Kini lima orang itu tengah duduk di ruang tamu dengan pikiran masing-masing. Sunyi masih menguasai hingga akhirnya Abi buka suara untuk memulai perbincangan serius mereka.
"Jadi Nak Faz, sebenarnya apa maksud kedatangan rombongan ananda kesini ?" tanya Abi langsung pada intinya.
"Mohon maaf sebelumnya Tuan. Kami sungguh merepotkan anda sekeluarga karena datang tanpa pemberitahuan dan malah dijamu dengan sangat baik, kami ucapan banyak terima kasih pada Anda dan keluarga" buka Faz sebelumnya.
"Sebelum pada intinya, izinkan saya sekali lagi memperkenalkan diri. Saya Hamdan Al Fazza, biasa dipanggil Hamdan atau Faz. Saya adalah seorang pria biasa yang bekerja untuk negara Dubai, lebih tepatnya di pemerintahan dan tinggal di kerajaan. Sejujurnya saya sedari awal bertemu sudah tertarik dengan anak dari Tuan dan Nyonya yaitu Husna. Sudah setahun ini saya melalukan pendekatan dan saya rasa waktu setahun sudah cukup untuk saya memantapkan diri untuk meminta Husna kepada Tuan dan Nyonya sebagai orang tuanya" ujar Faz menjeda.
"Dengan izin Allah, mohon sekiranya Tuan dan Nyonya menerima pinangan saya atas putri tercinta Tuan dan Nyonya untuk saya jadikan sebagai istri, penyejuk dalam istana dan penyempurna agama saya" pinta Faz yakin sembari menatap dalam pada ayah dari gadis yang sudah tertanam dalam hatinya.
Terdengar helaan nafas berat dari Abi yang memandang Umi. Sementara wanita yang masih terlihat muda di usianya tersenyum pada Abi sebagai penambah keyakinan kepala keluarga itu.
"Sebelumnya kami berterima kasih kepada ananda karena sudah membawa kabar baik bagi putri kami. Tetapi harus tetap kami sampaikan bahwasannya putri kami ini, Husna adalah gadis biasa yang tentu saja memiliki banyak kekurangan dan keterbatan. Apakah sekiranya ananda Faz sudah menyelami hati budi dari Nana sehingga nantinya tidak akan timbul penyesalan dan apakah anada bisa menerima Nana dengan segala kelebihan terutama kekurangannya" jelas Abi pada pemuda di depannya.
"Sama halnya dengan Nana Tuan, saya sebagai manusia biasa tentu saja memiliki kekurangan juga. Sebagai mana Nana saya juga akan menerima dia dengan segenap jiwa Tuan. Mungkin saya tidak bisa berjanji akan membuatnya selalu tertawa tapi saya akan selalu mengupayakan kebahagiaannya dan menjaga dia dengan segala upaya yang saya punya" yakin Faz.
"Syukurlah kalau memang begitu adanya. Tetapi maaf untuk saat ini saya kami belum bisa memutuskan karena terlebih harus menanyakan pada yang bersangkutan. Umi coba panggilkan Nana mi" jawab Abi pada Faz sekaligus perintah pada istrinya.
"Tidak usah Tuan, biarkan saja dia tertidur. Nana pasti lelah sekali karena seharian berada di perjalanan" cegah Faz.
"Baiklah kalau begitu, kita tunggu Nana saat bangun nanti" putus Abi.
"Mohon maaf sebelumnya Tuan. Jika Tuan dan Nyonya berkenan bisakah saya meminta dengan kerendahan hati untuk meyakinkan Nana. Sangat sulit sekali bagi saya menebak isi hati putri Tuan dan Nyonya, terkadang dia seperti ingin akantetapi saat didekati ia seperti benteng yang justru malah menyerang balik. Tak jarang juga dia akan kabur dan menghilang. Saya menyampaikan ini tanpa maksud dan tujuan apapun, saya hanya ingin meminta bantuan kedua orang tuanya karena saya begitu menginginkan Nana menjadi sosok pendamping hidup saya" curhat Faz yang memang disetujuai oleh Abi dan Umi dalam hatinya.
"Nana memang seperti itu Nak, jangankan kamu kami sebagai orang tua saja juga belum bisa masuk terlalu jauh pada hatinya. Dia anak yang cenderung tertutup, tidak suka membagi keluh kesahnya pada orang lain. Ia akan selalu terlihat baik-baik saja dengan senyumnya untuk menutupi luka hatinya. Selama ia tumbuh sangat jarang atau bahkan nyaris tidak pernah merepotkan kami. Ia menyelesaikan permasalahannya sendiri. Ia selalu mengalah dan memilih menghindari permasalahan" jelas Umi pada pemuda yang ingin melamar putrinya.
