Puas bermain di bibir pantai, Rendra dan Syahila bersantai di kursi pantai yang mereka pesan.
"Sya, terima kasih, aku merasa sangat bahagia dan tenang jika bersamamu," kata Rendra.
"Hem ... aku ragu, aku yakin, kamu bahagia karena kamu sudah bertemu Zharima bukan?"
"Memang aku bertemu Zha, tapi pertemuanku dengannya tidak seindah yang aku khayal." nampak gurat kekecewaan di wajah Rendra.
"Mungkin dia gugup dan juga lelah," Syahila berusaha menghibur Rendra
"Entah kenapa hatiku berkata lain, Zha yang datang, bukan Zha yang aku kenal dulu," Ucap Rendra. Wajah Rendra semakin murung.
Syahila tidak tega melihat itu, dia duduk di samping Rendra, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Rendra.
"Kalian sudah lama tidak bertemu, beri dia waktu, dia pasti butuh waktu untuk meng akrabkan diri lagi denganmu."
Hati Rendra merasa bahagia Syahila bersandar padanya. Rendra melingkarkan tangannya di pundak Syahila.
"Terima kasih Sya, aku merasa kamu anugrah yang di antar Tuhan padaku setelah ibuku pergi, Sya ... entah kenapa aku sangat nyaman bersamamu, Sya ... izinkan aku meyakinkan hatiku kalau ini bukan cinta Sya."
Syahila menarik dirinya dari posisi bersandar.
"Sya ...." Rendra dan Syahila saling menatap. Bagai besi dan magnet, wajah keduanya semakin mendekat. Keadaan pantai menghipnotis keduanya, hingga mereka larut dalam pertemuan bibir mereka.
Suasana pantai yang sepi tidak ada gangguan bagi dua orang yang larut dalam pangutan mereka. Syahila hanya diam saat lidah Rendra menelusuri ruang mulutnya. Sedang Rendra larut dengan perasaannya.
Syahila tidak bisa menarik wajahnya karena tangan Rendra menahan tengkuknya.
"Emmppp!!!" Syahila memukul dada Rendra lembut, karena dia tidak tahan lagi, ada sesuatu yang meledak dari dalam dirinya karena ciuman itu.
"Apakah ini cinta?" Lirih Rendra menghentikan Aksinya.
Syahila langsung menjauh dari Rendra. Dia menutup bibirnya dengan telapak tangannya.
"Aku ingin pulang!"
Rendra tersenyum, sepertinya ia mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
"Iya, kita pulang sekarang," jawab Rendra.
Sepanjang perjalanan Syahila dan Rendra saling diam tidak bicara. Kejadian di pantai membuat keduanya canggung.
"Sya ... lupakan kejadian tadi, aku hanya ingin memastikan perasaanku, aku takut kalau aku jatuh cinta padamu dan terlambat menyadari semua itu."
Namun Syahila tidak menjawab perkataan Rendra.
"Sya, aku laki-laki yang buruk, aku akan mencarikan calon suami buatmu, yang akan ku pastikan dia laki-laki baik." seru Rendra.
"Ku mohon ... jangan urusi kehidupan pribadiku, kita hanya teman sekarang," jawab Syahila.
"Kalau kamu menolak calon dariku, aku akan cerita pada ayahmu, perjanjiaan saat kita menikah dulu," ketus Rendra.
"Jangan!!! Ayahku bisa mati," jawab Syahila.
"Keputusan ada di tanganmu," seru Rendra.
"Baik, aku akan menerima calon dari mu, asal jangan bawa-bawa ayahku," pinta Syahila.
Rendra mengantar Syahila ke ruko ayahnya. Setelah Syahila turun dia pun pulang kerumahnya. Keseruan bersama Syahila sewaktu di pantai masih jelas tergambar dalam benaknya, Selama perjalanan Rendra terus tersenyum mengingat momen bersama Syahila.
Tentang Zha, Rendra langsung mengutus orang untuk menyelidiki Zharima. kepulangan Zharima sungguh janggal menurutnya.
""""
Di ruko ayah nya Syahila lebih suka mengurung diri di kamar, dia kikuk jika keluar, karena dia merasa, Juned menaruh perhatian khusus padanya, Syahila merasa aman jika bersembunyi dalam kamarnya jika ayahnya tidak ada di lantai dua ini.
"Syahila ...." Mukhlis mengetuk pintu kamarnya.
"Iya Ayah," jawab Syahila
"Ayah mau bicara, tapi di kamarmu saja," kata Mukhlis.
Syahila mempersilahkan Ayahnya masuk. Mukhlis langsung duduk di tepi ranjang Syahila.
"Sya, setelah kamu menikah dengan Rendra, apa dia pernah menyentuhmu? Maksud ayah apa dia melakukan tugas sebagai suami?"
"Tidak pernah ayah. Selama di rumahnya kami tidur di kamar yang berbeda." jawab Syahila.
"Syukurlah ... tadinya ayah takut Rendra menceraikanmu karena dia bosan padamu," keluh Mukhlis.
"Rendra laki-laki yang baik ayah, sangat baiknya dia, aku tidak pantas jadi pendampingnya, perpisahan kami murni ke inginanku,"
Mukhlis lega mendengar semua penjelasan Syahila. Dia keluar dari kamar Syahila.
"Maaf Ayah ... untuk kesekian kalinya aku berbohong padamu," rintih hati Syahila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sumiyati
Ren mantapkan hatimu
2020-08-24
3
KomaLia
bagus rendra selidiki tuh si zarima
2020-08-14
2