BAB 13. Bulan Madu

Bulan Madu

Hari ini lah harinya, perjalanan bulan maduku bersama Mas Adam. Aku sudah mengepak perlengkapan ku dan Mas Adam untuk satu bulan kedepan. Tapi sebelum itu, kami pergi dulu ke rumah sakit untuk berpamitan dengan kakek.

Di ruangan kakek, seperti biasa, aku mengupas kulit jeruk untuk kakek. Sepertinya ia sangat suka buah itu.

"Ingat, kalian harus memberi banyak cicit untuk kakek" Kakek bilang begitu padaku. Saat mendengar itu, serasa tubuhku menjadi kikuk dan membeku. Aku bingung harus menjawab apa, jadi aku hanya tersenyum canggung untuk menjawab keinginan kakek tadi.

Mas Adam yang duduk di sofa sambil bermain ponsel, tidak menggubris apapun yang aku bicarakan dengan kakek tadi. Ia seperti tenggelam dalam dunianya sendiri. Jarinya lihai mengetik layar ponsel, sesekali ada senyum yang muncul di garis bibir Mas Adam, senyum yang tidak pernah ditunjukkan padaku, Ahh apa yang kupikirkan si. Entah dengan siapa dia berbalas chat, aku tidak tau. Mungkin saja itu kak Jira

Tempat bulan madu kami kakeklah yang pilih. Suatu villa yang terletak di daerah xx, yang katanya tempatnya sangat dingin. Kakek memilih tempat sesuai seleranya kali ya. Vila ditengah pulau yang sekelilingnya adalah bukit dan gunung. Itulah tempat yang akan kami datangi

Awalnya Mas Adam ingin membawa kak Jira pergi bersama kami, tentunya tanpa sepengetahuan kakek ya. Tapi tidak jadi, kenapa? Karena kami tidak pergi berdua, melainkan tambah satu jiwa yaitu pak Guntur, orang kepercayaan kakek selain sekretaris Adi. Pastinya pak Guntur akan menjadi mata dan telinga kakek saat kami pergi bulan madu. Ahh kakek, ada ada saja

Tapi jujur aku senang pak Guntur bisa ikut dengan kami. Karena jika tidak, perjalanan bulan madu ini akan menjadi bulan madu Mas Adam dan kak Jira. Sedangkan aku? Jadi nyamuklah tentunya.

Mobil kami melaju, membelah jalan di segala keramaian kota. Pak Guntur duduk di kursi pengemudi, dia yang menyetir. Sedangkan aku dan suamiku duduk di belakang. Jujur aku menganggap kalau ini bukan bulan madu, melainkan hanya jalan jalan biasa. Karena ku tau, bulan madu itu tidak akan pernah ada di antara aku dan dia.

Mas Adam yang duduk di samping ku sedari tadi sibuk dengan ponselnya. Aku lihat sedikit dengan ekor mataku, kalau dia sedang mengecek Email yang dikirimkan oleh sekretaris Adi. Yah, sudah bisa kutebak kalau itu mengenai perusahaan. Ahh, apa dia memang benar sangat sibuk? Kalaupun iya, dia rela melakukannya bulan madu ini demi menuruti keinginan sang kakek. Dari situ jelas kita dapat melihat bahwa pria ini sangat menyayangi kakeknya.

Jadi, apakah ia juga akan mengabulkan keinginan kakek untuk mempunyai cicit. Ahh, aku tidak mau memikirkannya, tidak mau!

Aku memandang keluar, dan terlihatlah sawah yang membentang lebar. Sungguh cantik, kalau dikota kita tidak akan bisa melihat hal sekeren ini. Bagiku keren ya, kalau bagimu tidak, jadi fix, kita gak satu selera.

Sepertinya kami sudah sampai di pinggiran kota. Kebun teh yang luas merata kulihat di kiri dan kanan. Aku melirik Mas Adam lagi, kini dia sedang memandang keluar jendela yang ada di sampingnya. Aku menutup mataku, perjalanan ini sungguh membosankan.

Aku merasa ada yang ada yang mengguncang tubuhku secara pelan, samar samar ada juga yang memanggil manggil aku. "Nona.. nona bangun" Kubuka mataku perlahan, yang pertama kulihat adalah pak Guntur.

