Alina keluar mall, kemudian mengeluarkan Hp nya dan memesan taksi online. Beberapa menit kemudian taksi itupun datang. Alina langsung bergegas masuk dan sopir melajukan taksinya.
Alina sangat emosi. Ia berniat menghubungi Arvin tetapi ia urungkan. Awas saja jika bertemu lagi akan ia pukul, pikirnya. 15 menit kemudian, Alina sampai di depan kosnya. Setelah membayar biaya taksi online, Alina membuka pintu dan masuk kemudian menutup pintu kos kembali.
Alina merebahkan tubuhnya di tempat tidur yang tidak begitu besar namun nyaman untuk istirahat. Alina memilih kos yang hanya ditempati satu orang untuk satu kamar dan kamar mandi berada di dalam.
Alina berniat mandi setelah merebahkan tubuhnya sebentar. Tetapi, ia malah ketiduran. Hingga suara dering ponsel Alina mengagetkannya. Dengan mata yang masih tertutup, ia mencari-cari sumber suara. Alina membuka mata dan melihat hp nya. Nomor tidak dikenal. Dan Alina menjawab telepon tersebut.
"Halo.." suara Alina malas
"Hai cantik, baru bangun tidur ya?" sahut Arvin dan langsung membuat Alina membelalakkan matanya. Alina sontak terduduk.
"Kamu?"
"Kenapa? Kangen ya? Hehe" canda Arvin dan terdengar suara tawa nya.
"Apaan sih, gak jelas banget," Alina semakin kesal dan emosi.
"Besok ketemu yuk, yaa...itung-itung pdkt," ajak Arvin dengan nada santai.
"Gak bisa. Aku sibuk!!" jawab Alina dengan nada marah.
"Kalau gak bisa besok, lusa juga boleh.. Kalau enggak lusanya lagi juga bisa," ajak Arvin lagi.
"Ini orang tahu penolakan gak sih, dasar pria aneh. Sudah ditolak gitu juga masih aja ngajakin ketemu," ucap Alina dalam hati.
Lalu tiba-tiba Alina mematikan teleponnya. Ia bergegas menuju kamar mandi. Tak lupa Hp nya ia silent agar tidak berisik.
Di tempat Arvin
"Kok malah dimatiin sih..dasar!!" ucap Arvin dengan mengembangkan senyumnya.
Lalu ia kembali menekan hp nya menelepon seseorang.
Alina selesai mandi. Ia berganti bajunya lalu duduk ditepi ranjang.
Tok..tok..tok..
Suara pintu diketuk. Alina berjalan menuju pintu dan membukanya. Karena tadi memang pintunya ia kunci.
Dilihatnya dua sahabatnya itu. Lalu mempersilahkan mereka masuk dan menutup kembali pintunya. Alina dan dua sahabatnya memang satu kos. Tetapi mereka tidak satu kamar. Karena Alina berpikir tidak ada privasi jika ada dua orang dalam satu kamar.
"Lin, kamu gak apa-apa kan? Soalnya dari tadi kita perhatiin kok kaya ada masalah," tanya Dewi.
"Aku cuma capek kok guys. Kalian tuh yang mikirnya berlebihan," jawab Alina. Sebenarnya ia ingin cerita soal kejadian tadi. Tetapi ia urungkan karena ia malu.
Mereka berbincang-bincang, bercanda tawa, dan saling curhat seperti yang mereka lakukan setiap hari jika tidak ada tugas kuliah.
Walaupun masih kenal beberapa bulan, tetapi persahabatan mereka tidak diragukan lagi. Mereka yang baru satu semester kuliah sudah bisa akrab dan saling berbagi cerita.
_ _ _ _ _ _
Keesokan paginya.
Arvin sudah berpakaian rapi bersiap memulai aktivitasnya di kantor. Ia berjalan menuruni tangga dan bergegas sarapan yang sudah disiapkan oleh bi Narsih. Walaupun sibuk, Arvin selalu menyempatkan untuk sarapan terlebih dahulu. Karena, kalau sudah di kantor ia sudah lupa dengan makan. Pekerjaannya yang begitu sibuk, ditambah lagi akhir-akhir ini keadaan kantornya tidak begitu baik.
