Bab 10

Hari ini guru privat Mia sudah datang. Mia yang sudah menunggunya sejak pagi segera menyambutnya. Layaknya anak sekolah yang baik, Mia segera memburu dan mencium tangan gurunya.

Guru privatnya sengaja di datangkan dari kota. Lumayan jauh dari kampungnya. Sekitar 3 jam perjalanan yang harus ditempuhnya agar bisa mencapai rumah Haji Hamid. Tapi karena bayaran yang menjanjikan, guru privat itu tak mempermasalahkan jarak yang terbentang cukup jauh.

Bukannya segera belajar, Mia malah membuatkan dulu teh hangat untuk gurunya. "Silahkan, Bu guru." Mia memberikan segelas teh hangat.

"Terima kasih, Neng." Guru privat itu menerima teh hangat pemberian Mia.

Setelah cukup lama basa basi, akhirnya pembelajaran akan di mulai.

"Ayo dinyalakan laptopnya." Guru privat itu menunjuk laptop yang ada di hadapan Mia.

"Sebentar," ucap Mia berdiri meninggalkan guru privat itu. "Ini," lanjut Mia menyerahkan sebuah korek pada guru privatnya.

"Korek? Untuk apa?" tanya guru privatnya.

"Katanya harus dinyalakan bu guru," ucap Mia polos.

Guru privat itu menarik napas dalam-dalam. Antara ingin marah dan ingin tertawa membuat wajahnya merah. "Maksud saya begini," ucap guru privatnya sambil memberi contoh untuk menghidupkan laptopnya.

"Oh, ucap Mia. Saya pikir dinyalakan seperti gas atau rokok," ucap Mia tanpa rasa malu.

Beruntung Mia anak yang cerdas, hanya dengan sekali melihatnya Mia langsung bisa ketika guru privatnya memberi contoh kemudian ia mempraktekkannya.

Beberapa latihan yang diajarkan berhasil Mia ikuti dengan baik. Tepuk tangan guru privat membuat Mia tersenyum lebar. "Pintar sekali, Neng." Entah pujian yang keberapa kali yang Mia terima.

"Panggilnya Mia saja, bu guru." protes Mia.

"Baiklah, Mia. Belajar yang rajin ya!" ucap guru privatnya.

Belajar dengan serius dari mulai guru privat itu datang sampai selesai. Banyak hal baru yang Mia pelajari. Tak terasa waktu terlewati begitu cepat. Setelah jam 5 sore, guru orivat itu pamit untuk pulang. "Seminggu lagi, saya ke sini ya Mia." Guru privatnya membereskan buku yang dibawanya. Sebagian ada yang disimpan di Mia untuk dipelajari lagi.

Mia mengantar guru privatnya sampai teras depan. Setelah tak terlihat lagi sosok wanita itu, ia masuk dan membereskan laptop dan bukunya ke dalam kamar. Setelah itu, segera menyiapkan untuk makan malam.

"Mia, kenapa tidak makan?" tanya Haji Hamid.

"Mau ngerjain PR Pak Haji," ucap Mia.

"Mia makan dulu. Kau tidak boleh lupa makan. Belajar itu penting, tapi kesehatan juga penting. Ayo makan dulu!" perintah Haji Hamid.

Mia mengangguk kemudian duduk bersama dengan Dev dan Haji Hamid. Ada perasaan bangga pada Mia ketika semangat belajarnya sangat tinggi. "Mia, kalau kamu makannya bagus dan jaga kesehatan, besok aku belikan handphone ya!" ucap Dev.

"Dev? Benarkah?" tanya Mia dengan antusias.

Dev mengangguk. Haji Hamid menatap Dev penuh tanya.

Saat makan malam usai, mereka masuk kembali ke dalam kamarnya masing-masing.

"Dev, kenapa kau begitu perhatian pada Mia?" tanya Haji Hamid.

