Bab 7

"Mia," panggil Haji Hamid.

Tak terdengar sahutan dari orang yang ia panggil, membuat Haji Hamid mencari Mia ke kamarnya. Terlihat Mia tidur membelakangi pintu.

"Rupanya kau tidur, Mia. Istirahatlah! Kau pasti cape, maafkan aku sudah merepotkanmu." Haji Hamid mengusap kepala Mia dan mengambil formulir yang ada di atas nakas kemudian keluar dari kamar Mia.

Entah sudah berapa lama Mia tertidur. Wanita itu baru bangun ketika mendengar suara orang yang sedang mengobrol di luar kamarnya. Mia menyingkirkan selimutnya dan turun dari ranjang. Perlahan jalan berjinjit, kemudian menempelkan telinganya pada daun pintu kamarnya. Mia berusaha mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan. Siapa tamu itu? Lama Mia mendengarkan suara dari luar kamarnya, namun hasilnya nihil. Tiba-tiba suara itu tak terdengar lagi. Apa mereka sudah tak di sana?

Mia ragu untuk ke luar dari kamarnya. Mia memilih untuk mandi. Hari sudah hampir gelap. Mia menggunakan baju tidur doraemon. Mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk yang dililitkan di atas kepalanya. Duduk di depan meja rias, menatap wajahnya yang dipantulkan cermin.

Mengusap wajahnya pelan. Pipinya semakin gembil semenjak nikah dengan Haji Hamid. Mungkin karena sekarang sudah tak merasakan tekanan dari pak Baskoro.

Hatinya seketika merindu orang tuanya, terutama ibunya. Bu Ningsih, seorang ibu yang selalu menguatkan hati Mia yang sangat rapuh. Semenjak menikah Mia tidak pernah mengunjungi orang tuanya. Mungkin besok Haji Hamid akan mengizinkannya untuk pulang dulu. Tapi Haji Hamid sedang ada tamu. Tidak mungkin Mia meninggalkan Haji Hamid menjamu tamu sendirian. Apa guna dirinya sebagai seorang istri.

Meskipun usia Mia masih sangat muda, namun kedewasaan sudah melekat dalam dirinya. Hidup yang penuh dengan perjuangan, tak membuatnya mengenal apa itu malas. Selagi masih ada tenaga dan waktu, semua pekerjaan akan dibabat habis olehnya.

Mia keluar dari kamarnya. Langkah kakinya menuju dapur. Benar dugaannya, di dapur sudah ada piring kotor. Mia segera membereskan semua piring dan gelas kotor kemudian mencucinya. Merapikan kembali pada tempatnya dan mengepel ruang makan..

Setelah semua selesai, Mia mengambil piring dan mengisinya dengan makanan hasil pasakannya. Masih banyak sekali sisa masakan di atas piring. Meskipun badannya kecil, namun wanita itu selalu makan dengan lahap. Saat sedang asyik makan, Mia mendengar suara Haji Hamid. "Berhenti sayang! Jangan seperti itu,"

Mata Mia membulat sempurna. Mulutnya terkatup, tak kuasa berucap apapun. Hatinya bergetar. Jantungnya berdebar tak karuan. Dadanya tiba-tiba terasa sangat sesak. Ia berusaha mengatur napasnya. "P-Pak Haji, Mia makan," ucapnya basa basi.

"Ah, Mia. Lanjutkan!" ucap Haji Hamid dengan menutupi segala kepanikannya.

Mia mengangguk dan melanjutkan makannya meskipun sangat canggung. "Mia," ucap Haji Hamid yang menghampirinya.

"I-iya Pak Haji," jawab Mia dan mengangkat wajahnya. Memberanikan diri menatap Haji Hamid bersama seseorang. Entah siapa dia. Yang pasti kebaradaan orang itu membuat Mia tak enak hati, tak enak makan, dan mengganggu pikirannya.

"Kenalkan dia David," ucap Haji Hamid. "Dev, ini Mia," lanjutnya.

Mia mengulurkan tangannya pada David. "Mia," ucap Mia menlmperkenalkan diri.

