Adam yang kejam
Adam membuka matanya, karena ia merasa ada sesuatu yang menempel di pipi kanannya, dan itu mengganggu baginya. Ia melirik ke samping, dan ia melihat Kania ada disitu sambil menempelkan jari telunjuknya di pipi Adam
"Sedang apa kau!" Bentaknya
"Nyamuk mas" Ucap Kania, kini telunjuknya mendarat di pelipis Adam
"Ahhrrggg menyingkir kau!" Bentak Adam lagi, ia mendorong tubuh Kania agar menjauh darinya
Kania sontak tersungkur ke belakang, ia meringis sambil memegang kakinya yang terkilir karena tertindihi batu saat disungai tadi
"Ugrrhh" Ringisnya, sambil memegang kakinya yang terasa sakit
Adam melihat Kania yang sedang meringis kesakitan, dan ia memalingkan wajahnya, menatap kearah lain. Ia tidak peduli. Setelah itu suasana menjadi hening, Adam diam, begitu juga dengan Kania
"Ini semua karena kau" Ucap Adam memecah keheningan. Ia berbicara tanpa melirik, dan Adam mengeraskan rahangnya, serta jemarinya terkepal
"Kalau mas gak berbuat seperti itu, kejadian ini gak akan terjadi" Ucap Kania membela diri
"Jadi kau menyalahkanku!"
"Menurut mu mas" Kania mendongak
"Apakah ada suami seperti mu?!" Katanya. "Yang menyerahkan istrinya pada pria lain" Ucap Kania lagi, ia menatap sebal ke arah suaminya
"Sudah kubilang aku bukan suamimu sialan!" Adam menatap tajam, ia mencengkram dagu Kania
"Sa... sakit mas, lepas" Kania meringis, ia memegang pergelangan tangan Adam yang mencengkeram dagunya
"Tanamkan diotakmu yang dangkal itu" Kata Adam. " Kania, aku ini bukan suamimu, dan tidak akan pernah menjadi suamimu!" Bisik Adam dengan suara dingin tepat ditelinga gadis itu. Mendengar itu, tubuh Kania sontak gemetaran, jemarinya saling meremas dan *******
"Kalau gitu ceraikan aku mas" Ucap Kania dengan suara lirih, ia menatap nanar pada suaminya
"Sekarang ceraikan aku hiks hiks" Kania mulai menangis. "Biar aku tau menentukan jalanku sendiri mas huhuhu" Air mulai lolos dari pelupuk matanya
Kania menggeser sedikit tubuhnya, mendekat ke arah Adam. "Ceraikan aku mas" Katanya lagi memohon, ia bahkan tersungkur di bawah Kaki Adam, ia memohon sambil menangis, memeluk kaki Suaminya
"Ceraikan aku mas huhuhu" Tangisnya, ia membilas kaki suaminya dengan air matanya
"Diam kau" Ucap Adam
"Kau pikir kau ada harganya dimataku hah!" Ucap Adam dingin
"Kau jangan besar kepala Kania" Katanya. "Aku tidak sudi menahanmu terlalu lama menjadi istriku, aku muak" Katanya lagi
Kania mendongakkan kepalanya, menatap ke arah suaminya. Ia tak sangka kalau Adam akan berkata sekejam itu padanya. Kania menutup matanya, serta menelan ludahnya. Perkataan Adam begitu menancap dihatinya
"Tenang kau bodoh! Aku pasti segera menceraikan mu" Ucapnya dingin, serta menggeser paksa lengan Kania yang sedang memegang kakinya
Setelah kakek tidak ada, aku akan segera menceraikan mu, kalau bisa sekarang pun aku ingin sangat menceraikan mu. Aku muak, kau sungguh menjijikkan. Adam
Kenapa kau masih menahanku mas, aku mohon ceraikan aku, biar aku pun tau menentukan jalanku sendiri. Jangan tahan aku masss, aku mohon. Kania
"Kenapa kau sangat membenciku mas" Ucap Kania menangis bahkan sampai sesenggukan
"Aku yang seharusnya bertanya begitu Kania! Kenapa kau berbuat begitu pada Najira, sehingga kau tega menghancurkan pernikahannya" Ucap Adam, ia meremas kuat lengan gadis itu
"Berapa kali aku sudah menjelaskannya mas" Ucap Kania sambil meringis, karena cengkraman Adam sangat kuat
"Aku dijebak mas... aku dijebak, hiks hiks" Tangis mulai Pecah dari bibir gadis itu, ia menangis bahkan sampai tersengkal
"Kau pikir kau layak untuk dipercaya" Adam mencibir, ia memandang rendah pada istrinya itu
"Didunia ini gak ada wanita sebaik Najira, dia bahkan masih memikirkan perasaan mu walaupun kau telah menggoda calonnya. Heh, Pelacurr"
Kania diam, ia tidak tau lagi apa yang harus ia katakan untuk meyakinkan pria yang ada di depannya ini. Adam begitu keras, ia hanya menganggap kalau Najira adalah wanita paling baik di dunia. Najira bagai seorang malaikat yang hadir dihidupnya.
