Apa ini Daniel yang kami kenal dulu, kenapa dia mendadak berubah? sikapnya terlalu manis kepada Rissa Ini mencurigakan dan sangat aneh. Seseorang harus menjelaskannya padaku, dilihat dari manapun mereka seperti sepasang kekasih. Aku akan menanyakannya langsung pada Rissa, batin Sarah.
Itulah yang ada dipikiran Sarah saat ini, gadis itu begitu semangat untuk menginterogasi sahabatnya nanti. Hingga tiba-tiba suara seseorang membuyarkan lamunan Sarah.
"Halo, perkenalkan namaku Sean, siapa namamu?" Sean dengan percaya diri dan langsung menyodorkan tangannya.
"Sarah," ucap Sarah.
Sarah tidak peduli dan bahkan tidak melihat ke arah Sean.
"Apa kamu sahabat Rissa?" Sean menatap Sarah penasaran.
Sarah langsung menoleh pada pria yang sedari tadi berusaha mengajaknya bicara.
"Iya, aku sahabat Rissa." Sarah lalu melihat Sean dari atas sampai bawah dengan sinis.
"Aku dokter yang menangani Kakeknya Risa," ucap Sean.
"Benarkah, sudah berapa lama jadi dokter?" selidik Sarah tidak sopan.
Apa pria ini dokter yang mengurus kakek Adam? kenapa dia terlihat seperti dokter yang tidak kompeten, batin Sarah.
Sean tersenyum melihat gadis di depannya, kemudian Daniel datang menghampiri mereka.
"Apa kalian sudah berkenalan?" tanya Daniel.
"Kami sudah berkenalan," jawab Sean.
"Apa kalian mau makan siang dengan kami?" tanya Daniel.
"Kami?" tanya Sarah.
Apalagi ini kenapa Daniel makan siang bersama dengan Rissa? ada apa sebenarnya, batin Sarah.
Sarah sangat penasaran dan ingin tahu lebih lanjut, tetapi ia harus mengurungkan niatnya karena dari tadi hp nya terus berdering.
"Aku dan Rissa mau makan siang di mall dekat pantai, apa kalian mau ikut?" tanya Daniel.
"Maaf sayang sekali, aku ada janji makan siang dengan seseorang," jawab Sarah.
"Aku juga masih harus memeriksa beberapa pasien lagi, mungkin lain kali," jawab Sean.
"Ok, jika begitu nanti aku akan menghubungimu lagi," ucap Daniel.
"Baiklah, hubungi aku jika ada sesuatu," ucap Sean.
Dokter itupun pergi setelah memeriksa kakek Adam.
Kemudian Sarah mendatangi Rissa yang sedang berbincang dengan Shasa.
"Apa Kakek Adam sedang tertidur?" tanya Sarah.
"Iya, Kakek sepertinya masih lelah sekarang sedang istirahat, aku bersyukur Kakek terlihat jauh lebih baik hari ini," jawab Rissa.
"Jangan terlalu khawatir, Kakek Adam pasti nanti akan baik-baik saja." Sarah lalu memeluk tubuh Rissa dengan erat.
"Terima kasih Sarah." Rissa lalu membalas pelukan Sarah.
"Rissa, maaf aku harus pergi karena siang ini aku masih ada janji dengan seseorang, hubungi aku jika ada masalah," ucap Sarah.
"Ya, terima kasih sudah menjenguk Kakekku," ucap Rissa.
"Nanti aku akan menghubungimu lagi dan ingat nanti malam kamu masih ada janji denganku," ucap Sarah.
"Iya, aku akan menunggumu nanti malam," jawab Rissa.
"Aku pergi dulu." Sarah kemudian pergi sambil melambaikan tangan dan berlalu di balik pintu.
Rissa selalu berlindung kepada Darren atau padaku, dulu pernah sampai Rissa tidak mau pulang ke mansion. Terlalu mustahil jika sekarang Rissa dan Daniel menjalin hubungan, dipikir seperti apapun aku tetap tidak menemukan jawabannya. Aku akan bertanya nanti pada Rissa bagaimana Daniel sekarang begitu perhatian, batin Sarah.
Melihat Rissa dan Daniel seperti ada hubungan membuat Sarah sangat penasaran. Dia masih ingat bagaimana dulu Daniel sengaja atau tidak sengaja selalu menyakiti Rissa.
"Ayo, kita makan siang dulu aku sudah lapar," ucap Daniel.
"Tunggu sebentar, aku mau memberikan tas ini dulu ke Shasa!" Rissa sembari membawa tas berisi pakaian dan keperluan kakek Adam.
