LOVE IN SILENCE

LOVE IN SILENCE

Bab 1 Tragedi

Eropa pada saat musim gugur.

Clarissa Louise gadis berusia 15 tahun dan biasa disapa Rissa oleh ayah dan ibunya. Rissa adalah gadis riang yang selalu membuat orang tuanya tersenyum bahagia.

Ayah dan ibu Rissa adalah penjual kue, roti, dan beberapa makanan kering. Orang tua Rissa memiliki sebuah toko kecil di rumahnya. Keluarga Rissa hanyalah orang biasa mereka hidup di pinggiran kota Eropa.

Hingga suatu hari terjadi tragedi, sebuah kecelakaan menyebabkan orang tua Rissa meninggal dunia. Kecelakaan itu membuatnya menjadi yatim piatu, sejak itu dia menjadi pendiam dan selalu terlihat sedih. Rissa tidak memiliki siapa-siapa lagi hanya ada kakeknya yang sudah berusia 60 tahun.

Setelah kecelakaan Rissa tinggal bersama kakeknya di sebuah mansion. Gadis itu membantu kakeknya bekerja di mansion, pada tempat ini mereka menggantungkan hidup. Bahkan Rissa tidak melanjutkan kuliah setelah lulus SMA, karena ia tidak ingin merepotkan kakeknya.

Kakek Rissa bernama Adam Louise, beliau menjadi kepala pelayan di mansion keluarga Danny Richardson. Keluarga kaya di kota itu, dan mereka pun memiliki dua orang putra.

Putra pertama bernama Daniel Richardson, pria itu juga seorang milyuner yang kaya raya di kota itu. Seorang pria yang haus akan kekuasaan, dan terkenal memiliki banyak bisnis di dalam dan di luar negeri. Namun, Daniel adala tipe pria penyendiri dan juga dingin. Pria itu dijuluki 'Tuan tampan yang pendiam' oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

Kemudian putra kedua keluarga itu bernama Darren Richardson, seorang pria playboy yang selalu bermasalah dan juga sering buat onar. Darren sendiri adalah seorang pembalap, pria itu pun jarang berada di mansion. Ia selalu berpergian, seisi mansion selalu memanggil nya 'Tuan tampan pembuat masalah'.

Keadaan mansion itu tampak sangat sepi, karena hanya sedikit orang saja yang tinggal di sana. Itu juga termasuk Daniel, Darren, dan beberapa orang pelayan yang selalu setia melayani mereka.

...*****...

 

Setelah lima tahun kemudian.

Waktu pun berlalu dengan sangat cepat, saat ini Rissa sudah berusia 21 tahun.

Rissa dibuat terkejut karena tadi siang menemukan kakeknya tidak sadarkan diri di taman mansion. Lalu tanpa pikir panjang gadis itu langsung membawa kakeknya itu ke rumah sakit. Sekarang Rissa hanya bisa menangis di depan pintu operasi, menunggu seseorang keluar dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di dalam.

Apa kakek Adam kelelahan? Apa yang sedang kakek Adam kerjakan tadi siang? batin Rissa. Pikiran gadis itu menerawang dan mengingat apa yang kakeknya sering kerjakan saat siang.

"Kakek, Kakek!" Rissa menangis sembari memanggil kakeknya dari luar ruang operasi, ia begitu sedih hingga menangis sesegukan tanpa sadar.

"Bagaimana ini? Apa yang terjadi dengan Kakek? kenapa operasinya lama sekali, apakah terjadi sesuatu di dalam?" Rissa meremas roknya dengan keras, ia memandang sedih di luar pintu operasi seorang diri berharap semua baik-baik saja setelah ini.

Apa yang harus aku lakukan? Sudah lima jam berlalu, tetapi kakek belum juga selesai dioperasi, batin Rissa.

Tidak lama kemudian pintu bergeser terbuks, dan seorang dokter pun keluar dan bertanya.

"Apa Anda keluarga dari pasien?" Dokter bertanya dan memandang Rissa, karena tidak ada orang lain lagi di sana.

"Ya, Dokter saya adalah cucunya." Rissa langsung mengusap air mata yang berjatuhan dipipinya. Rissa berdiri di depan dokter, ia merasa sangat khawatir dengan keadaan kakeknya.

