Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?

.

.

.

💫 Flash Back On ... 💫

Tepat setelah Meera menyetujui untuk menghadiri kencan buta yang ditawarkan Joice, Meera berjalan pergi menuju ke perpustakaan. Diikuti Vano dari belakang, Meera samasekali tidak menyadari.

Mendengar obrolan Meera dan Joice sesaat lalu, Vano berusaha mencari tahu apa maksud ucapan Joice saat itu.

" Kalau berpacaran dengan dia, aku jamin ... kamu pasti bisa dengan mudah move on dari mantan pacar tampan mu itu. "

Meera mencari buku yang dia butuhkan di sana. Dengan berjalan pelan menyusuri lorong diantara lemari-lemari buku yang menjulang tinggi.

Mendapati buku yang dia cari, Meera berjinjit karena buku itu berada di tempat yang cukup tinggi.

Seseorang membantunya dari belakang dan akhirnya Meera sadari itu adalah Vano. Lelaki yang akhir-akhir ini dia rindukan karena terus menghindarinya.

Memberikan buku itu, Vano menyapa dan memulai obrolan.

" Sombong ya sekarang .. " Ucap Vano mengejutkan.

" Ish ... "

Meera memutar bola matanya. Walau kesal tidak dipungkiri hatinya menghangat, tatkala Vano berdiri di sampingnya. Mereka membaca buku bersama sembari bersandar pada lemari buku yang ada di belakang punggung mereka.

" Kemarin-kemarin siapa ya, yang bilang untuk tidak saling mengenal. " Sindir Meera saat itu juga.

Mendengar sindiran Meera, Vano tertawa pelan.

Cukup lama mereka dalam posisi itu, asyik membaca dalam keheningan. Hanya saling berdekatan, sepertinya cukup untuk mengobati kerinduan.

Vano menutup buku yang sudah selesai dia baca. Menyimpan bukunya ke tempat semula, Vano menghadapkan tubuhnya ke arah Meera, sedikit mendempetnya. Membuat Meera mundur seketika.

" Kalau mengobrol di tempat sepi gini, aku yakin kamu gak akan dapat hukuman. " Ucap Vano sembari menatap Meera dengan tatapan nakalnya.

Meera yang kaget, berusaha terlihat tidak terintimidasi.

" Huh sayang sekali, mau ngobrol di tempat ramai ataupun sepi, gak akan ada orang yang menghukum aku lagi ... " Sesal Meera kala mengingat hubungan nya dengan Lucas sedang dalam masa rehat.

Vano senang mendengarnya, rasa penasaran nya terjawab sudah. Berniat pergi, Vano sempat mengucapkan satu kalimat aneh di telinga Meera.

" Jangan pernah menemui lelaki lain selain lelaki yang jelas-jelas menyukaimu, Ra ! " Ucap Vano sebelum berlalu pergi darinya.

Meera yang tidak mengerti ucapan Vano hanya merenggut saja. Menatap punggung Vano yang berlalu pergi meninggalkannya di sana.

💫 Flash Back Off ... 💫

.

.

Vano yang sedari tadi sudah terlihat kacau tidak karuan, akhirnya lepas kendali. Menyadari, gadis yang dia cinta selama ini tengah berada di hadapannya kini.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini samasekali, mengingat status Meera sekarang yang tidak memiliki kekasih, membuat Vano ingin segera melampiaskan rasa cinta yang selama ini terpendam di dalam dada.

Dalam hitungan detik, Vano menundukkan kepalanya. Mendekatkan bibirnya pada bibir mungil Meera yang malam itu terlihat begitu menggoda.

Mengendus rasa apel di sana, Vano merekatkan bibirnya lalu memagutnya dalam sekejap mata. Bersamaan dengan gerakan kedua tangannya yang meraih tengkuk dan pinggang Meera, hingga Meera tak bisa melakukan apa-apa. Selain terdiam dan menikmatinya saja.

