Chapter 7 - Hukuman

Sembari duduk di kursi di kelasnya, tiada henti Meera mencari-cari buku yang jatuh tadi. Pasalnya buku yang hilang itu adalah buku tugas dari dosennya yang harus dikumpulkan segera, dan paling lambat itu hari ini.

Susah payah Meera mengerjakan sisa tugasnya, dini hari tadi. Namun kini, disaat tugas itu hendak dikumpulkan, benda itu malah hilang tanpa jejak sama sekali.

" Ah ... dimana buku itu ? "

Mengecek ulang tasnya, berharap buku itu terselip di dalam sana. Memeriksa ulang tumpukkan buku di atas meja, berharap datang keajaiban dan buku itu tiba-tiba terselip diantaranya.

Namun ...

Nihil terasa, Meera bahkan sampai menungging untuk melihat kolong mejanya. Mungkin bukunya jatuh secara tidak sengaja.

Tiba-tiba ...

" Apa kau mencari ini ? "

Suara yang tidak asing masuk ke telinga Meera. Meera yang sedang menunduk ke kolong meja seketika mendongak hingga akhirnya kepalanya kepentok meja.

" Aww ... ! "

Meera menjerit meringis. Bangkit berdiri sembari mengusap kepalanya yang kepentok tadi. Sembari menatap sebuah buku yang terulur di hadapannya, Meera tersenyum seketika.

" Ahh ... buku-ku ... " Jeritnya manja.

Terlupa menatap seseorang yang sedari tadi menggenggam buku miliknya itu.

Mengambil buku itu kemudian, Meera menoleh hendak berucap terimakasih pada si pemilik suara tadi.

Eng ... ing ... eng ...

" Ka - mu ... ! " Ucap Meera keheranan.

Dan Vano sang pemberi buku hanya tersenyum saja. Memandangi Meera yang kini masih mengusap kepalanya, sekaligus merapikan rambutnya yang berantakan karena menunduk tadi. Melihat ekspresi Meera yang kegirangan menghangatkan hatinya.

***

" Aku tidak menyangka kamu kuliah di sini juga ... "

Ujar Meera memulai percakapan. Setelah tadi mereka memutuskan untuk pulang bersama. Mereka berjalan beriringan dengan santai dan pelan menyusuri lorong koridor fakultas kedokteran yang sudah cukup sepi.

Setelah sesaat sebelumnya Vano sempat mengantar dan menunggui Meera menyetorkan buku tugasnya ke dosennya.

Mendengar ucapan Meera, Vano hanya tersenyum saja.

" Satu fakultas juga, kita bahkan satu angkatan. Mengapa aku tidak pernah menyadarinya ... " Lanjut Meera lagi.

" Aku memang baru masuk hari ini, beberapa bulan lalu aku cuti. " Vano memberi alasan.

" Emh ... pantas. Aku juga baru pindah ke sini beberapa bulan lalu." Jelas Meera kemudian.

" Pantas saja kita tidak pernah bertemu. " Lanjutnya lagi.

Tiba-tiba ...

Vano menggenggam tangan Meera, menarik Meera untuk mengikutinya ke arah tempat parkiran mobil.

" Kita ke mana ? Bukankah jalan menuju halte bis ke arah sana. "

Meera menunjukkan jari telunjuknya ke arah halte bis. Langkahnya terpaksa mengikuti langkah Vano menyusuri jalan menuju tempat parkir berada.

Setelah beberapa lama ...

Mereka berhenti tepat di depan sebuah mobil sport berwarna merah. Mobil itu adalah mobil milik Vano. Saat berangkat tadi, bannya kempis. Karena terburu-buru, Vano memanggil montir langganannya. Sementara dia naik bis meninggalkan mobil itu di jalan dan berpesan pada montirnya untuk mengantarkan mobilnya nanti ke tempat kuliahnya.

Belum sempat mereka melangkah untuk masuk ke sana, tiba-tiba seseorang memanggil Meera.

" Meera ! " Suara seorang lelaki terdengar cukup keras dan lantang.

Meera menoleh ke arah sumber suara. Mendapati Lucas di sana, tidak jauh darinya berada baru saja turun dari mobilnya. Dengan raut yang samasekali tidak terbaca. Namun Meera mengerti, sepertinya Lucas sedikit marah padanya.

" Lu-cas ... " Ucapnya terbata.

Meera memukul dahinya pelan.

Aduh ! Aku lupa, dia akan menjemputku tadi ...

