Empat hari sudah Syahila menjadi istri Rendra. Dia menghabiskan waktu di ruang perawatan ibu Rendra. Sedang ayahnya sudah pulang ke ruko yang disediakan Rendra. Karena Mukhlis sudah sehat kembali. Kini hanya Syahila yang ada di kamar perawatan itu bersama ibu Rendra.
Syahila duduk di tepi ranjang Puspa, dia bermanja pada mertuanya.
"Bu, Syahila sangat berharap ibu berumur panjang, agar Syahila bisa mendidik anak-anak Syahila seperti didikan ibu kepada mas Rendra," lirih Syahila berharap membuat Puspa semangat
"Syahila, ibu yakin kamu juga bisa mendidik anak-anak yang hebat sayang, walau tanpa ibu."
Syahila terdiam.
"Sini sayang," Puspa meminta Syahila berbaring di sisinya.
Syahila pun berbaring di samping Puspa dan memeluknya.
Rendra kembali keruangan ibunya, sesampai di ruangan ibunya, perlahan ia membuka pintu, pemandangan sangat indah menyambut mata Rendra, melihat ibunya dan Syahila berpelukan. Rendra duduk kursi dekat ranjang perawatan ibunya.
"Sayang ... sudah kembali?" Syahila menyapa Rendra.
"Diam saja di situ, aku bahagia melihatnya," lirih Rendra.
"Andai umur ibu bisa lebih lama lagi, ibu ingin cucu dari kalian," lirih Puspa.
"Umur ibu akan panjang, jika ibu optimis, aku rela melahirkan 100 anak buat ibu." lirih Syahila.
" Hei … 100? Sepertinya aku yang tidak bertenaga lagi," goda Rendra.
Pupsa tertawa lepas dan mencubit pipi Rendra.
Rendra tersenyum memandangi Syahila, entah kenapa Syahila mulai mengisi relung hatinya.
"Hei, tidak boleh Rendra, hatimu cuma buat Zharima," lirih hati Rendra.
Malam hari, seperti biasa, Syahila menyiapkan tempat tidur mereka.
"Sayang, boleh kah ibu tidur leseh bersama kalian?" Tanya Puspa.
"Aku minta izin dokter dulu bu," kata Rendra berjalan keluar menuju ruang Dokter.
***
"Rendra, buatlah ibumu bahagia disisa hidupnya, waktunya semakin tipis Rendra," lirih Dokter.
Malam ini Puspa tidur bersama anak dan menantunya. Rendra dan Syahila tidur memeluk Puspa.
Pagi-pagi Syahila bangun untuk sholat subuh, dia sholat berjamaah bersama Rendra. Selesai Sholat Puspa belum juga bangun. Rendra mendekati ibunya dan membangunkan ibunya, namun tak ada respon.
Rendra berlari ke ruangan Dokter menceritakan keadaan ibunya.
Perawat datang, segera memeriksa puspa, lalu menensi memeriksa tekanan darah Puspa, perawat memberi isyarat pada Dokter.
"Sungguh beruntung kamu Rend, kamu sempat membahagiakan ibumu, kalau tidak, kamu akan menyesal di sisa hidupmu. Lihat wajah ibumu yang tersenyum. Ibumu meninggal dengan bahagia," kata dokter.
Rendra menutup wajahnya dengan telapak tangannya, mengetahui ibunya sudah tiada, sedang Syahila terduduk di sofa menyadari mertuanya meninggal.
Para perawat segera langsung mengurus jenazah ibu Rendra. Jenazdah ibu Rendra langsung dibawa ke rumah duka. Suasana duka menyelimuti kediaman Rendra.
Syahila mematung memandang jasad ibu Rendra di hadapannya, dia berada di ambulan bersama Rendra.
"Maaf Kak Rendra, aku tak bisa membantu lebih jauh." lirih Syahila.
Rendra menyandarkan kepalanya di bahu Syahila.
"Kamu istriku, terima kasih, berkat kamu, aku bisa membuat ibuku bahagia," lirih Rendra.
Jantung Syahila bedetak tak beraturan, ia merasa Rendra tulus bersandar padanya.
"Syahila, kamu tak boleh jatuh cinta padanya, dia punya kekasih, ingat suatu saat ia akan menceraikanmu, karena ibunya telah tiada " lirih hati Syahila.
Ambulan sampai di rumah duka, para warga menyambut kedatangan jenazdah ibu Puspa.
Syahila mengenalkan dirinya sebagai asisten ibu Rendra. Semua pembantu yang bekerja di rumah Rendra, menyambut hangat Syahila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Enung Samsiah
ooh,,, iya jdi asisten ya perjnjiannya tpi knpa aku sedih syahila jd asisten,,,
2023-06-08
0
Kenza al_el
sedih amat ya, br jg bahagia sebentar.. udah di jemput.. 😭😭
2021-08-26
0
Lusiana_Oct13
😭😭😭😭 cepat kali thor ibu ny meningal
2020-12-09
0