🔞🔞🔞🔞🔞
MENGANDUNG KONTEN DEWASA HARAP SKIP BAB INI JIKA MASIH DI BAWAH UMUR.
DAN MOHON KEBIJAKAN PEMBACA
**********
"Sya buka!!!" Teriak Rendra menggedor pintu kamar mandi.
"Nggak!!!" Jawab Syahila. Dia merasa takut, karena mengingat dia dan Rendra sudah menikah. Syahila bukan gadis bodoh, tentu dia tahu apa yang akan di lakukan pasangan suami istri jika sudah sah.
"Kalau kamu tidak mau buka!!! Aku akan panggil pelayan!!! Biar pelayan yang membukanya, biar dia melihatmu mandi di dalam sana!" Teriak Rendra.
Syahila segera membuka pintu kamar mandi.
"Jangan menghilang begitu saja, aku panik," ucap Rendra ketika Syahila membuka pintu kamar mandi
"Aku ingin melakukannya sekarang," bisik Rendra.
Rendra memojokkan Syahila ke tembok, Syahila yang hanya mengenakan handuk yang berlilit di dadanya dengan mudah Renda berkuasa atas tubuh indahnya. Handuk itu sudah tidak lagi melekat di tubuh Syahila. Rendra melempar handuk itu sembarangan.
Rendra langsung memangut bibir istrinya, tiba-tiba berhenti mencium Syahila. Karena tidak mendapat perlawanan dari Syahila.
"Kenapa diam?" Bisik Rendra sambil menciumi ceruk leher Syahila.
"Aku harus apa? Aku tidak tahu," ringis Syahila.
Rendra menatap lekat wajah Syahila, "ikuti gerakanku, kamu tidak harus tahu, tapi kamu hanya perlu ikuti insting kamu," bisik Rendra. Rendra mengulangi lagi kegiatannya.
Seketika darah Rendra mendidih karena mendapat perlawanan dari Syahila.
"Empphhh" Syahila memukul dada Rendra, kerena sulit bernafas.
Rendra menghentikan pangutan mereka. Dia langsung mengangkat tubuh Syahila menuju tempat tidur.
Rendra memandangi seluruh tubuh istrinya itu.
"Aku bodoh!!! Kenapa selama ini aku tidak bisa melihat bidadari ini," ucap Rendra, lirih.
Syahila membisu. Perlakuan suaminya barusan membuat dirinya kehilangan sebagian tenaganya.
"Maaf, aku sudah tidak tahan," bisik Rendra.
Syahila tidak tahu apa yang terjadi padanya, dia memeluk erat tubuh Rendra. Syahila berusaha menahan suaranya.
"Jangan ditahan bebs, lepaskan saja," ucap Rendra.
***
Syahila senyum-senyum sendiri membayangkan barusan yang mereka lakukan. Syahila segera bangun mandi, sedang Rendra sudah hilang kesadaran nya setelah melepas yang terkurung selama ini dalam sangkarnya.
"Awwwhhhh," langkah kaki Syahila tertatih, ternyata diantara dua paha itu masih terasa sakit walau sudah merasakan bermacam rasa.
Perlahan Syahila melangkah menuju kamar mandi untuk mandi. Selesai mandi Syahila mencari bajunya, namun semua baju yang dia bawa tidak ada, yang ada hanya baju-baju aneh yang nampak masih baru.
"Untuk apa malu? dia sudah melihat semuanya," gerutu Syahila sambil memakai baju yang memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang indah.
Selesai tugas Zuhurnya, Syahila duduk di sofa memainkan ponselnya.
***
Rendra menggeliat, lalu meraba tempat tidur Syahila, matanya langsung terbuka menyadari Syahila tidak ada disisinya, namun hantinya lega melihat Syahila yang santai duduk di sofa dengan model baju yang kembali membuat senjatanya bangkit.
Rendra bangun dan duduk di samping Syahila, ia pun menarik Syahila agar duduk di pangkuannya. "Kamu menggodaku?"
"Mandi sanaa," Syahila merasa aneh karena aktivitas Rendra.
"Tidak mau," ucap Rendra.
"Udah mandi sana, dia tidak akan meninggalkanmu, tapi zuhur akan meninggalkanmu, karena waktu Asyar semakin dekat," rintih Syahila karena Rendra memainkan lidahnya pada pucuk bangalan empuknya.
"Heemm ... aku mau lagi," pinta Rendra.
