.
.
.
" Jadi, gimana ceritanya kamu bisa naik bis ? "
Tanya Meera setelah naik ke dalam mobil mewah Vano. Mewahnya tidak jauh dengan mobil yang dimiliki Lucas kekasihnya.
" Oh .. itu. Kebetulan lagi ngincer seseorang. " Jawab Vano ragu.
" Pas kebetulan ban mobilku kempis, lalu melihat dia di dalam bis. " Jelas Vano pada Meera. Sekelebat bayangan mendadak hadir di benaknya.
💫 Flash Back On ... 💫
Pagi itu ...
Tiba-tiba ban mobil Vano kempis. Entah karena bocor karena paku atau apa, Vano samasekali tidak memperdulikannya.
Lalu Vano menghubungi montir di bengkel langganannya.
Sesaat montir itu tiba, Vano menunggu di pinggir jalan di dekat halte bis. Selagi menunggu montir itu memperbaiki ban mobilnya, sebuah bis berhenti tepat di depannya.
Vano yang awalnya tengah fokus dengan ponselnya, tanpa sengaja menoleh ke arah bis mendapati seorang gadis yang tengah tertidur bersandar di jok kursinya dengan mulut sedikit menganga, di balik jendela kaca.
Tapi, tak dipungkiri walau pemandangan itu yang dilihatnya, hati kecilnya mengakui gadis itu cantik juga dan menarik hatinya. Hingga akhirnya Vano memutuskan untuk ikut menaiki bis itu. Dan berjalan ke arahnya untuk duduk di sampingnya.
💫 Flash Back Off ... 💫
" Ngincer cewek maksudnya ? " Tanya Meera kemudian.
" Ya iyalah. Masa cowok sih, Ra. " Jawab Vano sembari tertawa. Menggaruk kulit kepalanya walau gatal tidak terasa.
" Ya, kirain ngincer copet, gitu. " Elak Meera tidak ingin mengalah begitu saja.
" Copet hatiku ... " Sembari mengucek rambut Meera. Membuat Meera salah tingkah, lalu menatap sendu Vano yang semenjak dikenalnya begitu lemah lembut dan terlihat penyayang.
Dan obrolan itu terhenti begitu saja. Vano sedikit lega, untung Meera tidak bertanya siapa gadis yang dimaksud.
Keheningan terasa, hingga akhirnya mereka tiba di depan gedung, dimana apartemen Lucas berada.
" Perlu diantar ke dalam, Ra ? " Tawar Vano pada Meera bercanda.
" Ya enggak lah, Van. " Sembari tersenyum Meera berusaha melepaskan seat belt yang terasa sulit dibuka.
Vano bergerak untuk membantunya, hingga membuat wajah mereka berdekatan. Saling bersitatap, bulu kuduk mereka serasa meremang, kala hembusan nafas nan hangat terasa berhembus lembut ke kulit wajah mereka.
Akhirnya tersadar, Vano dan Meera berpaling. Lalu memundurkan badannya secara perlahan. Hingga mereka sedikit berjauhan.
Setelah beberapa lama, Meera bergerak untuk membuka pintu mobilnya. Namun, Meera kaget kala mendengar pertanyaan aneh yang terdengar di telinganya.
" Kamu gak akan dihukum lagikan, kalau sampai ketahuan diantar pulang pria lain ? " Tanya Vano terdengar khawatir. Raut wajahnya sulit ditebak saat itu.
Meera yang tengah fokus membuka pintu langsung menoleh.
" Eh ? "
Gimana, gimana ? Meera mengerjapkan matanya beberapa kali.
Dengan ragu dan perlahan Meera turun dari mobil Vano. Sesaat menoleh dan mendapati Vano yang tengah menatap lembut padanya.
Mengingat kembali kejadian beberapa hari lalu di parkiran kampusnya, saat terakhir mereka bertemu. Meera ingat hukuman yang Vano maksud adalah sebuah ciuman panas yang dilayangkan Lucas padanya.
" Makasih, Van ... "
Membalas lambaian tangan Vano padanya, wajah Meera mendadak merah. Karena menyadari bahwa Vano melihat adegan panas itu.
***
Setelah Vano pergi, Meera bergegas berlari ke dalam. Menuju apartemen Lucas dengan terburu-buru. Tidak lupa menjinjing kantong hasil belanja tadi.
Memasuki kamar apartemen Lucas yang kosong, Meera berlari ke arah dapur yang terlihat begitu berantakan.
" Ish ... joroknya ! " Keluh Meera.
Setelah beberapa lama ...
" Jadi dia melihatnya ? " Gumam Meera sembari mencuci piring. Mendadak dia ingat ucapan Vano yang terakhir kali tadi.
"Kamu gak akan dihukum lagikan, kalau sampai ketahuan diantar pulang pria lain ? "
Tiba-tiba ...
" Melihat apa ? " Tiba-tiba Lucas menginterupsi. Mengagetkan Meera yang sedang sibuk dengan fikirannya maupun tangannya.
" Eh ? Kamu kapan datang ? " Meera menoleh karena kaget. Apalagi setelah lengan Lucas secara perlahan melingkar erat di perutnya. Memeluknya dari belakang.
" Sedari tadi. " Lucas menjawab singkat pertanyaan Meera, sembari mengecup pipi Meera dengan begitu mesra.
Lucas lalu menyandarkan dagunya di bahu Meera. Dan Meera melanjutkan kegiatan mencuci piringnya.