"David, kau panggil aku Dev saja. Biar lebih akrab, ya!" ucap David yang menyambut uluran tangan Mia.

Hati Mia bertanya-tanya. Siapa dia? Dev? Pria yang usianya tak jauh dengan Haji Hamid itu membuat Mia salah tingkah. Namun Mia berusaha agar sikapnya tak kaku. Walaupun dikepalanya segerombolan pertanyaan siap meluncur. Namun, apa daya. Nyalinya ciut, tak ada keberanian sama sekali.

Memilih untuk diam dan tak ingin tahu siapa tamu yang dianggap spesial itu. Mia berusaha menyingkirkan berbagai pertanyaan itu satu per satu dalam kepalanya.

Selain Mia, Haji Hamid juga terlihat sangat kikuk. Mia yang menyadari semua itu, segera menyelesikan acara makan malamnya dan ingin segera meninggalkan mereka.

"Jangan buru-buru, Mia. Pelan-pelan saja. Tidak baik makan dengan cepat seperti itu!" ucap Dev.

"Iya, Dev." Mia mengangguk sopan dan mengurangi kecepatan makannya. Meskipun rasanya makanan yang sudah dikunyah dan ditelan itu tak terasa masuk ke dalam perutnya, namun Mia berusaha menyelesaikan makan malamnya itu.

Selesai makan, Mia segera membereskan piringnya dan beranjak untuk mencuci piring kotor itu. Namun Haji Hamid menyergahnya. "Bisa bicara sebentar, Mia?" ucap Haji Hamid.

"Bisa, Pak Haji." Mia duduk kembali dan menggeser piring kotornya.

Haji Hamid menghela napas dalam-dalam dan menghempaskannya perlahan. Kerongkongannya terlihat jelas saat berusaha menelan salivanya dengan susah payah.

"Mia, kau harus tahu kalau aku adalah pacar Hamid." Dev yang kesal menunggu Haji Hamid lama sekali mengatakan semua kenyataan itu, akhirnya mengungkapkan fakta itu dengan mulutnya sendiri.

"APA?" Bola mata Mia membulat sempurna. Napasnya seakan berhenti. Lemas, gelap, dan akhirnya BRUUUUK..

Mia pingsan. Tak sanggup rasanya mendengar ucapan Dev. Meskipun tak ada cinta di hatinya, namun tak rela rasanya jika suami yang menikahinya adalah penyuka sesama jenis.

Pria yang dihormati dan dihargai di kampungnya, ternyata bukan pria baik. Mia kecewa, sangat kecewa. Mia takut hidup dalam lingkungan seperti itu. Mia ingin keluar dari sana. Mia ingin melepas hidupnya dari manusia-manusia laknat itu. Baginya, lebih baik hidup banting tulang demi kedua orang tuanya, dari pada hidup mewah di lingkungan seperti itu.

"Kau, sudah ku katakan. Pelan-pelan! Dia anak kemarin sore, Dev. Kau keterlaluan!" ucap Haji Hamid sambil menggendong Mia. Yang pasti dengan bantuan Dev, tepatnya mereka berdua menggotong Mia untuk direbahkan di kamarnya.

"Maafkan aku, sayang. Aku kesal kau lama sekali mengucapkan kenyataan ini. Apa kau malu mengakuiku sebagai kekasihku?" tanya Dev.

Hami Hamid tak ingin berdebat. Yang ada di kepalanya saat ini adalah bagaimana cara menjelaskan semua ini pada Mia. Haji Hamid akhirnya meminta Dev untuk keluar dulu. Pertama, menjelaskan semuanya pada Mia secara perlahan, kemudian nanti akan menyelesaikan masalahnya dengan Dev.

Meskipun kecewa, Dev keluar dan kembali ke kamarnya. Hanya Haji Hamid dan Mia yang ada di kamar itu. Pintunya sudah tertutup rapat. Haji Hamid mengusap kepala Mia. Sentuhan Haji Hamid ternyata mengusik Mia, hingga akhirnya membuka matanya.

"Pak Haji?" ucap Mia dengan terperanjat.