Menekan lebih dalam tengkuk Meera, ******* pelan perlahan berubah menjadi lebih kencang. Apalagi setelah Vano menyadari bahwa dia tidak bermain sendiri. Ada kebahagiaan yang membuncah di dalam dada, menyadari bahwa Meera membalas ciumannya bahkan tak kalah agresif darinya.

Ciuman itu berlangsung cukup lama, intim dan mesra. Mereka terlihat begitu menikmati moment itu. Sesapan demi sesapan Vano layangkan, demi menikmati bibir manis dan mungil sang gadis pujaan.

Selang beberapa lama, pagutan itu akhirnya terlepas. Vano yang merasa puas, mengusap bibir basah dan bengkak Meera dengan ibu jarinya. Lalu mengecupnya lagi dengan begitu lembut dan mesra.

Cup

Tersenyum dengan penuh kemenangan, Vano menatap lembut mata Meera yang kini tengah menatapnya dengan penuh tanda tanya.

***

" Kamu lupa ya, ucapan ku terakhir kali ? " Sesaat pagutan mereka terlepas, Vano menarik paksa Meera dan membawanya keluar dari kafe itu. Kini mereka berada di dalam mobil Vano.

" Ucapan apa ?! " Respon aneh tergambar di wajah Meera. Dia masih bingung dengan hal yang baru saja dia alami.

" Yang di perpus itu .. " Lanjut Vano sembari menyambar ponsel nya untuk mengirim pesan pada Michael yang masih berada di dalam kafe sana.

Meera mengernyitkan dahinya. Berusaha mengingat-ingat ucapan Vano saat itu.

Lalu berdengung kalimat Vano di benaknya.

" Jangan pernah menemui lelaki lain selain lelaki yang jelas-jelas menyukaimu, Ra ! "

" Oh, itu ... maksudnya apa ya ? " Meera menatap Vano dengan tatapan polosnya. Dan Vano hanya tersenyum mendengarnya.

Bergegas menyalakan mesin mobil, Vano membawa Meera pergi dari sana.

" Eh ? Kita mau ke mana ? Aku belum pamitan sama Adam. " Pekik Meera saat itu juga. Merasa tidak enak pada Adam yang dia tinggal pergi begitu saja.

" Tenanglah ! Ada Michael di sana. " Jawab Vano dengan begitu santainya.

Merasa tenang setelah tadi menyempatkan diri untuk mengirimi Michael pesan untuk mengurus urusan mereka di sana, termasuk masalah Adam tentunya.

***

" Kita kemana ? " Meera bertanya-tanya kemana Vano membawanya pergi.

" Aku cuman pengen bicara. Itu saja ! " Jawab Vano, sembari memarkirkan mobilnya di tempat yang cukup sepi.

Meera diam saja. Malam ini, Vano bertingkah tidak seperti biasanya. Rasa takut sedikit menderanya. Khawatir Vano melakukan hal yang macam-macam padanya.

" Tenanglah Ameera, aku gak akan ngapa-ngapain kamu kok. " Ucap Vano berusaha menenangkan Meera, kala melihat gadis yang dia cintai itu terlihat panik dengan wajah yang jelas terlihat pucat.

Meera menghela nafas lega saat mendengarnya.

" Lagian kalau mau ngapa-ngapain juga, nanti aku minta izin dulu kok sama kamu. " Ucap Vano begitu saja, sembari menyeringai ke arah Meera.

Meera mendelik melihat dan mendengarnya.

" Ish ... Nyebelin kamu ! " Meera hanya berkomentar itu saja.

Sedikit sebal, mengingat tadi yang tiba-tiba mencium bibirnya tanpa meminta izin, itu siapa ya ??

" Jadi, jangan minta izin gitu ? " Goda Vano tertawa.

" Udah deh, kamu mau bicara apa sih ? " Meera sudah terlihat kesal sekarang, namun malas untuk membahasnya. Sedikit malu juga, menyadari tadi Meera merespon ciuman Vano cukup agresif. Meera lalu memalingkan wajahnya ke luar jendela.

