"Kamu terlihat cantik hari ini," puji Daniel.
"Terima kasih," jawab Rissa malu-malu.
Baru saja Rissa dan Daniel naik ke dalam mobil, tiba-tiba mobil Sarah berada di tepat depan mereka.
"Sarah?" Rissa lalu keluar dari dalam mobil Daniel.
"Rissa, aku sangat merindukanmu!" Sarah datang dan menghampiri Rissa, ia lalu memeluknya erat sahabatnya itu.
"Sarah, aku juga sangat merindukanmu." Rissa tersenyum pada sahabatnya itu.
"Selamat pagi, Daniel. Maaf aku tiba-tiba datang ke mansion tanpa memberitahumu dahulu," ucap Sarah sopan.
"Tidak apa-apa," Daniel hanya menjawab dengan singkat.
"Kapan kamu datang dari Paris?" Rissa menatap pada sahabatnya itu.
"Kemarin siang aku sampai di kota ini, kemudian aku langsung ke rumah sakit. Namun, saat di sana aku tidak menemukanmu!" Sarah berdecak kesal.
"Maafkan aku, kemarin aku sangat sibuk!" Rissa merasa tidak enak hati, karena telah berbohong pada sahabatnya. berbohong.
"Benarkah?" Sarah ingin meyakinkan.
"Benar!" Rissa berbicara dengan keras.
"Ya sudah, aku percaya padamu, tetapi ada syaratnya!" ucap Sarah sambil tersenyum.
"Apa?" Rissa penasaran.
"Aku tidak akan meminta yang aneh-aneh padamu, hanya nanti malam kamu harus temani aku makan," ucap Sarah.
"Maaf, Sarah. Namun, hari ini aku ada janj." Rissa memberitahu Sarah, gadis itu merasa bingung dan kemudian menoleh ke arah Daniel.
Jangankan untuk makan malam bersama teman, untuk menemani kakeknya saja Rissa haru mencari waktu. Sebenarnya, jika Daniel mengizinkan Rissa ingin sekali merawat kakeknya di rumah sakit.
"Apa kalian akan pergi?" Sarah bertanya pada keduanya.
Tiba-tiba Daniel berkata. "Bagaimana jika nanti malam kau temui kami di hotel. Aku akan mengirim alamatnya padamu, aku dan Rissa mengundangmu untuk makan malam bersama kami."
"Benarkah!" Sarah merasa tidak yakin, ia merasa sedikit tidak percaya dengan ucapan Daniel.
"Bagaimana, apa kau mau?" Daniel bertanya lagi.
"Baiklah, aku ikut!" Sarah melihat Daniel dan Rissa seperti mau pergi, ia merasa heran melihat mereka jalan berdua. "Lalu, kalian berdua ingin ke mana?"
"Kami mau menjenguk Kakek Adam di rumah sakit," jawab Rissa.
"Ya sudah, kita sama-sama ke rumah sakit. Aku juga ingin melihat Kakek Adam." Sarah memberitahu.
Rissa dan Daniel pergi bersama satu mobil, sementara Sarah membawa mobil sendiri ke rumah sakit. Mereka bertiga menuju rumah sakit tempat kakek Adam dirawat.
Di mobil.
Rissa merasa gugup berdua semobil dengan Daniel, dulu jarang sekali Daniel mengantarnya. Biasanya kemana-mana ia hanya naik bis. Tanpa sadar Rissa menatap wajah Daniel, kemudian sesaat ia merasa malu sebab pemilik wajah tampan itu menoleh ke arahnya.
"Apa wajahku begitu tampan sehingga kamu terus menatapku?" Daniel memergoki Rissa.
"Tidak!" Rissa terbelalak karena terkejut.
"Oo, berarti aku tidak tampan." Daniel menggoda Rissa.
"Bu-bukan begitu, maksudku ... hanya saja kamu begitu tampan!" Rissa malu, ia sendiri kaget dengan ucapannya.
Apa aku sudah gila? Kenapa aku mengatakannya ... aku merasa sangat frustasi! Oh, Rissa apa yang sudah kamu katakan? batin Rissa bergelut dengan pikirannya.
"Aku sudah tahu, jika aku begitu tampan!" Daniel berkata dengan bangga, pria itu memandang ke depan dan mengemudikan mobil.
"Apa ac dimobil ini tidak berfungsi? Kenapa cuaca hari ini begitu panas?" Rissa mengalihkan pembicaraannya.
Daniel tersenyum tipis ketika melihat Rissa yang salah tingkah.
"Ha-ha-ha, kenapa sekarang kamu begitu malu? Apa kamu tidak ingat jika semalam kamu lebih memalukan!" Daniel tertawa.
"Apa?"
Rissa merasa tidak bisa berkata-kata lagi, kemudian menutup wajah dengan kedua tangannya gadis itu merasa sangat malu.
