Terima Kasih Pak Haji
21 Keripik setan
22 Ide cemerlang
23 Di atas? Di bawah?
24 Salah sangka
25 Siapa yang duluan keluar?
26 Aku harus melepasmu
27 Hari itu sudah tiba
28 Fix cerai
29 Bertemu Danu
30 Tantangan dari Tuan Besar
31 Antara polos dan norak
32 Cara mematikan AC?
33 Tuan muda mau nebeng?
34 Berhasil.. Berhasil.. Horeee
35 Ada yang salah dengan statusku?
36 Haji Hamid sembuh
37 Cemburu
38 Jurus Jitu
39 Kerupuk
40 Bisa hamil
41 Kartu kredit
42 Ranger pink
43 Pangling
44 Aweu-aweu
45 Gara-gara knalpot
46 Happy birthday
47 Tiiiiiiit
48 Tuan tua vs Tuan kecil
49 Gara-gara jengkol
50 Kecebur
51 Durjana
52 Mia?
53 Hantuuuuu
54 Kawin.. Kawin.. Minggu depan aku kawin
55 Sembuh? Sakit apa?
56 Azab mengintip dan bergosip
57 Jadi ini alasannya?
58 Bukan salah Mia
59 Dokter Arumi
60 Mixagrif
61 Belajar lagi
62 Dua malam lagi
63 Seblak
64 Cinta?
65 Besar dan panjang?
66 Persneling
67 Bayi tabung
68 Maaas, awaaaaas!
69 Kalin
70 Cari!
71 Saya tidak angkuh
72 Mia semakin berani
73 Email masuk
74 Kamu kuat, Mia.
75 Drama Mia berhasil
76 "Papi kecewa atas kebohongan Mami,"