Hening sesaat ...

" Ameera ... " Vano memulai pembicaraannya. Suasana malam itu, mendadak begitu menegangkan.

Meera tidak bergeming.

" Aku- menyukaimu ... " Meera sedikit menolehkan kepalanya. Namun dia masih terdiam. Menyadari ucapan Vano belum berakhir sepenuhnya.

" Maukah kamu- menjadi pacarku ? " Tanya Vano setelah berusaha menahan degub jantungnya yang sedari tadi berantakan.

Urusan tembak menembak, jujur dia tidak terlalu berpengalaman. Tapi jika urusan berciuman, Vano juaranya. Meera sampai mabuk dibuatnya tadi.

" Eh ? " Gimana, gimana.

Kali ini Meera benar-benar menoleh sepenuhnya. Menatap ke arah mata Vano seolah mencari kebenaran dan keseriusan di sana, lalu Meera memejamkan matanya.

Berfikir sesaat, Meera menjawab ...

.

.

.

💫 Bersambung ... 💫

Terpopuler

Comments

Ismi Kawai

Ismi Kawai

aku baru mampir lagi kk

2021-03-12

0

Ita Yulfiana

Ita Yulfiana

Lanjut Kak, semangat berkarya💪😁


Salam manis dari karyaku 🌹AJARI AKU CARA MENCINTAIMU🌹

2020-09-23

1

Liska

Liska

Udah terima aja Meera😍

2020-09-23

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Ameera
2 Chapter 2 - Penyesalan
3 Chapter 3 - Kehormatan
4 Chapter 4 - Debaran
5 Chapter 5 - Ketagihan
6 Chapter 6 - Perkenalan
7 Chapter 7 - Hukuman
8 Chapter 8 - Peraturan
9 Chapter 9 - Hukuman (2)
10 Chapter 10 - Noda Merah
11 Chapter 11 - Teman ?
12 Chapter 12 - Berpisah Sementara
13 Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14 Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15 Chapter 15 - Kencan Buta
16 Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17 Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18 Chapter 18 - Kekecewaan
19 Chapter 19 - Tanda Cinta
20 Chapter 20 - Cintaku Kandas
21 Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22 Chapter 22 - Kerinduan
23 Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24 Chapter 24 - Cemburu kah ?
25 Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26 Chapter 26 - Mengikutimu
27 Chapter 27 - Obat
28 Chapter 28 - Diulang
29 Chapter 29 - Terlambat
30 Chapter 30 - Maafkan Aku
31 Chapter 31 - Tegar
32 Chapter 32 - Terpuruk
33 Chapter 33 - Bangkit
34 Chapter 34 - Kehamilan
35 Chapter 35 - Perjuangan
36 Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37 Chapter 37 - Menyambut
38 Chapter 38 - Bertemu
39 Chapter 39 - Bertemu (2)
40 Chapter 40 - Bertemu (3)
41 Chapter 41 - Pernikahan Semu
42 Chapter 42 - Kegilaan Ini
43 Chapter 43 - Merindukanmu
44 Chapter 44 - Melepas Rindu
45 Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46 Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47 Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48 Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49 Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50 Chapter 50 - Hari Bahagia
51 Chapter 51 - Ambyar
52 Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53 Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54 Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55 Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56 Chapter 56 - Hangat
57 Chapter 57 - Merenung
58 Chapter 58 - Kesedihan
59 Chapter 59 - Kesedihan (2)
60 Chapter 60 - Menua Bersama
61 Chapter 61 - Kejutan
62 Chapter 62 - Kebahagiaan
63 Chapter 63 - Kemarahan
64 Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65 Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66 Chapter 66 - Moment Terakhir
67 Chapter 67 - Mencari Jejak
68 Chapter 68 - Pernikahan
69 Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70 Chapter 70 - Kelahiran
71 Chapter 71 - Menghilang
72 Chapter 72 - Kelahiran (2)
73 Chapter 73 - Sebuah Kisah
74 Chapter 74 - Butuh Waktu
75 Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76 Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77 Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78 Chapter 78 - Ganas
79 Chapter 79 - Pudar
80 Chapter 80 - Salah Paham
81 Chapter 81 - Salah Paham (2)