"Jika memang Nak Faz berjodoh dengan putri Umi nanti cukup ada disampingnya. Memeluknya dan selalu ada disana untuknya. Saat ia nyaman ia akan membuka dirinya sendiri. Terkadang Umi merasa kasihan padanya, ia besar sebelum waktunya. Saat kedua saudaranya masih merengek meminta ini dan itu dia sudah mulai bekerja menghasilkan uangnya sendiri sehingga bisa membeli apa yang dia inginkan. Saat memasuki jenjang pendidikan dia juga melakukannya sendiri karena tidak ingin merepotkan kami, bahkan semenjak sekolah menengah pertama dia sudah memasuki asrama dan tidak pernah membuat kami risau dengannya" sambung Umi.
"Umi ingin anak-anak Umi bahagia, begitu juga dengan Nana. Dia sudah terlalu lama hidup dengan dirinya sendiri, membawa lukanya tanpa satu orang pun yang tau. Umi ingin ia memiliki tempat bersandar dan berlindung dari hiruk pikuk dunia" lanjut Umi.
"Saya akan berusaha dengan seluruh jiwa dan raga saya Nyonya untuk melindungi putri anda dan keinginan saya tentunya menjadi tempat bersandar bagi Nana" ujar Faz dengan suara tenangnya.
"Panggil Abi dan Umi saja, jangan terlalu formal" ralat Umi karena sedari tadi sudah merasa tidak nyaman dipanggil nyonya.
"Baiklah Umi, terima kasih Umi" bahagia Faz karena baginya ini selangkah lebih maju.
"Tetapi Nak Faz terlebih dahulu kami sampaikan jika memang sekiranya ananda adalah jodoh Nana maka akan sedikit sulit untuk mengambil Nana menjadi permaisurimu Nak" ujar Abi yang seketika membuat semangat Faz kembali menurun.
"Bagaimana maksudnya Abi ?" bingung Faz.
"Meskipun saat ini kerajaan di daerah ini sudah tidak ada tetapi sejatinya Nana tetaplah keturunan raja. Oleh sebab itu, tradisi dan aturan adat tetap berlaku untuknya. Itu mutlak karena memang sudah memiliki aturannya tersendiri" jelas Abi yang membuat Faz shock.
'Ternyata bukan hanya aku, bahkan dirimu juga anak raja gadis kecilku' batin Faz dalam hatinya.
"Mungkin Nak Faz harus menyiapkan banyak hal nantinya. Tapi jangan khawatir, Abi akan mengajari dan memberikan Nak Faz urutan apa saja yang harus dikerjakan. Semoga Nak Faz mampu menjalani semua tradisi adatnya" ujar Abi yang membuat Faz menelan ludahnya kasar.
'Kalau disana aku tentu bisa memerintah semua orang dan tinggal menunggu beres tetapi kalau disini tentu tidak bisa, inilah perjuanganmu Faz demi mendapatkan cinta. Semangat' suara hati Faz menyemangati dirinya sendiri.
"Baiklah Abi, saya akan berusaha yang terbaik untuk memenuhi syarat dan ketentuan untuk meminang putri tercinta Abi dan Umi" ujar Faz dengan wajah tenang.
"Maaf sebelumnya Nak, kami ingin bertanya apakah kamu masih memiliki orang tua dan jika masih kenapa tidak mengajak mereka sekalian berkunjung kesini" ujar Abi yang ingin memastikan.
"Alhamdulillah kedua orang tua saya masih ada Abi namun karna tugas negara mereka tidak bisa ikut menemani, tetapi jangan khawatir Abi mereka sudah merestui dan mendukung langkah saya. Saya akan mencoba untuk menghubungi mereka via panggilan video" jelas Faz yang kini tengah menghubungi kedua orang tuanya.
Akhirnya kedua pasang orang tua itu berbincang hangat. Ternyata mereka nyambung juga saat bertukar cerita dan mulai membahas hubungan antara Faz dan Nana. Kedua orang tua Faz juga akan berusaha hadir pada saat pernikahan anak mereka nanti meskipun kedua orang tua Nana telah mengatakan bahwa pinangan Faz belum pasti karena menunggu keputusan anak mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments