Chapter 15 - Kencan Buta

.

.

.

Ditinggal pergi Lucas, membuat Meera frustasi. Dalam waktu bersamaan dia kehilangan dua orang lelaki yang berharga dalam hidupnya. Lucas sang kekasih, dan Vano sahabatnya.

Satu minggu lamanya Meera mengurung diri di apartemennya. Dengan alasan sakit, dia tidak masuk kuliah. Namun dia tetap memaksakan untuk pergi bekerja demi kelangsungan hidupnya.

Menjalani hari yang berat tanpa keberadaan Lucas di sampingnya, setelah beberapa bulan bekerja di apartemennya walaupun hanya sekedar bertukar pesan saja. Beberapa lama menjalin hubungan yang cukup dekat, Meera tak memungkiri kedekatan mereka terakhir kali meninggalkan kenangan yang cukup membekas di benaknya.

Meera ingat betul bagaimana Lucas begitu agresif dalam menciumnya. Posesif kala Meera dekat dengan pria lain, dan melayangkan hukuman yang tidak terduga. Kini semua harus berakhir, Lucas pergi dari hidupnya dan Meera tidak tahu kapan mereka akan bertemu kembali.

Vano yang mendengar kabar Meera sedikit mencemaskannya. Satu Minggu tidak bertemu, membuat hatinya merindu.

Berpura-pura menanyakan tugas yang berkaitan dengan Meera, Vano mengobrol dengan beberapa temannya. Bermaksud mencari tahu kondisi Meera saat ini. Selain merindu, ada rasa cemas di dalam hati.

Selang beberapa lama, terdengar Joice yang tengah asyik mengobrol dengan seseorang yang selama ini Vano rindu dan damba, melalui ponselnya.

" Meera ... " Teriak Joice saat itu dari balik ponselnya.

" Joice ? " Meera mengangkat panggilan telfon dari sahabatnya, Joice.

" Kau yakin tidak akan datang ? Aku benar-benar merasa tidak enak padanya. Sudah dua kali kamu membatalkan pertemuan. Bisakah kamu ... " Ucap Joice panjang lebar.

Namun tanpa terduga, Meera tiba-tiba langsung menyetujuinya, sebelum Joice mengakhiri kalimatnya.

" Baiklah, aku akan datang. " Jawab Meera saat itu juga, sukses membuat Joice heboh sendiri dan kegirangan.

" Benarkah ? Yess !! " Pekik Joice mengagetkan semua orang terutama Vano yang mengerti arah pembicaraan mereka saat ini.

Joice yang saat itu sedang berkumpul dengan teman-teman kuliahnya di dalam kelas, langsung tertawa gembira. Membuat Vano yang sedari awal mencuri dengar pembicaraan mereka mengernyitkan dahinya.

Dan sekarang semua attensi teman-temannya mengarah pada Joice.

" Jo, bagaimana kabar Meera apakah dia baik-baik saja ? " Tanya Michael yang sedari awal memperhatikan, dia cukup dekat dengan Vano. Sedikit banyak mengetahui perasaan terpendam Vano terhadap Meera.

" Syukurlah, sepertinya kondisinya sudah mulai membaik. " Jawab Joice sok tahu.

Dengan Meera menyetujui pertemuan itu, Joice menyimpulkan bahwa Meera sudah mulai baikan.

" Memangnya sakit apa dia ? " Tanya Jessica.

" Oooooh ... dia sedang pa-tah ha-ti. " Jawab Joice dengan gaya berbisik, tapi suaranya terdengar begitu lantang hingga terdengar oleh semua orang. Menekankan kata patah hati dalam ucapannya tadi.

" Benarkah ? " Ucap Michael, sembari menyikut Vano yang duduk di sampingnya. Walaupun Vano hanya terdiam, tapi dia pastikan, sedari tadi memperhatikan ucapan Joice mengenai Meera tanpa ada satu katapun yang terlewatkan.

