Petir menggelegar di luar mansion, tidak lama hujan pun turun dengan begitu deras membasahi bumi.
Daniel pergi meninggalkan Rissa seorang diri di kamar itu, ia berjalan dan tidak menoleh lagi. Rissa hanya bisa menatap punggung lelaki yang sedang diliputi rasa marah. Lemas di kedua kakinya membuat Rissa terduduk dilantai, tidak jauh dari tempatnya berdiri tadi.
"Tidak, bukan itu maksudku." Rissa menangis menyesali perkataannya.
Tiba-tiba Bu Fara datang melihat Rissa, wanita itu khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi pada Rissa.
"Apa kamu baik-baik saja, Sayang?" Bu Fara merasa khawatir ketika melihat Rissa.
"Aku baik-baik saja, tetapi apa Tuan Daniel ada di kamarnya?" tanya Rissa.
"Baru saja, kulihat Tuan Daniel pergi meninggalkan mansion dengan mobilnya. Sebenarnya, apa yang terjadi di sini?" tanya Bu Fara.
Rissa bangun dari duduknya dan pergi keluar kamar, Bu Fara terlihat bingung dan kemudian menyusul Rissa.
"Rissa, ada apa sebenarnya?" Bu Fara masih bingung melihat sikap Rissa.
"Aku harus menemui Tuan Daniel, ada yang ingin kusampaikan padanya. Kemana aku harus mencarinya?"
"Rissa, di luar hujan sangat deras sebaiknya kita menungguny di mansion saja." Bu Fara melarang Rissa.
"Tidak bisa, aku harus menemuinya sekarang juga!" Rissa merasa gelisah.
Dari kejauhan terlihat mobil datang, dan tidak lama kemudian mobil memasuki mansion. Mobil Ferrari berwarna merah menyala berhenti tepat di depan mereka berdua, Bu Fara dan Rissa.
"Apa yang sedang kalian lakukan di luar?" Darren melihat pada Rissa dan Bu Fara.
"Tuan Darren, tolong antarkan aku." Rissa menarik tangan Darren masuk ke dalam mobil berwarna merahnya.
"Ada apa ini, kita mau ke mana?" Darren merasa bingung dengan tingkah Rissa.
Namun, Darren tetap menuruti gadis itu. Darren lalu menghidupkan mesin mobil dan kemudian mereka pergi meninggalkan mansion.
"Aku mau mencari Tuan Daniel." Rissa menoleh pada Darren.
"Memangnya ada apa?" Darren merasa sedikit curiga.
"Tidak ada apa-apa." Rissa menjawab singkat.
Gadis itu tidak ingin kakak beradik ini bertengkar. Dahulu pernah Rissa di kurung di tempat pencucian baju semalaman oleh Daniel, tetapi perbuatannya di ketahui oleh Darren. Lalu akhirnya, mereka berdua bertengkar dan saling adu jotos.
Dareen menghubungi Daniel lewat ponsel Tut ... tut ... tut suara dering ponsel menunggu jawaban dari sana.
"Hallo, Kak Daniel sekarang kau ada di mana?" tanya Darren.
"Aku sedang di Club SF, ada apa?" Suara Daniel terdengar tidak jelas.
"Ya sudah, aku akan ke sana." Darren lalu menutup panggilannya.
Mobil pergi dengan cepat menuju Club SF, tempat Daniel berada. Di Club SF.
Suara Riuh musik terdengar menggema di sebuah club, beberapa gadis-gadis cantik terlihat sedang menemani Daniel.
"Akhirnya, kau datang juga. Duduklah temani aku minum!" Daniel terlihat setengah mabuk.
"Ada apa denganmu, apa yang terjadi? Bukannya kau sedang merasa kasmaran! Namun, kenapa kau di sini bermabuk-mabukan. Kau ini seperti sudah ditolak seorang gadis saja!" Sean meledek Daniel.
Sean masih ingat dengan jelas tadi siang, ia melihat Daniel menghimpit tubuh Rissa di sudut dekat ruang ICU. Dokter muda itu juga tahu jika Daniel menyukai Rissa setahun belakangan ini.
"Apa kau puas meledekku?" Daniel memandang tajam pada Sean.
"Come on ... bukankah beberapa hari yang lalu kau begitu percaya diri, tetapi lihat dirimu sekarang! Kau begitu menyedihkan." Sean kemudian tertawa.
"Sepertinya gadis itu tidak menyukaiku." Daniel lalu menenggak minuman yang membuatnya mabuk.
"Jangan pedulikan ia menyukaimu atau tidak. Dapatkan gadis itu jika kau sangat menginginkannya!" Sean memanasi Daniel
"Namun, ia sydah menolakku. Mungkin gadis itu sudah memiliki kekasih." Daniel lalu memijit pelipisnya yang mulai terasa pening.
"Apa kau menyerah? Akan tetapi, kau begitu menyukainya! Apa kau mau mendengar sedikit saran dariku?" Sean bertanya dengan serius.
"Bicaralah aku mendengarkan," ucap Daniel pelan.
"Aku rasa kita harus bermain curang di sini. Bagaimana kau mau melakukanya?"
Daniel terdiam sesaat, ia memikirkan rencana Sean bar saja.
