Chapter 10 - Noda Merah

.

.

.

Bertemu Vano secara tidak sengaja di depan kampus, Meera diam-diam menghindar. Tidak ingin terlihat terlalu frontal, Meera melakukannya secara perlahan.

Seperti pagi ini ...

Disaat mereka tengah berjalan dengan arah yang berlawanan, sudah dipastikan mereka akan berpapasan. Namun, demi menghindari Vano, Meera rela berbalik arah dan mencari jalan lain untuk sampai ke tempat tujuannya.

Vano bukannya tidak mengetahui tingkah Meera. Sedikitnya dia berusaha mengerti, toh ada baiknya mereka tidak terlalu sering berjumpa. Sudah seharusnya memang Vano menyadari dan menerima bahwa Meera sudah ada yang punya. Tapi kan tidak ada salahnya dengan berteman, fikirnya.

Sebenarnya sangat sulit bagi Meera untuk menghindari Vano. Selain mereka satu kampus, mereka juga satu jurusan fakultas. Selain itu, di mata pelajaran tertentu terkadang mereka satu kelas.

Maka dipastikan, seberapapun besarnya usaha Meera untuk menghindar dari Vano, ujung-ujungnya pasti akan bertemu juga.

Dan semua terbukti, saat siang ini ...

Di Laboratorium ...

" Ameera dan Devano kalian satu kelompok. " Ucap Bu Jenny memberi intruksi.

Vano sih terlihat enjoy saja. Dengan siapapun dia bekerja sama, dia samasekali tidak masalah. Namun lain halnya dengan Meera, rasa takut menggerogotinya.

Khawatir ada mata-mata diantara mereka yang merupakan teman satu kelasnya, dan malah melaporkan hal ini kepada Lucas yang katanya akan slalu tahu perbuatan Meera di belakangnya.

Terkadang Meera menyesal. Punya pacar kok gini amat ya ? Lebih tenang saat menjadi pembantunya Lucas saja. Setidaknya, tidak akan ada orang yang mengatur-atur kehidupannya.

" Ameera ... ! " Tegur Bu Jenny yang mendapati Meera terbengong saja.

" Ameera ... ! " Tegurnya lagi.

Meera mengerjap kaget, tersadar ketika Vano memukul bahunya pelan. Demi Meera tersadar dari fikiran kosongnya.

" Ya, Bu. " Jawab Meera berusaha sigap.

Bu Jenny lalu memberi intruksi tugas kepada mereka berdua.

Karena sedari tadi Meera melamun saja, Bu Jenny meminta Meera yang melakukannya. Dan Vano diminta ibu Jenny untuk sekedar membantu Meera saja.

" Devano ! " Panggil Bu Jenny yang kini telah berdiri di depan meja mereka.

Vano menatap dosennya itu. " Ya ? "

" Tolong angkat rambut Meera, sepertinya itu sedikit mengganggunya. "

Perintah Ibu Jenny pada Vano, ketika melihat rambut Meera sedari tadi terulur ke depan mengganggu Meera yang tengah mengerjakan tugasnya dan sedang tanggung-tanggungnya. Kedua tangan Meera tengah sibuk mengerjakan tugas praktikum laboratorium itu.

Baik Meera maupun Vano sedikit kaget mendengarnya. Namun apa daya, jikalau tugas, harus dilakukan walaupun sedikit terpaksa.

Vano dan Meera bersitatap muka. Meera yang mendapat deheman dari Bu Jenny segera melanjutkan tugasnya.

Kini tinggallah Vano. Yang terlihat bingung dan salah tingkah harus memulai dari mana.

Walaupun ragu ..

Vano meraih rambut lembut Meera dalam genggamannya. Menariknya ke atas, sehingga tampaklah leher jenjang, putih, mulus nan indah milik Meera di sana.

Ada desir di dada Vano, kala melihat leher mulus Meera yang terpampang cantik dan menggoda.

Dengan ...

Satu titik noda merah di sana ...

.

.

Tersadar, Meera dan Vano membelalakkan matanya seketika.

Vano yang kaget dan sedikit kecewa melihatnya, karena sedikitnya dia tahu itu apa.

Meera yang baru teringat dan tersadar ada noda merah di sana, sungguh malunya. Apalagi saat Vano melihatnya.

Dan Vano, dengan pengertiannya berusaha menutupi noda merah itu agar tidak terlihat oleh Bu Jenny dan teman mereka yang lainnya. Dengan sedikit menurunkan rambut Meera, namun tetap tidak mengganggu Meera yang sedang mengerjakan tugasnya.

Dan setelah tugas mereka selesai ...

Ada perasaan canggung diantara mereka berdua, terutama Meera. Berjalan beriringan menyusuri koridor kampus, mereka melakukan obrolan.

" Makasih Vano. Kamu sudah membantuku. " Ucap Meera memulai percakapan.

Sembari menunduk malu, Meera membenahi rambutnya agar menutupi noda merah di lehernya. Sedikit menyesal seharusnya sebelum berangkat kuliah tadi dia memakai plester saja untuk menutupnya. Jika ada yang bertanya Meera tinggal menjawab habis digigit serangga.

" Hmm ... " Vano mengangguk pelan.

Sepertinya Vano sedikit kecewa. Dia memang hanya sekedar suka pada Meera, belum terlalu jauh sampai itu disebut cinta. Tapi, setelah beberapa kali melihat hal-hal yang berhubungan dengan adegan intim antara Meera dan kekasihnya, membuat hatinya sedikit panas dan terluka.

" Kamu, emang sudah seintim itu dengan pacar kamu ? " Sedikit nada sinis dalam kalimatnya. Membisikkan kata intim agar tidak terdengar orang lain yang berada di sekitar mereka.

" Enggak kok, Vano. Kemarin, dia ngehukum aku karena aku pulang bareng kamu. " Jawab Meera dengan polosnya.

Entah mengapa, saat bersama Vano, Meera slalu merasa aman dan nyaman. Ingin berbagi cerita dan permasalahan.

Mendengar jawaban Meera, Vano langsung membelalakkan mata. Vano mengira, karenanya Meera diperlakukan tidak senonoh oleh kekasihnya. Mengingat ciuman di mobil terakhir kali, membuat Vano berfikiran jauh. Hingga ada noda merah di leher Meera, Vano mengira Lucas dan Meera telah tidur bersama.

" Dia ... " Vano menelan ludahnya. Ingin bertanya Dia memperkosa kamu ? Namun, rasanya sungguh tidak tega dan terlalu frontal juga.

" Sudah berapa kali dia melakukan hal itu pada kamu ? " Tanya Vano pada Meera dengan ragu dan terbata.

Vano takut mendengar jawabannya. Namun Vano begitu penasaran, sudah berapa kali Lucas dan Meera tidur bersama dan melakukan hubungan intim seperti yang ada di fikirannya.

Meera yang tidak tahu apa-apa dan di fikirannya hanya ada adegan saat Lucas mengecup dan menggigit lehernya, akhirnya menjawab.

" Dua kali ! " Jawab Meera dengan polosnya. Dengan mata polos menatap Vano yang tengah menatap tajam dirinya.

" Semalam .. dia melakukannya dua kali. Dan itu adalah pengalamanku untuk yang pertama kali. " Lanjut Meera kemudian.

Vano yang mendengarnya hanya kesal. Menahan emosi yang merangkak naik mulai menguasai diri. Kedua tangannya terkepal kuat. Dia menahan amarah yang memuncak, dan mendidih di kepalanya.

Ada marah dan kecewa. Marah pada Lucas yang melakukan hal yang tidak pantas. Dan

kecewa pada Meera yang melakukan hal yang tidak semestinya.

Dia begitu kecewa pada Meera. Ternyata, Meera bukanlah gadis baik seperti yang dia kira. Dia terdengar dan terlihat begitu murahan. Melakukan hal itu tanpa sedikitpun penyesalan.

Meera yang tidak mengerti merasa aneh dengan sikap Vano yang berubah dingin padanya. Tatapan matanya berubah tajam seketika. Bahkan, ada sinar merendahkan di sana.

Meera yang mengerti akhirnya menyadari, seharusnya hal pribadi seperti malam tadi tidak perlu di bagi-bagi. Hanya akan membuatnya membuatnya menjadi terhina, dipandang remeh dan sebelah mata.

Dan semenjak saat itu, hubungan merekapun menjadi renggang. Vano menjaga jarak dari Meera, karena tidak ingin terjebak jauh dan dalam dengan perasaannya.

Perasaan yang menurut Vano tidak bisa lagi untuk diperjuangkan. Karena Meera benar-benar telah menyerahkan seutuhnya hati, jiwa, perasaannya, bahkan tubuhnya pada kekasihnya.

Vano berfikir dia hanya akan merasa kecewa dan sakit hati. Jika akhirnya terus berjuang mendekati Meera yang sepertinya tidak tertarik padanya samasekali.

.

.

.

Lucas menghadiri undangan makan siang di rumah Diana.Tanpa diduga bertemu dengan Meera yang juga hadir di sana sebagai salah satu tamu undangan Diana.

" Ini adalah acara syukuran selamatan kehamilan kembar tiga Alessya. "

Diana menenangkan Meera yang terlihat kikuk karena merasa tidak pantas untuk hadir di sana, mengingat tidak ada ikatan apapun antara dirinya dengan mereka.