"Okey, tapi Zuhur dulu," pinta Syahila.
"Aku tagih janjimu," bisik rendra.
"Iya, tapi mandi dulu sana," rengek Syahila.
Rendra terus bermain di area favorite nya.
"Ayo mandi ... dia tidak akan lari kemana-mana, tapi waktu Zuhur yang akan meninggalkanmu," rengek Syahila.
Rendra langsung berhenti, dia segra mandi, lalu mengejar tugasnya yang hampir kehabisan waktu. Tidak lama selesai mwnunaikan zuhur, waktu Ashar masuk.
"Hei, mau sholat berjamaah?" Tanya Rendra.
Syahila mengangguk cepat, dengan langkah tertatih dia berjalan menuju kamar mandi untuk wudhu.
Mereka berdua menunaikan sholat Ashar berjamaah. Selesai Sholat Syahila salim pada Rendra. Namun dia tidak bisa kembali ke posisinya, karena Rendra menariknya kedalam pelukannya.
"Andai masih ada, pasti ibu bahagia," ucap Rendra yang terus mengurung Syahila dalam pelukannya.
"Kamu bohongi saja ibu senang bukan main," Syahila terbayang saat dia dan Rendra mengurung diri dalam kamar mandi, agar ibu mengira melakukan tugas suami istri.
"Lagi ...." bisik Rendra.
"Simpan tenagamu, bagaimana kalau malam saja?"
"Aku mau sekarang, malam itu tambahan," seru Rendra.
Rendra mengulangi lagi pergulatan ranjang mereka. Kali ini Syahila aktif atas permintaan Rendra.
Selesai pelepasan, keduanya terkulai lemas ditempat tidur. Tugas mereka baru saja selesai, Syahila masih membenamkan wajahnya dalam dada bidang Rendra. Hingga dia terhanyut dalam tidurnya.
***
Bel pintu berbunyi, Rendra melepaskan pelukannya perlahan, agar Syahila tidak terbangun, dia menyelimuti Syahila yang masih polos, dia pun melilitkan handuk di pinggang, lalu berjalan menuju pintu.
Yang menekan bel mulai gusar, karen ini yang ketiga kalinya dia menekan. Rendra segera membuka pintu.
"Ada apa Fan?" Tanya Rendra Ketika membuka pintu sosok Effan yang dia lihat.
Effan sangat ingin tertawa melihat Rendra yang hanya memakai handuk.
"Saya tahu bos sangat sibuk bertugas di dalam sana, tapi ada berkas yang tidak bisa menunggu," terang Effan, menyodorkan map yang berisi bermacam untuk di tanda tangani Rendra.
Rendra menerima berkas itu dan fokus membaca laporan Effan, sedang mata Effan sedang mengintip keadaan di kamar sana.
"Jangan intip kedalam, Syahila tidak pakai baju," bentak Rendra.
Effan tidak menghiraukan perkataan Rendra. Mata Effan pun terbelalak, melihat wanita yang tidak sadarkan diri di balik selimut, hanya terlihat rambutnya saja dari arah pintu.
"Bos, itu anak masih hidupkan, enggak matikan?" Tanya Effan.
"Ini!!! Sana cepat pergi, jangan ganggu aku," seru Rendra memberikan kembali berkas yang sudah dia tanda tangani.
"Yaps, makasih bos, oh ya bos, apa saya perlu sediakan celana? Sepertinya bos kehilangan celana," goda Effan.
Rendra tidak membalas kata-kata Effan, dia langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya.
Effan mematung, karena Rendra masuk kembali dan mengunci pintunya. Effan segera pergi dari sana.
***
Selama berada di hotel, Syahila pasrah, Rendra terus meminta jatahnya lagi dan lagi, bahkan Rendra hanya memberi waktu jenda hanya untuk istirahat sebentar dan meminta mengulangi lagi dan lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Kenza al_el
dia kagak mati fan, cuma tepar doank krn terus"an di gempur 🤣🤣🤣
effan jodohin sm lia aja lah, kasian jones mulu 🤭😅
2021-08-27
0
Dwi Setyaningrum
waduh rendra ganas juga ya..wkwwkkwkk
2021-02-08
0
Umriyah Purnawati Sholikhah
sbnrnya ceritanya bgs,tp sayang alurnya trllu cpt krg greget.maaf ya thor tp ttp aku bc kok
2020-12-17
0