"Hentikan semua perawatan kakeknya di rumah sakit. Bukankah gadis itu tidak memiliki uang, biarkanlah dia datang sendiri padamu. Saranku jika kau benar mencintainya dapatkan dia, tetapi jika tidak lepaskanlah dia. Bagaimana rencana dariku, apa kau suka?" Sean melihat pada Daniel.
"Baiklah lakukan semua rencanamu besok," Daniel berkata tanpa berpikir panjang lagi.
"Ok, deal jika begitu. Ayo, malam ini kita harus bersenang-senang." Sean menepuk bahu sahabatnya itu..
Seorang gadis club yang dari tadi menemani Daniel bergeser tempat dan duduk dipangkuan Daniel lalu melu**at bibir Daniel tanpa jeda.
Dari kejauhan seorang gadis tengah melihat Daniel dengan tatapan sedih dan selanjutnya gadis itu perlahan mundur berniat pergi meninggalkan club.
"Rissa, apa kau sudah melihat Daniel?" tanya Darren.
"Aku tidak melihatnya, di dalam sanagt gelap sekali dan juga bau rokok." Rissa berbohong.
"Biar aku saja yang mencarinya!" Darren hendak pergi ke dalam.
"Tidak usah, aku mau pulang saja." Rissa memohon.
"Baiklah, kita pulang ke mansion. Ini sudah sangat malam," ajak Darren.
Mereka pun pulang ke mansion, sesampainya mereka di tempat itu Darren dan Rissa langsung masuk ke kamarnya masing-masing.
Kenapa tuan Daniel mencium seorang gadis di club, apa dia sering melakukan itu? Namun, bukankah tadi dia bilang mencintaiku ... apa semua kata-katanya itu bohong, Rissa memikirkan Daniel dan tanpa sadar ia tertidur hingga keesokan harinya.
...*****...
Pagi-pagi sekali di mansion.
Pagi ini aku mau ke rumah sakit mengurus semua kebutuhan kakek, batin Rissa.
"Selamat pagi, Bu Fara," sapa Rissa sopan.
"Selamat pagi, Sayangku." Bu Fara pun menjawab.
"Hari ini aku akan ke kumah sakit untuk melihat kakek. Aku sudah mengurus semua pekerjaan di mansion." Rissa berkata pada Bu Fara.
"Namun, sepertinya tuan Daniel belum pulang dari semalam." Bu Fara memberitahu Rissa.
"Oh, tidak apa aku akan naik bis saja." Rissa lalu membawa tas berisi pakaian dan juga perlengkapan lain untuk kakeknya.
"Hati-hati, Sayang. Bawa bekal ini untukmu di jalan." Bu Fara lalu memberikan sesuatu pada Rissa.
Rissa berniat keluar dari mansion, ia lalu berjalan menuju ke halte bis terdekat di sana. Ia lalu duduk dan menunggu sambil memakan roti lapis yang diberikan oleh Bu Fara. Tidak lama bis pun datang dan membawanya ke rumah sakit.
Di rumah sakit.
"Berapa semua biayanya?" tanya Rissa ingin memastikannya lagi
"Total hari ini 100 juta untuk operasi dan perawatannya." Seorang perawatemberikan lembar tulisan pada Rissa.
"Apa kalian tidak bisa memberiku waktu?" Rissa panik setelah melihat selembar kertas yang diberikan perawat padanya.
"Maaf, ini sudah prosedur dari rumah sakit ini." Suster berkata pada Rissa.
Gadis itu begitu terkejut saat seorang suster mengatakan. Jika ia tidak membayar semua uang administrasi di kasir maka kakeknya tidak bisa dirawat. Rissa lalu berjalan dengan langkah yang pelan, gadis itu terlihat bingung.
Apa yang harus kulakukan? batin Rissa.
Rissa pergi dari rumah sakit, gadis itu berniat menemui perantara yang membantu menjual toko milik orang tuanya.
Di kantor penjualaan Real Estate.
"Mengapa terburu-buru sekali? Baru dua hari, jadi belum ada yang membeli toko Anda." Sang perantara berkata.
"Oh, ya sudah terima kasih. Maaf sudah merepotkanmu." Rissa terlihat bingung.
Ke mana aku harus mencari uang sebanyak itu? batin Rissa.
Gadis itu bingung harus bagaimana, dan hari pun terlihat semakin siang. Akhirnya, Rissa tiba di depan sebuah gedung yang tinggi.
"Apa aku harus meminta tolong padanya?"
Rissa berdiri tepat didepan sebuah gedung yang menjulang tinggi.
...****...
Bersambung.
Hai ... Apa kalian suka dengan cerita fiksi ini?
saya harap kalian menyukainya. Jangan lupa VOTE dan Commentnya, Juga kritik dan sarannya.
Maaf TYPO dimana-mana dan EYD masih berantakan.🙏🙏
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Mimi Ilham
aqu syuka.., syuka pake banget thor ama ceritanya...
aqu kasih Like 11 x
2023-04-29
0
Dhina ♑
Sedih banget 😥😥😥
Tabahkan hatimu Rissa
Begitu sulit, dan sangat berat, beban yang kau tanggung 😥😥😥
2021-04-12
0
Jungkook wife
"Istri yang Terabaikan" hadir selalu memberikan like nya. Tetap semangat untuk Author. Mari saling mendukung dan memberikan Feedback.
2021-03-27
0