Chapter 2 - Penyesalan

Penyesalan dan rasa bersalah tak berujung dapat menimbulkan benih-benih cinta yang begitu luar biasa, sensasinya bahkan lebih menakjubkan bila dibandingkan dengan cinta karena fisik semata, tahta ataupun alasan penting yang lainnya.

.

.

.

.

Lucas menikmati istirahatnya sembari berbaring di atas sofa di apartemennya. Menikmati suhu ruang kamar yang terasa begitu menyejukkan dikala panas melanda tubuhnya. Ketika sinar mentari mulai terik, bersinar ke penjuru kota.

Merebahkan badannya yang terasa lemas dan kepala yang pusing akibat begadang, setelah dia menghabiskan waktu hampir semalaman di Club malam favoritnya.

Bahkan bau alkohol masih semerbak tercium dari pakaian yang belum sempat dia ganti, dan sepatu yang juga belum sempat dia buka. Dia bahkan baru pulang tadi pagi.

Dia memang seorang member Club malam, menikmati dentuman musik di tengah hingar bingar pesta yang meriah. Menghangatkan suasana diantara sekumpulan teman pria dan wanita, walaupun sesungguhnya kebanyakan teman wanitanya yang berada di sana. Entah teman seperti apa, hanya dia dan Tuhan yang paling tahu.

Namun, tidak untuk beberapa malam ini. Jika biasanya dia mencari kesenangan dari sana , malam-malam ini berakhir dengan mabuknya dia demi menghapus segala kepenatan dan beban fikiran yang beberapa minggu ini sukses mengobrak abrik hati dan fikirannya.

Rasa bersalah yang teramat dalam yang terlanjur dia rasakan beberapa malam ini. Hanya penyesalan yang teramat sia-sia karena waktu tidak mungkin terulang kembali.

Fikirannya melayang mengingat kembali pertemuan dengan Meera terakhir kali yang terjadi beberapa malam lalu. Sukses besar, pertemuan itu berhasil membuatnya jungkir balik setengah mati. Bahkan, dia rela mati saat ini demi membayar rasa bersalah yang teramat dalam itu.

Bak palung hati dalamnya pun tak dapat di selami. Itulah hatinya saat ini, karena dirinyapun masih belum mengerti.

Kebingungan melanda, apa yang harus dilakukan olehnya. Kala mengingat kejadian yang begitu mengesankan, namun menimbulkan penyesalan terbesar dalam hidupnya. Dia sungguh tak menyangka dirinya ternyata sebejat ini.

" Bagaimana kalau kau juga menyimpan nomorku ? " Tersenyum nakal dan menggoda walaupun terlihat begitu terpaksa karena tidak biasa. Walaupun dengan mata sendu dan sembab, senyum gadis itu terlihat begitu menawan. Cukup menggoda hati Lucas yang selama ini kesepian.

Lucas hanya diam saja, tak menjawab apa-apa, apalagi Meera terlihat akan melanjutkan pembicaraannya. Jadi dia memilih untuk mendengarkan ucapan Meera terlebih dahulu.

" Hutangku .. semakin banyak dan menumpuk. " Ucapnya sedih dan terbata.

" Hmm .. " Terdengar Lucas merespon ucapan Meera, sedikit sesak mendengarnya. Menyadari dengan pasti yang terjadi pada Meera saat ini, dialah penyebabnya.

" Bosku bahkan akan menjualku demi melunasi hutangku. Sepertinya berganti profesi tidak bisa terelakkan lagi. " Ucap Meera terdengar begitu getir dan menyedihkan di telinga Lucas.

Hela nafas terdengar dari mulut Lucas ketika mendengar kabar pahit itu. Terdengar cukup kencang lalu menatap dalam mata Meera yang kini berdiri di hadapannya.

Mata Meera berkaca-kaca memendam luka yang teramat dalam. Meratapi nasib hidupnya yang semakin lama semakin menyedihkan.

" Bagaimana- kalau kau saja ... mhh .. maksudku- ... " Memalingkan wajahnya sementara , seolah sedang mengumpulkan kekuatan dari tempat lain.

Meera begitu ragu mengucapkannya. Menggigit bibir bawahnya ketika rasa malu dan ragu menggerogoti perasaannya. Sepertinya dengan melakukan itu dia mendapatkan suply tenaga juga.

