Chapter 19 - Tanda Cinta

.

.

.

Joice menatap tajam Meera yang kini duduk di hadapannya.

" Adam marahin aku lho, Meer. " Keluh Joice saat itu, sembari melipat kedua tangannya di depan dadanya.

" Maaf ... "

Seperti biasa, hanya itu yang bisa Meera ucapkan. Sembari menunduk, meremas jari-jarinya, seolah sudah menjadi kebiasaannya apabila membuat kesalahan.

Mereka baru bertemu setelah kejadian dibawa lari oleh Vano dari kencan buta beberapa malam lalu. Dan jadilah hari ini, setelah sempat beberapa hari Joice izin tidak menghadiri kelasnya mereka bertemu dengan situasi menegangkan.

" Memangnya kamu kemana sih, saat itu ? "

Kali ini Joice tidak main-main. Kemarahannya sudah mencapai ubun-ubun. Mengingat semalam Adam memarahinya dengan cukup sengit.

" Apa susahnya sih minta izin untuk pergi. "

Sebenarnya bukan hal itu yang paling dia sesalkan. Joice kesal pada Meera, karena Adam menyita kembali ponsel yang telah diberikan kepada Joice sebagai upah karena telah membantunya mencari pasangan.

Ameera menoleh menyapu ke seluruh ruangan kelas. Termasuk ke arah belakangnya, Mencari Vano si sumber masalahnya pagi ini.

Seraya mengernyitkan dahi, ada rasa cemas di dalam hati. Kala menyadari Vano tidak terlihat masuk beberapa hari ini. Dan ada rasa menenangkan di rongga dada, bercampur dengan rasa bahagia yang membuncah nan menggelora, kala mengingat besok adalah hari yang mereka tunggu-tunggu. Untuk Meera menjawab pernyataan cinta Vano beberapa hari lalu.

Menatap ke arah Michael yang malah menatap tajam pada dirinya, lagi-lagi Meera mengernyitkan dahinya. Dan merasakan kecewa tatkala mendapati Michael hanya mengangkat kedua bahunya setelah Meera memberi tanda isyarat seolah bertanya Vano kemana ?

Dan Meera hanya bisa pasrah, karena lagi-lagi jawaban tidak tahu yang didapatkannya, dengan tanda isyarat itu.

" Meera ... ! "

Seru Joice saat itu, tatkala menyadari teman yang sedari tadi dia omeli ternyata tak mendengarkannya sama sekali. Sembari menghentak-hentakkan kakinya.

" A- Apa ?! "

Meera tersontak kaget. Sedikit tersipu malu. Terlalu sibuk memikirkan Vano hingga dia terlupa pada Joice yang tengah marah-marah padanya.

" Ponselku ... "

Joice merajuk manja, menunjukkan ponsel jadulnya pada Meera. Ponsel barunya telah melayang kembali ke saku pemilik semula.

" Ha ... Maaf ... "

Meera tertawa menutup mulutnya dengan telapak tangannya, lagi-lagi hanya itu yang bisa diucapkannya.

" Nanti, kalau aku gajihan di kafe aku ganti deh. "

Janjinya pada Joice, sedikit merasa bersalah juga padanya. Mengingat Joice begitu bahagia setelah mendapat ponsel baru beberapa hari lalu. Namun kini telah berganti, karena ulah nakal dirinya dan Vano, sang calon kekasih hati.

***

Siang itu, sepulang kuliah Meera kembali datang ke apartemen Lucas, sesuai pesan terakhir Lucas semalam saat kencan perpisahan.

Sedikit membantu Lucas membereskan pakaian di kopernya yang saat itu tengah terbuka, si empunya pemilik apartemen malah menghilang entah ke mana.

Meera bahkan belum berjumpa dengannya. Sedangkan waktu terus merangkak naik, hingga siang berlalu dan sore hampir tiba.

Membereskan dan membersihkan apartemen itu untuk terakhir kalinya, Meera menemukan sekotak perhiasan kecil yang teronggok begitu saja di atas meja.

" Apa ini ? " Meera tersenyum takjub.

Mendapati sebuah kalung dengan hiasan permata bertahta di sana. Meera tersenyum, kecut, membayangkan wanita mana yang akan mendapatkan kalung indah pemberian Lucas itu.

