Deep Talk

Pasutri yang baru sehari itu duduk diatas kasur sembari tangan si suami memegang erat tangan sang istri.

"Honey.., please. Katakan apapun beban yang ada di hatimu tapi jangan menghindar seperti ini. Ya, I know, pernikahan kita terkesan dipaksakan olehku dan kamu sendiri sudah mengatakan ya untuk itu" ujar Faz sembari menatap dalam mata istrinya.

Faz terus membujuk Nana yang kini masih terdiam dengan air mata yang tidak berhenti untuk turun.

"Oke, oke i will wait. Calm down and i will be silent (Oke, aku akan menunggu. Tolong tenang dan aku akan diam) pasrah Faz yang sudah putus asa.

Lantas lelaki itu menjauh dan duduk di sofa sementara Nana memilih menenangkan hatinya lalu berwudhu. Jangan lupakan dengan pakaian lengkap dan hijabnya yang selalu setia melakat di tubuh.

"Faz..., aku minta maaf" cicit Nana yang telah kembali dari kamar mandi dan duduk di sofa samping Faz.

"Oke, now tell me what you want and one more thing i don't want divorce" (Oke, sekarang katakan apa yang kamu inginkan tetapi satu hal yang harus kamu tau, aku tidak ingin bercerai) tegas Faz pada istrinya.

"Ya, pertama aku mau minta maaf atas kesalahanku. Sebagai perempuan dan sebagai seorang istri tentunya aku sangat paham akan hak dan tanggung jawab aku.

Tentu saja juga dalam hal melayanimu. Aku mengerti itu. Tetapi satu yang harus kamu tau, aku belum siap dan belum sepenuhnya mampu. Aku punya luka yang harus aku sembuhkan dulu sementara kini kamu datang terlalu cepat dan aku tidak sanggup melihat kekecewaan di mata Abi dan Umi.

Ya, aku akui aku yang mengatakan yes, dan itu salahku. Tapi bisakah kamu memberi aku waktu hingga aku siap" tanya Nana sembari menunduk dan meremas tangannya.

"Hey.., honey. Aku tau kamu belum siap dan bisakah kamu mempercayakan aku untuk menyembuhkan luka hatimu. Now, i'm your husband dan aku punya tanggung jawab penuh akan dirimu. Bisakah kamu menyerahkan hati dan seluruh jiwamu untukku" pinta Faz dengan wajah penuh harap.

"Ya, Faz aku mengerti itu. Tapi tak akan semudah itu. Bukankah sudah kukatakan bahwa aku butuh waktu dan aku belum siap untuk sekarang" balas Nana tak kalah menyedihkan.

"Hey Nana kalau kamu berbicara kesiapan itu tidak akan pernah siap. Kamu harus mencobanya dulu agar kamu tau" tukas Faz.

"Tapi mau dibawa kemana rumah tangga kita kelak Faz jika di dalamnya tidak ada cinta dan kasih sayang" elak Nana.

"Heyyy look, aku adalah laki-laki yang sangat mencintaimu dan menyayangimu dengan seluruh hidupku. Aku berjanji akan membuatmu jatuh cinta padaku secepatnya. So, please terima aku sepenuhnya, oke ?" bujuk Faz dengan mata sayunya.

Tentu saja Nana mencari celah kebohongan disana namun mata itu begitu yakin dan gelap. Begitu menyesatkan hingga Nana sama sekali tidak bisa melihat apapun di mata abu-abu itu.

"Sebelumnya bolehkah aku meminta satu hal padamu atau bisa juga dibilang perjanjian pranikah yang terlambat. Kalau kamu bersedia aku akan membuatnya dalam bentuk hitam diatas putih bersama materai" pinta Nana dengan ragu.

"Anything for you honey" (Apapun untukmu sayang) yakin Faz.

"Oke, aku akan mengambilnya dulu" ujar Nana yang langsung melangkah menuju nakas.

Nana membuka laci dan mengambil kertas yang ternyata sudah lengkap dengan ketikan, materai, lem dan bolpoint.

"Ini, bacalah dengan keras agar kita sama-sama mendengar dan mengerti" pinta Nana setelah menyerahkan lembaran kertas itu.

Lantas Faz membaca surat perjanjian itu dengan suara yang keras sementara Nana diam-diam merecord semua pembicaraan mereka malam ini melalui pulpen yang memiliki fitur tersebut.

Tiba-tiba Faz begitu tercekat sampai satu point yang menyatakan bahwa dia akan bersedia melepas Nana saat ternyata Faz selingkuh ataupun memiliki perempuan lain dalam hidupnya.

