.
.
.
Tiba-tiba seseorang memeluk Meera dari arah belakang punggungnya. Melingkarkan lengannya tepat di perutnya. Meera kaget dan terkesiap.
Apalagi ...
Setelah orang itu berbisik tepat di belakang telinganya.
" Maukah kau menjadi kekasihku ? "
Bisik orang itu yang ternyata seorang pria. Dan mendengar dari suaranya, Meera cukup mengenalnya, tidak asing lagi di telinganya. Karena suara itu adalah suara Lucas yang beberapa bulan ini berperan penting dalam kehidupannya, menjadi dewa penolongnya.
" Lucas ? "
Ucapnya tanpa berbalik. Meera terlanjur terlena dengan pelukan hangat pria itu di belakang tubuhnya.
" Maukah kau menjadi kekasihku ? " Tanya Lucas sekali lagi.
" Apa kau serius ? " Dengan terbata Meera menjawabnya.
" Tentu saja, aku serius ! " Jawab Lucas dengan begitu yakin. Berusaha menyakinkan gadis yang kini berada dalam pelukannya.
" Bagaimana ? " Bisiknya lagi sembari mengecup leher Meera.
" Lu-Lucas ... " Mata Meera terpejam. Menikmati kecupan yang terasa begitu lembut di kulit lehernya. Membuat bulu kuduknya sedikit bergidik. Hingga matanya berkabut dan meremang.
Meera sedikit bingung. Bukankah Meera belum menyetujui permintaannya. Tapi mengapa Lucas sudah main nyosor saja. Dan juga, bukankah Lucas memintanya menjadi kekasihnya bukannya memintanya untuk bercinta dengannya.
" Bisa kau hentikan ... ! " Meera menyentuh dan meremas tangan Lucas saat itu juga. Bukannya berhenti, Lucas malah membalikan tubuh Meera hingga mereka saling berhadapan.
Mengecup bibir Meera untuk sekilas. Lalu memagutnya dan menyesapnya cukup dalam. Bibir manis itu menjadi candu Lucas saat ini dan sebelum-sebelumnya. Apalagi dengan sambutan Meera yang cukup hangat dan mesra, Lucas semakin mabuk dibuatnya. Sempat mencobanya dua kali, membuat dirinya ketagihan. Hingga akhirnya kini, Lucas nekad mengulanginya untuk ketiga kali.
Mengulangi hal itu untuk ke sekian kali, setelah sesaat lalu Lucas sempat melepaskan pagutannya. Lucas mengulanginya lagi, menghangatkan bibir itu ...
Lagi ...
Lagi ...
Dan lagi ...
" Lucas !!!? " Meera melepas paksa pagutan itu. Mendorong tubuh pria itu beberapa langkah darinya. Dengan tatapan yang penuh tanda tanya. Tidak mengerti dengan semua yang telah terjadi.
" Apa yang kau lakukan ? " Tatap Meera tajam.
Lucas menatap balik. Membalas tatapan tajam Meera pada dirinya. Yang entah mengapa malah membuat pria itu semakin berdesir hebat. Berharap menikmati bibir Meera lebih lama lagi. Apalagi setelah melihat bibir bengkak Meera saat itu. Hasil karyanya, buah perbuatannya.
" Entahlah ! Aku juga tidak mengerti Meera. " Sembari meremas rambutnya dengan kedua tangannya. Lucas terlihat dan terdengar frustasi. Suaranya terdengar serak saat itu.
" Aku Meera. Jika kau lupa ! "
Meera mencoba mengingatkan Lucas yang saat itu mungkin saja sedang mengalami 'human error' atau mungkin sedang dalam pengaruh alkohol ataupun obat. Walaupun Meera tahu pasti Lucas samasekali tidak berbau alkohol saat itu.
***
Meera menyodorkan segelas air pada Lucas yang kini tengah duduk di sofa.
" Minumlah ! Kau terlihat kacau. " Ucap Meera sinis.
Dia bingung, harus senang atau apa. Dicium pria tampan sih boleh saja, apalagi jika itu kekasihnya. Tapi, dengan Lucas, dan berkali-kali pula, tanpa status jelas yang pasti membuat dirinya bingung tak terkira.
Mungkin berbeda lagi situasinya, jika Lucas terbuka dan berkata jujur bahwa maksud ciuman itu sebagai timbal balik atas segala kebaikannya selama ini. Mungkin Meera tidak akan menolak namun Meera bisa menjaga hati.
Meera hanya butuh kejelasan saat ini. Setidaknya, kejujuran itu bisa membuat Meera mengontrol diri dan hatinya. Agar tidak terlalu berharap banyak dan lebih dalam atas sikap absurd Lucas selama ini terhadap dirinya. Lucas yang begitu terkenal sebagai pemain wanita.
" Aku hanya ... " Lucas menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak terasa gatal itu.