" Apakah Meera putus dengan pacarnya yang tampan dan seperti play boy itu ? " Tanya Jessica kembali.

" Ya, hubungan mereka kandas. Dan mantan kekasihnya pindah ke luar negeri. " Jelas Joice dengan nada iba. Dia tahu bagaimana kesedihan Meera saat itu.

Vano yang mendengar kandasnya hubungan mereka, terlihat senang sekali, seperti ada seberkas cahaya dan secercah harapan baginya untuk bisa memiliki Meera.

" Tapi syukurlah, kesedihan Meera sepertinya tidak akan lama. Meera akan melakukan kencan buta dengan saudara lelakiku. " Jawab Joice selanjutnya dan hal itu sukses mengejutkan Vano walaupun sudah beberapa hari lalu dia sedikit mengetahuinya.

Joice mulai berceloteh membanggakan saudara lelakinya yang tampan dan cukup sukses yang akan dia kenalkan pada Meera malam nanti.

***

Walaupun sedikit terpaksa, Meera menghadiri pertemuan kencan buta itu. Merasa tidak enak pada Joice karena telah membatalkan janjinya sampai dua kali. Tak ingin membuat temannya kecewa, Meera datang ke tempat yang telah dikirimkan Joice padanya.

" Baiklah, aku akan datang ke tempat yang kamu kirimkan. " Ucap Meera pada Joice dibalik ponselnya.

Sesampainya di kafe ...

Mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kafe, akhirnya Meera melihat lelaki yang Joice perkenalkan. Melambaikan tangannya terlebih dahulu padanya, Meera senang karena lelaki yang Joice perkenalkan cukup tampan walau baru dilihat dari kejauhan.

Sembari tersenyum manis, Meera menghampiri lelaki itu. Setelah berkenalan dan berjabat tangan, Meera duduk di sana walau masih sedikit canggung. Sekedar duduk dan makan malam, Meera lebih banyak terdiam.

" Apa kau suka makanan manis ? " Adam terdengar berusaha memecah kecanggungan.

" Tidak terlalu. Kenapa memang ? " Meera dikagetkan dengan sebuah pertanyaan receh.

" Karena kau manis sekali. " Gombal lelaki itu yang Meera ketahui bernama Adam. Sembari tertawa renyah menikmati makanan pembuka yang tersaji di atas meja.

" Benarkah ? " Meera menangkup kedua pipinya. Tanpa dia sadari, pipi Meera merona saat itu juga. Dan tanpa disadari obrolan itu menjadi pembuka interaksi hangat mereka.

" Bagaimana, apakah makanannya enak ? " Setelah sesaat mereka mulai mencicipi makanannya.

" Aku suka minumannya. " Jawab Meera singkat, sesaat setelah menyesap minuman yang ada di hadapannya.

Terlihat asik berinteraksi, Meera samasekali tidak menyadari bahwasanya sedari tadi ada sepasang mata tajam yang sedari tadi mengawasi. Menatap Meera dengan begitu lekat.

Adalah Vano yang duduk di salah satu meja, bersama Michael yang menemani. Mereka bukan sengaja ada di sana, namun entah mengapa begitu kebetulan dan keberuntungan sekali.

Meremas gelas minumannya, Vano terlihat tidak suka ketika melihat Meera tengah tertawa bersama lelaki asing yang terlihat tengah duduk di hadapannya.

" Tenanglah ! " Ucap Michael berusaha menenangkan sahabatnya Vano dengan menepuk bahunya.

Merasa kesal, Vano berlalu pergi ke toilet untuk menenangkan diri.

" Aku pergi ke toilet dulu. " Bergegas melangkahkan kakinya setelah mendapat anggukan kepala dari Michael sahabatnya.

***

Tanpa Vano ketahui, Meera juga pergi ke toilet saat itu.

Tidak sengaja bertemu dan berpapasan tepat di lorong sepi jalan menuju toilet, Meera terkesiap.

" Va-No .. " Ucap Meera kaget. Tidak menyangka akan bertemu Vano di sana.

