Bab.9 Pagi Yang Canggung

Aku harap kau mau menerimaku, kita mulai hidup yang baru. "Rissa maukah kau menikah denganku?" Daniel bertanya penuh harap.

Gadis itu hanya terdiam, ia tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Daniel padanya.

"Kita mulai dari awal lagi," lanjut Daniel.

Dari awal? Bukankah kita dari awal memang tidak punya hubungan, batin Rissa bertanya-tanya.

"Tuan Daniel, bisakah kau memberiku waktu hingga Kakek sehat?" Akhirnya, Rissa berkata pada Daniel.

"Ok, jika itu maumu!"

"Terima kasih."

"Baiklah, pakai dulu baju untuk menutupi tubuhmu. Apa kau ingin tetap seperti ini?"

Rissa terlihat sedikit kikuk, dan semburat merah pun muncul diparas cantiknya. Daniel melepaskan pelukannya dari Rissa, lalu ia duduk di sofa dan mengambil hpnya yang berada di meja. Terlihat terburu-buru ketika Rissa memakai pakaiannya, sekilas ia melihat Daniel sedang menghubungi seseorang.

"Aku akan datang terlambat hari ini, tolong kau urus *m*etting pagi ini dengan direktur keuangan!"

Setelah memakai pakaian Rissa mendatangi Daniel. Pria itu masih berbicara dengan seseorang di ponselnya sembari melihat beberapa lembar berkas di meja.

Rissa membungkuk lalu mencium pipi pria itu, wajah Rissa terlihat merah merona karena malu.

"Terima kasih," ucap Rissa lalu berjalan keluar kamar Daniel.

Sementara itu mata Daniel masih menatap Rissa merasa tidak percaya.

Aku harus selalu menyenangkan hati nya supaya semua berjalan lancar, batin Rissa.

Rissa menutup pintu kamar Daniel lalu berjalan pergi menuruni tangga, di samping itu tanpa ia sadari ada seseorang mengawasinya. Setelah Rissa pergi menjauh dari kamar Daniel, tiba-tiba terdengar suara pintu di tendang dengan kasar. Braaak!

Daniel yang masih sibuk melihat berkas-berkas merasa terkejut, ia lalu menoleh pada asal suara.

"Apa yang sudah kau lakukan padanya?" Tanya Darren yang sudah berdiri di depan Daniel.

"Apa maksudmu?" Daniel menatap adiknya dengan masih santai duduk di sofa.

Darren emosi lalu langsung melayangkan tinju ke arah Daniel, Daniel yang belum siap hanya bisa pasrah menerima pukulan dari adiknya.

"Jauhi Rissa!" Darren mengncam Daniel.

"Apa ini perlakuan adik terhadap kakaknya?" Daniel berteriak sambil mengusap ujung bibirnya yang terluka.

"Apa kau sungguh menyukainya?" Darren menatap Daniel tajam.

"Itu bukan urusanmu!" Suara Daniel meninggi.

"Aku tidak ingin kau terus menyakitinya. Awas saja jika kau macam-macam dengan gadis polos itu!" Darren lalu meninggalkan kamar Daniel dengan rasa marah.

Sebenarnya, aku juga tidak tahu pasti perasaanku padanya, batin Daniel. Pria itu bangun dari duduknya, lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Darren berjalan menuruni tangga lalu pergi ke ruang makan, dilihat nya Rissa sedang menyediakan makan pagi.

"Selamat pagi, Rissa!" Darren menyapa Rissa seperti tidak terjadi apa-apa antara dirinya dengan Daniel.

"Selamat pagi, Tuan Darren. Apa Anda ingin makan sesuatu pagi ini?" Rissa berdiri di dekat Darren.

"Tolong berikan aku secangkir kopi dan juga sepotong roti," pinta Darren.

"Baik, Tuan Darren." Rissa lalu meraih cangkir, lalu mengisi kopi ke dalam cangkir. "Silakan, Tuan Darren." Rissa memberikan secangkir kopi dan menyodorkan sepiring roti.

"Oya, kemarin siang aku ke rumah sakit bersama dengan Sarah, kami lama menunggumu di sana!" Darren mencuri pandang ke arah Rissa.

