Setelah melaksanakan sholat sunah dua rakaat kembali Faz meletakkan tangannya diatas kepala Nana sembari membacakan do'a. Nana hanya diam membiarkan suaminya mendekat dan berusaha untuk menahan diri agar tidak pergi ataupun menangis saat Faz mulai membuka mukenanya.
Perlahan Faz mendekat dan membawa Nana dalam dekapannya. Wangi lembut yang menguar dari gadis itu begitu menentramkan, seketika Nana terkesiap saat Faz mulai mencium ceruk lehernya dan menghisap kecil.
Dengan sepenuh hati Faz menjelajahi leher indah dan mulus yang seketika membuatnya langsung berdiri dibagian bawah. Sungguh apa yang ditutupi oleh gadis itu selama ini ternyata menyimpan suatu keindahan yang hanya dapat ia nikmati sendiri. Betapa bahagianya hati Faz saat ia menyadari hal itu.
Rasa cintanya yang besar membuat Faz begitu ingin memiliki Nana karena tak ingin gadis ini pergi darinya. Ditambah lagi bagian bawahnya sudah tegak menantang meskipun baru merasai leher dan tengkuk gadis itu. Sungguh mempesonanya gadis ini.
Dengan penuh kelembutan Faz memberikan suntuhan dan ciuman di tubuh istrinya hingga perlahan piama gadis itu mulai terlepan dan menyisakan kaca mata hitam yang kontras dengan kulitnya yang putih.
Faz meneguk saliva dengan kasar, ia tidak menyangka gunungnya akan sebesar ini. Meskipun badan Nana terbilang mungil tapi ternyata di balik baju longgarnya ada aset yang luar biasa indahnya. Faz serasa mendapatkan jackpot sebuah harta karun tersembunyi.
Perlahan pria dewasa itu mendekat lagi, mencium bibir lembut dan terasa sangat ranum. Ia lah orang pertama dan berharap menjadi yang terakhir untuk merasai bibir manis itu.
Kemudian Faz turun lagi hingga dada yang tidak bisa sepenuhnya tertutupi oleh wadahnya sehingga menyembul keluar. Dengan menekan hasratnya mati-matian agar tidak impulsif dan bersikap kasar karena ia tau ini yang pertama kali bagi Nana dan tentu saja ia tidak mau membuat gadis itu trauma dengannya.
Tangan yang semula diam kini tengah berkelana, mengusap dan membelai punggung mulus dengan lekuk yang sempurna, perlahan membuka kaitan besi sehingga terlihatlah penampakan gunung salju dengan puncak yang menantang.
Sungguh terasa ada sesuatu yang mencekat tenggokannya saat melihat wujud asli dari dua gunung kembar itu. Membulat sempurna dengan ujung gelap seperti chocochip yang menggoda untuk dicicip.
Tubuh dan pikiran yang sudah dikuasai hasrat membuat Faz tanpa pikir panjang langsung menyambar puncak itu. Menjelajahi gunung dari lembah hingga ke ujung tertinggi sembari berkebun stroberi.
Nana yang hanya diam berusaha menekan hasratnya yang mulai terpancing oleh perilaku suaminya. Ia tidak mampu mencegah tetapi ia juga belum siap menikmati.
Faz yang mulai terhanyut mulai menyesap dan menyedot seperti bayi yang haus akan nutrisi dari sumber kehidupan itu, terkadang kuat lembut lalu menggila lagi. Seperti tiada habisnya ia melakukan hal itu.
Remasan dan pilinan juga tak lepas dari sumber kenikmatan lelaki itu, perlahan tangan Faz mulai marambat kebawah meremas kuat bongkahan sintal dan padat penopang duduk Nana.
Sungguh terasa menggoda hingga akhirnya celana tidur Nana sudah terlepas menyisakan segitiga bermuda.
Perlahan Faz membelai kaki putih yang terasa mendingin itu. Memberikan sentuhan dari betis hingga ke paha. Melabuhkan ciuman dan kecupan juga sembari berkebun stroberi di kaki putih itu. Naik terus ke atas hingga singgah di lembah kenikmatan yang masih terselimuti pertahan terakhir Nana.