"Tenanglah, Mia! Duduklah! Aku akan menjelaskan semuanya." Haji Hamid menenangkan Mia.

Meskipun rasa takut dan jijik menyelimuti perasaan Mia, namun nyatanya Mia berusaha menghargai Haji Hamid. Mia mundur, menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang. Sementara itu, Haji Hamid yang menyadari ketakutan Mia beranjak dari tepi ranjang. Haji Hamid berjalan menjauh dari wanita yang terlihat sangat pucat itu, kemudian duduk di kursi yang membelakangi cermin.

"Maafkan aku, Mia! Maafkan aku melibatkan dirimu untuk menutupi aibku. Aku berpikir hanya kamulah wanita yang bisa membantuku. Maafkan aku," ucap Haji Hamid dengan suara bergetar.

Mia diam. Mia bingung harus merespon apa. Ia hanya menunduk dan memainkan selimut bermotif doraemon itu dengan telunjuknya.

"Mia, apakah kau bisa memaafkanku?" tanya Haji Hamid pada Mia.

Namun masih sama. Mia tak bergeming. Kepalanya masih menunduk dan sibuk dengan selimut doraemonnya.

Terpopuler

Comments

Sely Ina

Sely Ina

🙈🙈🙈🙈🙈🙈othooooorr.....bikin kaget ...berati hajinya cuma buat menutupi aib doang ...

2023-01-05

0

TongTji Tea

TongTji Tea

emang kenapa sih kalo "pak haji" ? itu cuma "titel" yang disematkan oleh orang lain.Tidak serta merta mengubah seseorang menjadi paling baik or paling suci."pak haji" is only human ,kadang "kehajiannya " karena taat dan cinta nya serta imannya dia kepada Tuhannya,kadang juga dia menggunakan "titel"nya sebagai kamuflase dari suatu hal.So jangan terlalu silau dengan penampakan seseorang .

