Chapter 11 - Teman ?

Beberapa minggu kemudian ..

Kesedihan mendalam cukup dirasakan oleh Meera. Baru pertama kali mengenal kata yang begitu populer disebut cinta, Meera menyadari dirinya hanyalah seorang kekasih rahasia, tak lebih dari perempuan simpanan semata.

Merasa rendah diri dirasakannya, Meera menyadari dengan pasti. Hubungan percintaan yang tengah dia jalin bersama Lucas samasekali tidak memiliki masa depan. Sekedar memiliki mimpi dan harapan pun Meera tak berani merajut mimpi bersama Lucas apalagi sampai ke jenjang pernikahan.

Kesedihan dan rasa minder yang bercampur menjadi satu, seolah semakin bertubi kini dirasakannya. Tatkala lelaki yang mengisi sebagian hatinya juga, kini terlihat menjauh darinya. Ya ... Vano, kini menghindar darinya. Seolah dirinya adalah virus mematikan yang harus dan pantas untuk dijauhi

.

.

Pagi itu ...

Tepat di depan kampus fakultas kedokteran, Meera dan Vano berpapasan. Muncul dari arah berlawanan, tanpa sengaja mereka bertemu tepat di pintu depan.

Meera yang beberapa hari tak berjumpa dengan Vano, dengan tulusnya menyapa.

" Pagi, Vano ... " Sapa Meera dengan senyum manisnya.

" Pagi juga Meera. " Dengan nada dingin yang langsung Meera rasakan saat itu juga.

Meera yang bergegas menghampiri Vano, terpaksa hanya mendapat tempat kosong. Tepat Meera memijak di dekat tempat Vano berdiri semula, Vano melangkah pergi meninggalkannya.

Dan tanpa berfikiran buruk sedikitpun, Meera hanya mengira Vano tengah terburu-buru pagi itu.

***

Beberapa hari kemudian ...

Meera berjalan keluar dari kelasnya. Melihat Vano yang berjalan terburu-buru menuju ke arah depan kampus mereka. Bersiap untuk pulang sepertinya.

" Vano ... " Teriak Meera pada Vano.

Vano yang mendengar panggilan Meera sempat berhenti, menoleh sebentar namun akhirnya berlalu pergi.

Meera yang melihatnya hanya menghela nafas saja. Menyadari beberapa hari ini Vano seperti menghindar darinya.

Ada kesedihan di sinar matanya, Vano yang selama ini dia anggap sebagai teman baik yang slalu mengerti akan dirinya, kini terasa menjauh darinya. Dan semakin hari, semakin lama Vano semakin jauh hingga tidak bisa dijangkau olehnya.

Ada kerinduan yang bergemuruh di dalam dada. Rasa rindu yang akhir-akhir ini dia rasakan dan bergejolak di sana. Walaupun Meera tidak mengerti arti dari rasa itu apa, sedikitnya Meera memahami dengan sendirinya, bahwa Vano begitu berarti di hatinya.

Mengisi sebagian relung hatinya walaupun telah ada Lucas di sana. Hatinya seperti terbelah dua, dimana Lucas dan Vano tertulis dan terukir indah di sana.

.

.

Di depan kampus, Lucas tampak sedang menunggu Meera di samping mobilnya. Bertemu secara tidak sengaja dengan Dafa, yang merupakan adik dari sahabatnya yang bernama Diana, sekaligus adik dari kakak iparnya Alessya.

" Kakak sedang apa ? " Tanya Dafa pada Lucas.

" Emh .. aku, sedang menunggu seorang teman. " Jawab Lucas berbohong sembari menghisap rokok yang berada diantara jarinya.

Sepertinya Lucas memang masih belum mempublikasikan hubungannya dengan Meera kepada siapapun juga.

" Dan kamu, sedang apa di sini ? " Tanya Lucas pada Dafa, berusaha mengalihkan pembicaraan. Merasa khawatir Dafa akan mengorek lebih lanjut mengenai keberadaannya di tempat ini.

" Oh, aku memang kuliah di sini. Dan aku sedang menunggu seorang seniorku sekarang. "

Jawab Dafa yang kini tengah melambaikan temannya pada seseorang, yang setelah diperhatikan dari kejauhan ternyata Vano orangnya. Dan jawaban Dafa sukses mengagetkannya. Dia harus lebih hati-hati lagi saat mengantar dan menjemput Meera nanti.

Vano menghampiri Dafa yang tengah berdiri di samping Lucas.

Keheningan dan kecanggungan kental terasa. Namun, Vano berusaha bersikap biasa saja. Apalagi setelah melihat Dafa yang kini ada di hadapannya.