"Dia anak baik. Aku merasa kalau dia begitu polos dan sangat tulus." Dev membayangkan bagaimana Mia bisa menerimanya dengan segala kesalahan yang sudah terjadi antara dirinya dan Haji Hamid.

Haji Hamid tersenyum. Memang benar apa kata Dev. Anak itu selalu penuh dengan ketulusan. Haji Hamid bahagia saat mendengar Dev mulai menerimanya.

Malam sudah berganti siang. Mentari pagi mulai menghangatkan tubuh setiap insan. Mia dengan sigap membereskan semua ruangan. Keringan yang menetes di dahi Mia membuat Dev tak tega. Ia segera berangkat untuk membelikan ponsek baru untuk Mia.

Seperti yang Mia pinta, Dev membeli dua ponsel keluaran terbaru untuk Mia dan ibunya. Tak lupa Dev membeli cover doraemon untuk menghiasi ponsel Mia. "Dia pasti suka, meskipun sudah 17 tahun tapi dia masih terlihat seperti anak kecil." Dev tersenyum mengingat tingkah Mia.

Sesuai dugaan Dev, Mia bersorak bahagia saat ponsel itu sampai ke tangannya.

"Dev, kau baik sekali. Aku suka. Terima kasih banyak," ucap Mia.

Dev hanya tersenyum dan merasa sangat bahagia. Suara Mia yang berisik membuat Haji Hamid keluar dari kamarnya. "Ada apa ini?" tanya Haji Hamid.

"Dev memberi Mia ini, Pak Haji. Lihat! Ini bagus sekali. Doraemon, Pak Haji. Doraemon." Teriak Mia sambil menunjukkan ponsel barunya pada Haji Hamid.

"Waw, rupanya Dev tahu apa kesukaan kamu, ya Mi!" ucap Haji Hamid.

"Pak Haji cemburu?" tanya Mia dengan polos.

Suasana langsung hening.

"Ekhem, ekhem," Dehaman Haji Hamid langsung membuat mereka bertiga kaku.

"Mia, aku boleh tahu tentang hidupmu tidak?" tanya Dev mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Boleh," jawab Mia.

Dev mengajak Mia dan Haji Hamid untuk mengobrol di ruang tengah.

Tanpa malu, Mia menceritakan semua perjalanan hidupnya. Bahkan saat Dev menanyakan wajahnya seperti bule saja, Mia menjawabnya dengan polos.

"Mia bibit Jerman, Dev. Makanya cantik, cuma karena hidup susah saja jadi seperti ini. Nanti kalau sudah kaya, Mia pasti seperti artis," ucap Mia.

Dev dan Haji Hamid saling menatap. Kepolosan Mia membuat keduanya tertawa bersamaan. Mia memang sudah memiliki banyak uang dari Haji Hamid, namun definisi sukses bukan seperti itu. Sukses itu adalah ketika uang yang dihasilkan berkat usahanya sendiri, bukan dari suaminya.

"Mia, kau harus kuliah. Kau harus sukses. Aku suka semangatmu," ucap Dev.

"Terus nanti kuliahnya pakai laptop lagi, Dev?" tanya Mia.

"Terserah, kau bisa online bisa juga offline dengan pergi ke kampus.

Seperti biasa, Mia mengangguk padahal ia tidak paham dengan apa yang sedang dibicarakan Dev. Dalam kepalanya sekarang, ia bisa segera lulus paket C ini dengan nilai memuaskan.

Haji Hamid menatap Mia yang tampak bingung. Ponsel itu masih ada digenggamannya.

"Kenapa kau bingung seperti itu, Mia?" tanya Haji Hamid.

"Ini," Mia menunjukkan ponsel barunya.

"Kau tidak bisa menggunakannya?" tanya Dev.

"Haha, Dev kau tahu." Mia malu-malu menjawab Dev.

"Sini!" Dev meraih ponsel baru milik Mia.

Dengan kecerdasan yang Mia miliki akhirnya Mia mempelajarinya dengan sangat mudah. Jauh lebih mudah dari ketika Mia mempelajari beberapa tugasnya dalam laptop.