" Apa ? " Jawab Meera sedikit ketus. Sembari menyentuh dan merasakan bibirnya yang masih terasa kebas saat ini. Akh ... jika diingat lagi, ciuman Lucas tadi begitu .....
Meera menggelengkan kepalanya beberapa kali. Berusaha mengusir bayangan panas yang menyerang otak dan fikirannya.
Lucas tertawa setengah menyeringai ... Melihat Meera yang kebingungan, membuat dia gemas sedikit ingin menggodanya.
" Apa kau menyukainya ? " Tanya Lucas.
Tidak dipungkiri dia sedikit penasaran dengan isi hati Meera saat ini. Mengingat pacar Lucas sebelum-sebelumnya slalu menyukai permainan bibir dan lidahnya.
" Apa maksudmu ? " Pipi Meera memerah. Ditanya seperti itu, dia merasa malu. Nikmat memang iya, tapi tak mungkin kan jika dia harus jujur mengutarakannya.
Memalingkan pandangannya dari lelaki tampan itu. Dada Meera bergemuruh kencang.
" Yang tadi ... " Jawab Lucas sedikit tertawa.
" Akh ... hentikan Lucas. Ini konyol ! " Meera bangun dari duduknya lalu berdiri berjalan menuju kamar Lucas untuk mengecek ulang cucian Lucas lagi.
Lucas mengikuti langkah Meera. Membuat Meera sedikit berlari.
" Jangan mengikutiku Lucas ! " Menengok ke arah Lucas tanpa memperhatikan sekitarnya. Membuat Meera terjatuh karena tersandung kaki ranjang milik Lucas.
Tepat terjatuh di atas ranjang Lucas yang empuk. Meera mengerang kencang. Karena tiba-tiba Lucas sudah menindihnya di atas punggungnya.
" Lucas ... !!! Apa yang kau lakukan ?! " Teriak Meera saat itu. Sembari menahan tawa di bibirnya. Menahan geli karena gelitikan jari Lucas di tubuhnya.
Gelak tawa pun pecah diantara mereka. Lucas memeluk erat Meera dari belakang dan membawanya dalam dekapannya setelah memiringkan tubuh mereka.
" Jadilah kekasihku, Meera ... " Kali ini bukan bertanya. Lucas mencoba meyakinkan Meera.
" Kau yakin ? "
Meera butuh sesuatu hal untuk meyakinkan hatinya. Sebuah pengakuan cinta mungkin. Walau tak dipungkiri Meera ragu Lucas mencintainya. Jika niatnya main-main, Meera mungkin lebih percaya.
" Hmm. " Lucas mengangguk.
" Tentu saja, aku yakin. Belum pernah aku seyakin ini. " Mengeratkan pelukannya di tubuh Meera. Membuat Meera mendelik saat itu.
" Aku belum menyetujuinya ! " Meera memukul pelan tangan Lucas. Sembari menatapnya cukup tajam.
" Ayolah ... ya ? Kita bersenang-senang. Bukankah kau sangat menyukai ciumanku. " Rayu Lucas saat itu. Membuat Meera memutar bola matanya.
" Apa sih ? " Cibir Meera. Walau tak tegas menolaknya. Sedikitnya dia mengakui, ciuman Lucas memang luar biasa. Namun dia gengsi untuk mengakuinya.
Mereka terdiam cukup lama.
" Meera ... "
" Hmm ? "
" Bagaimana ? Apakah kau menyetujuinya ... "
Meera terdiam. Lalu ..
" Aku ingin tahu alasannya ? "
Cinta ? Meera tahu, Lucas belum bahkan tidak mencintainya. Nyaman ? Mungkin iya, namun yang lebih penting apa tujuannya ? Meera ingin tahu.
Kali ini Lucas yang terdiam. Memikirkan sesuatu hal yang dirasakannya beberapa lama ini. Semenjak berciuman dengan Meera untuk pertama kali, kedua kali dan ketiga kali ..
Jantung yang berdebar-debar. Hati yang berbunga-bunga. Kupu-kupu yang berterbangan di kepala, dan sesuatu yang menggelitik di perutnya. Semua itu hanya dirasakan saat bersama Meera. Saat berciuman dengan Meera.
Cinta ? Jujur, Lucas belum sejauh itu.
Nyaman ? Ya, Lucas merasa nyaman di samping Meera.
Serius ? Belum juga. Sepertinya dia masih dalam jenjang mencoba.
Namun ... untuk bermain-main, tak ada niat seperti itu. Apalagi mengingat kesalahan Lucas di masa lalu.
.
.
.
💫 Bersambung ... 💫
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
permisii.
cinta pak bos hadir lagi ya kak😘
semangat teruss💪
2020-11-08
0
ARSY ALFAZZA
🐈🐾🐾🐾
2020-10-28
0
Ayhue Unyuunyu Chum
ceritanya bagus... tapi kemana para pembacanya?
2020-10-25
1