Keesokan paginya, Kikan terbangun dan pagi itu raut wajahnya terlihat sedikit bersemangat. Dan rasa sakit di kakinya akibat terkilir, sudah sirna seketika. seperti biasa, pagi itu Kikan disibuk-kan dengan menyiapkan sarapan untuk suaminya. Dan kala itu, satu jam sebelumnya, Bi Ani sudah datang. Bi Ani menghampiri Kikan berpamitan untuk pergi ke supermarket membeli kebutuhan perlengkapan rumah yang telah menipis. Kikan pun mengizinkannya dan menyodorkan beberapa lembar uang kepada Bi Ani.
***
Rey terlihat keluar dari kamar. Dan sedang berjalan menuju ke dapur untuk sarapan. namun, kedua matanya terlalihkan ke arah Kikan yang pagi itu terlihat nampak berbeda dari biasanya. Kikan benar - benar terlihat sangat cantik sekali pagi itu. dengan rambut terurai panjang dan mini dress polos yang membaluti lekuk tubuhnya. Kikan merasa risih saat tau bahwa suaminya memperhatikan dirinya seperti itu.
"Apa kau lihat - lihat," ketus Kikan, seakan hendak menerkam suaminya hidup – hidup.
"Dasar wanita liar, siapa juga yang melihatmu," seru Rey seraya memalingkan pandangannya. Rey menjatuhkan tubuhnya untuk duduk di kursi meja makan dan seketika itu Kikan mengambilkan makanan untuk suaminya tersebut.
"Bagaimana kakimu?" tanya Rey, tanpa memandang wajah Kikan.
"Sudah membaik," balas Kikan, ia masih disibukkan mengambilkan lauk pauk di piring suaminya.
"Hari ini tidak usah pergi bekerja. aku sudah meminta izin kepada atasanmu," tutur Rey.
"Kak rey, kamu itu apa'an, sih. kamu tidak berhak ikut campur masalah pekerjaanku!" seru Kikan dengan kesal.
"Kakimu itu masih sakit! kalau aku membiarkanmu bekerja, apa kata orang nanti. kamu mau aku dituduh menyiksamu, iya." Rey setengah berteriak. Kikan hanya menghela napas dan terpaksa mengiyakannya, karna percuma juga dia membantah.
Setelah mengambilkan suaminya makan, Kikan pun duduk berhadapan dengan Rey, ia mulai mengambil makanan untuk ia makan sendiri. dan kini, mereka berdua sarapan bersama. Dan saat di tengah sarapan pagi itu, tiba - tiba pikiran Rey kembali terganggu dengan cerita dan perkataan Alka tentang Kikan, yang ia dengar semalam. Ia tak henti memperhatikan Kikan.
"Apa aku harus menyakannya sekarang?" gumam Rey dalam hati, ia mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya, sembari memperhatikan wanita yang saat ini tengah menyantap makanan di hadapannya. dan Rey mencoba membulatkan keberaniannya untuk bertanya kebenarannya kepada Kikan.
"Aku mau tanya sesuatu," kata Rey.
"Tanya apa?" saut Kikan tanpa melihat ke arah suaminya.
"Apa kamu pernah dikeluarkan dari sekolah sewaktu SMA?" tanya Rey dengan menatap Kikan yang masih sibuk mengunyah makanan. Seketika mendengar pertanyaan dari suaminya, Kikan langsung menghentikan aktivitasnya. Ia menelan makanan yang masih bersarang di dalam mulutnya dan menyiramnya dengan sedikit air putih. yang baru saja ia teguk dari gelas yang ia pegang.
"Iya," jawab Kikan sambil meletakan gelas diatas meja. rasanya ia tak mau membahas masa lalunya tersebut.
"Apa alasannya sampai kau bisa dikeluarkan?" tanya Rey dengan penasaran , dahi kikan mengerut ia tak berselera untuk melanjutkan makannya tiba tiba kikan beranjak berdiri dari meja makan dan menatap rey dengan tajam.
"Itu bukan urusanmu, jadi kau jangan terlalu ikut campur," kata Kikan, ia beranjak dari duduknya dan hendak pergi meninggalkan meja makan. Namun, Rey menghentikannya.
"Aku hanya bertanya, apa aku salah?" Rey setengah berteriak.
"Jelas salah! apa kau tau? kau dan keluargamu datang di hidupku saja adalah sebuah kesalahan. Apalagi kau tanya masalah dan urusanku," seru Kikan sambil menahan airmata. Rey berjalan mendekati Kikan dengan menahan rasa geram.
"Jaga ucapanmu itu! ini tidak ada hubungannya dengan keluargaku. kau bilang kesalahan? justru seharusnya aku yang berbicara seperti itu terhadapmu. Aku tanya baik - baik dan kamu tinggal menjelaskan saja, apa susahnya?" seru Rey.
"Oh ... aku tau. mungkin benar, rumor yang mengatakan kamu dikeluarkan dari sekolah karna memiliki hubungan khusus dengan pria kaya yang sudah beristri," imbuh rey dengan geram, Kikan hanya terdiam, ia mencoba melanjutkan langkah kakinya dan tak menghiraukan perkataan suaminya.
"Ternyata benar, kamu hanya ingin mencari pria kaya iya, kan. pantas saja ketika aku menggantikan Alka untuk menikah, kamu sama sekali tidak menolaknya," Seru Rey. Kikan yang mendengar kata - kata Rey, seketika itu langsung mengepalkan tangannya. darahnya seakan mendidih di atas kepala dan sontak langkah kakinya terhenti. kemudian, Kikan berbalik dan menghampiri suaminya, kedua matanya memandang Rey dengan tatapan geram. Tak ambil lama, Kikan mengangkat tangan kanannya dan melayangkannya tepat di pipi suaminya, bahkan tamparan itu terdengar begitu keras.
"Beraninya kau menamparku!" teriak Rey dengan geram.
"Kalau kamu tidak tau pasti tentang kehidupanku, lebih baik tutup mulut sampahmu itu!" teriak Kikan. Air matanya memecah seketika. ia pun menangis dan berlalu meninggalkan Rey dari sana. Hingga membuat pikiran Rey berkecamuk dengan penuh tanya.
Kikan pergi meninggalkan rumah itu. ia berjalan tak tentu arah dan menangis sesenggukan, sesekali tangan lembutnya menepis air matanya yang jatuh secara bergantian menyentuh pipinya. sangat terlihat jelas sekali, Kikan sangat terluka mengingat kejadian 4 tahun yang lalu. dimana ia mengingat, bagaimana dirinya dikucilkan dulu, bagaimana dirinya dihina dan difitnah oleh semua teman satu sekolahnya. bahkan membuat Kikan harus dikeluarkan dari sekolah karna kabar yang tidak pasti kebenarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Mimilngemil
Fitnah memang kejam, Kikan sabar ya...
2023-11-02
0
Katherina Ajawaila
bener kan pasti fitbahReina yg buat cerita fersi dia, jelas2 Kikan di didik oleh ortu yg sederhana hidupnya.
2023-07-04
0
Finka Andrianti
kasihan kikan di fitna
2023-06-28
0