Daun-daun berguguran dan angin terasa begitu sejuk menandakan datangnya musim dingin, di kota yang indah ini aku akan bertahan apapun yang akan terjadi, aku akan menjalaninya walapun terasa menyakitkan dan aku akan tetap disini hingga saatnya tiba.
Rissa dan Daniel sampai di mall dekat pantai. Sebenarnya Rissa dari tadi sudah terbangun hanya saja ia berpura-pura masih tertidur karena ingin menghindari obrolan dengan Daniel. Kemudian Daniel memarkirkan mobil nya di Basement Mall.
"Akhirnya, kita sampai juga," ucap Daniel.
Daniel melihat ke arah Rissa yang tertidur, dirapihkannya anak rambut yang menutupi wajah Rissa lalu disentuhnya pipi gadis itu dan dipandanginya wajah Rissa lekat-lekat.
"Apa kita sudah sampai?" tanya Rissa.
Rissa merasa gugup karena Daniel tengah memperhatikannya, lalu Rissa merapihkan pakaiannya.
"Iya, kita baru saja sampai," ucap Daniel.
"Maafkan aku tadi tertidur," ucap Rissa lalu membetulkan pakainnya.
"Apa kamu sakit?" Daniel menempelkan bagian atas telapak tangannya pada kening Rissa.
"Tidak," jawab Rissa singkat.
"Tetapi, sepertinya tubuhmu sedikit panas. Apa perlu kita ke Rumah Sakit?" tanya Daniel.
"Aku tidak apa-apa, sungguh aku baik-baik saja." Rissa meyakinkan dengan memegang tangan Daniel dan menatap pria itu.
Aku sendiri masih bingung dan tidak yakin dengan perasaan ini, aku takut akan semakin mencintaimu, batin Rissa.
"Baiklah jika begitu." Daniel tersenyum lalu memakai kaca mata hitam nya.
Rissa dan Daniel keluar dari mobil kemudian mereka berjalan menuju ke tempat pertemuan. Seseorang melambaikan tangannya pada mereka, Rissa dan Daniel pun mendatanginya.
"Selamat siang, Tuan Daniel," ucap seseorang.
"Selamat siang, Hector," ucap Daniel.
"Hector, kenalkan ini Rissa istriku," ucap Daniel memperkenalkan Rissa.
"Daniel kita belum resmi." Rissa mengucapkan nya setengah berbisik karena merasa ucapan Daniel tidak benar.
"Tidak lama lagi, Sayang," ucap Daniel santai.
"Senang bisa bertemu dengan mu, Nyonya Rissa," ucap Hector sopan.
"Jangan panggil 'Nyonya' panggil saja saya Rissa," ucap Rissa.
Rissa dan Hector berjabat tangan, tetapi tetap saja Hector memanggil dengan sebutan nyonya karena Rissa akan menikah dengan Daniel.
"Silahkan duduk, Nyonya Rissa." Hector lalu berinisiatif mempersilahkan Rissa untuk duduk.
"Terima kasih." Rissa lalu duduk.
"Apa sudah lama kau menunggu kami?" tanya Daniel.
Lalu Daniel pun duduk di sebelah Rissa.
"Saya baru saja sampai disini, Tuan Daniel," ucap Hector.
"Bagaimana kalau kita sekarang memesan?" tanya Daniel.
"Aku akan memanggil pelayannya." Hector lalu memanggil seorang pelayan.
Pelayan datang membawa buku menu dan menunggu pesanan, mereka bertiga melihat dan memilih menu.
"Apa yang ingin kamu makan, Sayang?" Daniel bertanya pada Rissa sembari melihat-lihat buku menu.
"Pesan kan aku apa saja yang terlihat lezat," jawab Rissa.
"Hmmm ... sepertinya ini lezat bagaimana menurutmu?" tanya Daniel.
Daniel memperlihatkan menu bergambar ke Rissa.
Menu yang memperlihatkan masakan domba panggang dengan bumbu rosemary dan sayur-sayuran terlihat sangat lezat.
"Baiklah," jawab Rissa.
"Aku akan memesan ini Soupe a l'oignon, ini Coq au Vin dan ini Creme brulee juga ini Salade Nicoise dan Orange juice," ucap Daniel.
Daniel menunjukannya satu persatu pesanan nya ke pelayan restoran.
Dan dengan segera pelayan itu mencatat pesanan Daniel. Hector pun memesan asal dengan masih memperhatikan Daniel dan Rissa. Tidak butuh waktu yang lama makanan dan minuman yang dipesan pun datang.
"Makanlah ini baik untuk kesehatan mu yang akhir-akhir ini menurun," ucap Daniel.
Daniel lalu membantu Rissa memakai Paper Napkin.