Meera tahu dengan pasti, menerima dengan lapang dada, pastilah bukan dirinya. Hubungan yang terjalin diantara mereka berdua, anggaplah sebagai ucapan terimakasih semata atas kebaikan Lucas selama ini kepada dirinya. Entah jika suatu saat Meera tahu bahwa kebaikan Lucas pada dirinyapun hanya sebagai penebusan dosa belaka.

Lalu, bagaimana sebenarnya perasaan Lucas pada Meera ?

Disaat Meera sudah jelas dan pasti memiliki perasaan terpendam pada Lucas, hanya karena merasa rendah diri, tak bisa baginya sedikitpun untuk berharap lebih, atas perasaannya selama ini. Meera pun akhirnya hanya meredam rasa itu di dalam hati.

Sedang Lucas ?

.

.

💫 Flash Back On ... 💫

Lucas sengaja menongkrong di kafe kopi di lantai dasar gedung apartemennya. Bermaksud menyambut Meera yang saat itu sedang berbelanja. Memperkirakan banyaknya barang belanjaan yang akan dibawa Meera nanti, Lucas sengaja menyambutnya sekaligus membantunya nanti.

Namun, apa daya. Pil pahit harus di telannya tatkala Melihat Meera yang tengah duduk di mobil bersama Vano, yang saat itu posisinya begitu dekat dengan Meera. Wajah mereka berdekatan, bibir mereka hampir berciuman.

Ada gemuruh kencang di dalam dada, desir panas yang begitu membara, dan rasa tak rela yang begitu menyiksa.

Dan sejak saat itu Lucas menyadari, bahwa dirinya memiliki perasaan berlebih terhadap Meera. Dari sekedar rasa bersalah dan dari sekedar ingin menikmati bibir manisnya saja, yang akhir-akhir ini memang Lucas akui sebagai candu baginya.

" Dagh, Vano. " Meera melambaikan tangan pada Vano dengan senyum manis di bibirnya.

" Sampai Jumpa,Meera. " Vano tak kalah menampakkan senyuman manisnya pada Meera.

Kemarahan sampai di ubun-ubun Lucas, hingga akhirnya Lucas menyusul Meera yang telah lebih awal masuk ke dalam apatemen dengan tangan yang terkepal keras.

Menghukum Meera dengan menggigit lehernya, Lucas merasa puas. Mungkin, jika nanti Meera melakukan kesalahan serupa, Lucas bisa menggigit di lain tempat, di dada misalnya.

Setelah puas menghukum Meera dengan menyuruhnya memasak makanan rumit, Lucas mengantar Meera pulang. Setelahnya, Lucas singgah di sebuah toko perhiasan ternama, membeli sebuah kalung indah yang kini berada di tangan Meera.

Bermaksud memberikannya pada Meera suatu saat nanti, namun tak urung terjadi. Karena tepat saat Lucas akan memberikannya pada suatu masa, Meera malah meminta pada Lucas untuk mengakhiri hubungan mereka, dengan alasan mereka tidak saling mengakui, memiliki dan mencintai.

Dengan begitu Lucas menyimpulkan bahwa Meera tidaklah mencintainya.

💫 Flash Back Off .. 💫

.

.

Lucas berdehem, menginterupsi Meera yang tengah merenung dengan kalung milik Lucas tepat di telapak tangannya kini.

Meera kaget, tiba-tiba mendapati Lucas ada di belakangnya.

" Lu-Lucas, maaf ! " Segera menyimpan kalung itu ke tempat semula.

" Kau menyukainya ? " Lucas menatap Meera dengan tatapan yang begitu dalam.

" Hmm. " Meera mengangguk.

" Itu- untuk calon istrimu ? " Meera mendadak ingat perjodohan Lucas. " Sangat indah ! " Meera tak ingin terlihat berharap dan menyedihkan. " Dia pasti akan cocok memakainya. " Lanjutnya lagi sambil berlalu pergi melanjutkan beres-beresnya.

Lucas menghela nafas pelan.