Menelan ludahnya beberapa kali , kala tenggorokannya terasa begitu kering. Dengan terbata-bata dia melanjutkan ucapannya lagi.

" Bagaimana- ... jika kau saja yang- menjadi pelanggan pertamaku. " Ucapnya sangat lirih dan pelan hampir tidak terdengar, namun Lucas bisa mendengarnya dan sukses terkejut karenanya.

Lucas kaget mendengarnya. Tidak menyangka akan mendengar tawaran itu. Dari mulut Meera yang sedari awal terlihat begitu polos dan tertutup.

" A-aku masih perawan !! " Lanjutnya lagi dengan suara tercekat dengan bola mata yang lagi-lagi berkaca-kaca menahan suara tangis yang sudah berada tepat di kerongkongannya. Menunjukkan kegetiran dan kerasnya kehidupan yang telah menimpanya.

Dan tepat berakhirnya kalimat itu keluar dari bibir seksinya, meluncurlah air mata dari mata beningnya itu, membasahi pipi mulus putihnya yang terlihat merah merona. Air matanya sudah tak tertahankan lagi untuk dia bendung, karena saking sakit di hatinya dia rasa.

Jika ditanya siapa pria yang jantungnya berdebar kencang dan terdengar berantakan saat ini ? maka ... Lucaslah orangnya .

Mungkinkah panah asmara telah menancap tepat di jantung hatinya ?

Kita tunggu kelanjutannya ...

.

.

.

Beberapa hari kemudian ...

Di pagi hari yang cerah ...

Lucas membuka pintu apartemennya setelah sedari tadi bel berbunyi beberapa kali. Lucas yang baru keluar dari kamar mandi membukanya setelah mengetahui bahwa Meera yang sedang menunggunya di luar sana. Setelah mengintip dari lubang kecil pintu apartemennya.

Sedikit tercengang ketika mengetahui ternyata Meera yang memijit bel tadi.

" Kau datang ? "

Tanya Lucas seolah sedikit tidak mempercayainya. Memastikan lagi kedatangan Meera di sana.

Barangkali untuk menuntut sesuatu padanya ?

" Masuklah ! "

Ucap Lucas sedikit canggung ketika berhadapan dengan Meera yang dari tadi diam seribu bahasa dengan pipi merona, disaat akhirnya menyadari dirinya hanya memakai handuk saja saat itu.

Meera pun masuk dengan canggung, sembari menundukkan kepalanya. Ini kedua kalinya dia menginjakkan kakinya di apartemen ini, walaupun dengan misi yang berbeda.

Lucas mempersilahkan Meera untuk duduk. Sementara dia pergi ke kamarnya untuk berpakaian sekaligus menata detak jantungnya yang sedikit berantakan.

" Untuk berikutnya, aku akan memberikan kode pin apartemenku. Jadi kau bisa datang ke sini untuk mulai bekerja tanpa harus memijit bel terlebih dahulu. "

Lucas memulai pembicaraannya, setelah terlebih dahulu duduk di sofa tidak jauh dari Meera berada. Memilih dengan posisi berhadapan dengannya.

Menekankan kata bel dalam kalimatnya tadi. Mengasumsikan seolah bel yang berbunyi tadi cukup mengganggu dikala dia masih melakukan aktifitas pribadi yang tidak memungkinkan dia untuk membuka pintu.

Meera mengangguk kecil, mencoba tetap berinteraksi namun terlihat berusaha menghindar dari tatapan tajam pria yang kini duduk di hadapannya. Pria yang sudah membayarkan hutangnya kepada bos tempat dia bekerja terakhir kali, beberapa hari lalu. Karena mulai saat ini Meera bekerja pada Lucas, membantu Lucas membereskan apartemennya.

" Kau bisa datang ke sini lebih siang " ... agar saat itu aku sudah pergi.

" Dan kau bisa pulang lebih awal "... agar tidak bertemu saat pulang nanti. Lucas menjelaskan waktu kerjanya. Dan Meera hanya diam, sesekali mengangguk dengan tetap bertahan menundukkan kepala. Walaupun dia menatap ke depan, matanya tetap berusaha berpaling dari tatapan pria di hadapannya.