"Terima kasih, tetapi ini terlalu banyak!" Rissa merasa canggung diperhatikan seperti ini oleh Daniel.
"Makanlah yang banyak apa kamu tidak lihat tubuhmu begitu kurus, bagaimana nanti kamu melayaniku di atas ranjang!" seru Daniel menggoda Rissa.
Rissa terkejut dangan ucapan Daniel dia tidak bisa berkata apa-apa lagi, dengan cepat Rissa langsung meminum air putih di gelas yang sudah tersedia di meja.
"Kalian manis sekali, maafkan aku sepertinya aku mengganggu Quality time kalian, aku merasa menjadi lalat disini." Hector merasa tidak enak karena seperti pengganggu.
"Sepertinya memang seperti itu, karena kau terus memaksa untuk bertemu dengan ku," ucap Daniel.
Rissa langsung menyenggol kaki Daniel dari bawah meja dan dengan cepat Daniel menggenggam tangan Rissa, sesaat kemudian Rissa merasa kaku lagi karena terkejut dengan tingkah Daniel.
Kenapa dia malah menggenggam tangan ku? ini membuatku malu. Oh, ini sangat memalukan untuk kedua kalinya dia sudah menggodaku didepan orang lain, batin Rissa.
Lalu mereka menikmati makanan yang telah tersaji, mereka makan di restoran mewah yang sangat terkenal kelezatannya.
"Makanan disini sangat lezat, terima kasih sudah mengundangku kesini," ucap Rissa untuk mencairkan suasana hatinya yang dari tadi seperti dibuat jantungan oleh Daniel.
"Apa kamu menyukai masakan disini? kalau begitu aku akan sering-sering mengajakmu kesini," ucap Daniel.
Mereka menikmati hidangan bergaya Eropa dengan santai dan elesai makan mereka mengobrol ringan.
"Tuan Daniel, maafkan aku karena urusan yang sangat mendesak lusa aku harus ke Oslo untuk bertemu dengan, Tuan Danny," ucap Hector merasa sungkan.
"Jadi apa maksud kedatanganmu?" tanya Daniel terus terang.
"Oh, ya aku hampir lupa tolong Anda tanda tangani ini ada beberapa berkas yang harus aku bawa ke Oslo nanti malam." Hector lalu menyodorkan beberapa berkas pada Daniel.
"Apa kau akan menemui ayahku disana?" tanya Daniel.
"Ya, aku ada janji dengan beliau di Oslo," ucap Hector.
Daniel menandatangani semua berkas-berkas yang di sodorkan Hector.
"Terima kasih untuk waktu dan makan siangnya, Tuan Daniel dan senang bertemu dengan anda, Nyonya Rissa." Hector pamit dan menjabat tangan Rissa dan Daniel lalu pergi.
"Pria yang sangat sopan dan berwibawa juga tampan," ucap Rissa tanpa sadar.
Daniel menoleh ke arah Rissa dengan cepat merasa tidak percaya Rissa menyukai orang seperti Hector dan ada rasa panas seakan mau meledak di dalam dadanya.
"Dan dia juga masih sangat muda!" Daniel lalu melirik ke arah Rissa.
"Benarkah!" Rissa sangat bersemangat.
"Apa dia tipe pria idaman mu?" tanya Daniel penasaran.
"Ya, sepertinya." Rissa menganggukan kepala dengan masih melihat punggung Hector yang semakin jauh.
"Seperti apa tipe pria ideal mu itu?" tanya Daniel lagi.
"Humoris, murah senyum, baik hati, tampan dan berkata lembut ...."
Rissa memikirkan dengan menghitung jari-jarinya yang lentik, tanpa sadar dia berkata ada seseorang yang menatap nya dengan kesal.
"Apa aku termasuk dalam tipe ideal mu?" tanya Daniel.
Rissa terkesiap lalu menatap ke arah Daniel.
"Aku ingin ke kamar kecil dulu, bolehkah?"
Rissa yang kaget dengan pertanyaan Daniel lalu pergi menghindar.
"Silahkan, aku akan menunggu disini," ucap Daniel.
Pria itu masih menatap Rissa dengan ekspresi yang tidak bisa di mengerti.
Daniel menunggu Rissa di restoran tempat mereka makan siang, ini pertama kalinya Daniel mengajak Rissa makan diluar mansion.
*
*
*
*
Bersambung.
Hai, apa kalian menyukai cerita ini?
mohon dukungannya ya jangan lupa Vote dan commentnya biar akyu semangat🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
👑
❤️
2021-03-24
0
Bagus Effendik
nitip like ya semangaaaat
lanjuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut ya aku datang selalu like
2021-02-07
0
Rhina sri
kereeeeen ceritanya aku syuka
2021-01-04
0