Pagi pagi Juned membuat sarapan, dan menyajikan di meja makan, Syahila dan ayahnya tidak lama datang ke meja makan.
"Jun, makan sama sama sini," pinta Mukhlis.
"Tidak paman, saya di belakang saja," sahut Juned.
"Hem ... kak Juned nggak mau nemenin kita ya," rengek Syahila.
Juned mengalah, dia ikut duduk bergabung dengan Mukhlis dan Syahila. Mereka menikmati makanan yang ada di piring mereka. Sesekali Juned curi pandang memandangi Syahila sekilas.
"Syahila, hari ini ayah perdana buka toko, nanti temani sebentar ya," pinta Mukhlis. Syahila mengangguk santai.
Setelah sarapan, Syahila dan ayahnya turun menuju toko. Amin pekerja Toko langsung membuka pintu kipas besi toko itu. Mata Syahila terbelalak melihat isi toko, mirip supermarket saja persediaan barang dagangan ayah nya.
"Wah ... ini mah seperti Alfapintar ayah," seru Syahila.
Syahila Asyik berkeliling toko melihat semua barang jualan ayahnya. Ponsel nya berdering, terlihat nama Rendra. Syahila segera mengangkat nya.
"Halo," Syahila.
"Hai, ku harap kamu siap untuk tinggal di rumah ku " ucap Rendra.
"Aku selalu siap, kapanpun kamu mau,"
"Okey, nanti Effan akan menjemput mu, bagaimana kabar ayahmu?" Tanya Rendra.
"Ayah ku baik, sehat dan bahagia, terima kasih atas semuanya,"
" Berterima kasihlah dengan benar nanti," goda Rendra.
Panggilanpun ber akhir.
Syahila senyum-senyum sendiri.
"Siapa yg telepon?" Pertanyaan Mukhlis mengagetkan Syahila.
"Rendra ayah,"
"Oh … melepas rindu nih," goda Mukhlis.
Syahila pergi meninggalkan ayah nya, karena kesal di goda ayah nya.
Toko Mukhlis mulai rame di serbu pembeli, Amin dan Dira pun sibuk melayani pembeli.
Syahila kembali ke lantai dua, dia bersantai di sofa tamu. Namun Aroma masakan membuat isi perutnya demo, Syahila berjalan mencari sumber bau masakan yang menggoda ini. Ia pun sampai di dapur.
"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya Juned.
"Hem … bau masakan mu Jun, emmm sungguh menggoda," Sahut Syahila.
"Boleh aku cicipi Jun?"
"Tentu saka nona, silahkan," kata Juned.
Syahila mengambil piring kecil dan sendok, lalu mulai mencicipi masakan Juned.
"Hemmm … enak sekali Jun, oh ya, bagaimana kamu bisa bekerja dengan ayah ku?" Tanya Syahila.
"Oh ... aku cuma menelpon nomer yang tertera di iklan, saat melihat iklan yang mecari asisten rumah tangga yang laki-laki, so ... aku segera melamar. Ternyata aku bekerja di sini." terang Juned.
"Dira dan Amin pun sama, mereka melamar kerja disini karena melihat iklan di time line medsos mereka," sambung Juned.
Syahila sangat menikmati masakan Juned. Juned hanya tersenyum dan kembali mengerjakan lainnya. Andai Syahila bukan anak majikannya, ingin sekali dia mendekati nya.
"Hei, ku rasa kamu masak kebanyakkan " kata Syahila.
"Iya ... sengaja, ayah mu menyuruhku masak semua nya, termasuk Amin dan Dira "
"Oh ..." sahut Syahila yg terus mencicipi masakan Juned.
"Ayah mu baik sekali nona," pungkas Juned.
"Hemm ..." sahut Syahila.
"Sungguh, baru kali ini aku mendapat majikan yang menganggapku keluarga, ayah mu tidak mengijinkanku terlalu bekerja. Beliau bilang, kerjakan apa yang perlu, apa yang tidak perlu tidak usah. Aku sangat bahagia bekerja pada ayahmu " Kata Juned.
"Aku panggil kamu ka Juned aja ya," kata Syahila.
"Terserah anda," jawab Juned.
"Ka Jun, siapa yang beli keperluan dapur? Ku lihat dalam kulkas itu lengkap "
"Oh … kemaren supir yang mengantar, siapa yang menyuruh aku tidak tahu, hanya ayahmu yang tahu,"
"Oh, aku permisi ya kak Jun," Syahila pun meninggalkan dapur.
***
Waktu makan siang sudah tiba,
Syahila keluar dari kamarnya, dilihatnya di meja makan sudah duduk, dira amin juned,
syahila segera bergabung dengan mereka semua.
***
Tidak terasa 10 hari sudah kepergian Puspa, keadaan Rumah Rendra kini kembali tenang.
Sebuah mobil memasuki halaman roko, ternyata itu Effan.
"Nak Effan, apa kabar nak?" Sapa Mukhlis.
"Baik pak, gimana keadaan bapak dan toko bapak?" Tanya Effan.
"Bapak sehat, toko juga ramai, sampaikan ucapan terimakasih bapak buat nak Rendra,"
"Iya pak, pasti saya sampaikan. Maaf pak, saya ingin menjemput Syahila," kata Effan.
"Oh ... silahkan langsung ke atas, Syahila di kamar " kata Mukhlis.
Effan langsung memasuki pintu yang langsung menuju tangga ke lantai atas. Sesampai di atas Effan melihat Juned yang bersih bersih.
"Dimana kamar Syahila?" Tanya Effan.
Juned menunjuk arahnya, Effan segera melangkah ke pintu itu, lalu mengetuk. Syahila keluar, dia mengira Juned yang mengetuk hingga dia membuka pintu dengan wajah malas.
"Bersiaplah, pak bos menunggu," kata Effan dingin.
Syahila kembali menutup pintu kamar nya, untuk bersiap. Sedang Effan duduk di sofa menunggu Syahila.
Syahila mengeluarkan kepalanya di antara pintu kamar.
"Hei apakah menginapnya lama?" Tanya Syahila.
Effan mengacungkan jempol nya. Syahila pun faham. Dia kembali ke kamar memasukan baju-baju dan keperluan lain ke dalam tas.
"Aku siap," kata Syahila.
Effan langsung berdiri lalu melangkah ke luar, Syahila mengikuti, Sampai di bawah Effan langsung ke mobil, sedang Syahila mencari ayah nya untuk pamit. Syahila berpamitan pada ayah nya.
Kini dia berada di mobil bersama Effan.
"Kemana kita?" Tanya Syahila.
"Kerumah tuan Rendra," jawab Effan santai.
Syahila memposisikan dirinya dengan nyaman dalam mobil itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Sumiyati
kok Effan ga manggil Syahilla nona y
2020-08-23
2
KomaLia
wah juned suka syakyla
2020-08-14
1
Desi Afrina
mantap...
2020-08-11
0