" Tadi ? Tapi aku lihat tadi gak ada siapa-siapa ? " Meera bertanya, mengingat tadi memang tidak ada siapa-siapa saat tiba di sana.
" Oh tadi ... Aku minum kopi, sembari nongkrong di kafe bawah. "
Jawabnya sembari tersenyum nakal dan sinis. Ada penekanan pada ucapannya, sembari menatap tajam Meera yang juga tengah menoleh menatap dirinya.
Meera mengerjap bingung. Mengingat kejadian tadi, Vano yang mobilnya tepat berhenti dan menurunkan dirinya di depan kafe kopi.
Terdiam sesaat ..
" Kamu jangan pernah lupa ucapanku, Ra ! " Ucap Lucas dengan nada dinginnya.
Dia semakin mengeratkan pelukannya. Lalu mengecup leher Meera dan menggigitnya pelan. Membuat Meera meringis geli seketika. Meera yang merasa berbuat salah, hanya pasrah dan terdiam saja.
" Jangan pernah nakal di belakangku, Ra ! Karena aku, pasti akan mengetahuinya. "
Ucap Lucas lagi, ada ancaman yang tersirat jelas di sana. Dari nada bicara dan ucapannya kini, sudah dipastikan Lucas melihatnya tadi.
Dan setelah beberapa saat, Lucas lalu membenamkan kembali bibirnya pada leher mulus Meera, menggigitnya untuk kedua kali, menyesap dan menyecapnya kemudian hingga timbul noda merah di sana.
" Itu .. hukuman buat kamu, Ra. " Ucapnya dengan begitu santai seolah tanpa penyesalan.
Dan Meera lagi-lagi terdiam seribu bahasa, hanya sesekali meringis dan menggigit bawah bibirnya. Sesekali mendelik tajam pada sang kekasih yang tengah tersenyum nakal padanya.
.
.
.
Malam itu, Meera memasak makan malam untuk Lucas. Sesuai permintaan Lucas tentunya.
Beralasan sebagai hukuman kedua, atas kesalahan Meera beberapa saat lalu.
" Apa yang sedang kau masak ? " Lucas menghampiri Meera saat itu. Yang terlihat cukup sibuk dengan apron yang menempel di tubuhnya, dan sebuah pisau di tangannya.
" Masakan yang tadi kau pinta, jangan pura-pura lupa ! " Sembari mendelik menatap tajam Lucas yang kini tengah terkekeh di sampingnya.
Meera kini sibuk memperhatikan tutorial memasak menu yang cukup sulit yang Lucas pinta, di layar ponselnya. Setelah sesaat lalu, berhasil mencari di salah satu aplikasi populer yang tersedia di sana.
" Kau yakin itu akan berhasil ? " Tanya Lucas sedikit iba. Sepertinya hukuman yang diberikannya sedikit berlebihan kali ini.
Meera menatap Lucas. Bermaksud bertanya apakah bisa diganti, namun urung tatkala Lucas menyeringai cukup jelas di depan wajahnya.
Tidak, Meera menggelengkan kepalanya, mengurungkan niatnya. Meera sadar, Lucas tengah menjebaknya. Berharap Meera menyerah dan meminta untuk mengganti hukumannya dengan cara lain, dan Meera tahu pasti itu apa, sebuah ciuman di bibir yang slalu Lucas sukai melakukannya dengan Meera.
" Ayolah ... kau menyerah ? " Bujuk Lucas.
Kali ini Lucas semakin terlihat belangnya. Meera jadi berfikir, sepertinya Lucas meminta dirinya untuk menjadi kekasihnya hanya untuk bersenang-senang saja.
Tanpa perasaan melegenda yang biasa disebut orang sebagai, itu cinta. Sangat disukai oleh semua kalangan usia, baik tua maupun muda. Walaupun kadang kerap memberi sakit di dalam dada. Melukai hati dan perasaan, namun tak dipungkiri memberi rasa bahagia yang begitu menyentuh jiwa.
" Lucas ! Sebenarnya apa tujuanmu menjadikan aku kekasihmu ? Dulu kau tidak menjawabnya, kau ingat ! " Sedikit kesal, Meera mencoba menegur Lucas dengan caranya sendiri.
Kali ini Meera memilih bersikap tegas. Peraturan yang pernah dibuatnya sepertinya tak berpengaruh bagi Lucas samasekali.
Lagi-lagi Lucas terdiam, dan kali ini dia memilih menghindar saja. Tak ingin membahas hal ini menjadi lebih berkepanjangan, karena jika ditelisik lebih dalam lagi apa alasannya, Lucas sendiripun masih belum tahu pasti jawabannya.
" Baiklah, aku tunggu hasil masakanmu. "
Ucap Lucas seraya melangkah menjauhi Meera. Dan tepat setelah Meera menundukan kepalanya untuk memulai aktifitas memotongnya lagi, dengan cepat Lucas mencuri ciuman di pipi putih dan mulus Meera.
Cup !
Seketika Meera langsung terperanjat, namun tertawa juga akhirnya, sembari menyentuh pipinya yang basah.
" Lucas ... !!! " Pekik Meera kesal sembari menghentakkan kakinya.
.
.
.
💫 Bersambung ... 💫
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
hadir kembali nih kak..
bersama asisten dadakan😉
mampir lagi yukkk
semangatt💪💪
2020-12-27
0
wangi
gemesh dech Ama Lucas.... nakal...
2020-11-03
0
ARSY ALFAZZA
🐈🐈🐾🐾
2020-10-28
0