Sedangkan Vano dia memang kaget, tapi berusaha bersikap biasa saja. Karena sedari tadi dia sudah tahu keberadaan Meera di kafe ini.

" Apa kabar, Ra ? " Sapa Vano pada Meera.

Dia benar-benar merindukan gadis yang kini ada di hadapannya. Lama tidak bertegur sapa, dan seminggu tidak berjumpa membuat rasa rindu di dalam dada semakin bergejolak saja.

Meera yang ingat permintaan Vano untuk bersikap seolah tidak saling mengenal, bersikap dingin pada Vano. Hendak berlalu pergi begitu saja dari hadapan Vano, Meera merasa kaget, tatkala Vano tiba-tiba menariknya dan menyandarkan tubuhnya di tembok.

Mengungkung tubuh Meera dengan tubuh dan kedua tangannya, Vano bersikap tidak seperti biasanya.

" Vano ... apa yang kamu lakukan ? " Tanya Meera sedikit ketakutan. Apalagi saat Vano merekatkan tubuhnya pada tubuh Meera dan mendekatkan bibirnya.

.

.

.

💫 Bersambung ... 💫

Terpopuler

Comments

Ismi Kawai

Ismi Kawai

15 like mendarat

2021-02-03

0

سافيرا ريسكا

سافيرا ريسكا

like like

salam dari karyaku

2020-10-02

0

Sept September

Sept September

likeee

2020-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Ameera
2 Chapter 2 - Penyesalan
3 Chapter 3 - Kehormatan
4 Chapter 4 - Debaran
5 Chapter 5 - Ketagihan
6 Chapter 6 - Perkenalan
7 Chapter 7 - Hukuman
8 Chapter 8 - Peraturan
9 Chapter 9 - Hukuman (2)
10 Chapter 10 - Noda Merah
11 Chapter 11 - Teman ?
12 Chapter 12 - Berpisah Sementara
13 Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14 Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15 Chapter 15 - Kencan Buta
16 Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17 Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18 Chapter 18 - Kekecewaan
19 Chapter 19 - Tanda Cinta
20 Chapter 20 - Cintaku Kandas
21 Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22 Chapter 22 - Kerinduan
23 Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24 Chapter 24 - Cemburu kah ?
25 Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26 Chapter 26 - Mengikutimu
27 Chapter 27 - Obat
28 Chapter 28 - Diulang
29 Chapter 29 - Terlambat
30 Chapter 30 - Maafkan Aku
31 Chapter 31 - Tegar
32 Chapter 32 - Terpuruk
33 Chapter 33 - Bangkit
34 Chapter 34 - Kehamilan
35 Chapter 35 - Perjuangan
36 Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37 Chapter 37 - Menyambut
38 Chapter 38 - Bertemu
39 Chapter 39 - Bertemu (2)
40 Chapter 40 - Bertemu (3)
41 Chapter 41 - Pernikahan Semu
42 Chapter 42 - Kegilaan Ini
43 Chapter 43 - Merindukanmu
44 Chapter 44 - Melepas Rindu
45 Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46 Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47 Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48 Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49 Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50 Chapter 50 - Hari Bahagia
51 Chapter 51 - Ambyar
52 Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53 Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54 Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55 Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56 Chapter 56 - Hangat
57 Chapter 57 - Merenung
58 Chapter 58 - Kesedihan
59 Chapter 59 - Kesedihan (2)
60 Chapter 60 - Menua Bersama
61 Chapter 61 - Kejutan
62 Chapter 62 - Kebahagiaan
63 Chapter 63 - Kemarahan
64 Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65 Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66 Chapter 66 - Moment Terakhir
67 Chapter 67 - Mencari Jejak
68 Chapter 68 - Pernikahan
69 Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70 Chapter 70 - Kelahiran
71 Chapter 71 - Menghilang
72 Chapter 72 - Kelahiran (2)
73 Chapter 73 - Sebuah Kisah
74 Chapter 74 - Butuh Waktu
75 Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76 Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77 Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78 Chapter 78 - Ganas
79 Chapter 79 - Pudar
80 Chapter 80 - Salah Paham
81 Chapter 81 - Salah Paham (2)