"Tenanglah, hanya aku yang melihatnya." Daniel berkata pelan saat menoleh pada Rissa.
Pria itu lalu teringat dengan kejadian semalam.
"Tuan Daniel, kumohon jangan diungkit lagi. Aku merasa malu mengingat hal itu!" Rissa menudukkan wajahnya.
Gadis itu lalu menyembunyikan wajahnya di balik kedua telapak tangannya.
Daniel tersenyum, pria itu merasa puas karena sudah membuat sang gadis salah tingkah.
"Aku akan mengingat masa-masa indah bersamamu mulai sekarang," ucap Daniel.
Entah mengapa aku merasa bahagia, walaupun kami hanya berbicara santai seperti ini, batin Daniel.
Saat berada di parkiran rumah sakit.
Mereka lalu turun dari mobil dan pergi berjalan ke lorong rumah sakit, Rissa melihat kesana-kemari mencari keberadaan Sarah.
Rissa bertanya. "Apa Sarah belum sampai?"
Daniel pun menjawab. "Mungkin ia masih di jalan."
"Aku akan menghubungi Sarah dahulu." Lalu Rissa menekan nomor tujuan pada ponselnya.
Namun, belum sempat Rissa menghubungi Sarah ponselnya sudah lebih dahulu berdering.
"Halo, maaf Rissa aku mau ke kamar kecil. Nanti aku akan menyusulmu!"
"Ya sudah, hika begitu aku dan Daniel pergi ke kamar Kakek sekarang!"
Lalu Daniel dan Rissa pergi menaiki lift dan menuju kamar kakek Adam.
Sarah berlari menuju toilet, tanpa hati-hati gadis itu menabrak seseorang.
Bruuuk!
"Maaf, aku tidak sengaja!" Lalu Sarah pergi dengan terburu-buru.
"Tidak apa-apa!" Seorang pria berteriak.
Pria yang ditabrak Sarah memakai jubah berwarna putih ciri khas seorang dokter yang sedang bekerja.
"Apa ini akibat obat diet yang aku minum tadi pagi? Kenapa aku jadi ingin buang air kecil terus!"
Rissa dan Daniel memasuki kamar kakek Adam, Rissa kaget karena ada seorang wanita yang sedang merawat kakeknya.
"Selamat pagi, Kakek!" Rissa memasuki pintu kamar kakeknya, ia pun melihat kakeknya masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
"Rissa, ini Suster yang aku sewa untuk menjaga Kakek!" Daniel memberitahu Rissa.
"Selamat pagi, Tuan Daniel dan Nona Rissa. Perkenalkan nama saya Shasa," sapa Shasa. Shasa pun menyodorkan tangannya pada Rissa.
"Rissa, saya cucu Kakek Adam." Rissa tersenyum hangat dan menyambut tangan Shasa.
Kemudian dokter pun datang bersama suster untuk memeriksa kakek Adam.
"Seharusnya kalian sering-sering datang kesini!" Dokter mengingatkan keluarga pasien, dokter itu lalu memeriksa keadaan pasien.
"Dokter Sean, bagaimana dengan Kakekku?" tanya Rissa.
"Tidak apa-apa, jangan terlalu khawatir. Dua atau tiga minggu ini masih dalam pemantauan, biarkanlah dia istirahat!" Dokter berkata.
"Hai, maaf aku terlambat!" Sarah membuka pintu kamar.
"Ayo, masuklah!" Rissa memanggil Sarah, sembari melambaikan tangannya.
Dokter masih memeriksa keadaan kakek Adam. Melihat itu Rissa menjadi sedih dan merasa sangat khawatir, tetapi dengan cepat Daniel menguatkan.
"Kamu lihat Kakek Adam baik-baik saja, sekarang dia hanya butuh istirahat jadi jangan terlalu khawatir."
Melihat Daniel begitu perhatian terhadap Rissa menimbulkan pertanyaan pada Sarah.
Kenapa Daniel baik sekali pada Rissa? Atau jangan-jangan apa yang dicurigai Darren benar? *Di*lihat dari segi manapun mereka seperti sepasang kekasih, hanya dengan melihat perhatian Daniel saja orang pasti tahu jika mereka ada hubungan. Aku akan menanyakannya langsung pada Rissa, sepertinya ia hutang penjelasan padaku, batin Sarah.
Disisi lain seseorang tampak memperhatikan Sarah yang dari tadi sibuk dengan pemikirannya sendiri.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
👑
💕💕💕
2021-03-24
0
🌻Ruby Kejora
3 like. Sukses selalu
❤️❤️❤️
Salam dari
THE THUNDER'S LOVE
CINTA RASA COVID-19
2021-03-15
0
Bagus Effendik
ninggalin jejak dulu ya
2021-02-07
0