2021-08-30

0

mintil

mintil

astagaaa haji hamid suka main pedang2an ternyataaah

2021-08-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bisa naik lift
16 Kartu ATM adiknya kartu Telkomsel
17 Sayang Dev
18 Dadah Dev, dadaaaaaah
19 Ketiduran
20 Terima Kasih Pak Haji
21 Keripik setan
22 Ide cemerlang
23 Di atas? Di bawah?
24 Salah sangka
25 Siapa yang duluan keluar?
26 Aku harus melepasmu
27 Hari itu sudah tiba
28 Fix cerai
29 Bertemu Danu
30 Tantangan dari Tuan Besar
31 Antara polos dan norak
32 Cara mematikan AC?
33 Tuan muda mau nebeng?
34 Berhasil.. Berhasil.. Horeee
35 Ada yang salah dengan statusku?
36 Haji Hamid sembuh
37 Cemburu
38 Jurus Jitu
39 Kerupuk
40 Bisa hamil
41 Kartu kredit
42 Ranger pink
43 Pangling
44 Aweu-aweu
45 Gara-gara knalpot
46 Happy birthday
47 Tiiiiiiit
48 Tuan tua vs Tuan kecil
49 Gara-gara jengkol
50 Kecebur
51 Durjana
52 Mia?
53 Hantuuuuu
54 Kawin.. Kawin.. Minggu depan aku kawin
55 Sembuh? Sakit apa?
56 Azab mengintip dan bergosip
57 Jadi ini alasannya?
58 Bukan salah Mia
59 Dokter Arumi
60 Mixagrif
61 Belajar lagi
62 Dua malam lagi
63 Seblak
64 Cinta?
65 Besar dan panjang?
66 Persneling
67 Bayi tabung
68 Maaas, awaaaaas!
69 Kalin
70 Cari!
71 Saya tidak angkuh
72 Mia semakin berani
73 Email masuk
74 Kamu kuat, Mia.
75 Drama Mia berhasil
76 "Papi kecewa atas kebohongan Mami,"
77 Danu kembali
78 Ganti target
79 Siapa kamu?
80 Keputusan Danu
81 Tentu. Mia akan bahagia
82 Pura-pura buta
83 Seperti arisan
84 Tanda tangan kontrak
85 Dipanggil kepala bagian
86 Ini gila
87 Janda aneh
88 Bukan urusanmu, bukan urusanku
89 Aku bukan ikan cup4ng
90 Jangan ngintip, nanti bintitan
91 Reuni bakteri
92 Panggil aku Reza
93 Mungkin karena berbulu
94 Workshop. Papa work, mama shop.
95 Akan dipercepat
96 Mia cemburu?
97 SAH
98 Catok kuku
99 Aku tidak butuh perjanjian apapun
100 Nyonya Nathalie?
101 Belum ada jadwal libur
102 Mama takut kalian pingsan
103 Belajar dari google
104 Perkara cemburu berujung CUP
105 Terungkap
106 Diinfus
107 Mama di tengah
108 Kamu kalah
109 Kembali ke Jakarta
110 Syndrom kepo
111 Dibayar kontan
112 Serangan super power
113 Aa
114 Tidak ada wanita matre
115 Pria julid
116 Kejutan gagal
117 Surat dari Mama
118 Bongkar X Kembar
119 Mengkerut
120 Mimpi buruk
121 Dion di rumah sakit?
122 Pertengkaran sengit
123 Persekongkolan
124 Mamaaaa
125 Pria penghibur
126 Dinner dengan hantu
127 Semoga Papa tidak kecewa
