Chapter 13 - Menjadi Orang Asing

.

.

.

" Vano .. " Sapa Meera pada Vano pagi itu. Lama tidak berkomunikasi, Meera sedikit merindukannya.

Meera sengaja mencegat Vano yang tengah berjalan hendak keluar dari kelas mereka, setelah kelas mereka baru saja bubar beberapa menit yang lalu.

" Hmm .. " Dengan nada dan sikap yang dingin Vano merespon sapaan Meera siang itu.

" Kamu ... apa kabar ? " Meera berdiri di hadapan Vano. Sengaja menghalangi jalannya, agar Vano tidak berlalu pergi begitu saja seperti yang sudah-sudah.

" Hmm .. Baik. " Lagi-lagi dengan mode dinginnya. Vano menunduk, sesekali mengedarkan pandangannya ke tempat lain, tidak ingin melihat Meera barang sekejap pun. Sepertinya, melihat Meera adalah hal yang paling memuakkan dalam hidupnya.

" Kamu, kenapa sih ? Aku- ada salah sama kamu ? " Tanya Meera merasa tidak enak dengan sikap Vano akhir-akhir ini.

Vano benar-benar berubah tidak seperti biasanya. Tiada lagi Vano yang baik hati dan perhatian padanya.

Yang ada Vano yang dingin yang kerap melayangkan tatapan tajam padanya. Seolah ada sorot kebencian di sana, walaupun kadang Meera menangkap ada cahaya hangat nan sendu namun perlahan meredup seiring dengan waktu.

Mungkin itu adalah gambaran perasaan Vano terhadap Meera yang membuncah namun perlahan meredup hanya karena prasangka yang teramat salah.

Lama Vano terdiam, namun akhirnya dia berucap.

" Udah deh, Ra. Sebaiknya kita memang gini saja. Lagipula, aku gak suka sama ... " Vano tersenyum sinis menatap Meera dari ujung kepala sampai ke ujung kaki Meera. Refleks Meera mengikuti tatapan Vano yang seolah memindai tubuhnya.

Bola mata Vano sedikit berkaca-kaca, kenapa membayangkan tubuh Meera yang tengah disentuh - sentuh oleh kekasihnya begitu melukai perasaannya.

Sudah sejauh itukah perasaan Vano terhadap Meera. Atau hanya sekedar rasa fanatik berlebihan karena Meera seolah digambarkan sebagai seorang wanita yang gampangan dalam menjalin hubungan.

Hingga akhirnya tubuh dan kegadisannya dia korbankan tanpa ikatan pernikahan hanya demi cinta belaka. Bahkan sekarang Vano malah berfikir sebelum Meera berhubungan dengan kekasihnya, Meera mungkin saja sudah tidak perawan.

" Maksud kamu apa, Van ? " Sorot mata kecewa tampak di mata Meera, atas sikap dan tatapan Vano padanya yang begitu menusuk di hatinya.

" Udah deh, Ra. Kita gak usah bertemu lagi. Dan anggap saja, kita tidak pernah saling mengenal. " Akhirnya Vano berlalu pergi dari hadapan Meera. Terlalu lama berada di hadapan Meera seringkali membuat Vano merasa tidak tahan.

Kini Vano sadar, rasa cinta terhadap Meera semakin hari justru semakin membesar. Semakin dia menyadari bahwa dirinya mencintai gadis yang bernama Ameera itu, Devano semakin menyadari bahwa Ameera sudah dimiliki oleh lelaki lain. Ameera bahkan sudah menyerahkan jiwa raganya untuk lelaki yang kerap Vano lihat selama ini.

Meera melepas kepergian Vano dengan tatapan nanar. Menatap punggung lelaki yang makin hari makin dia rindukan. Tanpa sadar air mata menetes di pipinya. Mengapa kehilangan Vano sesakit ini ? Bahkan saat Meera memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Lucas, Meera tidak sesedih ini.