"Terima kasih ,Shasa." Rissa setelah memberi tas kakek Adam ke Shasa.
"Jangan khawatir aku akan menjaganya dengan baik," ucap Shasa.
"Ya sudah, kami pergi dulu hubungi aku jika ada masalah," Rissa lalu pergi bersama Daniel.
Rissa dan Daniel menaiki mobil, mereka berdua pergi ke mall yang dekat dengan pantai.
"Daniel, apa Shasa akan merawat Kakek dengan baik?" tanya Rissa.
"Tentu saja, aku kan sudah membayarnya cukup mahal," Daniel terlihat sombong dengan wajahnya masih menatap kedepan.
"Terima kasih, Daniel," ucap Rissa dengan tersenyum ke arah Daniel.
"Apa kamu tidak marah, aku sudah mempekerjakan seorang perawat untuk Kakek tanpa memberitahumu?" tanya Daniel dengan menatap Rissa.
"Tentu tidak, bahkan aku sangat bersyukur jika kamu sangat perhatian pada Kakekku," jawab Rissa.
Apa aku akan terbawa dalam arus yang dalam dengan perasaanku sendiri... akan sulit bagiku untuk pergi nanti, batin Rissa.
Daniel sedang menghubungi seseorang lewat telepon genggam nya.
"Halo, tolong urus rapat dengan direktur keuangan di mall dekat pantai, katakan padanya aku akan menemui beliau disana," ucap Daniel pada seseorang.
"Apa kamu sibuk, jika sibuk kita batalkan saja makan siangnya?" tanya Rissa.
"Tidak apa-apa, ini hanya sebentar tidak akan lama," Daniel tersenyum melihat Rissa.
"Bukankah ini hari sabtu seharusnya mereka libur, tetapi kenapa kamu meminta mereka bekerja, apa ada masalah?" tanya Rissa.
"Tidak ada masalah hanya ada beberapa yang harus diselesaikan hari ini juga dan aku sengaja mengundangnya untuk makan siang," jawab Daniel.
"Oh, ya sudah kalau begitu," ucap Rissa.
"Apa kamu mengkhawatirkan aku?" tanya Daniel.
"Aku khawatir kamu terlalu lelah bekerja," jawab Rissa.
"Oh, manis sekali," Daniel mengusap-ngusap kepala Rissa sebentar.
Apakah ini ucapan yang tulus atau hanya kepura-puraan kami saja, memang terasa aneh jika kami langsung peduli satu sama lain, batin Rissa.
Sepanjang jalan sangat ramai oleh kendaraan. Rissa termenung memikirkan sesuatu.
Aku akan menjaga hati ini supaya tidak terbuai oleh kata-kata cinta yang manis. Aku juga tidak ingin terjebak terlalu dalam oleh perasaan cinta. Indahnya cinta ini hanya cukup didalam hati. Akan sangat menyakitkan jika aku tersadar nanti, karena ini hanya mimpi yang membuatku terluka, batin Rissa.
"Ada apa, kenapa kamu diam?" tanya Daniel.
"Tidak apa-apa," jawab Rissa.
"Apa kamu memikirkan sesuatu?" tanya Daniel penasaran.
"Tidak aku hanya sedikit lelah, boleh aku memejamkan mataku sebentar?" tanya Rissa.
"Istirahtlah, aku akan membangunkan mu nanti jika sudah sampai," Daniel lalu melirik ke arah Rissa.
Oh, cinta begitu indah dan hangat seandainya ini bukan mimpi. Lelah hati ini memikul beban kepura-puraan cinta seseorang. Cinta yang tulus atau cinta yang menyakitkan seperti belati yang siap menikam jantungku jika aku memeluk cintanya, batin Rissa.
Rissa tertidur di mobil Daniel, terlalu banyak yang dipikirkan hingga membuat pikiran dan tubuhnya sangat lelah. Apapun yang akan terjadi nanti mau tidak mau ia harus siap untuk menjalaninya.
Bersambung.
*
*
*
*
Haiii, apa kalian suka dengan cerita ini? jika suka mohon dukungan nya ya. Jangan lupa Like, VOTE dan Commentnya biar akyu makin semangat berkarya 🙏🙏 terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
👑
💕
2021-03-24
0
@BUMI_06
aku hadir baca lagi
2021-03-22
0
🌻Ruby Kejora
3like❤️❤️❤️
Smangat.. Sukses selalu
Mari slg dukung
2021-03-17
0