Hari demi hari Nana lalui dengan penuh syukur. Luka yang pernah berdarah sedikit demi sedikit mulai membaik. Lepas dari genggaman masa lalu membuat Nana benar-benar merasakan menjadi orang yang baru.
Silahkan jika orang berkata Nana kekanakkan dan tidak dewasa, apapun itu ia tidak perduli tapi saat ini ia harus menjauh dari apapun yang bisa membuatnya luka.
Sungguh ia sudah memaafkan kesalahan yang dilakukan orang-orang di masa lalunya bahkan teman-teman yang mengkhianatinya. Namun, untuk membuka hati lagi ia tidak akan semudah sebelumnya atau mungkin tidak pernah.
Suatu saat jika mereka bertemu Nana akan selalu baik dan ya, mereka berteman tapi untuk jadi sahabat itu tidak mungkin lagi. Mereka akan sama-sama terluka nantinya, lebih baik tidak diteruskan.
Hari ini Nana ada perihal penting yang harus diurusnya ke kantor kedutaan mengenai izin membeli propertinya. Ya, Nana memutuskan untuk membeli sebuah mobil untuk kenyaman dirinya.
Sebenarnya ia sudah mendapatkannya dari kerajaan, tapi ia pikir lebih baik jika ia memiliki sendiri sehingga jika kapan saja mobil itu di tarik lagi ia masih punya milik pribadi.
Jadilah hari ini ia menuju dealer mobil setelah sebelumnya menjambangai kantor kedutaan. Ia akan memilih mobil sport tetapi bukan jenis jeep karena ia sudah punya.
Lumayan lama ia memikirkan mobil mana yang ia beli hingga satu suara menginterupsi lamunannya.
"Kamu akan lebih cocok dengan mobil ini" ujar pria yang lagi-lagi muncul secara mendadak dibelakangnya.
"Maaf Tuan, sebelum itu bolehkan aku bertanya. Kenapa anda selalu muncul di hadapanku belakangan ini ?" malas Nana.
"Dan untuk kesekian kalinya juga, namaku Faz bukan Tuan" kekeh pria itu sementara Nana terlihat malas.
Bukannya ia tidak hormat tetapi lelaki ini begitu sulit untuk dienyahkan. Sudah berulang kali Nana menyuruhnya untuk jangan datang lagi tetapi seperti bebal ia datang lagi.
"Terserah padamu, jangan ikuti aku lagi" kesal Nana yang berjalan menjauh namun tetap saja masih diikuti pria itu.
"Kalau boleh memberitau kebenarannya, kamulah yang mengikutiku karena aku sudah disini sebelum kamu datang Nona" balas pria itu dengan senyum manisnya.
"Apapun itu, tapi kau bisa pura-pura tidak lihat dan mengurus urusanmu sendiri" jutek Nana.
"Tapi maaf akan tidak sopan jika kita berpura-pura tidak kenal sementara kita sudah begitu dekat" cengir pria itu dengan gaya coolnya.
"Terserah dirimu saja" ujar Nana yang memutuskan untuk pergi.
Selepas kepergian gadis mungil itu, Faz masih memandang kearah pintu keluar tempat terakhir ia melihat sosok yang belakangan begitu mengusik pikirannya.
"Mohon maaf pangeran, mobil yang anda pesan sudah datang dan silahkan lewat disini Pangeran" ujar manager toko itu dengan sedikit mwmbungkuk.
"Ya, dan juga aku menginginkan mobil ini dan tolong kirimkan segera ke alamat xxx" ujar pria itu masih dengan senyuman yang tak lepas memandang pintu depan.
Meskipun bingung manager itu tetap mengangguk dan menuruti perintah sang pangeran negri ini.
Akhirnya merekapun masuk ke ruangan khusus untuk melihat mobil keluaran terbaru sementara Nana pergi dengan hati yang kurang puas karena gagal mendapatkan mobil yang ia cari. Rencananya untuk hari ini ambyar begitu saja.
Akhirnya ia memilih pergi ke klinik dan memulai prakteknya hingga malam nanti. Ia sungguh malas memikirkan hal lain, bekerja adalah cara ampuh untuknya melepaskan stress.
Ia akan berhenti saat tububnya sudah tidak kuat lagi atau saat ia sudah tidak sanggup lagi berdiri.
Sungguh tangguh memang, namun hal ini jugalah yang membuat ia cepat mengumpulkan uang dalam waktu yang bisa dibilang relatif singkat.