"Beliau mengalami serangan jantung dan sekarang sedang dalam masa pemulihan setelah operasi," ucap dokter.

"Apa Kakekku akan baik-baik saja, Dokter?" tanya Rissa dengan cemas.

"Tenanglah, kami selaku tim dokter sudah mengupayakan yang terbaik untuk beliau. Kami sangat berharap beliau akan segera pulih." Dokter menjelaskan dengan sabar pada Rissa.

"Terima kasih, Dokter." Rissa merasa lebih baik setelah mendengar ucapan dokter.

"Setelah ini, suster akan membawanya ke ruang ICU untuk dirawat lebih lanjut. Untuk saat ini biarkan beliau istirahat dahulu, besok Anda baru bisa menjenguknya kembali." Dokter berusaha menjelaskan pada keluarga pasien.

Kemudian dokter itu pergi, dan meninggalkan Rissa sendiri di sana seorang diri. Dinginnya AC di rumah sakit sudah tidak dipedulikannya lagi, wajah Rissa terlihat pucat. Karena hanya memakai pakaian yang tipis, tubuh Rissa menjadi menggigil kedinginan.

Air mata pun sudah mengering dipipinya, tidak banyak yang dapat dilakukannya saat ini. Rissa sungguh tidak menyangka jika kakeknya akan terkena serangan jantung, mengingat tadi pagi kakeknya masih terlihat baik-baik saja.

Kakek akan baik-baik saja, aku yakin kakek akan segera sadar, batin Rissa dengan penuh harap.

Rissa mencoba untuk selalu berpikiran positif, ia sangat yakin semuanya akan baik-baik saja. Gadis itu lalu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan waktu sudah menunjukan pukul 18.00.

"Kakek aku pulang dahulu, nanti aku akan kembali lagi." Rissa memandang sedih ke arah kakeknya yang terbaring di ranjang ruang ICU.

Rissa kemudian berbalik, dan tanpa sengaja ia menabrak seorang pria yang bertubuh tinggi kekar. Tiba-tiba saja pria itu sudah berada tepat di belakangnya. Lalu hampir saja gadis itu terjatuh, tetapi tangan kuat sudah menariknya kembali.

"Tuan Daniel!" Rissa terkejut karena melihat Daniel sudah berdiri di depannya.

"Bagaimana keadaan Kakek Adam? kenapa kau tidak memberi tahu jika beliau masuk rumah sakit!" bentak Daniel.

"Maaf aku tidak tahu harus bagaimana, aku bingung. Aku juga tidak tahu cara menghubungimu, karena ponselku tertinggal di mansion. Aku tadi sudah mau pulang, tetapi tuan Daniel sudah datang." Rissa lalu menundukkan wajahnya karena takut pada Daniel.

"Apa kau tahu? Kakek Adam sudah aku anggap seperti kaluarga sendiri!" Daniel terlihat kesal.

"Maafkan aku," lirih Rissa.

"Ya sudah, aku mau menemui dokter dahulu untuk menanyakan keadaannya, kau tunggu di sini. Ingat jangan pergi kemana pun!" Suara Daniel terdengar sedikit meninggi.

Kemudian pria itu berjalan pergi ke ruang dokter yang menangani kakek Adam tanpa menoleh lagi pada Rissa. Di sebuah kursi Rissa menunggu Daniel, ia lalu duduk termenung. Gadis itu menyandarkan tubuhnya yang lelah ke dinding rumah sakit yang terasa sangat dingin.

"Kenapa Tuan Daniel lama sekali, dan kenapa di sini sangat dingin sekali?" Rissa merasakan tubuhnya sedikit menggigil.

Gadis itu lalu memeluk tubuhnya sendiri sambil menggosok-gosokan tangannya, dan tidak lama dilihatnya Daniel keluar dari ruang dokter. Daniel berjalan mendekat dengan langkah yang tegas, ia berniat untuk menghampiri Rissa.

"Apa kau kedinginan?" Daniel memperhatikan Rissa yang sedang memeluk tubuhnya sendiri.

"Ahh, tidak aku hanya .... "

Namun, sebelum Rissa selesai bicara Daniel sudah memakaikan jas padanya Rissa terlihat bingung.