"Bisa?" tanya Dev.

"Bisa," jawab Mia yakin.

"Ada satu lagi kejutan untukmu," ucap Dev.

"Apa lagi?" tanya Mia.

"Ini satu lagi. Kau mau dua, kan?" tanya Dev.

"Dev ..." lirih Mia.

Air mata itu mengalir di pipi Mia.

Dev dan Haji Hamid mendekat dan mengusap kepala juga bahu Mia. Mencoba menenangkan Mia dan menjelaskan kalau Mia tidak sendiri. Ada mereka yang akan selalu siap membantu Mia.

Mia berterima kasih pada Dev dan Haji Hamid disela isak tangisnya.

Dev, Pak Haji, seandainya kalian tidak belok begitu, Mia pasti akan sangat bahagia. Kebaikan kalian benar-benar membuat Mia memiliki dunia baru. Apa yang harus Mia lakukan agar kalian kembali ke jalan yang lurus?

Terpopuler

Comments

Rahma Waty

Rahma Waty

semoga yg belok dpt hidayah

2024-06-11

0

Irma Yani

Irma Yani

dengan sentuhan tulus,dan iklhas hati keduanya akan berubah menjadi lurus 🤗🤗🤗

2021-07-09

0

Nina Rochaeny

Nina Rochaeny

dibikin jalan tol biar ga belok 😂

2021-07-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bisa naik lift
16 Kartu ATM adiknya kartu Telkomsel
17 Sayang Dev
18 Dadah Dev, dadaaaaaah
19 Ketiduran
20 Terima Kasih Pak Haji
21 Keripik setan
22 Ide cemerlang
23 Di atas? Di bawah?
24 Salah sangka
25 Siapa yang duluan keluar?
26 Aku harus melepasmu
27 Hari itu sudah tiba
28 Fix cerai
29 Bertemu Danu
30 Tantangan dari Tuan Besar
31 Antara polos dan norak
32 Cara mematikan AC?
33 Tuan muda mau nebeng?
34 Berhasil.. Berhasil.. Horeee
35 Ada yang salah dengan statusku?
36 Haji Hamid sembuh
37 Cemburu
38 Jurus Jitu
39 Kerupuk
40 Bisa hamil
41 Kartu kredit
42 Ranger pink
43 Pangling
44 Aweu-aweu
45 Gara-gara knalpot
46 Happy birthday
47 Tiiiiiiit
48 Tuan tua vs Tuan kecil
49 Gara-gara jengkol
50 Kecebur
51 Durjana
52 Mia?
53 Hantuuuuu
54 Kawin.. Kawin.. Minggu depan aku kawin
55 Sembuh? Sakit apa?
56 Azab mengintip dan bergosip
57 Jadi ini alasannya?
58 Bukan salah Mia
59 Dokter Arumi
60 Mixagrif
61 Belajar lagi
62 Dua malam lagi
63 Seblak
64 Cinta?
65 Besar dan panjang?
66 Persneling
67 Bayi tabung
68 Maaas, awaaaaas!
69 Kalin
70 Cari!
71 Saya tidak angkuh
72 Mia semakin berani
73 Email masuk
74 Kamu kuat, Mia.
75 Drama Mia berhasil
76 "Papi kecewa atas kebohongan Mami,"
77 Danu kembali
78 Ganti target
79 Siapa kamu?
80 Keputusan Danu
81 Tentu. Mia akan bahagia
82 Pura-pura buta
83 Seperti arisan
84 Tanda tangan kontrak
85 Dipanggil kepala bagian
86 Ini gila
87 Janda aneh
88 Bukan urusanmu, bukan urusanku
89 Aku bukan ikan cup4ng
90 Jangan ngintip, nanti bintitan
91 Reuni bakteri
92 Panggil aku Reza
93 Mungkin karena berbulu
94 Workshop. Papa work, mama shop.
95 Akan dipercepat
96 Mia cemburu?
97 SAH
98 Catok kuku
99 Aku tidak butuh perjanjian apapun
100 Nyonya Nathalie?
101 Belum ada jadwal libur
102 Mama takut kalian pingsan
103 Belajar dari google
104 Perkara cemburu berujung CUP
105 Terungkap