Apa aku ketiduran?

"Eh, iya pak? " Tanyaku sambil mengucek mata

"Kita sudah sampai nona" Jawab pak Guntur. Ia membuka lebar pintu mobil untuk ku. Aku melirik ke samping, dia tidak ada lagi disana

"Mas Adam dimana pak?" Aku nanya

"Tuan sudah masuk duluan, nona" Kata pak Guntur sambil membantu aku membawakan koper yang aku pegang.

Kami melangkah masuk ke villa yang lantai dan dindingnya adalah kayu. Villa kayu yang bentuknya unik dan elegan. Sekelilingnya adalah pohon, dan udara disini sungguhlah segar

Saat melihat pemandangan disini, rasa capek karena perjalanan jauh tak lagi terasa. Mataku sungguh segar saat melihat keindahan tempat ini. Hemm, Selera kakek lumayan juga.

Aku berjalan masuk. Pak Guntur mengikuti aku dari belakang, dan menunjukkan dimana kamarku berada. Kata pak Guntur, dia akan datang pagi, siang, dan menjelang malam, untuk mengantar makanan kami. Karena yang aku lihat, permukiman penduduk sangat jauh dari sini. Sekeliling Villa ini adalah hutan, yang terletak di dataran tinggi pegunungan. Jadi saat kita ingin melihat matahari terbit dan terbenam, kita tinggal berdiri di saja di dekat jendela dan tunggu alam melakukan kerjanya.

"Silahkan nona" Kata pak Guntur menunjukkan pintu kamarku. Villa ini dirancang hanya memiliki satu kamar, Jadi mau tidak mau, aku harus satu kamar dengan suamiku.

Aku masuk dan melangkah ke dalam. Didalam, aku tidak melihat Mas Adam disana. kemana lagi dia pergi, pikirku sambil mengedarkan pandanganku. Kujatuhkan tubuhku ke atas ranjang, mataku menatap atap, seperti sedang menerawang.

Disini cuma ada aku dan Mas Adam, apa yang akan terjadi ya?. Apa jangan jangan kak Jira akan datang tiba tiba lagi?. Ahh, kalau iya, aku nanti tidur dimana coba, masa diruang tengah!

Tidak lama, aku mendengar suara air mengalir dari kamar mandi. Apa Mas Adam lagi mandi ya? Pikirku. Entah apa yang kupikirkan saat itu, tapi intinya aku ingin menjalankan tugasku sebagai istri.

Aku beranjak dari tempat tidur, dan membuka koper berisi pakaian Mas Adam. Aku berniat menyiapkan pakaian untuk suamiku, aku mengambil kaos warna putih, dan celana santai selutut yang warnanya senada dengan kaos pilihanku tadi. Tak lupa pakaian dalamnya juga, aku meletakkan semua itu diatas ranjang.

Setelah itu aku duduk di atas ranjang. Menyandarkan punggung dan meluruskan kaki, sambil bermain hanphone. Tak lama kemudian, Mas Adam keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai jubah mandi. Aku melirik sedikit dengan ekor mataku. Dan terlihatlah dadanya yang putih bersih dari sela sela jubah mandi yang membalut tubuhnya. Rambutnya yang basah membuat dia terlihat sangat cool.

Dia menatap kearahku, mata kami bertemu. Eh, ada apa ini. Hei Hei jantung, tenanglah sedikit!. Dia mendekat ke arah ranjang, deg.. apa yang ingin dia lakukan, pikirku. Seketika wajahku terasa panas. Mas Adam mengambil pakaian yang tadi aku siapkan, serta matanya tetap menatap ke arah ku. Mas Adam memegang pakaian itu, dan memutar tubuhnya berjalan ke arah kamar mandi. Mataku menatap lekat punggungnya yang menjauh.

Didepan pintu kamar mandi, ia memberhentikan langkahnya dan menatap ke arahku lagi.