"Ma-af, kemarin aku ada sedikit urusan. Aku tidak tahu kalau kalian ke sana," ucap Rissa gugup. Sebenarnya, sepanjang hari kemarin Rissa sedang menunggu Daniel di kantor tempatnya bekerja.

"Kami menghubungimu, tetapi ponselmu tidak aktif. Sepertinya kami harus memberi telepon genggam baru sebagai kado ulang tahunmu kali ini!" Darren memincingkan matanya dengan penuh selidik.

"Terima kasih, tetapi itu tidak perlu! Rissa menolak karena merasa sungkan.

"Jangan sungkan, kamu itu sahabat kami. Jadi jika kamu membutuhkan sesuatu atau mempunyai masalah tolong beritahu kami!" Darren menekankan nada bicaranya.

"Terima kasih, tapi sungguh itu tidak perlu. Aku sangat bersyukur memiliki sahabat seperti kamu dan Sarah." Rissa lalu duduk di samping Darren.

Rissa dan Darren berbincang-bincang, dan kemudian mereka tertawa teringat kenakalan masa remaja.

Di lantai atas seseorang tengah mengepalkan tangannya, tanda sedang kesal. Karena mendengar perbincangan mereka, tidak lama ia pun melangkahkan kakinya. Daniel menuruni tangga dengan wajah yang sedikit kesal, ia berjalan ke arah ruang makan.

Rissa lalu melihat kedatangan Daniel di sana. "Tuan Daniel, ada apa dengan wajahmu?" Perhatian Rissa tertuju pada wajah Daniel yang sedikit terluka.

"Tidak apa-apa," jawab Daniel.

"Rissa hari ini aku akan kembali ke Spanyol, jika terjadi sesuatu cepat hubungi aku!" Darren beranjak pergi, ia marasa kesal karena melihat Rissa mengkhawatirkan Daniel.

"Iya, Tuan Darren." Rissa hanya bisa melihat punggung Darren yang berlalu pergi.

Apa mereka berkelahi? batin Rissa bertanya-tanya.

Darren meninggalkan Rissa dan Daniel di ruang makan itu, pria itu berlalu pergi begitu saja dari sana.

"Apa Anda ingin minum sesuatu? Aku akan membuatkannya untuk Anda." Rissa menawarkan minum pada Daniel.

"Aku sangat lapar, Buatkan aku sarapan pagi. Karena semalam aku tidak makan." Daniel berkata dengan dingin, pria itu sedang memeriksa isi pesan di dalam ponselnya.

"Tunggu sebentar, aku akan membuatkan omelet dan roti bakar untukmu." Rissa menatap Daniel sejenak.

"Baiklah, tapi berikan aku secangkir kopi dahulu. Aku merasa sedikit mengantuk."

Tidak lama kemudian Rissa memberikan Daniel secangkir kopi. Setelah itu ia lalu bergegas untuk menyiapkan omelet dan roti bakar.

Terdengar seseorang memanggil Rissa, ia lalu menoleh. "Rissa aku pergi, nanti Sarah akan datang ke sini untuk bertemu denganmu!" Darren memberi tahu sembari menarik kopernya.

Darren pergi pamit hanya pada Rissa, Darren membuang muka saat Daniel menoleh padanya.

"Ya, baik. Tolong katakan padanya aku akan menunggunya," jawab Rissa.

Darren lalu pergi begitu saja dari sana karena merasa kesal pada kakaknya, yaitu Daniel.

Selesai Rissa memasak omelet, ia langsung menaruhnya dipiring lengkap dengan roti bakar dan meletakannya ke atas meja.

"Omelet ini terlihat enak, terima kasih." Daniel langsung saja memakannya.

"Apa rasanya enak?" tanya Rissa sedikit khawatir.

"Sangat enak!" Daniel tersenyum ke arah Rissa.

"Duduklah di sini." Daniel menepuk-nepuk kursi yang ada di sampingnya.

"Iya, baiklah." Rissa hanya menurut, tetapi ia merasa canggung ketika duduk di sebelah Daniel.

"Kemana Bu Fara?" tanya Daniel.

"Bu Fara hari ini meminta izin, beliau ingin menemui putrinya di asrama sekolah." Rissa berkata pada Daniel.