" Sebenarnya- itu untuk mantan pacarku. " Jawab Lucas, sontak membuat Meera terperangah. Menyadari dirinya adalah salah satu mantan Lucas. " Dulu !! " Lanjut Lucas saat itu, tak ingin Meera mengetahui perasaannya yang sebenarnya. Mengingat Meera adalah mantan Lucas yang terakhir kalinya.

Percuma juga jujur pada Meera untuk saat ini. Walaupun bisa saja Lucas memperjuangkannya, Lucas sudah terlanjur menerima perjodohan dari ibunya. Karena Lucas sudah bertekad untuk memperjuangkan ambisi dan cita-citanya.

" Emh ... " Meera hanya mengangguk pelan. Sedikit kecewa, berharap mantan yang Lucas maksud adalah dirinya.

" Tapi ... jika kau suka, kau boleh mengambilnya. Anggaplah itu sebagai- " Setelah menimangnya dengan matang Lucas memutuskan untuk memberikannya.

Tanda cinta ...

" Sebagai ... tanda persahabatan dariku, Ameera. " Bohong Lucas pada Meera.

Meera senang menerimanya.

" Kau yakin ? " Meera tak ingin suatu saat Lucas tiba-tiba memintanya kembali, sedang dia sudah terlanjur suka dengan kalung itu.

" Tentu saja. Mau ku pakaikan ? " Tawar Lucas mengulurkan tangan.

Lucas lalu memakaikan kalung itu di leher Indah Meera, tepat setelah Meera menganggukkan kepalanya.

.

.

💫 Bersambung ... 💫

Terpopuler

Comments

Julia sari Lubis

Julia sari Lubis

dari puluhan cerita yg aku baca inilah cerita yg paling banyak flashback nya..