"Kau jangan berharap aku akan menyentuh mu" Katanya

"Ini hanya jalan-jalan, kau jangan berharap lebih!" Ucap Mas Adam dingin. Tatapannya sungguh tidak bersahabat. Tangannya sudah memegang hendel pintu

"Dan, kau tidak usah melakukan tugas seorang istri. Aku tidak perlu" Katanya lagi kepadaku. Setelah itu ia menghilang dibalik pintu yang tertutup

Saat itu sungguh aku merasa sebal dengan apa yang ku perbuat tadi. Lagi pula kenapa coba aku malah menyiapkan pakaiannya, kalau aku tau dengan jelas kalau dia tidak menyukai kehadiran ku di dekatnya. Aku yang bodoh, yang kubuat tadi hanya pekerjaan sia-sia.

***

Aku duduk di meja kecil yang ada di balkon, sambil baca novel dan coklat panas yang menemani. Jika malam hari, suara jangkrik yang terdengar, serta siulan angin yang berhembus membuat dahan dan rumput bergoyang.

Mas Adam bilang kalau dia akan tidur di sofa ruang tengah, dan aku yang dikamar. Kukira aku yang akan disuruh tidur di sofa, ternyata dia masih punya hati.

Di sofa, Mas Adam tiduran sambil menaikkan kakinya ke sandaran sofa, ia menatap langit langit seperti sedang berpikir keras.

Permintaan kakek ini terlalu berat, aku gak sanggup ngelakuinnya. Benar aku gak bisa melakukannya, aku gak sudi menyentuh wanita itu.

Mas Adam duduk, ia memijit tengkuknya yang terasa pegal karena tidur di sofa. Aku harus cari cara lain. Pikirnya kemudian

Ahh, iya, kan bisa suntik ******. Mas Adam kegirangan, ia seperti mendapat oase di padang gurun. Ia meraih ponselnya, membuka internet. Mencari tau tentang proses penyuntikan ******

Mata Mas Adam membulat, ternyata prosesnya tidak simpel, tapi sangat panjang dan harus dilakukan dengan hati hati. Harus melewati pemeriksaan terhadap kedua pasangan dan masih banyak tahap yang lainnya.

Arggghhh. Mas Adam mengacak rambutnya kesal.

"Ahh, apa dilakukan nanti setelah pulang ke kota ya. Kalau disini mustahil, rumah sakit aja disini gak ada. Apa yang harus kulakukan nih" Ucap Mas Adam sambil menepuk jidatnya merasa sial

Lalu seperti ada bola lampu pembawa ide yang tiba tiba muncul. Ia menemukan satu cara jitu, menurutnya ya, kalau bagiku, itu sangat merugikan

Aku ingat dulu betapa gatalnya dia telah memperkosa diriku, pasti cara ini tidak keberatan baginya. Pikir Mas Adam. Dia tetap menganggap aku wanita gatal, walaupun aku telah menjelaskan semuanya. Ahh, sudahlah, dia memang tidak pernah percaya padaku. Tidak hanya dia, orang tua ku saja tidak mempercayai ku

Ia kembali mengambil ponselnya, dan menghubungi salah satu nomor yang tersimpan disitu. Mas Adam mendekatkan ponsel itu ketelinganya

"Iya tuan" Ucap seseorang dari Sebrang telepon

"Aku mau kau mencari seorang giigolo, besok harus ada" Katanya

"Kau antar ke pulau xx" Ujar Mas Adam lagi

"Baik tuan" Ucap orang itu

"Cari juga penginapan yang letaknya tidak jauh dari villa tempat aku bulan madu"

"Baik tuan, saya akan segera mengirim alamatnya pada anda" Kata seseorang dari Sebrang telepon. Tuttt, Mas Adam memutuskan sambungan telepon. Ia melempar asal ponsel itu

Mas Adam menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa. Ia tersenyum lebar

Masalah selesai. Tinggal cari pria yang akan menghamili wanita itu, gampang kan. Pasti dia juga tidak merasa keberatan, aku sudah kenal dengan sifat murahannya sejak kejadian itu

Segeralah dia cepat hamil, dan kakek akan senang. Kalau misalnya kakek gak ada lagi, dia akan kuceraikan, dia akan pergi bersama anaknya. Toh itu bukan anakku. Setelah itu tidak ada lagi yang mengganggu hubungan ku dengan Najira. Ha ha kau sangat jenius Adam.

