Rissa memasuki mansion dari pintu samping, ia melakukannya karena sudah terbiasa. Terlebih lagi ia tahu di mana posisinya, sebab ia hanyalah cucu dari seorang pelayan. Rasa lelah dan juga lapar yang saat ini ia rasakan, Rissa segera masuk ke dalam mansion.
"Sebaiknya aku membersihkan diri dulu," ucap Rissa lalu bergegas pergi menuju kamarnya yang terletak di belakang.
Setelah sampai di depan kamar, Rissa langsung berjalan menuju ke balkon kamarnya. Diraihnya handuk yang ia jemur di sana, kemudian Rissa pergi ke kamar mandi. Gadis itu membuka kran air, lalu ia berniat untuk mandi setelah melepas semua pakaiannya. Setelah mandi Rissa rebahan di kasur yang empuk dan besar, dengan kaki yang masih menyentuh lantai dan masih memakai handuk yang menutupi tubuh mulusnya.
Mansion itu memiliki banyak kamar yang luas dan juga besar. Walaupun Rissa di tempat itu hanyalah cucu dari seorang kepala pelayan, tetapi ia memiliki kamar yang cukup bagus. Pemilik mansion yang meng-istimewakan Rissa, karena ia cucu dari kakek Adam. Beliau adalah kepala pelayan yang sudah mengabdi di keluarga Danny Richardson selama 30 tahun.
Tidak terasa Rissa mulai mengantuk dan baru saja dia akan terlelap tiba-tiba terdengar suara pintunya terbuka.
Ceklek, lalu kemudian terdengar langkah seseorang masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu pun langsung bangun dari tidurnya, Rissa sangat terkejut ketika seorang pria sedang memandanginya.
"Apa kau baru saja tertidur? Hanya dengan memakai selembar handuk di tubuhmu!" tanya Daniel dengan heran.
"Aku tidak tidur, aku hanya sedikit lelah lalu berbaring sebentar!" seru Rissa. Gadis itu merasa sangat, ia lalu menyilangkan kedua tangan di depan dadanya yang sedikit terbuka.
"Cepat pakai bajumu, kita makan malam bersama!" seru Daniel sambil berlalu pergi.
"Ba-baiklah, Tuan Daniel." Suara Rissa terdengar terbata-bata dan juga pelan. Deg, deg, deg jantung Rissa masih saja berdegup sangat kencang walaupun pria itu sudah pergi.
Ahh, ini sangat memalukan! Kenapa pria itu tiba-tiba masuk kesini, apa dia tidak tahu kalau ini kamar seorang gadis? Bukannya dia sendiri yang menyuruhku untuk istirahat! Gadis itu merasa sangat malu dan langsung sembunyi di dalam selimutnya yang tebal.
"Bagaimana ini, aku sangat malu jika makan bersamanya?" ucap Rissa tidak semangat.
...*****...
Beberapa menit kemudian Rissa beranjak dari persembunyiannya, karena merasa tidak baik jika membuat Daniel menunggunya. Lalu ia memilih pakaian di lemari dan meraih kaos berwarna merah jambu yang lumayan besar. Untuk bawahannya Rissa memakai celana panjang berwarna hitam
"Wajahku terlihat sangat pucat." Rissa menatap cermin sembari merapihkan rambutnya, lalu gadis itu menyapukan sedikit bedak pada wajahnya supaya terlihat lebih segar.
Setelah dirasanya cukup kemudian Rissa keluar kamar, ia berniat pergi ke ruang makan. Kemudian saat ia sudah sampai di sana, dilihatnya Daniel sudah duduk menunggunya.
"Duduklah dan makanlah yang banyak, aku tidak mau kau sakit karena kelaparan. Aku menyuruh seorang supir untuk membeli makanan, saat ketika kita masih di rumah sakit!" Daniel berbicara sembari menatap wajah cantik Rissa.
Rissa hanya mengangguk pelan, lalu ia duduk di kursi yang kosong. Sejak siang ia memang belum makan apapun karena terlalu khawatir dengan keadaan kakeknya. Sekarang pun masih, walaupun terasa perutnya terasa lapar ia tidak ada nafsu untuk menikmati makanan.
Tampak banyak sekali jenis makanan sudah tersedia di atas meja dengan lezatnya. Berbagai macam makanan Eropa tersaji dengan sangat menggiurkan lidah, aromanya pun terasa sangat harum.
Perhatian sekali tuan Daniel hari ini, tidak seperti biasanya. Apa karena Kakek sedang sakit jadi dia memperlakukanku dengan baik? Jika dia terus seperti ini akan membuatku salah paham, batin Rissa.
Deng, deng,deng jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Suara jam klasik terdengar menggema di seluruh mansion.
Di meja makan hanya ada Rissa dan Daniel mereka duduk berhadapan, terlihat sekali mereka sangat canggung karena kejadian sebelumnya. Namun, sekilas Daniel terlihat tersenyum memandangi Rissa.
Kenapa dia tersenyum, apa ada yang salah dengan otaknya? Bukannya dia selalu bersikap dingin pada semua orang? Apa mungkin dia berpikir jika aku tadi di kamar aku sudah menggodanya? Hah, dasar pria aneh! Rissa mencuri-curi pandang pada Daniel.
"Berapa usiamu saat ini?" tanya Daniel sambil memotong daging steik di atas piringnya.
"Usiaku sudah 21 tahun, Tuan ...."
"Apa kau memiliki kekasih?"
"Umm, tidak ...."
"Apa kau tidak ingin melanjutkan sekolah?"