"Kalau nanti, besok, atau kapanpun itu. Jika aku berhasil membuktikan kalau diri ku tidak bersalah, kau pasti akan sangat menyesal mas" Ucap Kania dengan tatapan nanar. Ia duduk dan menyandarkan punggungnya ke dinding gereja tua
Adam memalingkan pandangannya menatap ke arah lain, ekspresi wajahnya sungguh tidak bersahabat
"Sampai kau matipun, aku tidak akan bisa menerima dirimu. Kau jangan besar kepala bodoh!" Lama ia diam, dan itu yang dikatakan Adam dari mulutnya
Mendengar itu Kania diam, ia menekuk sebelah kakinya yang tidak sakit, dan membenamkan wajahnya di atas lutut kaki itu
Ingat kata kata mu itu mas. Besok, nanti, atau kapanpun itu, disaat kau memohon maaf dariku, mungkin aku sudah berubah. Karena kau yang telah menyekolahkan aku dengan perlakuan mu selama ini, dan aku sudah lulus mas. Selamat, Kau telah meluluskanku lewat perbuatan mu.
Setelah itu hujan turun membasahi bumi. Air yang jatuh dari langit, turun dan menyelimuti bumi dan membasahi segala isinya.
Itu dia harinya, saat dimana rasa benci mulai bertunas dalam hati Kania.
...----------------...
Besok, nanti, atau kapanpun itu, disaat kau mulai sadar dan memohon maaf dari ku. Mungkin disitu aku sudah berubah. Jangan salahkan aku, karena kau yang telah menyekolahkan diriku dengan perbuatan mu selama ini.~Kania
...----------------...
Di rumah, Najira terlihat sedang mengotak atik ponselnya. Berkali kali ia menghubungi nomor yang sama.
"Kenapa?" Ucap Dito, selingkuhan Najira. Tubuhnya yang telanjang, mendekap perut polos milik Najira
"Adam, dari tadi ponselnya gak aktif" Ucap Najira khawatir, ia melirik ke arah Dito yang sedang memeluk perutnya
"Mungkin dia sedang bersenang senang dengan istrinya, seperti kita sekarang" Ucap Dito sambil tersenyum lebar. Cup, ia mencium sekilas perut Najira
Dito mengelus elus perut Najira dengan hidungnya, hingga gadis itu menggeliat kegelian.
"Dit, Ahh, geli.. hentikan Dito" Ucap Najira kegelian, ia meremas rambut pacarnya itu
Dito tidak menggubris apapun yang dikatakan pacarnya itu, ia tetap menjalankan aksinya. Lidahnya terjulur menelusuri perut Najira hingga bagian sensitif gadis itu
"Ahh Ahhh, Dit.. Dito he...hentikan sayang" Ucap Najira, desahan mulai lolos dari bibirnya. Jemarinya mencengkeram sprei akibat aksi Dito yang brutal
Ini hukuman karena kau masih memikirkan suamimu bahkan masih bersamaku. Aku akan menggigitmu habis habisan Najira.
"Kita lanjut beberapa ronde lagi" Ucap Dito, sambil tersenyum jahil pada Najira. Tangannya mulai tak terkendali
"Aku selalu siap" Ucap Najira. Ia mulai berbaring karena Dito menarik lengannya agar berbaring lagi ke ranjang
"Buka pahamu Jira" Ucap Dito Sambil tersenyum jahil
Setelah itu, hanya suara berisik akibat ulah mereka, dan decitan ranjang yang menghiasi malam mereka. Dua anak manusia itu telah melakukan hal gila untuk yang kesekian kalinya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
SariRenmaur SariRenmaur
semoga perbuatan zinah si najira kelihatan mata adam ya thoor
2021-05-18
0
Selvi Tyas
kania pengangguran ya thor
2021-02-26
0
Sazia Almira Santoso
adam kau pasti menyesal
2021-01-05
1