Kira kira itulah rencana yang sudah disusun oleh Mas.

Dia sangat menyebalkan. Tapi yang lebih menyebalkan lagi adalah, aku yang tidak bisa membaca pikiran. Jadi saat itu aku tidak tau tentang rencana busuk Mas Adam padaku.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rina

Rina

jenius endasmu kui... nyatanya kamu dikibulin sama wanita yang amat sangat kamu cintai itu...huahahahaha

2022-12-21

1

borjun as

borjun as

hmmm kebanyakan nebak2 nih Kania...kadang2 bisa juga jadi cenayang karena dia tau apa yg sedang dilakukan dan direncanakan orang lain

2022-03-21

0

SariRenmaur SariRenmaur

SariRenmaur SariRenmaur

duh kasian jangan sampe terjadi tegaanya suami kaya adam

2021-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Pada Malam itu
2 BAB 2. Ketahuan
3 BAB 3. Apa Alasannya
4 BAB 4. Kesesakan hati Kania
5 BAB 5. Apa Dia Dalang nya?
6 BAB 6. Kejadian Malam itu
7 Pemberitahuan
8 BAB 7. Pembicaraan dua keluarga
9 BAB 8. Si Dalang yang jenius
10 BAB 9. Pernikahan
11 BAB 10. Kejutan ntuk Kania
12 BAB 11. Sang Cenayang
13 BAB 12. Rencana Bulan Madu
14 BAB 13. Bulan Madu
15 BAB 14. Pertengkaran
16 BAB 15. Adam yang kejam
17 BAB 16. Hujan
18 BAB 17. Penduduk Yang Ramah
19 BAB 18. Visual (Revisi)
20 BAB 19. Jangan menangis lagi
21 BAB. 20 Pulang
22 BAB 21. Orang Asing
23 BAB 22. Dapat Kerja
24 BAB 23. Kebencian yang selalu di pupuk
25 BAB 24. Utusan Kantin
26 BAB 25. Tempat Pulang
27 BAB 26. Tidak ada tempat untuk pulang
28 BAB 27. Najira yang Serakah
29 BAB 28. Ceraikan Aku
30 BAB 29. Resiko Tinggi mencintai mu
31 BAB 30. Bareng Jere
32 BAB 31. Adam Sakit
33 BAB 32. Ibu mertua
34 BAB 33. Masakan Kania
35 BAB 34. Salah Pegang
36 BAB 35. Kania yang cuek
37 BAB 36. Perjalanan pagi
38 BAB 37. Kania berubah
39 BAB 38. Rea Ezer
40 BAB 39. Rendy
41 BAB 40. DiBuang
42 BAB 41. KDRT
43 BAB 42. Perasaan Adam
44 BAB 43. Rendy yang Dewasa
45 BAB 44. Menurunkan Ego
46 BAB 45. Hanya pion
47 BAB 46. Mengintip Kania
48 BAB 47. Mas Adam kesurupan
49 BAB 48. Ego mu terlalu tinggi
50 BAB 49. Perjalanan yang memuakkan
51 BAB 50. Ditolak
52 BAB 51. Hak Suami
53 BAB 52. Surat Jere
54 BAB 53. Mencari Kania
55 BAB 54. Bangku Taman
56 BAB 55. Adam dan Kania (Part 1)
57 BAB 56. Adam dan Kania (Part 2)
58 BAB 57. Jika kamu menurut (Part 1)
59 BAB 58. Jika kau menurut (Part 2)
60 BAB 59. Memilih.
61 BAB 60. Prahara di rumah sakit
62 BAB 61. Kania Gembira
63 BAB 62. Adam Berubah
64 BAB 63. Kania hamil
65 BAB 64. Kakek Meninggal
66 BAB 65. ibu Hamil
67 BAB 66. Najira dan Merlin
68 BAB 67. Hasil Penyelidikan
69 BAB 68. Tamu
70 BAB 69. Kedatangan Adam