" Semua akan disesuaikan dengan jadwal kuliahku. Ponselmu harus stand by aktif, agar kita bisa tetap berkomunikasi. " Lucas melanjutkan lagi peraturan kerja yang ada di benaknya. Meera mengangguk mengerti.

" Dan jika aku tidak pergi keluar, maka kau bisa menikmati hari liburmu. " Lanjutnya lagi.

Sepertinya Lucas memilih untuk menghindari pertemuan dengan Meera.

" Upah kerjamu akan dibayar di muka kali ini, aku akan mentransfernya padamu. Kau bisa mengeceknya di rekeningmu nanti. Menurutku itu akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu dan melanjutkan kuliahmu. " Kalimat itu sukses membuat Meera terkejut. Menatap dalam mata Lucas kemudian, seolah bertanya ...

Sebesar itu ? Kenapa ?

" Dan kau bisa memakai ini untuk membeli semua kebutuhan di apartemen ini. Termasuk makanan dan yang lainnya. Kau bisa menggunakannya juga, jika kau kehabisan uang atau apapun itu ... " Ucapnya datar sembari memberikan sebuah kartu kredit unlimited pada Meera. Horang kaya mah bebas .. ibu-ibu ...

Meera menelan ludah beberapa kali memilih untuk terdiam seribu bahasa. Seolah bingung dengan situasi yang ada di depan mata. Perasaannya begitu berwarna seperti ada pelangi di sana. Merah karena marah, biru karena sendu, kuning karena bahagia dan ada bingung juga di sana, pokoknya nano-nano rasanya ... dan Meera tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Kenapa Lucas sebaik ini padanya.

.

.

.