"Ayo, pulang besok kita kesini lagi." Setelah berbicara Daniel lalu berjalan pergi, dan Rissa pun mengekorinya hingga masuk ke lift.

Tidak butuh waktu yang lama, tinngg ... bunyi pintu lift terbuka. Mereka kini berada di parkiran rumah sakit tempat kakek Adam dirawat.

"Tunggu di sini, aku akan segera kembali." Daniel pergi mencari mobilnya yang di parkirnya.

"Hhmmm, aroma maskulin jasnya sangat harum pasti ini merk yang sering ia beli jika ke Paris. Pria tampan, tetapi dingin dan juga sombong seperti Mr. Vampir." Rissa membayangkan film semalam yang sudah dilihatnya pada acara televisi, sembari terus mencium aroma pada jas Daniel.

Tiiin! Suara klakson mobil terdengar keras di parkiran itu, dan tentu saja suaranya mengagetkan Rissa yang sedang melamun.

"Cepat masuk!" teriak Daniel dari dalam dalam mobil.

Rissa pun bergegas mendekat pada mobil itu, ia berlari lalu masuk ke dalam mobil mewah keluaran terbaru milik Daniel itu.

"Maaf," ucap Rissa gugup sembari memasang seat belt.

Dari kejauhan sudah terlihat rumah yang besar dan megah kini waktu pun sudah menunjukkan pukul delapan malam. Sesampai nya di depan mansion pintu gerbang terbuka lebar, terlihat hamparan rumput yang hijau dan halaman yang luas.

Daniel memarkirkan mobil di pintu depan mansion itu, seorang pelayan membuka pintu untuknya dengan membungkuk hormat.

Mansion Daniel.

"Ayo, turunlah dan istirahatlah." Kemudian Daniel pergi meninggalkan Rissa di belakangnya.

Rumah ini terasa asing jika tidak ada kakek Adam disini, batin Rissa dan tidak terasa air mata Rissa mengalir di pipinya.

Bersambung.

...*****...

Halo semua ... salam kenal, saya adalah penulis baru, mohon bimbingannya ya 🙏🙏

semoga kalian suka dengan cerita ini.

Mohon maaf tulisan saya masih berantakan, maklum masih amatiran.

Terpopuler

Comments

Mimi Ilham

Mimi Ilham

coba mampir

2023-04-29

0

Elminar Varida

Elminar Varida

salam kenal jg thor..