77 Danu kembali
78 Ganti target
79 Siapa kamu?
80 Keputusan Danu
81 Tentu. Mia akan bahagia
82 Pura-pura buta
83 Seperti arisan
84 Tanda tangan kontrak
85 Dipanggil kepala bagian
86 Ini gila
87 Janda aneh
88 Bukan urusanmu, bukan urusanku
89 Aku bukan ikan cup4ng
90 Jangan ngintip, nanti bintitan
91 Reuni bakteri
92 Panggil aku Reza
93 Mungkin karena berbulu
94 Workshop. Papa work, mama shop.
95 Akan dipercepat
96 Mia cemburu?
97 SAH
98 Catok kuku
99 Aku tidak butuh perjanjian apapun
100 Nyonya Nathalie?
101 Belum ada jadwal libur
102 Mama takut kalian pingsan
103 Belajar dari google
104 Perkara cemburu berujung CUP
105 Terungkap
106 Diinfus
107 Mama di tengah
108 Kamu kalah
109 Kembali ke Jakarta
110 Syndrom kepo
111 Dibayar kontan
112 Serangan super power
113 Aa
114 Tidak ada wanita matre
115 Pria julid
116 Kejutan gagal
117 Surat dari Mama
118 Bongkar X Kembar
119 Mengkerut
120 Mimpi buruk
121 Dion di rumah sakit?
122 Pertengkaran sengit
123 Persekongkolan
124 Mamaaaa
125 Pria penghibur
126 Dinner dengan hantu
127 Semoga Papa tidak kecewa
128 Dari polos jadi polkadot
129 Cemburu
130 Kalah pesona
131 Tampan, Mapan, Beriman. Sempurna!
132 PD turunan
133 Mab*k gurame
134 Ada tamu
135 Ujian bertubi-tubi
136 Pawang Wewe Gombel
137 Diskon 90%
138 Reza kemana?
139 Lombok
140 Kembali ke Jakarta
141 Kamu?
142 Muncrat
143 Kartu As
144 Sikaaaat
145 Kontraksi palsu
146 Ingin seperti Mia
147 Obat kuat
148 Dion junior dan Mia junior
149 Tuan Wira narsis
150 Samsudin
151 Harga diri
152 Penyesalan
153 Test Drive
154 Tukang Karpet
155 Joget tiktok?
156 Gagal KB
157 Kamu pilih Mama atau Mia?
158 Bikin lagi
159 Mau susu murni
160 Gak jadi LDR
161 Mau ditarik?
162 Anak ayam kali ah!
163 Rebutan cucu
164 Mirip sekali
165 Kecelakaan
166 Donor darah
167 Rian
168 Jadi bukan aku?
169 Besan
170 Mia bukan anak bapaknya
171 Kapan Rian dijemput?
172 Lotek dan rujak
173 Jangan!
174 Test DNA
175 Maaf, aku gak bisa!
176 Selamat datang, Rian!
177 Peluncuran perdana
178 Dokter?
179 Tapi dia penjahat
180 Daftar jadi emak tiri
181 Mia berubah
182 Permisi
183 PR
184 Jadi kamu?
185 Harus nambah cucu
186 Mia kembali
187 Salah jalan
188 Kepo
189 Terima kasih, Dion
190 Hamil
191 Bimbang
192 Gagal kabur
193 Monster ganteng
194 Uangnya?
195 Drama apalagi ini?
196 Jus cabai
197 Kita lihat saja nanti!
198 Kalah sama tukang sate
199 Acting PMS
200 Perpisahan
201 Ingat umur!
202 Begadang
203 Tuduhan Papa
204 Aku bukan imammu
205 Pertama kali
206 Duda atau bujangan?
207 Dimana dia?
208 Dion kenapa?
209 Balik ke Surabaya
210 Pamit
211 PR Mia
212 Besanan sama wewe gombel
213 Asam urat kambuh
214 Putar balik
215 Kewajiban
216 Ngeri
217 Ada tamu
218 Merry
219 Daru
220 Upin ipin
221 Minggu depan
222 Dia bangga
223 Sengaja menunda?
224 Sakit parah
225 Kita pindah
226 Singapura
227 Penyakit orang kaya
228 Martabak
229 Sia-sia
230 Lepas alat bantu?
231 Salah paham
232 Habis pulsa
233 Hamil?
234 Kamu punya hati
235 Jangan lama-lama
236 Dokter kandungan
237 Mama, Papa
238 Tegang ya?
239 PR lagi
240 Kejutan
241 Ribet
242 Beberapa hari lagi
243 Baju Baru
244 Skenario Tuhan
245 Pelukan perpisahan
246 Pasien DBD
247 Lebih ganteng
248 Taubat
249 Bawa senjata
250 Akur
251 Dukun
252 Aman
253 Oh, jadi gitu
254 Kok cepet?
255 Ribut lagi
256 Paparazi
257 Tergeser dan terlempar
258 Dosa apa?
259 Tersisih
260 Anak kita
261 Kurusan
262 Mau pulang
263 Ibu hebat
264 Ngaret
265 Nanti malam
266 Bukti keromantisan
267 Happy Ending
268 Visual
269 Promo novel Antara Asa dan Rasa
Episodes

Updated 269 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bisa naik lift
16
Kartu ATM adiknya kartu Telkomsel
17
Sayang Dev
18
Dadah Dev, dadaaaaaah
19
Ketiduran
20
Terima Kasih Pak Haji
21
Keripik setan
22
Ide cemerlang
23
Di atas? Di bawah?
24
Salah sangka
25
Siapa yang duluan keluar?
26
Aku harus melepasmu
27
Hari itu sudah tiba
28
Fix cerai
29
Bertemu Danu
30
Tantangan dari Tuan Besar
31
Antara polos dan norak
32
Cara mematikan AC?
33
Tuan muda mau nebeng?
34
Berhasil.. Berhasil.. Horeee
35
Ada yang salah dengan statusku?
36
Haji Hamid sembuh
37
Cemburu
38
Jurus Jitu
39
Kerupuk
40
Bisa hamil
41
Kartu kredit
42
Ranger pink
43
Pangling
44
Aweu-aweu
45
Gara-gara knalpot
46
Happy birthday
47
Tiiiiiiit
48
Tuan tua vs Tuan kecil
49
Gara-gara jengkol
50
Kecebur
51
Durjana
52
Mia?
53
Hantuuuuu
54
Kawin.. Kawin.. Minggu depan aku kawin
55
Sembuh? Sakit apa?
56
Azab mengintip dan bergosip
57
Jadi ini alasannya?
58
Bukan salah Mia
59
Dokter Arumi
60
Mixagrif
61
Belajar lagi
62
Dua malam lagi
63
Seblak
64
Cinta?
65
Besar dan panjang?
66
Persneling
67
Bayi tabung
68
Maaas, awaaaaas!
69
Kalin
70
Cari!
71
Saya tidak angkuh
72
Mia semakin berani
73
Email masuk
74
Kamu kuat, Mia.
75
Drama Mia berhasil
76
"Papi kecewa atas kebohongan Mami,"
77
Danu kembali
78
Ganti target
79
Siapa kamu?
80
Keputusan Danu
81
Tentu. Mia akan bahagia
82
Pura-pura buta
83
Seperti arisan
84
Tanda tangan kontrak
85
Dipanggil kepala bagian
86
Ini gila
87
Janda aneh
88
Bukan urusanmu, bukan urusanku
89
Aku bukan ikan cup4ng
90
Jangan ngintip, nanti bintitan
91
Reuni bakteri
92
Panggil aku Reza
93
Mungkin karena berbulu
94
Workshop. Papa work, mama shop.