" Dafa .. " Sapa Vano.

" Oh iya, Kak Vano... " Sapa Dafa.

Lalu mereka berbicara berdua, sedikit mengabaikan Lucas yang ada di sana. Memperkenalkan Lucas pada Vano yang Dafa ceritakan sedang menunggu temannya.

Vano mengernyitkan dahinya. Teman ? Menunggu seorang teman ?

" Vano .. "

" Lucas .. "

Mereka berjabat tangan sebagai tanda perkenalan. Hawa panas terasa mengalir diantara cengkraman keras mereka. Seolah ada dendam diantara mereka berdua.

Tatapan tajam mereka beradu dengan sinar kemarahan dan rasa cemburu, bak ada perang sinar laser diantara mereka.

Ada perasaan tidak enak di sana, di hati Vano. Gadis yang sampai detik ini masih mencuri attensinya, bahkan hanya diakui sebagai teman oleh pacarnya.

Padahal, Vano sedikit tahu pasti, sejauh mana hubungan mereka berdua. Dari ciuman, hingga noda merah yang dia temukan di leher sang gadis. Dan tentu saja tidak perlu ditanya, noda merah itu pastilah Lucas pelakunya. Dengan fikiran liar dan praduga salah yang menari-nari di benak Vano, bagaimana noda merah itu sampai tercipta, disaat membayangkan gadis yang Vano sukai menghangatkan ranjang pria yang kini hanya mengakuinya sebagai teman semata.

Teman seranjang maksudnya ??!!

Sedangkan Lucas, dia sedikitnya tahu bahwa Vano memiliki perasaan terhadap Meera. Gadis yang kini berstatus kekasihnya. Walaupun belum dia akui kepada teman-temannya. Namun egonya sungguh tinggi, mengklaim Meera sebagai miliknya pribadi.

" Apakah temanmu sudah ada, Kak ? " Tanya Dafa pada Lucas.

Lucas melirik ke arah jam tangan yang bertengger di tangan kirinya.

" Sepertinya sebentar lagi. "

Lucas terlihat salah tingkah saat itu, apalagi melihat tatapan tajam Vano pada dirinya. Sepertinya, kata teman tadi begitu membekas di hati Vano. Sedikit menyesali diri sendiri, seharusnya tadi dia mengakui, menegaskan pada Vano bahwa Meera hanya miliknya dan jangan pernah berfikir untuk mengambilnya.

" Tunggulah ! Dia sedang di perjalanan. " Ucap Vano pada Lucas dengan sedikit menggeram.

Dia memang sempat mengingat, Meera tadi tengah berjalan ke arah sini, bahkan menyapanya namun dia abaikan begitu saja.

Karena beberapa hari ini Vano sudah memutuskan untuk menghindari Meera, menahan perasaannya, sehingga mereka jadi jarang berinteraksi. Bahkan hanya untuk sekedar jalan dan mengobrol saja.

Melihat interaksi Lucas dan Vano, Dafa sedikit aneh hingga mengernyitkan dahi. Menatap Lucas dan Vano silih berganti, yang kini tampak saling menatap tajam, bak dua pedang yang siap untuk saling menghunus lawan.

Namun, interaksi itu akhirnya terhenti. Ketika suara lembut seorang gadis memecah keheningan yang terasa begitu mencekam.

" Dafa ... " Ucap Meera dengan begitu lembutnya. Menyapa Dafa yang Meera ketahui adalah adik dari Diana, yang berarti adik dari Alessya juga, sahabatnya.

Tidak menyadari keberadaan Lucas dan Vano yang tampak begitu tegang dengan emosi yang tampak menguasai diri.

.

.

.

.

Dengan posesif Lucas menarik Meera dan membawanya dalam pelukan. Di hadapan Vano dan Dafa, khusunya Vano, akhirnya Lucas menunjukkan bahwa hubungan cinta mereka bukanlah permainan semata.

Meera yang saat itu tengah menangis kala mendengar kabar buruk mengenai sahabatnya Alessya, yang merupakan saudara seayah dengan Dafa, mengerjap kaget kala mendapat perlakuan yang sangat tiba-tiba itu. Karena hal itu, sangat di luar bayangan dan ekspektasinya selama ini.

Bayangan sikap dingin Lucas saat di rumah Diana berputar di benaknya. Tak mengakui dirinya sebagai kekasihnya, bahkan bersikap seperti orang asing padanya. Padahal jika saat berdua, Lucas menempeli diri Meera seperti prangko saja.

Walaupun Meera dekat dengan Lucas saat ini, Meera jarang mendapat kabar mengenai Alessya dari Lucas. Karena Lucas memang terlihat begitu menjaga jarak dari keluarganya.