Lucas berjalan ke arah Meera berada. Vano yang akhirnya menyadari bahwa lelaki itu teman dekat Meera, merasa tidak enak karenanya. Menatap Meera yang terlihat kebingungan, Vano tersenyum menenangkan.

***

" Vano ... maaf ! Aku lupa, seseorang akan menjemputku. " Ucap Meera sedikit mengiba dan memelas karena merasa bersalah telah membatalkan janzi untuk pulang bersama.

" Tidak apa. Pergilah ! " Melepaskan genggaman tangannya terhadap Meera. Vano kemudian berjalan dan membuka pintu mobil berwarna merah itu.

Meera berlari menghampiri Lucas yang juga tengah berjalan ke arahnya.

Lucas meraih Meera ke dalam pelukannya, menatap tajam Vano yang masih berdiri di samping mobilnya.

" Ayo, Lucas ! " Meera segera menarik tangan Lucas, mengajaknya untuk pergi dari sana. Tak ingin ada masalah diantara Lucas dan Vano. Apalagi hanya karena masalah sepele belaka.

***

Di dalam mobil ...

" Siapa laki-laki itu ? " Tanya Lucas dengan ketusnya.

" Dia temanku. " Jawab Meera datar, mencoba bersikap biasa saja, toh memang Vano bukan siapa-siapa.

" Dan lagi .. bukankah sudah kubilang aku akan menjemputmu, kenapa kau pergi dengannya ? " Lucas terlihat kesal sekali. Kemarahannya sedang di level tinggi.

" He ... " Meera menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidaklah gatal.

" Maaf .. aku lupa. " Meera tersenyum manis pada lelaki yang kini berstatus kekasihnya. Berharap senyumannya itu akan meredakan amarahnya yang sedang mode ' On ' itu.

" Lupa .. katamu ! " Akhirnya Lucas tersenyum juga. Sedikit kesal pastilah ada, memperkirakan jangan-jangan Meera juga lupa telah menjadi kekasihnya.

" Jangan bermain-main dengan lelaki lain di belakangku. " Lanjut Lucas sembari mengusap rambut Meera dan mengacak-acaknya.

" Lu-caas ... " Jerit Meera kesal. Merapikan rambutnya sendiri.

" Kau akan dihukum Ameera ! " Ucap Lucas.

" Dihukum apa ? "

Meera menoleh ke samping menatap Lucas yang tengah duduk di balik kemudi. Sedari tadi mereka hanya mengobrol seraya berdebat, Lucas belum berniat menyalakan mesin mobil untuk meninggalkan tempat parkir yang berada di universitas Meera.

Lucas tersenyum. Menunjuk bibirnya dengan jarinya.

" Ish ... Moduss ! " Ucap Meera.

" Baiklah kalau begitu... "

Tiba-tiba, Lucas menarik tengkuk Meera, lalu mencium bibir berwarna merah muda itu. Yang kini menjadi miliknya, setelah semalam Meera resmi menjadi kekasihnya.

******* kencang bibir berasa Apple itu, Lucas menikmatinya dengan begitu sangat. Menyesap, menggigit dengan agresif dan mesra.

Merangkum pipi Meera dan menekan tengkuk Meera lebih dalam lagi, Lucas memperdalam ******* bibirnya itu. Tak memberi kesempatan barang sedikitpun untuk Meera melepasnya.

Percayalah ...

Ciuman itu, kemesraan itu, dilakukan Lucas bukan sekedar untuk menghukum Meera.

Melainkan menunjukkan bahwa Meera adalah miliknya kepada seseorang yang kini tengah duduk di dalam mobil berwarna merah. Yang sepertinya tengah memperhatikannya sedari tadi.

Lucas mengetahuinya, karena mobil mereka berhadapan walaupun berjauhan. Dan kaca mobil yang transfaran memudahkan mereka melihat satu sama lain.

Termasuk Lucas yang melihat Vano tengah memperhatikan interaksi Lucas dan Meera di dalam mobilnya saat ini.

Merasa jengah dengan pemandangan panas yang terlihat begitu jelas di depan mata, Vano memutuskan untuk pergi. Menyalakan mesin mobilnya kemudian, melenggang pergi melewati mobil dimana Lucas dan Meera tengah beraksi.

Menatap jelas adegan itu dengan pasti, Vano sedikit bergidik ternyata Meera yang baru dikenalnya tadi, bukanlah gadis polos seperti yang dia kira.

