Jika memang ini harus maka aku akan melakukannya ... dan menikmati setiap momen indah bersamamu, batin Rissa.
Daniel menunggu Rissa di restoran tempat mereka makan siang. Ini pertama kalinya Daniel mengajak Rissa makan diluar mansion.
Rissa mencuci tangannya dengan kesal lalu merapihkan rambutnya yang indah.
Kenapa aku begitu bodoh, apa aku sudah tidak waras ... kenapa aku menyalakan api di dalam sekam, batin Rissa merutuki kebodohannya.
Rissa berjalan hendak mendatangi Daniel, tetapi langkahnya terhenti karena melihat Daniel tengah mengobrol asik dengan seorang wanita cantik.
"Lihat pria itu baru saja ditinggal sebentar, tetapi sudah dapat gadis yang lain!" seru Rissa.
Rissa menghembuskan nafas nya pelan lalu berjalan perlahan mendatangi Daniel, ada sedikit rasa yang cemburu di hatinya.
"Kamu sudah kembali, kenalkan ini Jenny teman kampusku dulu di London," ucap Daniel.
Lalu Daniel mengenalkan Jenny kepada Rissa.
"Saya Rissa senang berkenalan dengan, Anda." Rissa lalu mengulurkan tangannya pada Jenny.
"Jenny," ucapnya singkat.
Perhatian Jenny tertuju pada Daniel dan dengan cepat tangan Jenny memeluk lengan Daniel yang berotot, kemudian bergelayut disana dengan manja lalu Jenny berbisik kepada Daniel.
"Hubungi aku jika kamu membutuhkanku." Jenny mendesah di telinga Daniel.
"Baiklah," ucap Daniel.
Rissa hanya terdiam menatapi mereka, kemudian Jenny berlalu pergi meninggalkan Daniel dan Rissa.
"Apa kamu selalu baik terhadap teman wanita mu?" tanya Rissa penasaran.
Karena Daniel berbeda megenalkan Rissa dengan teman pria atau wanita.
"Mungkin," ucap Daniel singkat.
"Lalu kenapa dengan teman pria kamu terlihat dingin?" tanya Rissa kembali.
"Tergantung ...," ucap Daniel.
Lalu Daniel memikirkan perkataan Rissa.
"Oh, begitu." Rissa lalu beranjak ingin pergi.
"Kenapa?" Daniel lalu menarik lengan Rissa hingga mendekat padanya.
"Ah, tidak jangan dipikirkan," jawab Rissa.
Gadis itu mengibas-ngibaskan tangannya.
Aku terlalu berlebihan memikirkanmu, batin Rissa.
"Apa kamu cemburu?" tanya Daniel.
Daniel tersenyum menggoda Rissa.
"Tidak!" Rissa terlihat panik.
"Benarkah, bukan kah kau sekarang sedang cemburu?" tanya Daniel.
"Tidak, aku tidak mwrasa cemburu," elak Rissa.
Rissa menunduk bingung tidak tahu harus berkata apa lagi.
"Bahkan kamu belum menjawab pertanyaanku tadi sebelum kamu ke kamar kecil?" tanya Daniel mencecarnya.
"Pertanyaan apa?" tanya Rissa.
"Nanti malam saja aku akan menjelaskannya padamu," ucap Daniel.
Daniel menggenggam tangan Rissa dan berjalan keluar restoran, lalu mereka berdua melihat-lihat di sepanjang toko yang ada di dalam mall.
Ahh perasaan apa ini, kenapa begitu indah rasanya walau hanya dengan bergandengan tangan, batin Rissa.
Mereka memasuki toko Gadget dengan banyak merek terkenal terpajang di etalase dengan cantik.
"Silahkan, apa yang bisa kami bantu, Nyonya?" tanya seorang pramuniaga dengan sopan.
Rissa tampak senang melihat Gadget itu satu-persatu matanya tertuju pada benda cantik dan elegan dengan model terbaru.
Hah, mahal sekali harganya hanya satu benda kecil seperti itu bisa membeli sebuah apartemen di kota ini, batin Rissa.
"Pilihlah apa yang kamu suka, aku akan membelikan nya untukmu," ucap Daniel.
"Tidak perlu, aku tidak membutuhkannya, maaf Nona kami hanya melihat-lihat saja," ucap Rissa lalu pergi dengan menarik tangan Daniel keluar dari toko.
"Kita mau kemana?" tanya Daniel.
"Kemana saja asal jangan disini," jawab Rissa.
"Apa kamu bosan?" tanya Daniel.