106 Diinfus
107 Mama di tengah
108 Kamu kalah
109 Kembali ke Jakarta
110 Syndrom kepo
111 Dibayar kontan
112 Serangan super power
113 Aa
114 Tidak ada wanita matre
115 Pria julid
116 Kejutan gagal
117 Surat dari Mama
118 Bongkar X Kembar
119 Mengkerut
120 Mimpi buruk
121 Dion di rumah sakit?
122 Pertengkaran sengit
123 Persekongkolan
124 Mamaaaa
125 Pria penghibur
126 Dinner dengan hantu
127 Semoga Papa tidak kecewa
128 Dari polos jadi polkadot
129 Cemburu
130 Kalah pesona
131 Tampan, Mapan, Beriman. Sempurna!
132 PD turunan
133 Mab*k gurame
134 Ada tamu
135 Ujian bertubi-tubi
136 Pawang Wewe Gombel
137 Diskon 90%
138 Reza kemana?
139 Lombok
140 Kembali ke Jakarta
141 Kamu?
142 Muncrat
143 Kartu As
144 Sikaaaat
145 Kontraksi palsu
146 Ingin seperti Mia
147 Obat kuat
148 Dion junior dan Mia junior
149 Tuan Wira narsis
150 Samsudin
151 Harga diri
152 Penyesalan
153 Test Drive
154 Tukang Karpet
155 Joget tiktok?
156 Gagal KB
157 Kamu pilih Mama atau Mia?
158 Bikin lagi
159 Mau susu murni
160 Gak jadi LDR
161 Mau ditarik?
162 Anak ayam kali ah!
163 Rebutan cucu
164 Mirip sekali
165 Kecelakaan
166 Donor darah
167 Rian
168 Jadi bukan aku?
169 Besan
170 Mia bukan anak bapaknya
171 Kapan Rian dijemput?
172 Lotek dan rujak
173 Jangan!
174 Test DNA
175 Maaf, aku gak bisa!
176 Selamat datang, Rian!
177 Peluncuran perdana
178 Dokter?
179 Tapi dia penjahat
180 Daftar jadi emak tiri
181 Mia berubah
182 Permisi
183 PR
184 Jadi kamu?
185 Harus nambah cucu
186 Mia kembali
187 Salah jalan
188 Kepo
189 Terima kasih, Dion
190 Hamil
191 Bimbang
192 Gagal kabur
193 Monster ganteng
194 Uangnya?
195 Drama apalagi ini?
196 Jus cabai
197 Kita lihat saja nanti!
198 Kalah sama tukang sate
199 Acting PMS
200 Perpisahan
201 Ingat umur!
202 Begadang
203 Tuduhan Papa
204 Aku bukan imammu
205 Pertama kali
206 Duda atau bujangan?
207 Dimana dia?
208 Dion kenapa?
209 Balik ke Surabaya
210 Pamit
211 PR Mia
212 Besanan sama wewe gombel
213 Asam urat kambuh
214 Putar balik
215 Kewajiban
216 Ngeri
217 Ada tamu
218 Merry
219 Daru
220 Upin ipin
221 Minggu depan
222 Dia bangga
223 Sengaja menunda?
224 Sakit parah
225 Kita pindah
226 Singapura
227 Penyakit orang kaya
228 Martabak
229 Sia-sia
230 Lepas alat bantu?
231 Salah paham
232 Habis pulsa
233 Hamil?
234 Kamu punya hati
235 Jangan lama-lama
236 Dokter kandungan
237 Mama, Papa
238 Tegang ya?
239 PR lagi
240 Kejutan
241 Ribet
242 Beberapa hari lagi
243 Baju Baru
244 Skenario Tuhan
245 Pelukan perpisahan
246 Pasien DBD
247 Lebih ganteng
248 Taubat
249 Bawa senjata
250 Akur
251 Dukun
252 Aman
253 Oh, jadi gitu
254 Kok cepet?
255 Ribut lagi
256 Paparazi
257 Tergeser dan terlempar
258 Dosa apa?
259 Tersisih
260 Anak kita
261 Kurusan
262 Mau pulang
263 Ibu hebat
264 Ngaret
265 Nanti malam
266 Bukti keromantisan
267 Happy Ending
268 Visual
269 Promo novel Antara Asa dan Rasa
Episodes