2022-12-18

0

Indri Ani40

Indri Ani40

menarik, lanjut 👌

2022-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tragedi
2 Bab 2 Menangis semalam
3 Bab 3 First Love
4 Bab 4 Kharisma pria kejam
5 Bab 5 Menyatakan Cinta
6 Bab.6 Sebuah Rencana
7 Bab.7 Bingung
8 Bab 8 Kenangan.
9 Bab.9 Pagi Yang Canggung
10 Bab.10 Sepasang Kekasih.
11 Bab.11 Rumit.
12 Bab.12 Bertahan
13 Bab.13 Sunset
14 Bab.14 Double Date.
15 Bab.15 Presidential Suite
16 Bab.16 Perjanjian
17 Bab.17 Gadis cengeng
18 Bab.18 Tidak berdaya
19 Bab 19 Maafkan aku
20 Bab 20 POV DANIEL RICHARDSON
21 Bab 21 Kau milikku
22 Bab 22 Dua sisi mata pisau
23 Bab 23 Kissmark
24 Bab 24 Gadis yang sederhana.
25 Bab 25 Meminta restu.
26 Bab 26 Dasar wanita penggoda.
27 Bab 27 Demi uang
28 VISUAL PEMAIN
29 Bab. 28 Perjanjian yang menyakitkan
30 Bab 29 Alergi Seafood
31 Bab 30 Tuduhan pria kejam
32 Bab 31 Cinta dan Benci
33 Bab 32 Aku akan bertahan
34 Bab 33 Tunggulah aku
35 Bab 34 Fitting gaun pengantin
36 Bab 35 Mencari kebenaran
37 Bab 36 Kejutan untukmu sayangku
38 Bab 37 Undangan pernikahan
39 Bab 38 Kau Monster bagian 1
40 Bab 39 Kau Monster bagian 2
41 Bab 40 Kita menikah hari ini
42 Bab 41 Pernikahan di atas kertas
43 Bab 42 Pesta pernikahan yang menyedihkan
44 Bab 43 Aku Mencemaskan Dirimu
45 Bab 44 Daniel Kecelakaan
46 Bab 45 Pov Daniel
47 Bab 46 Melanjutkan kegiatan yang tertunda
48 Bab 47 Apakah Aku Mencintaimu?
49 Bab 48 Honeymoon
50 Bab 49 Kemarahan Daniel
51 Bab 50 Kecemburuan Daniel
52 Bab 51 Aku Sudah Terbiasa
53 Bab 52
54 Bab 53 Kemana Daniel Pergi?
55 Bab 54 Chicken soup untuk Daniel.
56 Bab 55 Apa Kau Sedang Menungguku?
57 Bab 56 Sungguhkah itu?
58 Bab 57 Daniel, Aku sangat lelah
59 Bab 58 Daniel Tersenyum Bangga
60 Bab 59 Lagi, lagi dan lagi
61 Bab 60 Aku sangat lelah
62 Bab 61 Aku akan selalu Memafkanmu
63 Bab 62 Berbaik hatilah padaku
64 Bab 63 Apa bisa aku bertahan?
65 Bab 64 Cinta?
66 Bab 65 Cintaku akan selalu menjadi milikmu
67 Bab 66 Dilema
68 Bab 67 Titik terang
69 Bab 68 Semua salahku
70 Bab 69 Rasa ingin memiliki
71 Bab 70 Cepatlah kalian pergi!
72 Bab 71 Kelalaian Daniel
73 Bab 72 POV Damian
74 Bab 73 Pesonamu
75 Bab 74 Jangan pergi
76 Bab 75 Tetaplah bersamaku
77 Bab 76 Biarkan aku memelukmu
78 Bab 77 Menyebalkan
79 Bab 78 Mengganggu
80 Bab 79 Pria Posesif
81 Bab 80 Aku harus apa?
82 Bab 81 Pria aneh
83 Bab 82 POV Rissa
84 Bab 83 Merindukanmu
85 Bab 84 Merindukanmu bagian 2
86 Bab 86 Kecemasan Rissa.
87 Bab 87 Menemui Darren
88 Bab 88 Aku Mencintainya
89 Bab 89 Apakah ini nyata?
90 Bab 90 Aku sangat merindukanmu, Rissa.
91 Bab 91 Aku baik-baik saja
92 Bab 92 Mencuri pandang
93 Bab 93 Rencana
94 Bab 94 Bayaran
95 Bab 95 Bersamamu
96 Bab 96 Pengakuan
97 Bab 97 Perhatian
98 Bab 98 Aku siap
99 Bab 99 Aku sangat mencintaimu
100 Bab 100 Mencintaimu dalam Diam
101 Bab 101 Kata Cinta
102 Bab 102 Temani Aku
103 Bab 103 Aku Sangat Bahagia
104 Bab 104 Kau Terlihat Sangat Cantik
105 105 Aku Sangat Mencintaimu