Tetapi ia mencoba bersikap tenang dan terlihat santai saat membaca point berikutnya yang ternyata semua hal itu meminta agr Faz melepas Nana tanpa mempersulit apapun saat beberapa point diatas dilanggar oleh dirinya sendiri.

"Honey, kenapa kamu membuat semua ini, apakah kamu tidak mempercayaiku sedikitpun ?" tanya Faz yang ingin tau.

"No, jangan salah paham terlebih dahulu. Kamu tau bahwa kita menikah dalam dua budaya yang berbeda, tentu saja ada banyak sekali perbedaa yang nantinya akan kita hadapi bersama dan ya, aku tau sepertinya kamu irang yang sangat berpengaruh di negaramu dan aku melihat itu selama proses pengurusan pernikahan kita yang sangat mudah yang umumnya akan sulit bagi orang kebanyakan.

Kedua, aku belum terlalu mengenal dirimu. Dalam artian kehidupanmu dan keluargamu. Aku hanya tau dirimu saja bahkan apa yang kamu lakukan untuk hidup saja aku tidak tau hingga sampai saat ini" yang disetujui oleh Faz bahwa benar adanya.

"Lalu aku sebagai wanita yang posisinya cenderung lemah, butuh untuk melindungi diriku sendiri seandainya jika nanti terjadi hal yang tidak kita inginkan" lanjut Nana dengan penjelasan yang sebisa mungkin tidak menyakiti hati siapapun.

"Tapi apakah kamu tidak percaya padaku sehingga kamu butuh perlindungan diri yang seperti ini juga Honey. Please trust me Honey" pinta Faz.

"No, sama sekali tidak Faz, tapi apakah kamu tau bahwa waktu akan terus berlalu dan belum tentu selamanya kamu akan menginginkanku. Jika tiba saatnya nanti masa itu datang, aku akan memiliki hal yang bisa melindungi diriku sendiri" jelas Nana sembari memaksakan senyumnya.

"Heyyy, kamu tau betapa sulitnya aku mendapatkanmu dan betapa kerasnya perjuanganku. Tidak mungkin aku akan menyakitimu sedalam itu, aku mencintaimu Nana, percayalah kamu adalah perempuan terakhir dalam hidupku" mohon Faz dengan nada lirihnya.

"Ya, Aku mempercayaimu tapi aku juga mohon setujui ini dan tanda tangani. Aku hanya memastikan hatiku aman sebelum menyerah sepenuhnya padamu sebagai suamiku" pinta Nana tak kalah sedihnya.

"Oke, baiklah. Aku akan menandatangani ini sebagai pembuktian untukmu dan aku minta setelah ini kamu bisa menerima aku sepenuhnya dihidupmu" putus Faz yang langsung mengambil bolpoint dan membubuhkan tanda tangannya diatas materai 10 ribu itu.

"Tetapi kenapa kamu tidak membicarakan harta dalam hal ini. Bukankah biasanya perjanjian pranikah itu membahas tentang perlindungan harta pribadi jika nantinya terjadi hal yang tidak diinginkan" heran Faz setelah membaca ulang surat perjanjian itu.

"Tidak, aku sama sekali tidak tertarik dengan harta. Aku yakin Allah akan memberikan rezki kepada umatnya terlebih jika mereka berusaha. Aku hanya ingin nikah satu kali dalam hidupku dan membuat bahagia untuk rumah tangga kita kelak dan ini adalah benang merah dalam pernikahanku. Bermain tangan atau KDRT, berselingkuh ataupun poligami aku sungguh tidak bisa menerima hal itu" ujar Nana yang membuat hati Faz seketika tertusuk sembilu.

"Jika suatu saat nanti kamu memiliki perempuan idaman lain tolong jangan selingkuhi aku. Katakan dengan jujur padaku dan biarkan aku mundur dengan sendirinya. Aku memang tidak membenci poligami karena itu ada dalam agama kita tetapi aku sungguh tidak sanggup menjalaninya. Aku tidak ingin terjebak dalam kubangan hati yang aku putuskan sendiri" pinta Nana dengan mata berkaca-kaca.

"Oh Honey..., tidak akan baby. Kamu adalah perempuan yang selalu membuat hatiku berdebar dan telah memerangkap aku dalam cintamu. You're the one and forever" ujar Faz sembari merengkuh istrinya dan mengecup pucuk kepalanya.

Terpopuler

Comments

Nur Ain

Nur Ain

habis lah klu nanti nikah lg

2023-10-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!