"Oh, lalu apa yang akan kita lakukan hari ini?" Daniel menatap Rissa sejenak.

"Kita?" Rissa merasa bingung.

"Bagaimana jika hari ini kita berkencan?" Daniel mengatakan dengan enteng.

"Hah, kencan? Namun, hari ini aku harus ke rumah sakit untuk melihat Kakek." Rissa merasa canggung.

"Ya sudah, nanti aku akan mengantarmu ke sana. Sesudah itu kita akan pergi berkencan." Daniel menatap Rissa sembari tersenyum.

Ada apa dengan nya kenapa dia terus tersenyum padaku, batin Rissa.

"Ya sudah, aku akan mengganti pakaian." Rissa lalu pergi meninggalkan Daniel, ia tidak ingin lama-lama berdua dengan pria itu.

Aku akan menikmati semua permainannya, jika memang ini yang ia inginkan maka aku akan mengikutinya, Batin Rissa.

Gadis itumemilih pakaian yang cocok, ia memilih *d*ress santai berwarna biru muda yang sederhana dan memakainya. Sesudah itu ia bercermin dan memoles sedikit lipstik pada bibirnya dengan warna soft pink supaya tidak terlihat pucat. Rissa juga menyisir dan menggerai rambutnya, terakhir sebelum Rissa keluar kamar dia memakai sepatu kets berwarna putih. Tidak lupa ia pun memasukan ponselnya kedalam tas selempang berwarna hitam yang biasa dibawanya.

Rissa lalu berjalan mendatangi Daniel, pria itu tersenyum melihat Rissa. Daniel merasa gadis ini semakin cantik setiap kali ia memandangnya.

"Apa kamu sudah siap?" Daniel mwnatap gadis yang ada di hadapannya.

"Iya," ucap Rissa sembari menganggukkan kepalanya.

"Kita ke rumah sakit dahulu untuk menjenguk kakek, sesudah itu kita kencan bagaimana?" Daniel bertanya, pria itu lalu menggandeng tangan Rissa.

"Ayo, nanti kita terlambat," ajak Daniel.

Mereka berdua meninggalkan mansion dan pergi ke rumah sakit tempat kakek Adam dirawat.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