Dengan penuh kelembutan Faz membuka kain terakhir yang menjadi batas akhir penampakan palung samudra terdalam wanita. Sembari tetap memberikan sentuhan lembut sehingga mengurangi ketegangan dalam diri Nana.
Sentuhan halus, usapan tangan, permainan jari hingga lidah begitu menguji pertahanan Nana yang hanya diam pasrah dengan air mata tertahan.
Sampai akhirnya Faz tidak tahan sendiri dan membuka lebar kedua paha itu hingga terlihatlah pemandangan indah yang membuat Faz sulit menelan salivanya.
"Sayang, may i ?" tanya Faz dengan pandangan yang sudah berkabut ditambah suara yang begitu berat.
Nana hanya diam, berusaha meredam tangis yang sejak tadi ingin menyeruak keluar. Disatu sisi dia tidak siap dengan semua ini sementara lelaki yang diatasnya kini adalah suami yang meminta akan haknya. Berdosa saat ia menolak keinginan suami yang beberapa jam lalu telah mengambil alih tanggung jawab dirinya atas Abi.
Pasrah adalah jalan yang diambil Nana sedangkan Faz memandang hal ini adalah persetujuan dari Nana. Terlebih saat ini kewarasannya tidak seratus persen sempurna akibat sudah dikuasai hasrat yang membara.
Perlahan Faz menuntun senjatanya menuju gua bawah istrinya yang begitu menggoda. Sangat sempit dan susah. Percobaan pertama gagal, kembali Faz mencoba kedua kalinya namun gagal lagi sementara Nana yang sudah merasakan sakit hanya diam dengan air mata yang luruh menahan perih di hati dan bagian bawahnya.
Akhirnya dengan beberapa kali percobaan lolos juga akan tetapi sangat sempit dan sangaaat nikmat sekali. Faz begitu terhanyut pada pesona istrinya hingga ia meminta lagi, lagi dan lagi hingga hari menjelang subuh Faz masih belum melepaskan Nana.
Erangan tertahan mengiringi pergumulan tengah malam menjelang subuh itu bersamaan dengan air mata Nana yang tiada henti terjatuh meski berkali-kali ia usap dengan punggung tangannya.
Dunianya kini hancur, seharusnya ia sadar bahwa ini suratan yang tidak akan bisa ia tolak. Takdir yang harus ia terima dan jalani dengan lapang dada. Mungkin Faz adalah jodoh yang dipilihkan Tuhan untuknya. Meski bukan yang dia inginkan semoga saja ini lelaki yang dia butuhkan.
Tiada lagi yang tersisa dari dirinya sebagai seorang perempuan. Semuanya sudah direngut oleh suaminya kini. Sesuatu yang ia jaga dan menjadi kehormatan tertinggi seorang wanita telah diambil oleh lelaki yang saat ini masih menikmati tubuhnya.
Bukankah ia harus menerima lelaki ini dan membuka hati untuknya. Apalagi yang tersisa dari dirinya kini. Sudahlah memang ini adalah hal yang harus ia jalani meski sulit.
Faz yang kini tengah menggila sibuk menggepur istrinya yang ternyata sangat menggoda dan membuat ketagihan. Berkali-kali ia mengeram dan mendesah merasakan kenikmatan yang selama ini belum pernah ia rasakan bersama wanita. Sungguh ada sesuatu yang berbeda dengan gadis yang baru saja ia nikahi ini.
Pesona gadis perawan dengan jepitan dan pijatan hangat membuat Faz mabuk kepayang hingga melupakan keadaan Nana yang sejatinya baru pertama kali melakukan hal itu. Perih, sakit bercampur air mata ia pendam sendiri dalam tangisan yang masuk ke dalam hati.
Bukan lagi jeritan hanya air mata yang setia menggenangi matanya dan mengaliri pipi yang kini sudah berganti warna dengan merah. Begitu juga dengan sekujur tubuhnya yang sudah ditanami kecupan cinta dari Faz.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Lesmiaw Amoi
mencoba menyelami perasaan Nana.. 😔😔
sabar ya Na.., tetap bersyukur dgn apa yg sdh Allah pilihkan buat kamu.. 😊
congrats thor.. bs lolos review.. 👏👏 tetap semangat.. up.. up.. up.. 💪💪😅
2021-12-01
0