Akhirnya Meera tersadar, dia bukanlah apa-apa, dia bukanlah siapa-siapa. Baik di hadapan Vano maupun Lucas, Meera hanya gadis biasa yang tidak memiliki apa-apa untuk dia banggakan barang sedikitpun.

Sedari awal memang sudah seharusnya Meera tidak pernah berharap bahkan sekedar pertemanan sekalipun. Apalagi jika mengharapkan hal lebih yang menyangkut hati dan perasaan. Karena sedari awal Meera menyadari dia hanya gadis biasa yang berasal dari kasta yang berbeda dari mereka.

.

.

.

Beberapa hari kemudian ...

Meera setengah berlari turun dari bis yang tadi dia tumpangi. Tanpa henti melihat ke arah jam tangan yang dia pakai, dia berlari dengan cepat dan tangkas ke ruangan kelasnya yang masih cukup jauh dari posisi Meera kini berada.

Aktifitas berkeringat itu, tidak lepas dari pengamatan sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan tanpa disadari oleh Meera.

Mengikuti langkahnya kemudian dari belakang, karena tempat tujuan mereka yang sama dan itu bukanlah kebetulan, melainkan kebiasaan.

Vano, dari semenjak Meera turun dari bis tadi tak henti matanya mengamati sang gadis pujaan hati yang tak urung pergi dari dalam hatinya itu.

Sedikit meringis kala mengetahui sesekali Meera hampir terjatuh karena berlari terlalu cepat tanpa memperhatikan kondisi jalan berlubang yang tengah dia pijak.

Akhir-akhir ini hubungan mereka sukses merenggang seperti yang Vano harapkan. Meera kerap kali lewat di depannya tanpa menyapa atau sekedar senyum saja.

Sempat hampir bertabrakan beberapa kali, Meera sukses bersikap seolah tak mengenal Vano sama sekali. Seperti yang diinginkan Vano terakhir kali.

Sepertinya, sikap dingin Vano terakhir kali pada Meera cukup membekas di dalam hati Meera. Hingga akhirnya kini, Meera tak ingin mengulang kembali menyapa Vano, jika dia sendiri sudah tahu pasti bahwa dirinya hanya akan mendapat rasa sakit setelah bertemu dengannya nanti.

Ada rasa penasaran yang bergemuruh di dalam dada Vano, kala beberapa lama ini setelah lama mengamati dan mencermati, Meera acapkali berangkat dan pulang kuliah sendiri. Tanpa ada yang mengantar jemput seperti biasanya.

Dan gemuruh itu semakin terasa kala kini, Meera benar-benar menjadi orang asing di hadapannya.

" Joice ... " Seru Meera pada teman perempuannya. Akhirnya setelah Vano menjauh dari Meera, Joice menjadi pilihan Meera sebagai teman dekatnya.

" Meera.. " Seru Joice juga yang sedari tadi sudah menunggunya.

Dua sekawan itu mengobrol asyik sekali. Mengabaikan Vano yang berjalan pelan melewati mereka berdua. Padahal dengan begitu jelas Meera melihatnya. Hanya saja, tekad Meera sudah bulat untuk bersikap tidak saling kenal seperti yang Vano pinta.

" Ha ... ha ... "

Tanpa disengaja, Meera tertawa cukup keras. Kala mendengar cerita Joice yang cukup lucu di dengarnya. Walaupun Vano bersikap cuek seolah tidak mau tahu, tanpa disangka daun telinganya bekerja begitu tajam hendak mendengar obrolan mereka yang begitu menarik kedengarannya.

" Benar Meera, saudaraku itu masih jomblo. Kau maukan aku perkenalkan padanya ? " Tawar Joice dengan begitu antusias.

" Dia tampan tidak ? " Nada bicara Meera terdengar bercanda.

" Tampanlah, Meer. Kamu lihat, aku cantik kan ? " Meera mengangguk mengakui kecantikan Joice.

" Dia sangat mirip denganku. " Lanjut Joice kemudian.

" Berarti cantik dong, Joi ... " Meera terkekeh, menimpali Joice yang kini merenggut di hadapannya. Joice menyerah !!