👑

👑

💕

2021-03-24

0

Bagus Effendik

Bagus Effendik

aku fansmu Daniel

2021-02-07

0

Egha

Egha

hii..akak Miss dara aku lanjut baca lagi karyamu

2021-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tragedi
2 Bab 2 Menangis semalam
3 Bab 3 First Love
4 Bab 4 Kharisma pria kejam
5 Bab 5 Menyatakan Cinta
6 Bab.6 Sebuah Rencana
7 Bab.7 Bingung
8 Bab 8 Kenangan.
9 Bab.9 Pagi Yang Canggung
10 Bab.10 Sepasang Kekasih.
11 Bab.11 Rumit.
12 Bab.12 Bertahan
13 Bab.13 Sunset
14 Bab.14 Double Date.
15 Bab.15 Presidential Suite
16 Bab.16 Perjanjian
17 Bab.17 Gadis cengeng
18 Bab.18 Tidak berdaya
19 Bab 19 Maafkan aku
20 Bab 20 POV DANIEL RICHARDSON
21 Bab 21 Kau milikku
22 Bab 22 Dua sisi mata pisau
23 Bab 23 Kissmark
24 Bab 24 Gadis yang sederhana.
25 Bab 25 Meminta restu.
26 Bab 26 Dasar wanita penggoda.
27 Bab 27 Demi uang
28 VISUAL PEMAIN
29 Bab. 28 Perjanjian yang menyakitkan
30 Bab 29 Alergi Seafood
31 Bab 30 Tuduhan pria kejam
32 Bab 31 Cinta dan Benci
33 Bab 32 Aku akan bertahan
34 Bab 33 Tunggulah aku
35 Bab 34 Fitting gaun pengantin
36 Bab 35 Mencari kebenaran
37 Bab 36 Kejutan untukmu sayangku
38 Bab 37 Undangan pernikahan
39 Bab 38 Kau Monster bagian 1
40 Bab 39 Kau Monster bagian 2
41 Bab 40 Kita menikah hari ini
42 Bab 41 Pernikahan di atas kertas
43 Bab 42 Pesta pernikahan yang menyedihkan
44 Bab 43 Aku Mencemaskan Dirimu
45 Bab 44 Daniel Kecelakaan
46 Bab 45 Pov Daniel
47 Bab 46 Melanjutkan kegiatan yang tertunda
48 Bab 47 Apakah Aku Mencintaimu?
49 Bab 48 Honeymoon
50 Bab 49 Kemarahan Daniel
51 Bab 50 Kecemburuan Daniel
52 Bab 51 Aku Sudah Terbiasa
53 Bab 52
54 Bab 53 Kemana Daniel Pergi?
55 Bab 54 Chicken soup untuk Daniel.
56 Bab 55 Apa Kau Sedang Menungguku?
57 Bab 56 Sungguhkah itu?
58 Bab 57 Daniel, Aku sangat lelah
59 Bab 58 Daniel Tersenyum Bangga
60 Bab 59 Lagi, lagi dan lagi
61 Bab 60 Aku sangat lelah
62 Bab 61 Aku akan selalu Memafkanmu
63 Bab 62 Berbaik hatilah padaku
64 Bab 63 Apa bisa aku bertahan?
65 Bab 64 Cinta?
66 Bab 65 Cintaku akan selalu menjadi milikmu
67 Bab 66 Dilema
68 Bab 67 Titik terang
69 Bab 68 Semua salahku
70 Bab 69 Rasa ingin memiliki
71 Bab 70 Cepatlah kalian pergi!
72 Bab 71 Kelalaian Daniel
73 Bab 72 POV Damian
74 Bab 73 Pesonamu
75 Bab 74 Jangan pergi
76 Bab 75 Tetaplah bersamaku
77 Bab 76 Biarkan aku memelukmu
78 Bab 77 Menyebalkan
79 Bab 78 Mengganggu
80 Bab 79 Pria Posesif
81 Bab 80 Aku harus apa?
82 Bab 81 Pria aneh
83 Bab 82 POV Rissa
84 Bab 83 Merindukanmu
85 Bab 84 Merindukanmu bagian 2
86 Bab 86 Kecemasan Rissa.
87 Bab 87 Menemui Darren
88 Bab 88 Aku Mencintainya
89 Bab 89 Apakah ini nyata?
90 Bab 90 Aku sangat merindukanmu, Rissa.
91 Bab 91 Aku baik-baik saja
92 Bab 92 Mencuri pandang
93 Bab 93 Rencana
94 Bab 94 Bayaran
95 Bab 95 Bersamamu
96 Bab 96 Pengakuan
97 Bab 97 Perhatian
98 Bab 98 Aku siap
99 Bab 99 Aku sangat mencintaimu
100 Bab 100 Mencintaimu dalam Diam
101 Bab 101 Kata Cinta
102 Bab 102 Temani Aku
103 Bab 103 Aku Sangat Bahagia
104 Bab 104 Kau Terlihat Sangat Cantik