Updated 269 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bisa naik lift
16
Kartu ATM adiknya kartu Telkomsel
17
Sayang Dev
18
Dadah Dev, dadaaaaaah
19
Ketiduran
20
Terima Kasih Pak Haji
21
Keripik setan
22
Ide cemerlang
23
Di atas? Di bawah?
24
Salah sangka
25
Siapa yang duluan keluar?
26
Aku harus melepasmu
27
Hari itu sudah tiba
28
Fix cerai
29
Bertemu Danu
30
Tantangan dari Tuan Besar
31
Antara polos dan norak
32
Cara mematikan AC?
33
Tuan muda mau nebeng?
34
Berhasil.. Berhasil.. Horeee
35
Ada yang salah dengan statusku?
36
Haji Hamid sembuh
37
Cemburu
38
Jurus Jitu
39
Kerupuk
40
Bisa hamil
41
Kartu kredit
42
Ranger pink
43
Pangling
44
Aweu-aweu
45
Gara-gara knalpot
46
Happy birthday
47
Tiiiiiiit
48
Tuan tua vs Tuan kecil
49
Gara-gara jengkol
50
Kecebur
51
Durjana
52
Mia?
53
Hantuuuuu
54
Kawin.. Kawin.. Minggu depan aku kawin
55
Sembuh? Sakit apa?
56
Azab mengintip dan bergosip
57
Jadi ini alasannya?
58
Bukan salah Mia
59
Dokter Arumi
60
Mixagrif
61
Belajar lagi
62
Dua malam lagi
63
Seblak
64
Cinta?
65
Besar dan panjang?
66
Persneling
67
Bayi tabung
68
Maaas, awaaaaas!
69
Kalin
70
Cari!
71
Saya tidak angkuh
72
Mia semakin berani
73
Email masuk
74
Kamu kuat, Mia.
75
Drama Mia berhasil
76
"Papi kecewa atas kebohongan Mami,"
77
Danu kembali
78
Ganti target
79
Siapa kamu?
80
Keputusan Danu
81
Tentu. Mia akan bahagia
82
Pura-pura buta
83
Seperti arisan
84
Tanda tangan kontrak
85
Dipanggil kepala bagian
86
Ini gila
87
Janda aneh
88
Bukan urusanmu, bukan urusanku
89
Aku bukan ikan cup4ng
90
Jangan ngintip, nanti bintitan
91
Reuni bakteri
92
Panggil aku Reza
93
Mungkin karena berbulu
94
Workshop. Papa work, mama shop.
95
Akan dipercepat
96
Mia cemburu?
97
SAH
98
Catok kuku
99
Aku tidak butuh perjanjian apapun
100
Nyonya Nathalie?
101
Belum ada jadwal libur
102
Mama takut kalian pingsan
103
Belajar dari google
104
Perkara cemburu berujung CUP
105
Terungkap
106
Diinfus
107
Mama di tengah
108
Kamu kalah
109
Kembali ke Jakarta
110
Syndrom kepo
111
Dibayar kontan
112
Serangan super power
113
Aa
114
Tidak ada wanita matre
115
Pria julid
116
Kejutan gagal
117
Surat dari Mama
118
Bongkar X Kembar
119
Mengkerut
120
Mimpi buruk
121
Dion di rumah sakit?
122
Pertengkaran sengit
123
Persekongkolan
124
Mamaaaa
125
Pria penghibur
126
Dinner dengan hantu
127
Semoga Papa tidak kecewa
128
Dari polos jadi polkadot
129
Cemburu
130
Kalah pesona
131