Sebenarnya, Diana bermaksud modus juga untuk mencomblangi Lucas dengan Diana.

" Dimana Dafa ? "

Tanya Meera pada Diana. Meera sempat melihat adiknya Diana dulu, saat Meera akhirnya mengantar Diana ke apartemen Lucas. Yang akhirnya Meera ketahui bernama Dafa setelah Meera berkenalan dengannya beberapa hari kemudian di tempat kuliahnya.

" Oh .. dia, sepertinya sedang ada acara lain. " Jelas Diana singkat dan tak peduli keberadaan adiknya yang terlihat begitu sibuk akhir-akhir ini. " Pacaran mungkin .. " Lanjut Diana lagi, dan Meera hany terdiam tak merespon apa-apa, karena dia hanya berbasa basi tadi.

Lucas yang belum mengakui atau bercerita pada siapapun bahwa Meera adalah kekasihnya bersikap acuh tak acuh pada Meera. Bersikap dingin dan tak peduli sama sekali. Bahkan disaat Meera tak sengaja teriris tangannya oleh pisau saat membantu Diana menyiapkan buah potong, Lucas samasekali tak menunjukkan kepeduliannya.

" Aww ... "

Ringis Meera saat itu. Diana dan yang lainnya terlihat cukup panik. Apalagi setelah melihat luka yang cukup besar di sana.

Dan Lucas, hanya terdiam saja.

Ada sakit di hati Meera, namun segera dia tepis saat itu juga. Cinta Lucas padanya hanya sekedar kebutuhan, keinginan, hasrat semata. Belum tampak ketulusan di dalamnya. Dan Meera tidaklah bodoh untuk terbuai atau terbawa suasana. Kecuali, saat Lucas mencium bibirnya.

Tepat saat Lucas tersadar dengan sikap berlebihannya, yang terlalu cuek seolah tak peduli pada Meera. Meera justru menolak mentah ketulusannya.

" Apa aku perlu mengantarmu ke dokter ? " Lucas menghampiri Meera yang kebetulan saat itu sedang sendiri.

Meera menatap dingin Lucas.

" Tidak perlu !! Kelak jika aku matipun, kau tidak perlu mengantarku ! " Ucapnya tajam dengan begitu sengit.

Sembari melangkah pergi meninggalkan Lucas seorang diri.

.

.