106 Bab 106 Lembayung Senja
107 Bab 107 Mual
108 Bab 108 Menjenguk Kakek Adam
109 Bab 109 Perasaan Senang dan Bahagia
110 Bab 110 Panggil Aku 'Mommy'
111 Bab 111 Kejutan
112 Bab 112 Luruh
113 Bab 113 Apa Kau Mencintaiku?
114 Bab 114 Morning Sikcness
115 Bab 115 Aku Harus Apa?
116 Bab 116 Mimpi Buruk
117 Bab 117 Mimpi Burukku Menjadi Kenyataan
118 Bab 118 Luka karena pengkhianatan
119 Bab 119 Biarlah luka ini aku pendam sendiri
120 Bab 120 Aku Yang Rapuh Dan Terluka
121 Bab 121 Aku Mohon Jangan Mencariku
122 Bab 122 Aku Tanpa Dirimu
123 Bab 123 Aku Pergi
124 Bab 124 Gare d'Austerlitz
125 Bab 125 Menyambut hari
126 Bab 126 The CEO is Cruel
127 Bab 127 Izinkan Aku Membencimu
128 Bab 128 Sebuah Rasa
129 Bab 129 Satu bulan sudah berlalu
130 Bab 130 Tujuh bulan pun berlalu
131 Bab 131 Aku Memang Pengecut
132 Bab 132 Sais-tu que tu me manques tellement?
133 Bab 133 Maison de repos
134 Bab 134 Ini Hanya Mimpi
135 Bab 135 Apa Ini Mimpi?
136 Bab 136 Rupanya Kau Di Sini, Sayang
137 Bab 137 Keangkuhanmu Selalu Melukaiku
138 138 Pergilah
139 Bab 139 Sedih Tak Berujung
140 Bab 140 Bayi Prematur
141 Bab 141 Kecewa
142 Bab 142 Berusaha
143 Bab 143 Penolakan
144 Bab 144 Akhir Kisah Kita
145 Bab 145 Meragukan?
146 Bab 146 Sebuah Jawaban
147 Bab 147 Kepingan Puzle Yang Hilang
148 Bab 148 Penyesalan vs Ambisi
149 Bab 149 Penjelasan Pengawal Jack
150 Bab 150 Mencoba Menjadi Lebih Baik
151 Bab 151 Rindu
152 Bab 152 The Last Chapter 'Love In Silence'
153 Bab 153 The End
154 Pemberitahuan
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1 Tragedi
2
Bab 2 Menangis semalam
3
Bab 3 First Love
4
Bab 4 Kharisma pria kejam
5
Bab 5 Menyatakan Cinta
6
Bab.6 Sebuah Rencana
7
Bab.7 Bingung
8
Bab 8 Kenangan.
9
Bab.9 Pagi Yang Canggung
10
Bab.10 Sepasang Kekasih.
11
Bab.11 Rumit.
12
Bab.12 Bertahan
13
Bab.13 Sunset
14
Bab.14 Double Date.
15
Bab.15 Presidential Suite
16
Bab.16 Perjanjian
17
Bab.17 Gadis cengeng
18
Bab.18 Tidak berdaya
19
Bab 19 Maafkan aku
20
Bab 20 POV DANIEL RICHARDSON
21
Bab 21 Kau milikku
22
Bab 22 Dua sisi mata pisau
23
Bab 23 Kissmark
24
Bab 24 Gadis yang sederhana.
25
Bab 25 Meminta restu.
26
Bab 26 Dasar wanita penggoda.
27
Bab 27 Demi uang
28
VISUAL PEMAIN
29
Bab. 28 Perjanjian yang menyakitkan
30
Bab 29 Alergi Seafood
31
Bab 30 Tuduhan pria kejam
32
Bab 31 Cinta dan Benci
33
Bab 32 Aku akan bertahan
34
Bab 33 Tunggulah aku
35
Bab 34 Fitting gaun pengantin
36
Bab 35 Mencari kebenaran
37
Bab 36 Kejutan untukmu sayangku
38
Bab 37 Undangan pernikahan
39
Bab 38 Kau Monster bagian 1
40
Bab 39 Kau Monster bagian 2
41
Bab 40 Kita menikah hari ini
42
Bab 41 Pernikahan di atas kertas
43
Bab 42 Pesta pernikahan yang menyedihkan
44
Bab 43 Aku Mencemaskan Dirimu
45
Bab 44 Daniel Kecelakaan
46
Bab 45 Pov Daniel
47
Bab 46 Melanjutkan kegiatan yang tertunda
48
Bab 47 Apakah Aku Mencintaimu?
49
Bab 48 Honeymoon
50
Bab 49 Kemarahan Daniel
51
Bab 50 Kecemburuan Daniel
52
Bab 51 Aku Sudah Terbiasa
53
Bab 52
54
Bab 53 Kemana Daniel Pergi?