2022-03-01

1

Aldekha Depe

Aldekha Depe

nambah like sampai sini ya kak,semangat

2020-10-21

0

Sept September

Sept September

likeer

2020-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Ameera
2 Chapter 2 - Penyesalan
3 Chapter 3 - Kehormatan
4 Chapter 4 - Debaran
5 Chapter 5 - Ketagihan
6 Chapter 6 - Perkenalan
7 Chapter 7 - Hukuman
8 Chapter 8 - Peraturan
9 Chapter 9 - Hukuman (2)
10 Chapter 10 - Noda Merah
11 Chapter 11 - Teman ?
12 Chapter 12 - Berpisah Sementara
13 Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14 Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15 Chapter 15 - Kencan Buta
16 Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17 Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18 Chapter 18 - Kekecewaan
19 Chapter 19 - Tanda Cinta
20 Chapter 20 - Cintaku Kandas
21 Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22 Chapter 22 - Kerinduan
23 Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24 Chapter 24 - Cemburu kah ?
25 Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26 Chapter 26 - Mengikutimu
27 Chapter 27 - Obat
28 Chapter 28 - Diulang
29 Chapter 29 - Terlambat
30 Chapter 30 - Maafkan Aku
31 Chapter 31 - Tegar
32 Chapter 32 - Terpuruk
33 Chapter 33 - Bangkit
34 Chapter 34 - Kehamilan
35 Chapter 35 - Perjuangan
36 Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37 Chapter 37 - Menyambut
38 Chapter 38 - Bertemu
39 Chapter 39 - Bertemu (2)
40 Chapter 40 - Bertemu (3)
41 Chapter 41 - Pernikahan Semu
42 Chapter 42 - Kegilaan Ini
43 Chapter 43 - Merindukanmu
44 Chapter 44 - Melepas Rindu
45 Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46 Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47 Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48 Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49 Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50 Chapter 50 - Hari Bahagia
51 Chapter 51 - Ambyar
52 Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53 Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54 Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55 Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56 Chapter 56 - Hangat
57 Chapter 57 - Merenung
58 Chapter 58 - Kesedihan
59 Chapter 59 - Kesedihan (2)
60 Chapter 60 - Menua Bersama
61 Chapter 61 - Kejutan
62 Chapter 62 - Kebahagiaan
63 Chapter 63 - Kemarahan
64 Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65 Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66 Chapter 66 - Moment Terakhir
67 Chapter 67 - Mencari Jejak
68 Chapter 68 - Pernikahan
69 Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70 Chapter 70 - Kelahiran
71 Chapter 71 - Menghilang
72 Chapter 72 - Kelahiran (2)
73 Chapter 73 - Sebuah Kisah
74 Chapter 74 - Butuh Waktu
75 Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76 Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77 Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78 Chapter 78 - Ganas
79 Chapter 79 - Pudar
80 Chapter 80 - Salah Paham
81 Chapter 81 - Salah Paham (2)
82 Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83 Chapter 83 - Menantang Maut
84 Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85 Chapter 85 - Baju Ganti
86 Chapter 86 - Status
87 Chapter 87 - Sabar
88 Chapter 88 - Kejutan
89 Chapter 89 - Jujur
90 Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91 Dariku Untuk Kalian
92 - Ngidam
93 - Manja
94 - Aneh
95 - Siaga
96 - Karena Cemburu
97 - Pertengkaran
98 - Pertemuan Sedarah Daging
99 - Melahirkan
100 END
101 I Have a Lover
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 - Ameera
2
Chapter 2 - Penyesalan
3
Chapter 3 - Kehormatan
4
Chapter 4 - Debaran
5
Chapter 5 - Ketagihan
6
Chapter 6 - Perkenalan
7
Chapter 7 - Hukuman
8
Chapter 8 - Peraturan
9
Chapter 9 - Hukuman (2)
10
Chapter 10 - Noda Merah
11
Chapter 11 - Teman ?
12
Chapter 12 - Berpisah Sementara
13
Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14
Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15
Chapter 15 - Kencan Buta
16
Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17
Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18
Chapter 18 - Kekecewaan
19
Chapter 19 - Tanda Cinta
20
Chapter 20 - Cintaku Kandas
21
Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22
Chapter 22 - Kerinduan
23
Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24
Chapter 24 - Cemburu kah ?
25
Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26
Chapter 26 - Mengikutimu
27
Chapter 27 - Obat
28
Chapter 28 - Diulang
29
Chapter 29 - Terlambat
30
Chapter 30 - Maafkan Aku
31
Chapter 31 - Tegar
32
Chapter 32 - Terpuruk
33
Chapter 33 - Bangkit
34
Chapter 34 - Kehamilan
35
Chapter 35 - Perjuangan
36
Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37
Chapter 37 - Menyambut
38
Chapter 38 - Bertemu
39
Chapter 39 - Bertemu (2)
40
Chapter 40 - Bertemu (3)
41
Chapter 41 - Pernikahan Semu
42
Chapter 42 - Kegilaan Ini
43
Chapter 43 - Merindukanmu
44
Chapter 44 - Melepas Rindu
45
Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46
Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47
Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48
Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49
Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50
Chapter 50 - Hari Bahagia
51
Chapter 51 - Ambyar
52
Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53
Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54
Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55
Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56
Chapter 56 - Hangat
57
Chapter 57 - Merenung
58
Chapter 58 - Kesedihan
59
Chapter 59 - Kesedihan (2)
60
Chapter 60 - Menua Bersama
61
Chapter 61 - Kejutan
62
Chapter 62 - Kebahagiaan
63
Chapter 63 - Kemarahan
64
Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65
Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66
Chapter 66 - Moment Terakhir
67
Chapter 67 - Mencari Jejak
68
Chapter 68 - Pernikahan
69
Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70
Chapter 70 - Kelahiran
71
Chapter 71 - Menghilang
72
Chapter 72 - Kelahiran (2)
73
Chapter 73 - Sebuah Kisah
74
Chapter 74 - Butuh Waktu
75
Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76
Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77
Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78
Chapter 78 - Ganas
79
Chapter 79 - Pudar
80
Chapter 80 - Salah Paham
81
Chapter 81 - Salah Paham (2)
82
Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83
Chapter 83 - Menantang Maut
84
Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85
Chapter 85 - Baju Ganti
86
Chapter 86 - Status
87
Chapter 87 - Sabar
88
Chapter 88 - Kejutan
89
Chapter 89 - Jujur
90
Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91
Dariku Untuk Kalian
92
- Ngidam
93
- Manja
94
- Aneh
95
- Siaga
96
- Karena Cemburu
97
- Pertengkaran
98
- Pertemuan Sedarah Daging
99
- Melahirkan
100
END
101
I Have a Lover

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!