Rissa merasa sedikit lelah ia lalu merebahkan tubuhnya di kasur hotel. Matanya sudah tidak kuat menahan kantuk. Semilir angin sejuk masuk ke dalam kamar membuat nya semakin terlelap dalam mimpi.
Jika ini mimpi... aku tidak ingin terbangun karena ini sangat indah, tetapi walaupun indah ini hanyalah sebuah mimpi...
Rissa tertidur begitu lelap, hingga terdengar suara ketukan di pintu membuat gadis itu terbangun.
Tok...tok...tok...
"Ya tunggu sebentar..." ucap Rissa lalu menyalakan lampu dan beranjak ke arah pintu kamar.
"Selamat malam, kami Team Make-up Artist Profesional yang disewa oleh Tuan Daniel siap membantu, Nona," ucap seorang *L*eader dan mereka langsung menerobos masuk dengan membawa banyak barang.
"Ahh, aku lupa!" Rissa kaget.
Mereka membawa masuk ke dalam kamar dengan bermacam-macam kotak ada kotak yang berwarna merah dan biru, juga kotak perlengkapan untuk merias ditambah lagi beberapa jenis gaun yang terlihat seksi.
Sudah berapa lama aku tertidur? perasaan baru sebentar, tetapi kenapa sudah terlihat sangat gelap, batin Rissa.
Rissa hanya terbengong melihat kearah luar jendela dan dia seperti masih belum sadar dari tidurnya.
"Nyonya, sebaiknya anda mandi dulu sebelum kami mulai merias," ucap seorang perias.
"Iya," Rissa kemudian bergegas pergi ke dalam kamar mandi.
Dan seorang wanita mengikutinya ingin ikut masuk kedalam kamar mandi bersamanya.
"Maaf aku bisa sendiri tolong tunggu saja di luar," ucap Rissa merasa kikuk.
"Baik, Nyonya," jawab seorang wanits yang ingin membantunya dengan sopan.
Sepuluh menit Rissa berada didalam kamar mandi, setelah membersihkan diri Rissa keluar memakai baju handuk.
"Silahkan duduk, Nyonya," jawab salah satu penata rias yang sudah menyiapkan bermacam-macam merek Make-up di atas meja.
Rissa duduk dan melihat cermin yang memantulkan wajahnya, dengan cepat seseorang membantu mengeringkan rambut Rissa menggunakan hairdryer.
Kemudian setelah Rissa merias wajahnya, ia berdiri memilih gaun malam yang berjejer di Stand Hanger. Rissa memakai Long Dress yang pundaknya terbuka gadis itu terlihat cantik.
"Apa sudah selesai meriasnya?" tanya Daniel tiba-tiba mengejutkan Rissa.
"Sudah, Tuan!" ucap semua orang yang tadi membantu Rissa.
"Terima kasih sekarang kalian boleh pergi," ucap Daniel.
"Baik, Tuan," jawab mereka semua.
Setelah semua penata rias pergi Daniel mendatangi Rissa, pria itu menatapnya dan membelai wajahnya... Daniel mendaratkan kecupan ringan di bibir Rissa.
"Kamu terlihat sangat cantik," ucap Daniel.
Rissa menunduk karena merasa malu, Daniel tidak melepaskan pandangan pada gadis itu.
"Kalau begitu kita pergi ke restoran untuk makan malam," ucap Daniel
Rissa dan Daniel pergi ke restoran, di depan restoran tampak seorang gadis menunggu dengan kesal.
"Rissa, kenapa kamu baru datang, aku dari tadi menunggumu!" ucap Sarah setengah berteriak.
"Sarah, maafkan aku tadi aku tertidur," ucap Rissa merasa tidak enak.
"Baiklah aku memaafkan mu, tetapi apa kamu menginap di Hotel ini?" tanya Sarah meyelidiki Rissa.
"Iya," jawab Rissa.
"Aku juga menginap di Hotel ini, apa kamu menginap dengan pria ini?" tanya Sarah menegaskan kata-katanya.
"Ayo, kita masuk ke dalam aku tadi sudah reservasi," ucap Daniel.
Mereka masuk dan duduk di tempat yang sudah tersedia dan memesan makan malam yang lezat juga mahal.
"Rissa kamu terlihat cantik sekali hari ini!" goda Sarah pada Rissa.
"Kamu juga selalu terlihat menawan sahabatku!" puji Rissa.
Rissa dan Sarah tertawa dengan bahagia... kedua gadis itu terlihat sangat akrab, Daniel tersenyum melihat keduanya.
Setelah menyantap makan malam mereka meminum segelas Wine... dan mulai berbincang namun tiba-tiba seseorang datang menyapa, merekapun menoleh melihatnya.