55
Bab 54 Chicken soup untuk Daniel.
56
Bab 55 Apa Kau Sedang Menungguku?
57
Bab 56 Sungguhkah itu?
58
Bab 57 Daniel, Aku sangat lelah
59
Bab 58 Daniel Tersenyum Bangga
60
Bab 59 Lagi, lagi dan lagi
61
Bab 60 Aku sangat lelah
62
Bab 61 Aku akan selalu Memafkanmu
63
Bab 62 Berbaik hatilah padaku
64
Bab 63 Apa bisa aku bertahan?
65
Bab 64 Cinta?
66
Bab 65 Cintaku akan selalu menjadi milikmu
67
Bab 66 Dilema
68
Bab 67 Titik terang
69
Bab 68 Semua salahku
70
Bab 69 Rasa ingin memiliki
71
Bab 70 Cepatlah kalian pergi!
72
Bab 71 Kelalaian Daniel
73
Bab 72 POV Damian
74
Bab 73 Pesonamu
75
Bab 74 Jangan pergi
76
Bab 75 Tetaplah bersamaku
77
Bab 76 Biarkan aku memelukmu
78
Bab 77 Menyebalkan
79
Bab 78 Mengganggu
80
Bab 79 Pria Posesif
81
Bab 80 Aku harus apa?
82
Bab 81 Pria aneh
83
Bab 82 POV Rissa
84
Bab 83 Merindukanmu
85
Bab 84 Merindukanmu bagian 2
86
Bab 86 Kecemasan Rissa.
87
Bab 87 Menemui Darren
88
Bab 88 Aku Mencintainya
89
Bab 89 Apakah ini nyata?
90
Bab 90 Aku sangat merindukanmu, Rissa.
91
Bab 91 Aku baik-baik saja
92
Bab 92 Mencuri pandang
93
Bab 93 Rencana
94
Bab 94 Bayaran
95
Bab 95 Bersamamu
96
Bab 96 Pengakuan
97
Bab 97 Perhatian
98
Bab 98 Aku siap
99
Bab 99 Aku sangat mencintaimu
100
Bab 100 Mencintaimu dalam Diam
101
Bab 101 Kata Cinta
102
Bab 102 Temani Aku
103
Bab 103 Aku Sangat Bahagia
104
Bab 104 Kau Terlihat Sangat Cantik
105
105 Aku Sangat Mencintaimu
106
Bab 106 Lembayung Senja
107
Bab 107 Mual
108
Bab 108 Menjenguk Kakek Adam
109
Bab 109 Perasaan Senang dan Bahagia
110
Bab 110 Panggil Aku 'Mommy'
111
Bab 111 Kejutan
112
Bab 112 Luruh
113
Bab 113 Apa Kau Mencintaiku?
114
Bab 114 Morning Sikcness
115
Bab 115 Aku Harus Apa?
116
Bab 116 Mimpi Buruk
117
Bab 117 Mimpi Burukku Menjadi Kenyataan
118
Bab 118 Luka karena pengkhianatan
119
Bab 119 Biarlah luka ini aku pendam sendiri
120
Bab 120 Aku Yang Rapuh Dan Terluka
121
Bab 121 Aku Mohon Jangan Mencariku
122
Bab 122 Aku Tanpa Dirimu
123
Bab 123 Aku Pergi
124
Bab 124 Gare d'Austerlitz
125
Bab 125 Menyambut hari
126
Bab 126 The CEO is Cruel
127
Bab 127 Izinkan Aku Membencimu
128
Bab 128 Sebuah Rasa
129
Bab 129 Satu bulan sudah berlalu
130
Bab 130 Tujuh bulan pun berlalu
131
Bab 131 Aku Memang Pengecut
132
Bab 132 Sais-tu que tu me manques tellement?
133
Bab 133 Maison de repos
134
Bab 134 Ini Hanya Mimpi
135
Bab 135 Apa Ini Mimpi?
136
Bab 136 Rupanya Kau Di Sini, Sayang
137
Bab 137 Keangkuhanmu Selalu Melukaiku
138
138 Pergilah
139
Bab 139 Sedih Tak Berujung
140
Bab 140 Bayi Prematur
141
Bab 141 Kecewa
142
Bab 142 Berusaha
143
Bab 143 Penolakan
144
Bab 144 Akhir Kisah Kita
145
Bab 145 Meragukan?
146
Bab 146 Sebuah Jawaban
147
Bab 147 Kepingan Puzle Yang Hilang
148
Bab 148 Penyesalan vs Ambisi
149
Bab 149 Penjelasan Pengawal Jack
150
Bab 150 Mencoba Menjadi Lebih Baik
151
Bab 151 Rindu
152
Bab 152 The Last Chapter 'Love In Silence'
153
Bab 153 The End
154
Pemberitahuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!