LOVE IN SILENCE
Eropa pada saat musim gugur.
Clarissa Louise gadis berusia 15 tahun dan biasa disapa Rissa oleh ayah dan ibunya. Rissa adalah gadis riang yang selalu membuat orang tuanya tersenyum bahagia.
Ayah dan ibu Rissa adalah penjual kue, roti, dan beberapa makanan kering. Orang tua Rissa memiliki sebuah toko kecil di rumahnya. Keluarga Rissa hanyalah orang biasa mereka hidup di pinggiran kota Eropa.
Hingga suatu hari terjadi tragedi, sebuah kecelakaan menyebabkan orang tua Rissa meninggal dunia. Kecelakaan itu membuatnya menjadi yatim piatu, sejak itu dia menjadi pendiam dan selalu terlihat sedih. Rissa tidak memiliki siapa-siapa lagi hanya ada kakeknya yang sudah berusia 60 tahun.
Setelah kecelakaan Rissa tinggal bersama kakeknya di sebuah mansion. Gadis itu membantu kakeknya bekerja di mansion, pada tempat ini mereka menggantungkan hidup. Bahkan Rissa tidak melanjutkan kuliah setelah lulus SMA, karena ia tidak ingin merepotkan kakeknya.
Kakek Rissa bernama Adam Louise, beliau menjadi kepala pelayan di mansion keluarga Danny Richardson. Keluarga kaya di kota itu, dan mereka pun memiliki dua orang putra.
Putra pertama bernama Daniel Richardson, pria itu juga seorang milyuner yang kaya raya di kota itu. Seorang pria yang haus akan kekuasaan, dan terkenal memiliki banyak bisnis di dalam dan di luar negeri. Namun, Daniel adala tipe pria penyendiri dan juga dingin. Pria itu dijuluki 'Tuan tampan yang pendiam' oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
Kemudian putra kedua keluarga itu bernama Darren Richardson, seorang pria playboy yang selalu bermasalah dan juga sering buat onar. Darren sendiri adalah seorang pembalap, pria itu pun jarang berada di mansion. Ia selalu berpergian, seisi mansion selalu memanggil nya 'Tuan tampan pembuat masalah'.
Keadaan mansion itu tampak sangat sepi, karena hanya sedikit orang saja yang tinggal di sana. Itu juga termasuk Daniel, Darren, dan beberapa orang pelayan yang selalu setia melayani mereka.
...*****...
Setelah lima tahun kemudian.
Waktu pun berlalu dengan sangat cepat, saat ini Rissa sudah berusia 21 tahun.
Rissa dibuat terkejut karena tadi siang menemukan kakeknya tidak sadarkan diri di taman mansion. Lalu tanpa pikir panjang gadis itu langsung membawa kakeknya itu ke rumah sakit. Sekarang Rissa hanya bisa menangis di depan pintu operasi, menunggu seseorang keluar dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di dalam.
Apa kakek Adam kelelahan? Apa yang sedang kakek Adam kerjakan tadi siang? batin Rissa. Pikiran gadis itu menerawang dan mengingat apa yang kakeknya sering kerjakan saat siang.
"Kakek, Kakek!" Rissa menangis sembari memanggil kakeknya dari luar ruang operasi, ia begitu sedih hingga menangis sesegukan tanpa sadar.
"Bagaimana ini? Apa yang terjadi dengan Kakek? kenapa operasinya lama sekali, apakah terjadi sesuatu di dalam?" Rissa meremas roknya dengan keras, ia memandang sedih di luar pintu operasi seorang diri berharap semua baik-baik saja setelah ini.
Apa yang harus aku lakukan? Sudah lima jam berlalu, tetapi kakek belum juga selesai dioperasi, batin Rissa.
Tidak lama kemudian pintu bergeser terbuks, dan seorang dokter pun keluar dan bertanya.
"Apa Anda keluarga dari pasien?" Dokter bertanya dan memandang Rissa, karena tidak ada orang lain lagi di sana.
"Ya, Dokter saya adalah cucunya." Rissa langsung mengusap air mata yang berjatuhan dipipinya. Rissa berdiri di depan dokter, ia merasa sangat khawatir dengan keadaan kakeknya.
"Beliau mengalami serangan jantung dan sekarang sedang dalam masa pemulihan setelah operasi," ucap dokter.
"Apa Kakekku akan baik-baik saja, Dokter?" tanya Rissa dengan cemas.
"Tenanglah, kami selaku tim dokter sudah mengupayakan yang terbaik untuk beliau. Kami sangat berharap beliau akan segera pulih." Dokter menjelaskan dengan sabar pada Rissa.
"Terima kasih, Dokter." Rissa merasa lebih baik setelah mendengar ucapan dokter.
"Setelah ini, suster akan membawanya ke ruang ICU untuk dirawat lebih lanjut. Untuk saat ini biarkan beliau istirahat dahulu, besok Anda baru bisa menjenguknya kembali." Dokter berusaha menjelaskan pada keluarga pasien.
Kemudian dokter itu pergi, dan meninggalkan Rissa sendiri di sana seorang diri. Dinginnya AC di rumah sakit sudah tidak dipedulikannya lagi, wajah Rissa terlihat pucat. Karena hanya memakai pakaian yang tipis, tubuh Rissa menjadi menggigil kedinginan.