128 Dari polos jadi polkadot
129 Cemburu
130 Kalah pesona
131 Tampan, Mapan, Beriman. Sempurna!
132 PD turunan
133 Mab*k gurame
134 Ada tamu
135 Ujian bertubi-tubi
136 Pawang Wewe Gombel
137 Diskon 90%
138 Reza kemana?
139 Lombok
140 Kembali ke Jakarta
141 Kamu?
142 Muncrat
143 Kartu As
144 Sikaaaat
145 Kontraksi palsu
146 Ingin seperti Mia
147 Obat kuat
148 Dion junior dan Mia junior
149 Tuan Wira narsis
150 Samsudin
151 Harga diri
152 Penyesalan
153 Test Drive
154 Tukang Karpet
155 Joget tiktok?
156 Gagal KB
157 Kamu pilih Mama atau Mia?
158 Bikin lagi
159 Mau susu murni
160 Gak jadi LDR
161 Mau ditarik?
162 Anak ayam kali ah!
163 Rebutan cucu
164 Mirip sekali
165 Kecelakaan
166 Donor darah
167 Rian
168 Jadi bukan aku?
169 Besan
170 Mia bukan anak bapaknya
171 Kapan Rian dijemput?
172 Lotek dan rujak
173 Jangan!
174 Test DNA
175 Maaf, aku gak bisa!
176 Selamat datang, Rian!
177 Peluncuran perdana
178 Dokter?
179 Tapi dia penjahat
180 Daftar jadi emak tiri
181 Mia berubah
182 Permisi
183 PR
184 Jadi kamu?
185 Harus nambah cucu
186 Mia kembali
187 Salah jalan
188 Kepo
189 Terima kasih, Dion
190 Hamil
191 Bimbang
192 Gagal kabur
193 Monster ganteng
194 Uangnya?
195 Drama apalagi ini?
196 Jus cabai
197 Kita lihat saja nanti!
198 Kalah sama tukang sate
199 Acting PMS
200 Perpisahan
201 Ingat umur!
202 Begadang
203 Tuduhan Papa
204 Aku bukan imammu
205 Pertama kali
206 Duda atau bujangan?
207 Dimana dia?
208 Dion kenapa?
209 Balik ke Surabaya
210 Pamit
211 PR Mia
212 Besanan sama wewe gombel
213 Asam urat kambuh
214 Putar balik
215 Kewajiban
216 Ngeri
217 Ada tamu
218 Merry
219 Daru
220 Upin ipin
221 Minggu depan
222 Dia bangga
223 Sengaja menunda?
224 Sakit parah
225 Kita pindah
226 Singapura
227 Penyakit orang kaya
228 Martabak
229 Sia-sia
230 Lepas alat bantu?
231 Salah paham
232 Habis pulsa
233 Hamil?
234 Kamu punya hati
235 Jangan lama-lama
236 Dokter kandungan
237 Mama, Papa
238 Tegang ya?
239 PR lagi
240 Kejutan
241 Ribet
242 Beberapa hari lagi
243 Baju Baru
244 Skenario Tuhan
245 Pelukan perpisahan
246 Pasien DBD
247 Lebih ganteng
248 Taubat
249 Bawa senjata
250 Akur
251 Dukun
252 Aman
253 Oh, jadi gitu
254 Kok cepet?
255 Ribut lagi
256 Paparazi
257 Tergeser dan terlempar
258 Dosa apa?
259 Tersisih
260 Anak kita
261 Kurusan
262 Mau pulang
263 Ibu hebat
264 Ngaret
265 Nanti malam
266 Bukti keromantisan
267 Happy Ending
268 Visual
269 Promo novel Antara Asa dan Rasa
Episodes