71 BAB 70. Kode Zero
72 BAB 71. Samsak
73 BAB 72. Kehancuran Adam
74 BAB 73. Usaha Adam
75 BAB 74. Susu Ibu hamil
76 BAB 75. Semangkok Mi
77 BAB 76. Seribu kali lipat
78 BAB 77. Periksa kandungan
79 BAB 78. Semua dibeli
80 BAB 79. Hanya kata Maaf.
81 Adik Author lagi Promosi
82 BAB 80. Kejutan
83 BAB 81. Pembalasan (Part 1)
84 BAB 82. Runtuhnya harga diri
85 BAB 83. Peretas yang jenius
86 BAB 84. Kedatangan Mama
87 BAB 85. Bumil Ngidam
88 BAB 86. Rahasia Rendy
89 BAB 87. Sang Peretas
90 BAB 88. Percobaan empat bulan
91 BAB 89. Pertengkaran lagi dan lagi
92 BAB 90. Bangkit
93 BAB 91. Sosok Rendy
94 BAB 92. Sosok Rendy
95 BAB 93. Semanis Cokelat
96 BAB 94. Mimpi
97 BAB 95. Batasan
98 BAB 96. Orang terbodoh di dunia
99 BAB 97. Melepaskan Mu
100 BAB 98. Lepaskan Aku [Tamat]
101 BAB 99. COOKIE 1 ( Taruhan konyol)
102 BAB 100. COOKIE 2 (Hati ku)
103 BAB 101. COOKIE 3. ( Lebih kuat)
104 BAB 102. COOKIE 4 (Melahirkan)REVISI
105 BAB 103. COOKIE 5 (Young Mom)REVISI
106 BAB 104. COOKIE 6. (Hari yang melelahkan)
107 BAB 105. COOKIE 7 (Masih berharap)
108 BAB 106 COOKIE 8 (Daddy)
109 BAB 107 COOKIE 9 (Sehari bersama Papa)
110 BAB 108. COOKIE 10 (Papa pergi)
111 BAB 109 COOKIE 11 (Sifat turunan)
112 BAB 110 COOKIE 12 (perfect Daddy)
113 BAB 111 COOKIE 13 (Rewel)
114 BAB 112 COOKIE 14 (Ayam tetangga)
115 BAB 113 COOKIE 15 (GIGIT)
116 BAB 114 COOKIE 16 (Makan malam bareng Papa)
117 BAB 115 COOKIE 17 (Seharian bersama Papa)
118 BAB 116 COOKIE 18 (Restoran Miracle)
119 BAB 117 COOKIE 19 (Pembalasan Dendam-Final)
120 BAB 118 COOKIE 20 (Papa, Mama, Rivad dan River)
121 Penutup 1
122 Penutup 2
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1. Pada Malam itu
2
BAB 2. Ketahuan
3
BAB 3. Apa Alasannya
4
BAB 4. Kesesakan hati Kania
5
BAB 5. Apa Dia Dalang nya?
6
BAB 6. Kejadian Malam itu
7
Pemberitahuan
8
BAB 7. Pembicaraan dua keluarga
9
BAB 8. Si Dalang yang jenius
10
BAB 9. Pernikahan
11
BAB 10. Kejutan ntuk Kania
12
BAB 11. Sang Cenayang
13
BAB 12. Rencana Bulan Madu
14
BAB 13. Bulan Madu
15
BAB 14. Pertengkaran
16
BAB 15. Adam yang kejam
17
BAB 16. Hujan
18
BAB 17. Penduduk Yang Ramah
19
BAB 18. Visual (Revisi)
20
BAB 19. Jangan menangis lagi
21
BAB. 20 Pulang
22
BAB 21. Orang Asing
23
BAB 22. Dapat Kerja
24
BAB 23. Kebencian yang selalu di pupuk
25
BAB 24. Utusan Kantin
26
BAB 25. Tempat Pulang
27
BAB 26. Tidak ada tempat untuk pulang
28
BAB 27. Najira yang Serakah
29
BAB 28. Ceraikan Aku
30
BAB 29. Resiko Tinggi mencintai mu
31
BAB 30. Bareng Jere
32
BAB 31. Adam Sakit
33
BAB 32. Ibu mertua
34
BAB 33. Masakan Kania
35
BAB 34. Salah Pegang