" Ok ! Terserah kamu ... " Jawab Joice dengan nada kesal yang tersirat di suaranya.

Melihat dan mendengar hal itu akhirnya kini Meera yang menyerah.

" Baiklah ... kapan ? " Meera terdengar pasrah.

" Serius ? Kamu berminat ? " Lagi-lagi Joice bersemangat. Begini nikmatnya menjadi Mak comblang. Ikut senang kala orang lain memiliki pasangan.

Akhirnya Meera mengangguk, walaupun pelan.

Vano yang mendengar obrolan absurd itu dari kejauhan sedikit mengernyitkan dahinya. Berusaha menangkap maksud dari obrolan mereka.

Dan penasarannya terobati kala ...

" Kalau berpacaran dengan dia, aku jamin kamu pasti bisa dengan mudah move on dari mantan pacar tampan mu itu. " Ucap Joice sok tahu.

Meera langsung mencebikkan bibirnya sembari tertawa saat mendengar ucapannya. Berjalan berlalu pergi meninggalkan Joice menuju perpustakaan, tanpa menyadari Vano yang kini tengah mengikutinya.

.

.

.

💫 Bersambung ... 💫

Terpopuler

Comments

Sushie Ajjah

Sushie Ajjah

🥺🥺🥺😭😭😭😭 kasihan meera merasa ngak ada yang sayang... nyesek bacanya

2022-02-26

0

Alifah Safwa R

Alifah Safwa R

🤔🤔🤔😂😂😂😂 vano vanoooo

2020-10-26

0

Sept September

Sept September

like

2020-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Ameera
2 Chapter 2 - Penyesalan
3 Chapter 3 - Kehormatan
4 Chapter 4 - Debaran
5 Chapter 5 - Ketagihan
6 Chapter 6 - Perkenalan
7 Chapter 7 - Hukuman
8 Chapter 8 - Peraturan
9 Chapter 9 - Hukuman (2)
10 Chapter 10 - Noda Merah
11 Chapter 11 - Teman ?
12 Chapter 12 - Berpisah Sementara
13 Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14 Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15 Chapter 15 - Kencan Buta
16 Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17 Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18 Chapter 18 - Kekecewaan
19 Chapter 19 - Tanda Cinta
20 Chapter 20 - Cintaku Kandas
21 Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22 Chapter 22 - Kerinduan
23 Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24 Chapter 24 - Cemburu kah ?
25 Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26 Chapter 26 - Mengikutimu
27 Chapter 27 - Obat
28 Chapter 28 - Diulang
29 Chapter 29 - Terlambat
30 Chapter 30 - Maafkan Aku
31 Chapter 31 - Tegar
32 Chapter 32 - Terpuruk
33 Chapter 33 - Bangkit
34 Chapter 34 - Kehamilan
35 Chapter 35 - Perjuangan
36 Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37 Chapter 37 - Menyambut
38 Chapter 38 - Bertemu
39 Chapter 39 - Bertemu (2)
40 Chapter 40 - Bertemu (3)
41 Chapter 41 - Pernikahan Semu
42 Chapter 42 - Kegilaan Ini
43 Chapter 43 - Merindukanmu
44 Chapter 44 - Melepas Rindu
45 Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46 Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47 Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48 Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49 Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50 Chapter 50 - Hari Bahagia
51 Chapter 51 - Ambyar
52 Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53 Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54 Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55 Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56 Chapter 56 - Hangat
57 Chapter 57 - Merenung
58 Chapter 58 - Kesedihan
59 Chapter 59 - Kesedihan (2)
60 Chapter 60 - Menua Bersama
61 Chapter 61 - Kejutan
62 Chapter 62 - Kebahagiaan
63 Chapter 63 - Kemarahan
64 Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65 Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66 Chapter 66 - Moment Terakhir
67 Chapter 67 - Mencari Jejak
68 Chapter 68 - Pernikahan
69 Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70 Chapter 70 - Kelahiran
71 Chapter 71 - Menghilang
72 Chapter 72 - Kelahiran (2)
73 Chapter 73 - Sebuah Kisah
74 Chapter 74 - Butuh Waktu
75 Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76 Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77 Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78 Chapter 78 - Ganas
79 Chapter 79 - Pudar