💫 Bersambung ... 💫

Terpopuler

Comments

Little Peony

Little Peony

Semangat selalu Thor

2020-11-04

0

Heera Ya

Heera Ya

uda aku boomlike sampe sini ya kak

sukses selalu utk karyanya

2020-10-29

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

boomlike 10 episode + rate bintang ⭐⭐⭐⭐⭐🤗 saling mendukung ya Thor 😇

2020-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Ameera
2 Chapter 2 - Penyesalan
3 Chapter 3 - Kehormatan
4 Chapter 4 - Debaran
5 Chapter 5 - Ketagihan
6 Chapter 6 - Perkenalan
7 Chapter 7 - Hukuman
8 Chapter 8 - Peraturan
9 Chapter 9 - Hukuman (2)
10 Chapter 10 - Noda Merah
11 Chapter 11 - Teman ?
12 Chapter 12 - Berpisah Sementara
13 Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14 Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15 Chapter 15 - Kencan Buta
16 Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17 Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18 Chapter 18 - Kekecewaan
19 Chapter 19 - Tanda Cinta
20 Chapter 20 - Cintaku Kandas
21 Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22 Chapter 22 - Kerinduan
23 Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24 Chapter 24 - Cemburu kah ?
25 Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26 Chapter 26 - Mengikutimu
27 Chapter 27 - Obat
28 Chapter 28 - Diulang
29 Chapter 29 - Terlambat
30 Chapter 30 - Maafkan Aku
31 Chapter 31 - Tegar
32 Chapter 32 - Terpuruk
33 Chapter 33 - Bangkit
34 Chapter 34 - Kehamilan
35 Chapter 35 - Perjuangan
36 Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37 Chapter 37 - Menyambut
38 Chapter 38 - Bertemu
39 Chapter 39 - Bertemu (2)
40 Chapter 40 - Bertemu (3)
41 Chapter 41 - Pernikahan Semu
42 Chapter 42 - Kegilaan Ini
43 Chapter 43 - Merindukanmu
44 Chapter 44 - Melepas Rindu
45 Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46 Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47 Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48 Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49 Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50 Chapter 50 - Hari Bahagia
51 Chapter 51 - Ambyar
52 Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53 Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54 Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55 Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56 Chapter 56 - Hangat
57 Chapter 57 - Merenung
58 Chapter 58 - Kesedihan
59 Chapter 59 - Kesedihan (2)
60 Chapter 60 - Menua Bersama
61 Chapter 61 - Kejutan
62 Chapter 62 - Kebahagiaan
63 Chapter 63 - Kemarahan
64 Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65 Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66 Chapter 66 - Moment Terakhir
67 Chapter 67 - Mencari Jejak
68 Chapter 68 - Pernikahan
69 Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70 Chapter 70 - Kelahiran
71 Chapter 71 - Menghilang
72 Chapter 72 - Kelahiran (2)
73 Chapter 73 - Sebuah Kisah
74 Chapter 74 - Butuh Waktu
75 Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76 Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77 Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78 Chapter 78 - Ganas
79 Chapter 79 - Pudar
80 Chapter 80 - Salah Paham
81 Chapter 81 - Salah Paham (2)
82 Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83 Chapter 83 - Menantang Maut
84 Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85 Chapter 85 - Baju Ganti
86 Chapter 86 - Status
87 Chapter 87 - Sabar
88 Chapter 88 - Kejutan
89 Chapter 89 - Jujur
90 Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91 Dariku Untuk Kalian
92 - Ngidam
93 - Manja
94 - Aneh
95 - Siaga
96 - Karena Cemburu
97 - Pertengkaran
98 - Pertemuan Sedarah Daging
99 - Melahirkan
100 END
101 I Have a Lover
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 - Ameera
2
Chapter 2 - Penyesalan
3
Chapter 3 - Kehormatan
4
Chapter 4 - Debaran
5
Chapter 5 - Ketagihan
6
Chapter 6 - Perkenalan
7
Chapter 7 - Hukuman
8
Chapter 8 - Peraturan
9
Chapter 9 - Hukuman (2)
10
Chapter 10 - Noda Merah
11
Chapter 11 - Teman ?
12
Chapter 12 - Berpisah Sementara
13
Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14
Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15
Chapter 15 - Kencan Buta
16
Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17
Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18
Chapter 18 - Kekecewaan
19
Chapter 19 - Tanda Cinta
20
Chapter 20 - Cintaku Kandas
21
Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22
Chapter 22 - Kerinduan
23
Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24
Chapter 24 - Cemburu kah ?
25
Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26
Chapter 26 - Mengikutimu
27
Chapter 27 - Obat
28
Chapter 28 - Diulang
29
Chapter 29 - Terlambat
30
Chapter 30 - Maafkan Aku
31
Chapter 31 - Tegar
32
Chapter 32 - Terpuruk
33
Chapter 33 - Bangkit
34
Chapter 34 - Kehamilan
35
Chapter 35 - Perjuangan
36
Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37
Chapter 37 - Menyambut
38
Chapter 38 - Bertemu
39
Chapter 39 - Bertemu (2)
40
Chapter 40 - Bertemu (3)
41
Chapter 41 - Pernikahan Semu
42
Chapter 42 - Kegilaan Ini
43
Chapter 43 - Merindukanmu
44
Chapter 44 - Melepas Rindu
45
Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46
Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47
Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48
Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49
Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50
Chapter 50 - Hari Bahagia
51
Chapter 51 - Ambyar
52
Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53
Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54
Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55
Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56
Chapter 56 - Hangat
57
Chapter 57 - Merenung
58
Chapter 58 - Kesedihan
59
Chapter 59 - Kesedihan (2)
60
Chapter 60 - Menua Bersama
61
Chapter 61 - Kejutan
62
Chapter 62 - Kebahagiaan
63
Chapter 63 - Kemarahan
64
Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65
Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66
Chapter 66 - Moment Terakhir
67
Chapter 67 - Mencari Jejak
68
Chapter 68 - Pernikahan
69
Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70
Chapter 70 - Kelahiran
71
Chapter 71 - Menghilang
72
Chapter 72 - Kelahiran (2)
73
Chapter 73 - Sebuah Kisah
74
Chapter 74 - Butuh Waktu
75
Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76
Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77
Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78
Chapter 78 - Ganas
79
Chapter 79 - Pudar
80
Chapter 80 - Salah Paham
81
Chapter 81 - Salah Paham (2)
82
Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83
Chapter 83 - Menantang Maut
84
Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85
Chapter 85 - Baju Ganti
86
Chapter 86 - Status
87
Chapter 87 - Sabar
88
Chapter 88 - Kejutan
89
Chapter 89 - Jujur
90
Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91
Dariku Untuk Kalian
92
- Ngidam
93
- Manja
94
- Aneh
95
- Siaga
96
- Karena Cemburu
97
- Pertengkaran
98
- Pertemuan Sedarah Daging
99
- Melahirkan
100
END
101
I Have a Lover

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!