"Apa?" tanya Rissa merasa tidak yakin dengan pertanyaan Daniel.
Kenapa dia banyak sekali bertanya? Ini pertama kalinya Tuan Daniel bertanya panjang lebar padaku, batin Rissa.
Hening.
"Selamat malam semuanya!" Suara seseorang memecah keheningan.
Suara Darren mengejutkan Rissa dan Daniel, dengan seketika mereka berdua menoleh ke asal suara.
Bukannya Darren sedang berada di Spanyol? Rissa merasa sedikit bingung malam ini.
Rissa menatap Darren dengan banyak pertanyaan di dala pikirannya, kenapa pria itu tiba-tiba datang ke mansion. Rissa sendiri menganggap Darren seperti kakaknya, karena Darren pria yang baik dan juga selalu melindunginya.
"Pasti kalian bertanya-tanya kenapa aku pulang kan?" ucap Darren sambil meraih sebuah apel merah yang ada di atas meja makan. "Aku pulang karena mendengar kakek Adam dirawat di rumah sakit!" Darren berkata lagi sembari memakan apel yang berada di tangannya.
"Aku tahu jika kau akan pulang hari ini. Jadi tadi aku sudah meminta seseorang untuk membersihkan kamarmu," ucap Daniel.
"Terima kasih, Kakakku. Baiklah aku sangat lelah, aku mau ke kamar dahulu." Darren lalu pergi meninggalkan Rissa dan Daniel.
Sebenarnya Darren dan Daniel tidaklah terlalu akrab, walaupun mereka adalah kakak beradik satu ayah dan ibu. Sifat keduanya sungguh berjauh berbeda, dan mereka sangat bertolak belakang dalam mengambil keputusan.
Mansion itu sangat besar dan juga megah, tetapi terasa sangat sepi. Karena di mansion hanya di huni oleh enam orang, itu pun jika Darren pulang. Tidak banyak orang di mansion karena Daniel tidak suka dengan namanya keramaian. Hanya ada beberapa orang saja di mansion itu, dan salah satunya adalah Kakek Adam sebagai kepala pelayan yang selalu setia menemani Daniel. Lalu penjaga gerbang Pak Zoe berumur 40 tahun, Bu Fara berumur 45 tahun yang ditugaskan untuk memasak, dan Rissa yang membantu Bu Fara untuk mencuci pakaian.
Kemudian setelah mereka menyantap hidangan itu, Rissa merapihkan piring yang ada di atas meja dan membawanya ke tempat pencucian piring.
"Cepatlah tidur, besok pagi kita harus melihat kakekmu. Aku yang akan mangantarmu." Daniel pergi setelah mengatakan beberapa kata pada Rissa.
"Baik, Tuan Daniel. Terima kasih karena sudah perhatian pada kami," ucap Rissa sopan.
Daniel melangkah pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua, ia terlihat sedang menaiki anak tangga. Lalu Rissa segera mencuci dan merapihkan semua piring juga menatannya di dalam lemari dapur.
Setelah pekerjaannya selesai, Rissa pergi ke kamarnya yang terletak di belakang mansion dekat dengan taman. Gadis itu memasuki kamarnya dan langsung naik ke atas tempat tidur yang hangat.
Udaranya sudah terasa begitu dingin, padahal ini baru mau musim gugur. Oh, aku mengantuk sekali. Kemudian Rissa terlelap dalam mimpinya, hari ini begitu melelahkan hati dan juga pikirannya.
Kakek Adam adalah satu-satunya keluarga yang Rissa miliki, ia tidak akan sanggup jika sesuatu yang buruk terjadi pada kakeknya. Karena hingga kini kematian orang tuanya pun masih meninggalkan luka yang begitu dalam di hati Rissa.
...*****...
Keesokan harinya.
Risa sedang menata meja makan, ia menyajikan makanan untuk sarapan Daniel. Tidak lama terlihat Daniel sedang menuruni anak tangga sembari menerima panggilan diponselnya.
"Baiklah, hubungi aku lagi nanti jika ada masalah di kantor." Daniel berbicara dengan seseorang diponselnya, pria itu sekilas melirik ke arah Rissa.
"Selamat pagi, Tuan Daniel." Rissa menyapa Daniel sembari tersenyum.
Namun, wajah Rissa terlihat sedih dan matanya juga sembab seperti habis menangis semalaman.
"Ada apa denganmu ... kenapa matamu terlihat sembab?" tanya Daniel penasaran.
Pria itu terus memandangi wajah Rissa, wajah cantik yang mulai mengisi hari-harinya.
"Aku tidak apa-apa," ucap Rissa sedih.
"Tuan Daniel, sepertinya Rissa tertidur sambil menangis." Bu Fara berbisik di dekat Daniel.
Ingin sekali aku menceritakan semua mimpiku semalam padamu, tetapi ... batin Rissa merasa sangat sedih.
Haii..
Apa kalian menyukai ceritaku.
Semua yang ada disini hanya fiktif ya, maaf kalau ada persamaan nama, tokoh dan tempat kejadian ya.
Maaf 🙏🙏
TYPO dimana-mana dan EYD masih berantakan. Akyu masih pemula, butuh kritik dan saran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Rozh
like
2021-10-25
1
🌼EmeLBy🌼
Aku nyicil baca karya mu.
Dan aku jatuh cinta...
salam strong yaa
DI BALIK LAYAR menunggu hak yang sama
2021-06-02
0
astri rory ashari
masih mantow...☺
2021-05-27
0