Tampan, Mapan, Beriman. Sempurna!
132
PD turunan
133
Mab*k gurame
134
Ada tamu
135
Ujian bertubi-tubi
136
Pawang Wewe Gombel
137
Diskon 90%
138
Reza kemana?
139
Lombok
140
Kembali ke Jakarta
141
Kamu?
142
Muncrat
143
Kartu As
144
Sikaaaat
145
Kontraksi palsu
146
Ingin seperti Mia
147
Obat kuat
148
Dion junior dan Mia junior
149
Tuan Wira narsis
150
Samsudin
151
Harga diri
152
Penyesalan
153
Test Drive
154
Tukang Karpet
155
Joget tiktok?
156
Gagal KB
157
Kamu pilih Mama atau Mia?
158
Bikin lagi
159
Mau susu murni
160
Gak jadi LDR
161
Mau ditarik?
162
Anak ayam kali ah!
163
Rebutan cucu
164
Mirip sekali
165
Kecelakaan
166
Donor darah
167
Rian
168
Jadi bukan aku?
169
Besan
170
Mia bukan anak bapaknya
171
Kapan Rian dijemput?
172
Lotek dan rujak
173
Jangan!
174
Test DNA
175
Maaf, aku gak bisa!
176
Selamat datang, Rian!
177
Peluncuran perdana
178
Dokter?
179
Tapi dia penjahat
180
Daftar jadi emak tiri
181
Mia berubah
182
Permisi
183
PR
184
Jadi kamu?
185
Harus nambah cucu
186
Mia kembali
187
Salah jalan
188
Kepo
189
Terima kasih, Dion
190
Hamil
191
Bimbang
192
Gagal kabur
193
Monster ganteng
194
Uangnya?
195
Drama apalagi ini?
196
Jus cabai
197
Kita lihat saja nanti!
198
Kalah sama tukang sate
199
Acting PMS
200
Perpisahan
201
Ingat umur!
202
Begadang
203
Tuduhan Papa
204
Aku bukan imammu
205
Pertama kali
206
Duda atau bujangan?
207
Dimana dia?
208
Dion kenapa?
209
Balik ke Surabaya
210
Pamit
211
PR Mia
212
Besanan sama wewe gombel
213
Asam urat kambuh
214
Putar balik
215
Kewajiban
216
Ngeri
217
Ada tamu
218
Merry
219
Daru
220
Upin ipin
221
Minggu depan
222
Dia bangga
223
Sengaja menunda?
224
Sakit parah
225
Kita pindah
226
Singapura
227
Penyakit orang kaya
228
Martabak
229
Sia-sia
230
Lepas alat bantu?
231
Salah paham
232
Habis pulsa
233
Hamil?
234
Kamu punya hati
235
Jangan lama-lama
236
Dokter kandungan
237
Mama, Papa
238
Tegang ya?
239
PR lagi
240
Kejutan
241
Ribet
242
Beberapa hari lagi
243
Baju Baru
244
Skenario Tuhan
245
Pelukan perpisahan
246
Pasien DBD
247
Lebih ganteng
248
Taubat
249
Bawa senjata
250
Akur
251
Dukun
252
Aman
253
Oh, jadi gitu
254
Kok cepet?
255
Ribut lagi
256
Paparazi
257
Tergeser dan terlempar
258
Dosa apa?
259
Tersisih
260
Anak kita
261
Kurusan
262
Mau pulang
263
Ibu hebat
264
Ngaret
265
Nanti malam
266
Bukti keromantisan
267
Happy Ending
268
Visual
269
Promo novel Antara Asa dan Rasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!