Updated 269 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bisa naik lift
16
Kartu ATM adiknya kartu Telkomsel
17
Sayang Dev
18
Dadah Dev, dadaaaaaah
19
Ketiduran
20
Terima Kasih Pak Haji
21
Keripik setan
22
Ide cemerlang
23
Di atas? Di bawah?
24
Salah sangka
25
Siapa yang duluan keluar?
26
Aku harus melepasmu
27
Hari itu sudah tiba
28
Fix cerai
29
Bertemu Danu
30
Tantangan dari Tuan Besar
31
Antara polos dan norak
32
Cara mematikan AC?
33
Tuan muda mau nebeng?
34
Berhasil.. Berhasil.. Horeee
35
Ada yang salah dengan statusku?
36
Haji Hamid sembuh
37
Cemburu
38
Jurus Jitu
39
Kerupuk
40
Bisa hamil
41
Kartu kredit
42
Ranger pink
43
Pangling
44
Aweu-aweu
45
Gara-gara knalpot
46
Happy birthday
47
Tiiiiiiit
48
Tuan tua vs Tuan kecil
49
Gara-gara jengkol
50
Kecebur
51
Durjana
52
Mia?
53
Hantuuuuu
54
Kawin.. Kawin.. Minggu depan aku kawin
55
Sembuh? Sakit apa?
56
Azab mengintip dan bergosip
57
Jadi ini alasannya?
58
Bukan salah Mia
59
Dokter Arumi
60
Mixagrif
61
Belajar lagi
62
Dua malam lagi
63
Seblak
64
Cinta?
65
Besar dan panjang?
66
Persneling
67
Bayi tabung
68
Maaas, awaaaaas!
69
Kalin
70
Cari!
71
Saya tidak angkuh
72
Mia semakin berani
73
Email masuk
74
Kamu kuat, Mia.
75
Drama Mia berhasil
76
"Papi kecewa atas kebohongan Mami,"
77
Danu kembali
78
Ganti target
79
Siapa kamu?
80
Keputusan Danu
81
Tentu. Mia akan bahagia
82
Pura-pura buta
83
Seperti arisan
84
Tanda tangan kontrak
85
Dipanggil kepala bagian
86
Ini gila
87
Janda aneh
88
Bukan urusanmu, bukan urusanku
89
Aku bukan ikan cup4ng
90
Jangan ngintip, nanti bintitan
91
Reuni bakteri
92
Panggil aku Reza
93
Mungkin karena berbulu
94
Workshop. Papa work, mama shop.
95
Akan dipercepat
96
Mia cemburu?
97
SAH
98
Catok kuku
99
Aku tidak butuh perjanjian apapun
100
Nyonya Nathalie?
101
Belum ada jadwal libur
102
Mama takut kalian pingsan
103
Belajar dari google
104
Perkara cemburu berujung CUP
105
Terungkap
106
Diinfus
107
Mama di tengah
108
Kamu kalah
109
Kembali ke Jakarta
110
Syndrom kepo
111
Dibayar kontan
112
Serangan super power
113
Aa
114
Tidak ada wanita matre
115
Pria julid
116
Kejutan gagal
117
Surat dari Mama
118
Bongkar X Kembar
119
Mengkerut
120
Mimpi buruk
121
Dion di rumah sakit?
122
Pertengkaran sengit
123
Persekongkolan
124
Mamaaaa
125
Pria penghibur
126
Dinner dengan hantu
127
Semoga Papa tidak kecewa
128
Dari polos jadi polkadot
129
Cemburu
130
Kalah pesona
131
Tampan, Mapan, Beriman. Sempurna!
132
PD turunan
133
Mab*k gurame
134
Ada tamu
135
Ujian bertubi-tubi
136
Pawang Wewe Gombel
137
Diskon 90%
138
Reza kemana?
139
Lombok
140
Kembali ke Jakarta
141
Kamu?
142
Muncrat
143
Kartu As
144
Sikaaaat
145
Kontraksi palsu
146
Ingin seperti Mia
147
Obat kuat
148
Dion junior dan Mia junior
149
Tuan Wira narsis
150
Samsudin
151
Harga diri
152
Penyesalan
153
Test Drive
154
Tukang Karpet
155
Joget tiktok?
156
Gagal KB
157
Kamu pilih Mama atau Mia?
158
Bikin lagi
159
Mau susu murni
160
Gak jadi LDR
161
Mau ditarik?
162
Anak ayam kali ah!
163
Rebutan cucu
164
Mirip sekali
165
Kecelakaan
166
Donor darah
167
Rian
168
Jadi bukan aku?
169
Besan
170
Mia bukan anak bapaknya
171
Kapan Rian dijemput?
172
Lotek dan rujak
173
Jangan!
174
Test DNA
175
Maaf, aku gak bisa!
176
Selamat datang, Rian!
177
Peluncuran perdana
178
Dokter?
179
Tapi dia penjahat
180
Daftar jadi emak tiri
181
Mia berubah
182
Permisi
183
PR
184
Jadi kamu?
185
Harus nambah cucu
186
Mia kembali
187
Salah jalan
188
Kepo
189
Terima kasih, Dion
190
Hamil
191
Bimbang
192
Gagal kabur
193
Monster ganteng
194
Uangnya?
195
Drama apalagi ini?
196
Jus cabai
197
Kita lihat saja nanti!
198
Kalah sama tukang sate
199
Acting PMS
200
Perpisahan
201
Ingat umur!
202
Begadang
203
Tuduhan Papa
204
Aku bukan imammu
205
Pertama kali
206
Duda atau bujangan?
207
Dimana dia?
208
Dion kenapa?
209
Balik ke Surabaya
210
Pamit
211
PR Mia
212
Besanan sama wewe gombel
213
Asam urat kambuh
214
Putar balik
215
Kewajiban
216
Ngeri
217
Ada tamu
218
Merry
219
Daru
220
Upin ipin
221
Minggu depan
222
Dia bangga
223
Sengaja menunda?
224
Sakit parah
225
Kita pindah
226
Singapura
227
Penyakit orang kaya
228
Martabak
229
Sia-sia
230
Lepas alat bantu?
231
Salah paham
232
Habis pulsa
233
Hamil?
234
Kamu punya hati
235
Jangan lama-lama
236
Dokter kandungan
237
Mama, Papa
238
Tegang ya?
239
PR lagi
240
Kejutan
241
Ribet
242
Beberapa hari lagi
243
Baju Baru
244
Skenario Tuhan
245
Pelukan perpisahan
246
Pasien DBD
247
Lebih ganteng
248
Taubat
249
Bawa senjata
250
Akur
251
Dukun
252
Aman
253
Oh, jadi gitu
254
Kok cepet?
255
Ribut lagi
256
Paparazi
257
Tergeser dan terlempar
258
Dosa apa?
259
Tersisih
260
Anak kita
261
Kurusan
262
Mau pulang
263
Ibu hebat
264
Ngaret
265
Nanti malam
266
Bukti keromantisan
267
Happy Ending
268
Visual
269
Promo novel Antara Asa dan Rasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!