Rissa menganggukan kepalanya. Sebenarnya gadis itu tidak bosan... ia hanya beralasan saja ingin keluar dari toko tersebut.
"Kita jalan-jalan seperti ini saja, bagaimana apa kamu mau?" tanya Rissa.
Lalu Rissa menggandeng tangan Daniel.
"Bagaimana kalau kita ke pantai?" tanya Daniel.
"Aku ingin sekali pergi kesana," jawab Rissa dengan sangat bersemangat.
Pantai di Biarritz
Pantai yang begitu indah dengan air laut yang terlihat jernih sangat memanjakan mata.
Sepanjang perjalanan Rissa terus tersenyum didalam mobil dia sudah tidak sabar ingin cepat sampai.
"Oh, indah sekali," ucap Risss.
Rissa lalu berlari ke arah pinggir pantai.
Daniel tersenyum melihat kelakuan Rissa, gadis itu merentangkan tangannya dan kemudian menari-nari di pantai lalu Daniel menghampirinya.
"Apa kamu merasa lelah?" tanya Daniel.
"Sedikit," jawab Rissa terengah-engah sambil menenteng sepatu yang tadi dipakainya.
"Jangan terlalu lelah, ingat kamu masih ada janji dengan seseorang!" ucap Daniel mengingatkan.
Rissa berkata, "Oh iya, nanti malam aku masih ada janji dengan Sarah."
Daniel menggandeng tangan Rissa sepanjang tepi bibir pantai, dilihatnya kaki Rissa yang memainkan air laut. Deburan ombak menggulung-gulung seperti menari-nari dipinggir pantai ditambah matahari yang mulai tenggelam.
"Sunset yang sangat indah," ucap Rissa.
Daniel mendekatkan dirinya ke Rissa, lalu memegang wajah Rissa dipandanginya dalam-dalam. Kemudian Daniel mencium bibir Rissa, gadis itu terdiam menikmati ciuman Daniel.
Perasaan yang begitu manis tidak akan kulepas saat-saat indah seperti ini.
batin Rissa.
Daniel pria yang tinggi badannya mencapai 188cm sangat kontras dengan Rissa yang memiliki tinggi 168cm.
Daniel melepaskan ciumannya lalu memandang Rissa, pria itu menyentuh lembut bibir indah Rissa yang terasa begitu manis.
Daniel tersenyum bahagia lalu di selipkan rambut Rissa kebelakang telinganya, kemudian tangan Daniel menyentuh leher indah Rissa.
"Daniel." Rissa merasa kegelian dan dengan cepat gadis itu memegang tangan Daniel.
"Aku suka jika kamu menggerai rambutmu yang indah ini." Daniel lalu merapihkan rambut Rissa yang sedikit tertiup angin.
Jika di mansion Rissa lebih sering mengikat rambutnya, gadis itu merasa risih jika harus menggerainya.
Dert dert dert terdengar suara ponsel Daniel bergetar, lalu pria itu mengangkat panggilan.
"Halo, kau sudah reservasi untuk kami? baiklah nanti kami akan mengambil kuncinya, terima kasih," ucap Daniel.
Daniel mengajak Rissa ke hotel dekat dengan pantai lalu memberi kunci kamar padanya.
"Istirahatlah dulu nanti aku akan datang ke kamarmu jam 7 malam, jangan lupa dandanlah yang cantik." Daniel lalu pergi setelah mengecup kening Rissa.
"Iya," jawab Rissa.
Daniel pergi karena masih ada urusan dan Rissa menaiki lift untuk pergi ke kamarnya. Lift berhenti di lantai tempat kamarnya berada, Rissa berjalan dan membuka pintu kamarnya.
"Indah sekali." Rissa melihat pemandangan yang langsung tertuju ke pantai.
Rissa berjalan kearah balkon kamarnya terlihat pemandangan laut yang begitu indah.
Rissa merasa sedikit lelah ia lalu merebahkan tubuhnya di kasur hotel, matanya sudah tidak kuat menahan kantuk. Semilir angin sejuk masuk ke dalam kamar membuat Rissa semakin terlelap dalam mimpi.
Jika ini mimpi aku tidak ingin terbangun karena ini sangat indah, tetapi walaupun indah ini hanyalah sebuah mimpi...
*
*
*
*
Bersambung.
Haiii, apa kalian menyukai karyaku ini? jangan lupa dukungannya like, vote dan commentnya ya biar akyu tambah semangat🙏🙏 Love u all.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
👑
❤️❤️
2021-03-24
0
Bagus Effendik
aku suka
2021-02-07
0
Rhina sri
bagus ceritanya
2021-01-06
0