Selain karena jumlah mata uang yang tinggi dari negaranya, gaji yang ditawarkan sangat tinggi ditambah lagi ia bekerja siang dan malam tanpa kenal waktu.
Bahkan kini ia sudah berkali-kali mengirimkan uang untuk keluarganya sehingga kini kehidupan mereka bukan lagi sederhana tapi bergelimangan harta karena orang tua Nana selalu membelanjakan untuk tanah dan menambah modal usaha peternakan mereka.
Nana sangat bahagia setiap kali menelpon Umi dan menderngarkan cerita wanita yang sudah melahirkannya itu hingga suatu kali seorang ibu-ibu yang ternyata ada di dekat Uminya nimbrung dan menanyakan kapan ia menikah karena di usianya kini sudah di katakan perawan tua di kampungnya.
Hal yang menjengkelkan untuk di dengar, bahkan orang tuanya sendiri tidak pernah menanyakan perihal itu pada dirinya. Orang tuanya membiarkan Nana dengan keputusannya.
Walaupun berusaha untuk melupakan tetapi hal ini tetap menjadi buah pemikiran bagi Nana. Bukan untuknya tetapi ia lebih memikirkan orang tuanya.
Bukan hal yang tidak mungkin mereka menggunjingkan keluarga Nana karena statusnya yang masih menikah di usia yang sudah dibilang matang dan lagi bekerja di luar negri.
Hal inilah yang lagi-lagi menjadi buah bibir terlebih dengan kesuksesannya, maka akan ada saja gosip miring tentang cara ia mendapatkan uang karena belum menikah.
Pernah sekali Nana bertanya pada Uninya tentang hal ini dan akhirnya kakak perempuannya itu membongkar semua gosip yang bergulir di tengah kampung tentang dirinya.
Meskipun kedua orang tuanya terlihat tidak begitu peduli namun tetap saja menjadi buah pikiran bagi Abi dan Umi. Apalagi pertanyaan itu juga muncul di keluarga besar mereka yang selalu mendonder pertanyaan yang sama pada keluarganya.
Diumur Nana yang ke 25 tahun bukankah masih bisa dikatakan muda. Namun, apa daya setiap tempat memiliki standartnya sendiri.
Ketika Nana tengah asik melamun di ruangannya yang ada di klinik, tiba-tiba ada seorang yang mengetuk pintu.
Sudah dipastikan bahwa itu asistennya dan setelahnya mengatakan bahwa ada clien yang membawa peliharaannya yang sakit.
Karena berhubung dengan pekerjaannya, Nana langsung sigap dan berjalan menuju ruang periksa dan betapa menyebalkannya, wajah itu lagi yang belakangan ini selalu mengotori matanya.
"Huft, ada apa lagi anda kesini Tuan ?" kesal Neera yang melihat wajah sok cool itu.
"Wah kita berjumpa lagi Nona, mohon periksa baby singa saya ini. Beberapa hari ini dia sangat lesu dan malas menyusu" ujar pria itu tanpa rasa bersalah.
"Baiklah, sebelumnya apakah dia ada memakan sesuatu yang salah, bagaimana dengan fesesenya, sejak kapan tepatnya anda menyadari perubahan perilakunya ?" Nana mencoba untuk profesional karena ia seorang Vet yang bertugas mengobati hewan. Oleh sebab itu ia tidak akan main-main dengan nyawa makhluk hidup.
Setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh ternyata memang benar, baby singa itu mengalami demam akibat infeksi dan butuh penanganan khusus, karenanya Nana menjelaskan hal yang harus dilakukan sebagai pemilik hewan.
"Baiklah Tuan, besok kita harus mengecek keadaanya lagi" ujar Nana mengakhiri penjelasannya.
"Terima kasih Dokter, sepertinya dokter bisa memeriksanya esok pagi saja karena kita akan bertemu lagi" ujar pria itu yang membuat Nana semakin bingung namun ia mencoba mengabaikannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
YuWie
sik sik tho... Nana kan dokter pribadi kerajaan..kenapa pangeran repot2 membawa ke klinik, apakah ini modus pangeran Faz mendekati dokter dannnnnn anehnya asisten di klinik bilang ada clien, apakah tdk tau jg Faz pangeran..atokah sdh diatur sedemikian rupa oleh Faz....hmmm makin menarik ini.
2023-10-04
1