80 Chapter 80 - Salah Paham
81 Chapter 81 - Salah Paham (2)
82 Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83 Chapter 83 - Menantang Maut
84 Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85 Chapter 85 - Baju Ganti
86 Chapter 86 - Status
87 Chapter 87 - Sabar
88 Chapter 88 - Kejutan
89 Chapter 89 - Jujur
90 Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91 Dariku Untuk Kalian
92 - Ngidam
93 - Manja
94 - Aneh
95 - Siaga
96 - Karena Cemburu
97 - Pertengkaran
98 - Pertemuan Sedarah Daging
99 - Melahirkan
100 END
101 I Have a Lover
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 - Ameera
2
Chapter 2 - Penyesalan
3
Chapter 3 - Kehormatan
4
Chapter 4 - Debaran
5
Chapter 5 - Ketagihan
6
Chapter 6 - Perkenalan
7
Chapter 7 - Hukuman
8
Chapter 8 - Peraturan
9
Chapter 9 - Hukuman (2)
10
Chapter 10 - Noda Merah
11
Chapter 11 - Teman ?
12
Chapter 12 - Berpisah Sementara
13
Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14
Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15
Chapter 15 - Kencan Buta
16
Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17
Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18
Chapter 18 - Kekecewaan
19
Chapter 19 - Tanda Cinta
20
Chapter 20 - Cintaku Kandas
21
Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22
Chapter 22 - Kerinduan
23
Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24
Chapter 24 - Cemburu kah ?
25
Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26
Chapter 26 - Mengikutimu
27
Chapter 27 - Obat
28
Chapter 28 - Diulang
29
Chapter 29 - Terlambat
30
Chapter 30 - Maafkan Aku
31
Chapter 31 - Tegar
32
Chapter 32 - Terpuruk
33
Chapter 33 - Bangkit
34
Chapter 34 - Kehamilan
35
Chapter 35 - Perjuangan
36
Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37
Chapter 37 - Menyambut
38
Chapter 38 - Bertemu
39
Chapter 39 - Bertemu (2)
40
Chapter 40 - Bertemu (3)
41
Chapter 41 - Pernikahan Semu
42
Chapter 42 - Kegilaan Ini
43
Chapter 43 - Merindukanmu
44
Chapter 44 - Melepas Rindu
45
Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46
Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47
Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48
Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49
Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50
Chapter 50 - Hari Bahagia
51
Chapter 51 - Ambyar
52
Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53
Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54
Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55
Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56
Chapter 56 - Hangat
57
Chapter 57 - Merenung
58
Chapter 58 - Kesedihan
59
Chapter 59 - Kesedihan (2)
60
Chapter 60 - Menua Bersama
61
Chapter 61 - Kejutan
62
Chapter 62 - Kebahagiaan
63
Chapter 63 - Kemarahan
64
Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65
Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66
Chapter 66 - Moment Terakhir
67
Chapter 67 - Mencari Jejak
68
Chapter 68 - Pernikahan
69
Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70
Chapter 70 - Kelahiran
71
Chapter 71 - Menghilang
72
Chapter 72 - Kelahiran (2)
73
Chapter 73 - Sebuah Kisah
74
Chapter 74 - Butuh Waktu
75
Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76
Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77
Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78
Chapter 78 - Ganas
79
Chapter 79 - Pudar
80
Chapter 80 - Salah Paham
81
Chapter 81 - Salah Paham (2)
82
Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83
Chapter 83 - Menantang Maut
84
Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85
Chapter 85 - Baju Ganti
86
Chapter 86 - Status
87
Chapter 87 - Sabar
88
Chapter 88 - Kejutan
89
Chapter 89 - Jujur
90
Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91
Dariku Untuk Kalian
92
- Ngidam
93
- Manja
94
- Aneh
95
- Siaga
96
- Karena Cemburu
97
- Pertengkaran
98
- Pertemuan Sedarah Daging
99
- Melahirkan
100
END
101
I Have a Lover

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!