"Bi, Arvin berangkat dulu ya," pamit Arvin kepada bi Narsih.
"Iya tuan, hati-hati di jalan," jawab bi Narsih dengan sopan. Dan hanya dijawab anggukan oleh Arvin. Arvin menuju garasi dan melajukan mobilnya menuju kantor. Jarak rumah ke kantor hanya 20 menit saja.
Sesampainya di kantor. Karyawan Arvin tak henti-hentinya menatap bosnya ini. Maklum, Arvin yang masih begitu muda dan tampan. Membuat para wanita jatuh hati. Namun, ia tidak pernah menghiraukan tatapan itu. Hanya sesekali dibalasnya dengan senyuman dan anggukan. Ia berjalan ke arah lift dan menekan ke lantai 15. Setelah sampai ia masuk ke ruangannya dan memulai aktivitasnya.
_ _ _ _ _ _ _
Di sisi lain, Alina yang bangun kesiangan karena semalam bergurau dengan temannya bergegas menuju kelasnya yang kebetulan dapat jam pagi. Untungnya, jarak kost dengan kampusnya hanya lima menit jika ditempuh dengan berjalan kaki. Alina sedikit lari karena takut telat dan diikuti dua sahabatnya. Dengan napas ngos-ngosan, Alina dan dua sahabatnya sampai di depan kelas. Mereka langsung duduk di bangku tengah. Ini memang tempat duduk favorit Alina. Tidak terlalu maju dan tidak terlalu mundur. Pas.
Pukul 12.00
Jam kuliah Alina telah selesai. Hari ini memang jadwalnya padat sekali. Tiga mata kuliah langsung. Dari jam 07.00 sampai jam 12.00 dan itu hanya ada jeda 5 menit setiap pergantian jam.
Drrtt...drrtt...
Hp Alina berdering. Alina mengambil hp nya dan dilihatnya dilayar tertera nama 'pria gila'. Dengan malas Alina menjawab telepon tersebut.
"Halo.."
"Keluarlah, aku sudah di depan gerbang," jelas Arvin tanpa basa-basi. Mendengar itu Alina kaget dan langsung berdiri. Berlari kecil ke arah pintu keluar dan melihat ke arah gerbang. Benar saja, ternyata Arvin sudah berada di sana.
"Kan udah aku bilang kemarin, aku sibuk! Gak ada wak..."
Sebelum melanjutkan kata-katanya, Arvin sudah menyahutnya.
"Aku ke situ atau kamu kesini sayang."
Alina geram dan mengepalkan tangan kirinya. Ia langsung berpamitan pada sahabatnya dan bergegas menuju gerbang. Sesampainya disana dilihatnya Arvin tampak senyum bahagia.
"Ayo!" ajak Arvin dan langsung menggenggam tangan Alina. Alina yang tidak mau digenggam Arvin langsung menarik tangannya. Seketika Arvin ketarik ke belakang dan tanpa sengaja jatuh kepelukan Alina.
Mereka saling beradu pandang. Dengan tangan Alina yang masih digenggam Arvin. Beberapa detik kemudian. Alina mendorong dada Arvin untuk menjauh darinya. Dan lagi, Arvin menarik tangan Alina sehingga Alina kembali jatuh kepelukan Arvin. Alina tersadar, bahwa ini masih di depan kampusnya.
"Kak, lepasin dong, malu dilihat orang," bisik Alina.
"Setuju dulu dong, baru aku lepaskan," ucap Arvin sambil menatap Alina.
"Iya," jawab Alina singkat.
Lalu langsung dilepaskannya tangan Alina. Alina masuk ke dalam mobil diikuti Arvin. Dan Arvin melajukan mobilnya meninggalkan kampus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
Caroline Irawati
Arvin memang konyol...
2021-04-12
0
Neng Win
serruuu
2021-01-22
0
Heny Ekawati
pemaksa ya arvin
2020-12-31
0