Melihat Vano yang telah pergi, akhirnya Lucas melonggarkan tekanannya terhadap Meera, hingga Meera bisa mendorong dada Lucas setelah sedari tadi berusaha mengelak dengan sekuat tenaga, sehingga akhirnya Lucas sedikit terpental ke pintu mobilnya.

Melepas pagutan itu kemudian, Meera tidak bisa menahan amarahnya ...

" Ini masih di kampus, Lucas ! " Tegurnya dengan bibir membengkak merah.

Mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangannya, Meera memalingkan wajahnya dari Lucas ke arah jendela kaca. Dengan bola mata yang berkaca-kaca, Meera sedikit kecewa. Perlakuan Lucas padanya tadi, membuat dirinya merasa menjadi seorang wanita yang murahan dan hina.

.

.

.

💫 Bersambung .. 💫

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

Kakak Author😉

like, jejak dan semangat hadir lagi ya untuk kakak😊💪


dari "Cinta Pak Bos"😍

mampir lagi yu kak 😊

2020-11-23

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

🐈🐈🐈

2020-10-28

0

Sept September

Sept September

like

2020-09-21

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Ameera
2 Chapter 2 - Penyesalan
3 Chapter 3 - Kehormatan
4 Chapter 4 - Debaran
5 Chapter 5 - Ketagihan
6 Chapter 6 - Perkenalan
7 Chapter 7 - Hukuman
8 Chapter 8 - Peraturan
9 Chapter 9 - Hukuman (2)
10 Chapter 10 - Noda Merah
11 Chapter 11 - Teman ?
12 Chapter 12 - Berpisah Sementara
13 Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14 Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15 Chapter 15 - Kencan Buta
16 Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17 Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18 Chapter 18 - Kekecewaan
19 Chapter 19 - Tanda Cinta
20 Chapter 20 - Cintaku Kandas
21 Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22 Chapter 22 - Kerinduan
23 Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24 Chapter 24 - Cemburu kah ?
25 Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26 Chapter 26 - Mengikutimu
27 Chapter 27 - Obat
28 Chapter 28 - Diulang
29 Chapter 29 - Terlambat
30 Chapter 30 - Maafkan Aku
31 Chapter 31 - Tegar
32 Chapter 32 - Terpuruk
33 Chapter 33 - Bangkit
34 Chapter 34 - Kehamilan
35 Chapter 35 - Perjuangan
36 Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37 Chapter 37 - Menyambut
38 Chapter 38 - Bertemu
39 Chapter 39 - Bertemu (2)
40 Chapter 40 - Bertemu (3)
41 Chapter 41 - Pernikahan Semu
42 Chapter 42 - Kegilaan Ini
43 Chapter 43 - Merindukanmu
44 Chapter 44 - Melepas Rindu
45 Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46 Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47 Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48 Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49 Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50 Chapter 50 - Hari Bahagia
51 Chapter 51 - Ambyar
52 Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53 Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54 Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55 Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56 Chapter 56 - Hangat
57 Chapter 57 - Merenung
58 Chapter 58 - Kesedihan
59 Chapter 59 - Kesedihan (2)
60 Chapter 60 - Menua Bersama
61 Chapter 61 - Kejutan
62 Chapter 62 - Kebahagiaan
63 Chapter 63 - Kemarahan
64 Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65 Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66 Chapter 66 - Moment Terakhir
67 Chapter 67 - Mencari Jejak
68 Chapter 68 - Pernikahan
69 Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70 Chapter 70 - Kelahiran
71 Chapter 71 - Menghilang
72 Chapter 72 - Kelahiran (2)
73 Chapter 73 - Sebuah Kisah
74 Chapter 74 - Butuh Waktu