Menjaga jarak dari Meera, agar tak mengorek kehidupan pribadinya.

Melihat Meera dan Lucas tengah berpelukan, Vano terlihat tidak nyaman. Ada rasa cemburu yang bergejolak di dalam dada. Usaha menghindari Meera selama ini ternyata sia-sia, Meera tetap berada di sana, tersimpan indah di relung hatinya.

" Akh, maaf ! "

Meera tersadar Lucas hanya sedang terlupa saja. Meera tahu, Lucas tidak akan secepat itu mengakui dan menyadari arti diri Meera dalam hidupnya

Meera melepas pelukan Lucas padanya. Mendorong Lucas untuk menjauh darinya. Bersikap salah tingkah di hadapan Vano dan Dafa yang jelas-jelas kini tengah menatap ke arahnya.

" Ehem ! "

Lucas berdehem. Dia memalingkan wajahnya dari Meera, Vano, maupun Dafa. Mengambil ponsel yang kebetulan berbunyi dari balik saku celananya. Lucas bersyukur, setidaknya dia punya alasan untuk menghindari situasi canggung tadi.

" Kalian ? "

Dafa mencoba bertanya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Namun segera ditampik Lucas yang kembali bergabung bersama mereka.

" Kami, sempat satu kampus dulu. Sebelum Meera akhirnya pindah berkuliah di kampus ini. " Jawab Lucas, yang memang tidak berbohong namun tak urung jujur dengan status hubungan mereka.

Meera yang mendengarnya hanya terdiam. Menerima kenyataan bahwa hubungan mereka masih juga dirahasiakan. Lagi-lagi dirahasiakan.

Rasanya cukup sakit menjadi kekasih yang tidak diakui, dia menghisap madumu namun tak mengakui keberadaanmu.

Vano yang sebenarnya begitu kesal dan marah mendengar jawaban Lucas, akhirnya mengerti dengan situasi di hadapannya. Berusaha membantu Meera yang terlihat sedih untuk mengalihkan suasana.

" Ayolah, Daf kita pergi sekarang ? " Ajak Vano pada Dafa. Dibalas anggukan oleh Dafa.

Mereka lalu pergi meninggalkan Meera dan Lucas di sana. Setelah sempat berpamitan kepada Lucas dan Meera yang masih berdiri mematung hingga Vano dan Dafa berlalu pergi dari pandangan mata.

.

.

💫 Bersambung ... 💫

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

like

2020-09-26

0

Asih Sunkar

Asih Sunkar

kk aku mampir bawa buah jari berupa like rate dan komen mampirlah juga ke karyaku ya kk