105 105 Aku Sangat Mencintaimu
106 Bab 106 Lembayung Senja
107 Bab 107 Mual
108 Bab 108 Menjenguk Kakek Adam
109 Bab 109 Perasaan Senang dan Bahagia
110 Bab 110 Panggil Aku 'Mommy'
111 Bab 111 Kejutan
112 Bab 112 Luruh
113 Bab 113 Apa Kau Mencintaiku?
114 Bab 114 Morning Sikcness
115 Bab 115 Aku Harus Apa?
116 Bab 116 Mimpi Buruk
117 Bab 117 Mimpi Burukku Menjadi Kenyataan
118 Bab 118 Luka karena pengkhianatan
119 Bab 119 Biarlah luka ini aku pendam sendiri
120 Bab 120 Aku Yang Rapuh Dan Terluka
121 Bab 121 Aku Mohon Jangan Mencariku
122 Bab 122 Aku Tanpa Dirimu
123 Bab 123 Aku Pergi
124 Bab 124 Gare d'Austerlitz
125 Bab 125 Menyambut hari
126 Bab 126 The CEO is Cruel
127 Bab 127 Izinkan Aku Membencimu
128 Bab 128 Sebuah Rasa
129 Bab 129 Satu bulan sudah berlalu
130 Bab 130 Tujuh bulan pun berlalu
131 Bab 131 Aku Memang Pengecut
132 Bab 132 Sais-tu que tu me manques tellement?
133 Bab 133 Maison de repos
134 Bab 134 Ini Hanya Mimpi
135 Bab 135 Apa Ini Mimpi?
136 Bab 136 Rupanya Kau Di Sini, Sayang
137 Bab 137 Keangkuhanmu Selalu Melukaiku
138 138 Pergilah
139 Bab 139 Sedih Tak Berujung
140 Bab 140 Bayi Prematur
141 Bab 141 Kecewa
142 Bab 142 Berusaha
143 Bab 143 Penolakan
144 Bab 144 Akhir Kisah Kita
145 Bab 145 Meragukan?
146 Bab 146 Sebuah Jawaban
147 Bab 147 Kepingan Puzle Yang Hilang
148 Bab 148 Penyesalan vs Ambisi
149 Bab 149 Penjelasan Pengawal Jack
150 Bab 150 Mencoba Menjadi Lebih Baik
151 Bab 151 Rindu
152 Bab 152 The Last Chapter 'Love In Silence'
153 Bab 153 The End
154 Pemberitahuan
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1 Tragedi
2
Bab 2 Menangis semalam
3
Bab 3 First Love
4
Bab 4 Kharisma pria kejam
5
Bab 5 Menyatakan Cinta
6
Bab.6 Sebuah Rencana
7
Bab.7 Bingung
8
Bab 8 Kenangan.
9
Bab.9 Pagi Yang Canggung
10
Bab.10 Sepasang Kekasih.
11
Bab.11 Rumit.
12
Bab.12 Bertahan
13
Bab.13 Sunset
14
Bab.14 Double Date.
15
Bab.15 Presidential Suite
16
Bab.16 Perjanjian
17
Bab.17 Gadis cengeng
18
Bab.18 Tidak berdaya
19
Bab 19 Maafkan aku
20
Bab 20 POV DANIEL RICHARDSON
21
Bab 21 Kau milikku
22
Bab 22 Dua sisi mata pisau
23
Bab 23 Kissmark
24
Bab 24 Gadis yang sederhana.
25
Bab 25 Meminta restu.
26
Bab 26 Dasar wanita penggoda.
27
Bab 27 Demi uang
28
VISUAL PEMAIN
29
Bab. 28 Perjanjian yang menyakitkan
30
Bab 29 Alergi Seafood
31
Bab 30 Tuduhan pria kejam
32
Bab 31 Cinta dan Benci
33
Bab 32 Aku akan bertahan
34
Bab 33 Tunggulah aku
35
Bab 34 Fitting gaun pengantin
36
Bab 35 Mencari kebenaran
37
Bab 36 Kejutan untukmu sayangku
38
Bab 37 Undangan pernikahan
39
Bab 38 Kau Monster bagian 1
40
Bab 39 Kau Monster bagian 2
41
Bab 40 Kita menikah hari ini
42
Bab 41 Pernikahan di atas kertas
43
Bab 42 Pesta pernikahan yang menyedihkan
44
Bab 43 Aku Mencemaskan Dirimu
45
Bab 44 Daniel Kecelakaan
46
Bab 45 Pov Daniel
47
Bab 46 Melanjutkan kegiatan yang tertunda
48
Bab 47 Apakah Aku Mencintaimu?
49
Bab 48 Honeymoon
50
Bab 49 Kemarahan Daniel
51
Bab 50 Kecemburuan Daniel
52
Bab 51 Aku Sudah Terbiasa