95
Akan dipercepat
96
Mia cemburu?
97
SAH
98
Catok kuku
99
Aku tidak butuh perjanjian apapun
100
Nyonya Nathalie?
101
Belum ada jadwal libur
102
Mama takut kalian pingsan
103
Belajar dari google
104
Perkara cemburu berujung CUP
105
Terungkap
106
Diinfus
107
Mama di tengah
108
Kamu kalah
109
Kembali ke Jakarta
110
Syndrom kepo
111
Dibayar kontan
112
Serangan super power
113
Aa
114
Tidak ada wanita matre
115
Pria julid
116
Kejutan gagal
117
Surat dari Mama
118
Bongkar X Kembar
119
Mengkerut
120
Mimpi buruk
121
Dion di rumah sakit?
122
Pertengkaran sengit
123
Persekongkolan
124
Mamaaaa
125
Pria penghibur
126
Dinner dengan hantu
127
Semoga Papa tidak kecewa
128
Dari polos jadi polkadot
129
Cemburu
130
Kalah pesona
131
Tampan, Mapan, Beriman. Sempurna!
132
PD turunan
133
Mab*k gurame
134
Ada tamu
135
Ujian bertubi-tubi
136
Pawang Wewe Gombel
137
Diskon 90%
138
Reza kemana?
139
Lombok
140
Kembali ke Jakarta
141
Kamu?
142
Muncrat
143
Kartu As
144
Sikaaaat
145
Kontraksi palsu
146
Ingin seperti Mia
147
Obat kuat
148
Dion junior dan Mia junior
149
Tuan Wira narsis
150
Samsudin
151
Harga diri
152
Penyesalan
153
Test Drive
154
Tukang Karpet
155
Joget tiktok?
156
Gagal KB
157
Kamu pilih Mama atau Mia?
158
Bikin lagi
159
Mau susu murni
160
Gak jadi LDR
161
Mau ditarik?
162
Anak ayam kali ah!
163
Rebutan cucu
164
Mirip sekali
165
Kecelakaan
166
Donor darah
167
Rian
168
Jadi bukan aku?
169
Besan
170
Mia bukan anak bapaknya
171
Kapan Rian dijemput?
172
Lotek dan rujak
173
Jangan!
174
Test DNA
175
Maaf, aku gak bisa!
176
Selamat datang, Rian!
177
Peluncuran perdana
178
Dokter?
179
Tapi dia penjahat
180
Daftar jadi emak tiri
181
Mia berubah
182
Permisi
183
PR
184
Jadi kamu?
185
Harus nambah cucu
186
Mia kembali
187
Salah jalan
188
Kepo
189
Terima kasih, Dion
190
Hamil
191
Bimbang
192
Gagal kabur
193
Monster ganteng
194
Uangnya?
195
Drama apalagi ini?
196
Jus cabai
197
Kita lihat saja nanti!
198
Kalah sama tukang sate
199
Acting PMS
200
Perpisahan
201
Ingat umur!
202
Begadang
203
Tuduhan Papa
204
Aku bukan imammu
205
Pertama kali
206
Duda atau bujangan?
207
Dimana dia?
208
Dion kenapa?
209
Balik ke Surabaya
210
Pamit
211
PR Mia
212
Besanan sama wewe gombel
213
Asam urat kambuh
214
Putar balik
215
Kewajiban
216
Ngeri
217
Ada tamu
218
Merry
219
Daru
220
Upin ipin
221
Minggu depan
222
Dia bangga
223
Sengaja menunda?
224
Sakit parah
225
Kita pindah
226
Singapura
227
Penyakit orang kaya
228
Martabak
229
Sia-sia
230
Lepas alat bantu?
231
Salah paham
232
Habis pulsa
233
Hamil?
234
Kamu punya hati
235
Jangan lama-lama
236
Dokter kandungan
237
Mama, Papa
238
Tegang ya?
239
PR lagi
240
Kejutan
241
Ribet
242
Beberapa hari lagi
243
Baju Baru
244
Skenario Tuhan
245
Pelukan perpisahan
246
Pasien DBD
247
Lebih ganteng
248
Taubat
249
Bawa senjata
250
Akur
251
Dukun
252
Aman
253
Oh, jadi gitu
254
Kok cepet?
255
Ribut lagi
256
Paparazi
257
Tergeser dan terlempar
258
Dosa apa?
259
Tersisih
260
Anak kita
261
Kurusan
262
Mau pulang
263
Ibu hebat
264
Ngaret
265
Nanti malam
266
Bukti keromantisan
267
Happy Ending
268
Visual
269
Promo novel Antara Asa dan Rasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!