SUAMIKU PENGANTIN KAKAKKU
TERPAKSA MENIKAHI WANITA JANDA

2020-09-22

2

Liska

Liska

Yang sabar ya Meera😊

2020-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Ameera
2 Chapter 2 - Penyesalan
3 Chapter 3 - Kehormatan
4 Chapter 4 - Debaran
5 Chapter 5 - Ketagihan
6 Chapter 6 - Perkenalan
7 Chapter 7 - Hukuman
8 Chapter 8 - Peraturan
9 Chapter 9 - Hukuman (2)
10 Chapter 10 - Noda Merah
11 Chapter 11 - Teman ?
12 Chapter 12 - Berpisah Sementara
13 Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14 Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15 Chapter 15 - Kencan Buta
16 Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17 Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18 Chapter 18 - Kekecewaan
19 Chapter 19 - Tanda Cinta
20 Chapter 20 - Cintaku Kandas
21 Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22 Chapter 22 - Kerinduan
23 Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24 Chapter 24 - Cemburu kah ?
25 Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26 Chapter 26 - Mengikutimu
27 Chapter 27 - Obat
28 Chapter 28 - Diulang
29 Chapter 29 - Terlambat
30 Chapter 30 - Maafkan Aku
31 Chapter 31 - Tegar
32 Chapter 32 - Terpuruk
33 Chapter 33 - Bangkit
34 Chapter 34 - Kehamilan
35 Chapter 35 - Perjuangan
36 Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37 Chapter 37 - Menyambut
38 Chapter 38 - Bertemu
39 Chapter 39 - Bertemu (2)
40 Chapter 40 - Bertemu (3)
41 Chapter 41 - Pernikahan Semu
42 Chapter 42 - Kegilaan Ini
43 Chapter 43 - Merindukanmu
44 Chapter 44 - Melepas Rindu
45 Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46 Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47 Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48 Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49 Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50 Chapter 50 - Hari Bahagia
51 Chapter 51 - Ambyar
52 Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53 Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54 Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55 Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56 Chapter 56 - Hangat
57 Chapter 57 - Merenung
58 Chapter 58 - Kesedihan
59 Chapter 59 - Kesedihan (2)
60 Chapter 60 - Menua Bersama
61 Chapter 61 - Kejutan
62 Chapter 62 - Kebahagiaan
63 Chapter 63 - Kemarahan
64 Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65 Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66 Chapter 66 - Moment Terakhir
67 Chapter 67 - Mencari Jejak
68 Chapter 68 - Pernikahan
69 Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70 Chapter 70 - Kelahiran
71 Chapter 71 - Menghilang
72 Chapter 72 - Kelahiran (2)
73 Chapter 73 - Sebuah Kisah
74 Chapter 74 - Butuh Waktu
75 Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76 Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77 Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78 Chapter 78 - Ganas
79 Chapter 79 - Pudar
80 Chapter 80 - Salah Paham
81 Chapter 81 - Salah Paham (2)
82 Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83 Chapter 83 - Menantang Maut
84 Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85 Chapter 85 - Baju Ganti
86 Chapter 86 - Status
87 Chapter 87 - Sabar
88 Chapter 88 - Kejutan
89 Chapter 89 - Jujur
90 Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91 Dariku Untuk Kalian
92 - Ngidam
93 - Manja
94 - Aneh
95 - Siaga
96 - Karena Cemburu
97 - Pertengkaran
98 - Pertemuan Sedarah Daging
99 - Melahirkan
100 END
101 I Have a Lover
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 - Ameera
2
Chapter 2 - Penyesalan
3
Chapter 3 - Kehormatan
4
Chapter 4 - Debaran
5
Chapter 5 - Ketagihan
6
Chapter 6 - Perkenalan
7
Chapter 7 - Hukuman
8
Chapter 8 - Peraturan
9
Chapter 9 - Hukuman (2)
10
Chapter 10 - Noda Merah
11
Chapter 11 - Teman ?
12
Chapter 12 - Berpisah Sementara
13
Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14
Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15
Chapter 15 - Kencan Buta
16
Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17
Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18
Chapter 18 - Kekecewaan
19
Chapter 19 - Tanda Cinta
20
Chapter 20 - Cintaku Kandas
21
Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22
Chapter 22 - Kerinduan
23
Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24
Chapter 24 - Cemburu kah ?
25
Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26
Chapter 26 - Mengikutimu
27
Chapter 27 - Obat
28
Chapter 28 - Diulang
29
Chapter 29 - Terlambat
30
Chapter 30 - Maafkan Aku
31
Chapter 31 - Tegar
32
Chapter 32 - Terpuruk
33
Chapter 33 - Bangkit
34
Chapter 34 - Kehamilan
35
Chapter 35 - Perjuangan
36
Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37
Chapter 37 - Menyambut
38
Chapter 38 - Bertemu
39
Chapter 39 - Bertemu (2)
40
Chapter 40 - Bertemu (3)
41
Chapter 41 - Pernikahan Semu
42
Chapter 42 - Kegilaan Ini
43
Chapter 43 - Merindukanmu
44
Chapter 44 - Melepas Rindu
45
Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46
Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47
Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48
Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49
Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50
Chapter 50 - Hari Bahagia
51
Chapter 51 - Ambyar
52
Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53
Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54
Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55
Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56
Chapter 56 - Hangat
57
Chapter 57 - Merenung
58
Chapter 58 - Kesedihan
59
Chapter 59 - Kesedihan (2)
60
Chapter 60 - Menua Bersama
61
Chapter 61 - Kejutan
62
Chapter 62 - Kebahagiaan
63
Chapter 63 - Kemarahan
64
Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65
Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66
Chapter 66 - Moment Terakhir
67
Chapter 67 - Mencari Jejak
68
Chapter 68 - Pernikahan
69
Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70
Chapter 70 - Kelahiran
71
Chapter 71 - Menghilang
72
Chapter 72 - Kelahiran (2)
73
Chapter 73 - Sebuah Kisah
74
Chapter 74 - Butuh Waktu
75
Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76
Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77
Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78
Chapter 78 - Ganas
79
Chapter 79 - Pudar
80
Chapter 80 - Salah Paham
81
Chapter 81 - Salah Paham (2)
82
Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83
Chapter 83 - Menantang Maut
84
Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85
Chapter 85 - Baju Ganti
86
Chapter 86 - Status
87
Chapter 87 - Sabar
88
Chapter 88 - Kejutan
89
Chapter 89 - Jujur
90
Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91
Dariku Untuk Kalian
92
- Ngidam
93
- Manja
94
- Aneh
95
- Siaga
96
- Karena Cemburu
97
- Pertengkaran
98
- Pertemuan Sedarah Daging
99
- Melahirkan
100
END
101
I Have a Lover

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!