82 Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83 Chapter 83 - Menantang Maut
84 Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85 Chapter 85 - Baju Ganti
86 Chapter 86 - Status
87 Chapter 87 - Sabar
88 Chapter 88 - Kejutan
89 Chapter 89 - Jujur
90 Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91 Dariku Untuk Kalian
92 - Ngidam
93 - Manja
94 - Aneh
95 - Siaga
96 - Karena Cemburu
97 - Pertengkaran
98 - Pertemuan Sedarah Daging
99 - Melahirkan
100 END
101 I Have a Lover
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 - Ameera
2
Chapter 2 - Penyesalan
3
Chapter 3 - Kehormatan
4
Chapter 4 - Debaran
5
Chapter 5 - Ketagihan
6
Chapter 6 - Perkenalan
7
Chapter 7 - Hukuman
8
Chapter 8 - Peraturan
9
Chapter 9 - Hukuman (2)
10
Chapter 10 - Noda Merah
11
Chapter 11 - Teman ?
12
Chapter 12 - Berpisah Sementara
13
Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14
Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15
Chapter 15 - Kencan Buta
16
Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17
Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18
Chapter 18 - Kekecewaan
19
Chapter 19 - Tanda Cinta
20
Chapter 20 - Cintaku Kandas
21
Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22
Chapter 22 - Kerinduan
23
Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24
Chapter 24 - Cemburu kah ?
25
Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26
Chapter 26 - Mengikutimu
27
Chapter 27 - Obat
28
Chapter 28 - Diulang
29
Chapter 29 - Terlambat
30
Chapter 30 - Maafkan Aku
31
Chapter 31 - Tegar
32
Chapter 32 - Terpuruk
33
Chapter 33 - Bangkit
34
Chapter 34 - Kehamilan
35
Chapter 35 - Perjuangan
36
Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37
Chapter 37 - Menyambut
38
Chapter 38 - Bertemu
39
Chapter 39 - Bertemu (2)
40
Chapter 40 - Bertemu (3)
41
Chapter 41 - Pernikahan Semu
42
Chapter 42 - Kegilaan Ini
43
Chapter 43 - Merindukanmu
44
Chapter 44 - Melepas Rindu
45
Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46
Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47
Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48
Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49
Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50
Chapter 50 - Hari Bahagia
51
Chapter 51 - Ambyar
52
Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53
Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54
Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55
Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56
Chapter 56 - Hangat
57
Chapter 57 - Merenung
58
Chapter 58 - Kesedihan
59
Chapter 59 - Kesedihan (2)
60
Chapter 60 - Menua Bersama
61
Chapter 61 - Kejutan
62
Chapter 62 - Kebahagiaan
63
Chapter 63 - Kemarahan
64
Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65
Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66
Chapter 66 - Moment Terakhir
67
Chapter 67 - Mencari Jejak
68
Chapter 68 - Pernikahan
69
Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70
Chapter 70 - Kelahiran
71
Chapter 71 - Menghilang
72
Chapter 72 - Kelahiran (2)
73
Chapter 73 - Sebuah Kisah
74
Chapter 74 - Butuh Waktu
75
Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76
Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77
Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78
Chapter 78 - Ganas
79
Chapter 79 - Pudar
80
Chapter 80 - Salah Paham
81
Chapter 81 - Salah Paham (2)
82
Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83
Chapter 83 - Menantang Maut
84
Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85
Chapter 85 - Baju Ganti
86
Chapter 86 - Status
87
Chapter 87 - Sabar
88
Chapter 88 - Kejutan
89
Chapter 89 - Jujur
90
Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91
Dariku Untuk Kalian
92
- Ngidam
93
- Manja
94
- Aneh
95
- Siaga
96
- Karena Cemburu
97
- Pertengkaran
98
- Pertemuan Sedarah Daging
99
- Melahirkan
100
END
101
I Have a Lover

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!