💫 Bersambung ... 💫

Terpopuler

Comments

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

🐾🐈

2020-10-28

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

yuhuuu😉

cinta pak bos hadir lagi kak 😘

2020-10-26

3

Alifah Safwa R

Alifah Safwa R

suka ceritanya lanjut thor

2020-10-25

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Ameera
2 Chapter 2 - Penyesalan
3 Chapter 3 - Kehormatan
4 Chapter 4 - Debaran
5 Chapter 5 - Ketagihan
6 Chapter 6 - Perkenalan
7 Chapter 7 - Hukuman
8 Chapter 8 - Peraturan
9 Chapter 9 - Hukuman (2)
10 Chapter 10 - Noda Merah
11 Chapter 11 - Teman ?
12 Chapter 12 - Berpisah Sementara
13 Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14 Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15 Chapter 15 - Kencan Buta
16 Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17 Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18 Chapter 18 - Kekecewaan
19 Chapter 19 - Tanda Cinta
20 Chapter 20 - Cintaku Kandas
21 Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22 Chapter 22 - Kerinduan
23 Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24 Chapter 24 - Cemburu kah ?
25 Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26 Chapter 26 - Mengikutimu
27 Chapter 27 - Obat
28 Chapter 28 - Diulang
29 Chapter 29 - Terlambat
30 Chapter 30 - Maafkan Aku
31 Chapter 31 - Tegar
32 Chapter 32 - Terpuruk
33 Chapter 33 - Bangkit
34 Chapter 34 - Kehamilan
35 Chapter 35 - Perjuangan
36 Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37 Chapter 37 - Menyambut
38 Chapter 38 - Bertemu
39 Chapter 39 - Bertemu (2)
40 Chapter 40 - Bertemu (3)
41 Chapter 41 - Pernikahan Semu
42 Chapter 42 - Kegilaan Ini
43 Chapter 43 - Merindukanmu
44 Chapter 44 - Melepas Rindu
45 Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46 Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47 Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48 Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49 Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50 Chapter 50 - Hari Bahagia
51 Chapter 51 - Ambyar
52 Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53 Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54 Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55 Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56 Chapter 56 - Hangat
57 Chapter 57 - Merenung
58 Chapter 58 - Kesedihan
59 Chapter 59 - Kesedihan (2)
60 Chapter 60 - Menua Bersama
61 Chapter 61 - Kejutan
62 Chapter 62 - Kebahagiaan
63 Chapter 63 - Kemarahan
64 Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65 Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66 Chapter 66 - Moment Terakhir
67 Chapter 67 - Mencari Jejak
68 Chapter 68 - Pernikahan
69 Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70 Chapter 70 - Kelahiran
71 Chapter 71 - Menghilang
72 Chapter 72 - Kelahiran (2)
73 Chapter 73 - Sebuah Kisah
74 Chapter 74 - Butuh Waktu
75 Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76 Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77 Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78 Chapter 78 - Ganas
79 Chapter 79 - Pudar
80 Chapter 80 - Salah Paham
81 Chapter 81 - Salah Paham (2)
82 Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83 Chapter 83 - Menantang Maut
84 Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85 Chapter 85 - Baju Ganti
86 Chapter 86 - Status
87 Chapter 87 - Sabar
88 Chapter 88 - Kejutan
89 Chapter 89 - Jujur
90 Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91 Dariku Untuk Kalian
92 - Ngidam
93 - Manja
94 - Aneh
95 - Siaga
96 - Karena Cemburu
97 - Pertengkaran
98 - Pertemuan Sedarah Daging
99 - Melahirkan
100 END
101 I Have a Lover
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 - Ameera
2
Chapter 2 - Penyesalan
3
Chapter 3 - Kehormatan
4
Chapter 4 - Debaran
5
Chapter 5 - Ketagihan
6
Chapter 6 - Perkenalan
7
Chapter 7 - Hukuman
8
Chapter 8 - Peraturan
9
Chapter 9 - Hukuman (2)
10
Chapter 10 - Noda Merah
11
Chapter 11 - Teman ?
12
Chapter 12 - Berpisah Sementara
13
Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14
Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15
Chapter 15 - Kencan Buta
16
Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17
Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18
Chapter 18 - Kekecewaan
19
Chapter 19 - Tanda Cinta
20
Chapter 20 - Cintaku Kandas
21
Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22
Chapter 22 - Kerinduan
23
Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24
Chapter 24 - Cemburu kah ?
25
Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26
Chapter 26 - Mengikutimu
27
Chapter 27 - Obat
28
Chapter 28 - Diulang
29
Chapter 29 - Terlambat
30
Chapter 30 - Maafkan Aku
31
Chapter 31 - Tegar
32
Chapter 32 - Terpuruk
33
Chapter 33 - Bangkit
34
Chapter 34 - Kehamilan
35
Chapter 35 - Perjuangan
36
Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37
Chapter 37 - Menyambut
38
Chapter 38 - Bertemu
39
Chapter 39 - Bertemu (2)
40
Chapter 40 - Bertemu (3)
41
Chapter 41 - Pernikahan Semu
42
Chapter 42 - Kegilaan Ini
43
Chapter 43 - Merindukanmu
44
Chapter 44 - Melepas Rindu
45
Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46
Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47
Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48
Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49
Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50
Chapter 50 - Hari Bahagia
51
Chapter 51 - Ambyar
52
Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53
Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54
Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55
Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56
Chapter 56 - Hangat
57
Chapter 57 - Merenung
58
Chapter 58 - Kesedihan
59
Chapter 59 - Kesedihan (2)
60
Chapter 60 - Menua Bersama
61
Chapter 61 - Kejutan
62
Chapter 62 - Kebahagiaan
63
Chapter 63 - Kemarahan
64
Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65
Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66
Chapter 66 - Moment Terakhir
67
Chapter 67 - Mencari Jejak
68
Chapter 68 - Pernikahan
69
Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70
Chapter 70 - Kelahiran
71
Chapter 71 - Menghilang
72
Chapter 72 - Kelahiran (2)
73
Chapter 73 - Sebuah Kisah
74
Chapter 74 - Butuh Waktu
75
Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76
Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77
Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78
Chapter 78 - Ganas
79
Chapter 79 - Pudar
80
Chapter 80 - Salah Paham
81
Chapter 81 - Salah Paham (2)
82
Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83
Chapter 83 - Menantang Maut
84
Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85
Chapter 85 - Baju Ganti
86
Chapter 86 - Status
87
Chapter 87 - Sabar
88
Chapter 88 - Kejutan
89
Chapter 89 - Jujur
90
Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91
Dariku Untuk Kalian
92
- Ngidam
93
- Manja
94
- Aneh
95
- Siaga
96
- Karena Cemburu
97
- Pertengkaran
98
- Pertemuan Sedarah Daging
99
- Melahirkan
100
END
101
I Have a Lover

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!