53
Bab 52
54
Bab 53 Kemana Daniel Pergi?
55
Bab 54 Chicken soup untuk Daniel.
56
Bab 55 Apa Kau Sedang Menungguku?
57
Bab 56 Sungguhkah itu?
58
Bab 57 Daniel, Aku sangat lelah
59
Bab 58 Daniel Tersenyum Bangga
60
Bab 59 Lagi, lagi dan lagi
61
Bab 60 Aku sangat lelah
62
Bab 61 Aku akan selalu Memafkanmu
63
Bab 62 Berbaik hatilah padaku
64
Bab 63 Apa bisa aku bertahan?
65
Bab 64 Cinta?
66
Bab 65 Cintaku akan selalu menjadi milikmu
67
Bab 66 Dilema
68
Bab 67 Titik terang
69
Bab 68 Semua salahku
70
Bab 69 Rasa ingin memiliki
71
Bab 70 Cepatlah kalian pergi!
72
Bab 71 Kelalaian Daniel
73
Bab 72 POV Damian
74
Bab 73 Pesonamu
75
Bab 74 Jangan pergi
76
Bab 75 Tetaplah bersamaku
77
Bab 76 Biarkan aku memelukmu
78
Bab 77 Menyebalkan
79
Bab 78 Mengganggu
80
Bab 79 Pria Posesif
81
Bab 80 Aku harus apa?
82
Bab 81 Pria aneh
83
Bab 82 POV Rissa
84
Bab 83 Merindukanmu
85
Bab 84 Merindukanmu bagian 2
86
Bab 86 Kecemasan Rissa.
87
Bab 87 Menemui Darren
88
Bab 88 Aku Mencintainya
89
Bab 89 Apakah ini nyata?
90
Bab 90 Aku sangat merindukanmu, Rissa.
91
Bab 91 Aku baik-baik saja
92
Bab 92 Mencuri pandang
93
Bab 93 Rencana
94
Bab 94 Bayaran
95
Bab 95 Bersamamu
96
Bab 96 Pengakuan
97
Bab 97 Perhatian
98
Bab 98 Aku siap
99
Bab 99 Aku sangat mencintaimu
100
Bab 100 Mencintaimu dalam Diam
101
Bab 101 Kata Cinta
102
Bab 102 Temani Aku
103
Bab 103 Aku Sangat Bahagia
104
Bab 104 Kau Terlihat Sangat Cantik
105
105 Aku Sangat Mencintaimu
106
Bab 106 Lembayung Senja
107
Bab 107 Mual
108
Bab 108 Menjenguk Kakek Adam
109
Bab 109 Perasaan Senang dan Bahagia
110
Bab 110 Panggil Aku 'Mommy'
111
Bab 111 Kejutan
112
Bab 112 Luruh
113
Bab 113 Apa Kau Mencintaiku?
114
Bab 114 Morning Sikcness
115
Bab 115 Aku Harus Apa?
116
Bab 116 Mimpi Buruk
117
Bab 117 Mimpi Burukku Menjadi Kenyataan
118
Bab 118 Luka karena pengkhianatan
119
Bab 119 Biarlah luka ini aku pendam sendiri
120
Bab 120 Aku Yang Rapuh Dan Terluka
121
Bab 121 Aku Mohon Jangan Mencariku
122
Bab 122 Aku Tanpa Dirimu
123
Bab 123 Aku Pergi
124
Bab 124 Gare d'Austerlitz
125
Bab 125 Menyambut hari
126
Bab 126 The CEO is Cruel
127
Bab 127 Izinkan Aku Membencimu
128
Bab 128 Sebuah Rasa
129
Bab 129 Satu bulan sudah berlalu
130
Bab 130 Tujuh bulan pun berlalu
131
Bab 131 Aku Memang Pengecut
132
Bab 132 Sais-tu que tu me manques tellement?
133
Bab 133 Maison de repos
134
Bab 134 Ini Hanya Mimpi
135
Bab 135 Apa Ini Mimpi?
136
Bab 136 Rupanya Kau Di Sini, Sayang
137
Bab 137 Keangkuhanmu Selalu Melukaiku
138
138 Pergilah
139
Bab 139 Sedih Tak Berujung
140
Bab 140 Bayi Prematur
141
Bab 141 Kecewa
142
Bab 142 Berusaha
143
Bab 143 Penolakan
144
Bab 144 Akhir Kisah Kita
145
Bab 145 Meragukan?
146
Bab 146 Sebuah Jawaban
147
Bab 147 Kepingan Puzle Yang Hilang
148
Bab 148 Penyesalan vs Ambisi
149
Bab 149 Penjelasan Pengawal Jack
150
Bab 150 Mencoba Menjadi Lebih Baik
151
Bab 151 Rindu
152
Bab 152 The Last Chapter 'Love In Silence'
153
Bab 153 The End
154
Pemberitahuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!