36
BAB 35. Kania yang cuek
37
BAB 36. Perjalanan pagi
38
BAB 37. Kania berubah
39
BAB 38. Rea Ezer
40
BAB 39. Rendy
41
BAB 40. DiBuang
42
BAB 41. KDRT
43
BAB 42. Perasaan Adam
44
BAB 43. Rendy yang Dewasa
45
BAB 44. Menurunkan Ego
46
BAB 45. Hanya pion
47
BAB 46. Mengintip Kania
48
BAB 47. Mas Adam kesurupan
49
BAB 48. Ego mu terlalu tinggi
50
BAB 49. Perjalanan yang memuakkan
51
BAB 50. Ditolak
52
BAB 51. Hak Suami
53
BAB 52. Surat Jere
54
BAB 53. Mencari Kania
55
BAB 54. Bangku Taman
56
BAB 55. Adam dan Kania (Part 1)
57
BAB 56. Adam dan Kania (Part 2)
58
BAB 57. Jika kamu menurut (Part 1)
59
BAB 58. Jika kau menurut (Part 2)
60
BAB 59. Memilih.
61
BAB 60. Prahara di rumah sakit
62
BAB 61. Kania Gembira
63
BAB 62. Adam Berubah
64
BAB 63. Kania hamil
65
BAB 64. Kakek Meninggal
66
BAB 65. ibu Hamil
67
BAB 66. Najira dan Merlin
68
BAB 67. Hasil Penyelidikan
69
BAB 68. Tamu
70
BAB 69. Kedatangan Adam
71
BAB 70. Kode Zero
72
BAB 71. Samsak
73
BAB 72. Kehancuran Adam
74
BAB 73. Usaha Adam
75
BAB 74. Susu Ibu hamil
76
BAB 75. Semangkok Mi
77
BAB 76. Seribu kali lipat
78
BAB 77. Periksa kandungan
79
BAB 78. Semua dibeli
80
BAB 79. Hanya kata Maaf.
81
Adik Author lagi Promosi
82
BAB 80. Kejutan
83
BAB 81. Pembalasan (Part 1)
84
BAB 82. Runtuhnya harga diri
85
BAB 83. Peretas yang jenius
86
BAB 84. Kedatangan Mama
87
BAB 85. Bumil Ngidam
88
BAB 86. Rahasia Rendy
89
BAB 87. Sang Peretas
90
BAB 88. Percobaan empat bulan
91
BAB 89. Pertengkaran lagi dan lagi
92
BAB 90. Bangkit
93
BAB 91. Sosok Rendy
94
BAB 92. Sosok Rendy
95
BAB 93. Semanis Cokelat
96
BAB 94. Mimpi
97
BAB 95. Batasan
98
BAB 96. Orang terbodoh di dunia
99
BAB 97. Melepaskan Mu
100
BAB 98. Lepaskan Aku [Tamat]
101
BAB 99. COOKIE 1 ( Taruhan konyol)
102
BAB 100. COOKIE 2 (Hati ku)
103
BAB 101. COOKIE 3. ( Lebih kuat)
104
BAB 102. COOKIE 4 (Melahirkan)REVISI
105
BAB 103. COOKIE 5 (Young Mom)REVISI
106
BAB 104. COOKIE 6. (Hari yang melelahkan)
107
BAB 105. COOKIE 7 (Masih berharap)
108
BAB 106 COOKIE 8 (Daddy)
109
BAB 107 COOKIE 9 (Sehari bersama Papa)
110
BAB 108. COOKIE 10 (Papa pergi)
111
BAB 109 COOKIE 11 (Sifat turunan)
112
BAB 110 COOKIE 12 (perfect Daddy)
113
BAB 111 COOKIE 13 (Rewel)
114
BAB 112 COOKIE 14 (Ayam tetangga)
115
BAB 113 COOKIE 15 (GIGIT)
116
BAB 114 COOKIE 16 (Makan malam bareng Papa)
117
BAB 115 COOKIE 17 (Seharian bersama Papa)
118
BAB 116 COOKIE 18 (Restoran Miracle)
119
BAB 117 COOKIE 19 (Pembalasan Dendam-Final)
120
BAB 118 COOKIE 20 (Papa, Mama, Rivad dan River)
121
Penutup 1
122
Penutup 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!