Air mata pun sudah mengering dipipinya, tidak banyak yang dapat dilakukannya saat ini. Rissa sungguh tidak menyangka jika kakeknya akan terkena serangan jantung, mengingat tadi pagi kakeknya masih terlihat baik-baik saja.
Kakek akan baik-baik saja, aku yakin kakek akan segera sadar, batin Rissa dengan penuh harap.
Rissa mencoba untuk selalu berpikiran positif, ia sangat yakin semuanya akan baik-baik saja. Gadis itu lalu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan waktu sudah menunjukan pukul 18.00.
"Kakek aku pulang dahulu, nanti aku akan kembali lagi." Rissa memandang sedih ke arah kakeknya yang terbaring di ranjang ruang ICU.
Rissa kemudian berbalik, dan tanpa sengaja ia menabrak seorang pria yang bertubuh tinggi kekar. Tiba-tiba saja pria itu sudah berada tepat di belakangnya. Lalu hampir saja gadis itu terjatuh, tetapi tangan kuat sudah menariknya kembali.
"Tuan Daniel!" Rissa terkejut karena melihat Daniel sudah berdiri di depannya.
"Bagaimana keadaan Kakek Adam? kenapa kau tidak memberi tahu jika beliau masuk rumah sakit!" bentak Daniel.
"Maaf aku tidak tahu harus bagaimana, aku bingung. Aku juga tidak tahu cara menghubungimu, karena ponselku tertinggal di mansion. Aku tadi sudah mau pulang, tetapi tuan Daniel sudah datang." Rissa lalu menundukkan wajahnya karena takut pada Daniel.
"Apa kau tahu? Kakek Adam sudah aku anggap seperti kaluarga sendiri!" Daniel terlihat kesal.
"Maafkan aku," lirih Rissa.
"Ya sudah, aku mau menemui dokter dahulu untuk menanyakan keadaannya, kau tunggu di sini. Ingat jangan pergi kemana pun!" Suara Daniel terdengar sedikit meninggi.
Kemudian pria itu berjalan pergi ke ruang dokter yang menangani kakek Adam tanpa menoleh lagi pada Rissa. Di sebuah kursi Rissa menunggu Daniel, ia lalu duduk termenung. Gadis itu menyandarkan tubuhnya yang lelah ke dinding rumah sakit yang terasa sangat dingin.
"Kenapa Tuan Daniel lama sekali, dan kenapa di sini sangat dingin sekali?" Rissa merasakan tubuhnya sedikit menggigil.
Gadis itu lalu memeluk tubuhnya sendiri sambil menggosok-gosokan tangannya, dan tidak lama dilihatnya Daniel keluar dari ruang dokter. Daniel berjalan mendekat dengan langkah yang tegas, ia berniat untuk menghampiri Rissa.
"Apa kau kedinginan?" Daniel memperhatikan Rissa yang sedang memeluk tubuhnya sendiri.
"Ahh, tidak aku hanya .... "
Namun, sebelum Rissa selesai bicara Daniel sudah memakaikan jas padanya Rissa terlihat bingung.
"Ayo, pulang besok kita kesini lagi." Setelah berbicara Daniel lalu berjalan pergi, dan Rissa pun mengekorinya hingga masuk ke lift.
Tidak butuh waktu yang lama, tinngg ... bunyi pintu lift terbuka. Mereka kini berada di parkiran rumah sakit tempat kakek Adam dirawat.
"Tunggu di sini, aku akan segera kembali." Daniel pergi mencari mobilnya yang di parkirnya.
"Hhmmm, aroma maskulin jasnya sangat harum pasti ini merk yang sering ia beli jika ke Paris. Pria tampan, tetapi dingin dan juga sombong seperti Mr. Vampir." Rissa membayangkan film semalam yang sudah dilihatnya pada acara televisi, sembari terus mencium aroma pada jas Daniel.
Tiiin! Suara klakson mobil terdengar keras di parkiran itu, dan tentu saja suaranya mengagetkan Rissa yang sedang melamun.
"Cepat masuk!" teriak Daniel dari dalam dalam mobil.
Rissa pun bergegas mendekat pada mobil itu, ia berlari lalu masuk ke dalam mobil mewah keluaran terbaru milik Daniel itu.
"Maaf," ucap Rissa gugup sembari memasang seat belt.
Dari kejauhan sudah terlihat rumah yang besar dan megah kini waktu pun sudah menunjukkan pukul delapan malam. Sesampai nya di depan mansion pintu gerbang terbuka lebar, terlihat hamparan rumput yang hijau dan halaman yang luas.
Daniel memarkirkan mobil di pintu depan mansion itu, seorang pelayan membuka pintu untuknya dengan membungkuk hormat.
Mansion Daniel.
"Ayo, turunlah dan istirahatlah." Kemudian Daniel pergi meninggalkan Rissa di belakangnya.
Rumah ini terasa asing jika tidak ada kakek Adam disini, batin Rissa dan tidak terasa air mata Rissa mengalir di pipinya.
Bersambung.
...*****...
Halo semua ... salam kenal, saya adalah penulis baru, mohon bimbingannya ya 🙏🙏
semoga kalian suka dengan cerita ini.
Mohon maaf tulisan saya masih berantakan, maklum masih amatiran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Mimi Ilham
coba mampir
2023-04-29
0
Elminar Varida
salam kenal jg thor..
2022-12-18
0
Indri Ani40
menarik, lanjut 👌
2022-12-18
0