"Selamat malam semuanya... kebetulan sekali bertemu kalian disini, boleh aku ikut bergabung?" ucap Sean dan tersenyum sangat manis.
"Selamat malam dan silahkan duduk, Sean," ucap Daniel dan Rissa bersamaan.
Hanya Sarah yang tidak peduli dengan kehadiran Sean.
"Terima kasih, kalau seperti ini kita seperti sedang kencan ganda ya!" Ucap Sean lalu duduk disebelah Sarah.
"Apa kau ingin minum?" tanya Daniel.
"Tidak, terima kasih. Silahkan lanjutkan pembicaraan kalian," ucap Sean.
"Jadi apa maksudmu mengundangku makan malam, pasti ada alasannya benarkan?" ucap Sarah menatap Daniel.
Daniel berkata, "Kami mengundangmu makan malam karena ada yang mau kami beritahu padamu."
"Baiklah aku mendengarkan." Ucap Sarah sambil meminum Red Wine dengan anggun.
"Sebenarnya ini kencan pertama aku dan Rissa," ucap Daniel.
"Apa?" Sarah terkejut lalu memandang tajam ke arah Rissa.
"Sarah, maafkan aku... sebenarnya aku ingin memberitahu, tetapi belum ada waktu untuk mengatakannya padamu," ucap Rissa.
Rissa yang hendak meminum Red Wine terhenti saat Daniel mengambil paksa gelas yang di pegangnya
"Jangan sayang kamu tidak boleh minum Wine," larang Daniel.
"Oh baiklah," ucap Rissa kecewa.
"Rissa aku memaafkanmu, tetapi apa mungkin kamu sedang hamil?" tanya Sarah masih penasaran.
"Tidak, aku tidak hamil!" jawab Rissa kaget.
"Apa kamu yakin?" tanya Sarah penuh selidik menatap tajam ke arah Rissa.
"Tentu aku sangat yakin!" ucap Rissa tegas sampai matanya melotot memandang Sarah.
"Apa Daniel mengancammu?" tanya Sarah lagi.
"Tidak, kenapa kamu berpikiran seperti itu?" jawab Rissa merasa tidak enak.
Maafkan aku Sarah, batin Rissa.
"Ini sangat tidak masuk akal buatku!" teriak Sarah.
"Sebenarnya aku tidak masalah kau setuju atau tidak dengan hubungan kami, tetapi berbeda dengan Rissa karena kau sahabat dekatnya," ucap Daniel dengan santai.
Sarah meminta pelayan untuk menuangkan Red Wine lagi, kemudian Sarah menenggak habis minumannya.
"Baiklah apapun yang Rissa lakukan aku akan mendukungnya," ucap Sarah.
"Terima kasih ,Sarah," ucap Rissa lalu memegang tangan sahabatnya.
"Baiklah kalau begitu aku permisi lanjutkan lagi kencan kalian, terima kasih untuk makan malamnya," ucap Sarah.
Saat Sarah mau beranjak dari duduknya ia goyah dan merasa pusing, tetapi dengan cepat Sean memegang tangan Sarah.
"Hati-hati!!! Sarah sepertinya mabuk," ucap Rissa.
"Biar aku yang mengantarnya, apa dia menginap disini?" tanya Sean.
"Ya dia menginap disini tolong antar ke kamar, aku akan bantu memapahnya!" ucap Rissa.
Kemudian Rissa mencari-cari kunci kamar hotel di dompet milik Sarah.
"Tidak kamu disini saja, biar Sean yang mengantarnya," ucap Daniel tegas.
"Oh, baiklah maaf merepotkan mu Dokter Sean," ucap Rissa.
Rissa lalu memberikan Key Card kamar Sarah ke Sean, kemudian Sean memapah Sarah ke kamarnya. Sarah terlihat sangat kacau karena mabuk.
"Apa Sarah akan baik-baik saja?" tanya Rissa.
"Jangan khawatir Ia akan baik-baik saja, bagaiman kalau kita ke kamar juga?" tanya Daniel kemudian menatap Rissa.
Aku akan mengikuti apapun maumu ...
Bersambung.
Haiii... apa kalian menyukai karyaku ini? jangan lupa dukungannya vote dan commentnya ya biar akyu tambah semangat🙏🙏 mohon maaf TYPO dimana-mana dan EYD nya masih berantakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Dian Mardiana
masih teka teki...seoga beneran bucin ya s daniel...kasian rissa nya kalo di phpin mulu
2021-05-29
0
👑
jejak 💕💕
2021-03-24
0
@BUMI_06
semangat
2021-03-22
0