75 Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76 Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77 Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78 Chapter 78 - Ganas
79 Chapter 79 - Pudar
80 Chapter 80 - Salah Paham
81 Chapter 81 - Salah Paham (2)
82 Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83 Chapter 83 - Menantang Maut
84 Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85 Chapter 85 - Baju Ganti
86 Chapter 86 - Status
87 Chapter 87 - Sabar
88 Chapter 88 - Kejutan
89 Chapter 89 - Jujur
90 Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91 Dariku Untuk Kalian
92 - Ngidam
93 - Manja
94 - Aneh
95 - Siaga
96 - Karena Cemburu
97 - Pertengkaran
98 - Pertemuan Sedarah Daging
99 - Melahirkan
100 END
101 I Have a Lover
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 - Ameera
2
Chapter 2 - Penyesalan
3
Chapter 3 - Kehormatan
4
Chapter 4 - Debaran
5
Chapter 5 - Ketagihan
6
Chapter 6 - Perkenalan
7
Chapter 7 - Hukuman
8
Chapter 8 - Peraturan
9
Chapter 9 - Hukuman (2)
10
Chapter 10 - Noda Merah
11
Chapter 11 - Teman ?
12
Chapter 12 - Berpisah Sementara
13
Chapter 13 - Menjadi Orang Asing
14
Chapter 14 - Aku Mencintaimu
15
Chapter 15 - Kencan Buta
16
Chapter 16 - Maukah Kamu Menjadi Pacarku ?
17
Chapter 17 - Kencan Perpisahan
18
Chapter 18 - Kekecewaan
19
Chapter 19 - Tanda Cinta
20
Chapter 20 - Cintaku Kandas
21
Chapter 21 - Di Ujung Jalan
22
Chapter 22 - Kerinduan
23
Chapter 23 - Pembantu dan Majikan
24
Chapter 24 - Cemburu kah ?
25
Chapter 25 - Kencan Buta (2)
26
Chapter 26 - Mengikutimu
27
Chapter 27 - Obat
28
Chapter 28 - Diulang
29
Chapter 29 - Terlambat
30
Chapter 30 - Maafkan Aku
31
Chapter 31 - Tegar
32
Chapter 32 - Terpuruk
33
Chapter 33 - Bangkit
34
Chapter 34 - Kehamilan
35
Chapter 35 - Perjuangan
36
Chapter 36 - Mengejar Ambisi
37
Chapter 37 - Menyambut
38
Chapter 38 - Bertemu
39
Chapter 39 - Bertemu (2)
40
Chapter 40 - Bertemu (3)
41
Chapter 41 - Pernikahan Semu
42
Chapter 42 - Kegilaan Ini
43
Chapter 43 - Merindukanmu
44
Chapter 44 - Melepas Rindu
45
Chapter 45 - Hari Penuh Kejutan
46
Chapter 46 - Emosi dan Cemburu
47
Chapter 47 - Diantara Dua Pilihan
48
Chapter 48 - Cemburu dan Cinta
49
Chapter 49 - Cinta yang Tulus
50
Chapter 50 - Hari Bahagia
51
Chapter 51 - Ambyar
52
Chapter 52 - Malam Yang Tertunda
53
Chapter 53 - Bertemu Seseorang
54
Chapter 54 - Melanjutkan Yang Tertunda
55
Chapter 55 - Sepasang Sikat Gigi
56
Chapter 56 - Hangat
57
Chapter 57 - Merenung
58
Chapter 58 - Kesedihan
59
Chapter 59 - Kesedihan (2)
60
Chapter 60 - Menua Bersama
61
Chapter 61 - Kejutan
62
Chapter 62 - Kebahagiaan
63
Chapter 63 - Kemarahan
64
Chapter 64 - Pergi dari Hidupmu
65
Chapter 65 - Pergi dari Hidupmu (2)
66
Chapter 66 - Moment Terakhir
67
Chapter 67 - Mencari Jejak
68
Chapter 68 - Pernikahan
69
Chapter 69 - Sebelum Pernikahan
70
Chapter 70 - Kelahiran
71
Chapter 71 - Menghilang
72
Chapter 72 - Kelahiran (2)
73
Chapter 73 - Sebuah Kisah
74
Chapter 74 - Butuh Waktu
75
Chapter 75 - Bertemu ' Mantan '
76
Chapter 76 - Terlambat Satu Langkah
77
Chapter 77 - Rasa Yang Pernah Ada
78
Chapter 78 - Ganas
79
Chapter 79 - Pudar
80
Chapter 80 - Salah Paham
81
Chapter 81 - Salah Paham (2)
82
Chapter 82 - Lama Tak Bertemu
83
Chapter 83 - Menantang Maut
84
Chapter 84 - Jangan Tinggalkan Aku
85
Chapter 85 - Baju Ganti
86
Chapter 86 - Status
87
Chapter 87 - Sabar
88
Chapter 88 - Kejutan
89
Chapter 89 - Jujur
90
Chapter 90 - Kehamilan ( END )
91
Dariku Untuk Kalian
92
- Ngidam
93
- Manja
94
- Aneh
95
- Siaga
96
- Karena Cemburu
97
- Pertengkaran
98
- Pertemuan Sedarah Daging
99
- Melahirkan
100
END
101
I Have a Lover

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!