82 Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83 Chapter 83 - Menantang Maut
84 Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85 Chapter 85 - Baju Ganti
86 Chapter 86 - Status
87 Chapter 87 - Sabar
88 Chapter 88 - Kejutan
89 Chapter 89 - Jujur
90 Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91 Dariku Untuk Kalian
92 - Ngidam
93 - Manja
94 - Aneh
95 - Siaga
96 - Karena Cemburu
97 - Pertengkaran
98 - Pertemuan Sedarah Daging
99 - Melahirkan
100 END
101 I Have a Lover
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 - Ameera
2
Chapter 2 - Penyesalan
3
Chapter 3 - Kehormatan
4
Chapter 4 - Debaran
5
Chapter 5 - Ketagihan
6
Chapter 6 - Perkenalan
7
Chapter 7 - Hukuman
8
Chapter 8 - Peraturan
9
Chapter 9 - Hukuman (2)
10
Chapter 10 - Noda Merah
11
Chapter 11 - Teman ?
12
Chapter 12 - Berpisah Sementara
13
Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14
Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15
Chapter 15 - Kencan Buta
16
Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17
Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18
Chapter 18 - Kekecewaan
19
Chapter 19 - Tanda Cinta
20
Chapter 20 - Cintaku Kandas
21
Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22
Chapter 22 - Kerinduan
23
Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24
Chapter 24 - Cemburu kah ?
25
Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26
Chapter 26 - Mengikutimu
27
Chapter 27 - Obat
28
Chapter 28 - Diulang
29
Chapter 29 - Terlambat
30
Chapter 30 - Maafkan Aku
31
Chapter 31 - Tegar
32
Chapter 32 - Terpuruk
33
Chapter 33 - Bangkit
34
Chapter 34 - Kehamilan
35
Chapter 35 - Perjuangan
36
Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37
Chapter 37 - Menyambut
38
Chapter 38 - Bertemu
39
Chapter 39 - Bertemu (2)
40
Chapter 40 - Bertemu (3)
41
Chapter 41 - Pernikahan Semu
42
Chapter 42 - Kegilaan Ini
43
Chapter 43 - Merindukanmu
44
Chapter 44 - Melepas Rindu
45
Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46
Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47
Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48
Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49
Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50
Chapter 50 - Hari Bahagia
51
Chapter 51 - Ambyar
52
Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53
Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54
Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55
Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56
Chapter 56 - Hangat
57
Chapter 57 - Merenung
58
Chapter 58 - Kesedihan
59
Chapter 59 - Kesedihan (2)
60
Chapter 60 - Menua Bersama
61
Chapter 61 - Kejutan
62
Chapter 62 - Kebahagiaan
63
Chapter 63 - Kemarahan
64
Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65
Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66
Chapter 66 - Moment Terakhir
67
Chapter 67 - Mencari Jejak
68
Chapter 68 - Pernikahan
69
Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70
Chapter 70 - Kelahiran
71
Chapter 71 - Menghilang
72
Chapter 72 - Kelahiran (2)
73
Chapter 73 - Sebuah Kisah
74
Chapter 74 - Butuh Waktu
75
Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76
Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77
Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78
Chapter 78 - Ganas
79
Chapter 79 - Pudar
80
Chapter 80 - Salah Paham
81
Chapter 81 - Salah Paham (2)
82
Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83
Chapter 83 - Menantang Maut
84
Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85
Chapter 85 - Baju Ganti
86
Chapter 86 - Status
87
Chapter 87 - Sabar
88
Chapter 88 - Kejutan
89
Chapter 89 - Jujur
90
Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91
Dariku Untuk Kalian
92
- Ngidam
93
- Manja
94
- Aneh
95
- Siaga
96
- Karena Cemburu
97
- Pertengkaran
98
- Pertemuan Sedarah Daging
99
- Melahirkan
100
END
101
I Have a Lover

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!